Beranda / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 68 - Teman Tidak Akan Mengkhianati Teman Yang Paling Berarti

Share

Bab 68 - Teman Tidak Akan Mengkhianati Teman Yang Paling Berarti

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 14:02:32

A-Yao membulatkan mata terkejut saat mendengar suara pintu terbuka. Dia bergelung tegang di dalam selimut. Seseorang pasti telah memasuki kamar ini.

Tak lama, terdengar suara pemantik api yang menyala, seseorang pasti meniupnya. A-Yao takut-takut membuka mata, tubuhnya terbungkus selimut dan menghadap dinding kamar. Sehingga dia tidak bisa melihat siapa yang diam-diam memasuki kamar Selir Rong.

Mata A-Yao membuka sempurna saat melihat ruangan gelap ini tiba-tiba bercahaya remang. Seseorang pasti telah menyalakan lilin di atas kandil. Siapa yang sudah melakukannya.

“Yinlan, aku datang untuk meminta maaf padamu.” suara itu terdengar disertai langkah kaki mendekat.

A-Yao tercekat seketika, dia berkeringat dingin, dia sangat ketakutan. Ini masih cukup terang, orang-orang di istana belum tidur. Dan Jing Xuan diam-diam datang ke kamar Yinlan seperti ini?

“Kau masih marah padaku?” suara Jing Xuan terdengar lagi. Kali ini lebih dekat dari sebelumnya.

A-Yao merasa sepertinya Jing Xuan sud
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 69 - Beberapa Hal Harus Ditemukan Sendiri Jawabannya

    Brak! Shangguan Zhi memukul meja dan menyambar kerah baju Liu Xingsheng. Dia berdiri dari kursinya dan mendorongnya hingga menabrak dinding kamar. Suara 'buk' terdengar ketika Shangguan Zhi memukul wajahnya. Liu Xingsheng meringis. Xie Yinlan berdiri panik menyadari situasi yang berubah dengan sangat cepat. “Dengar, Liu Xingsheng. Kakakku, tidak pernah membunuh siapa pun.” Liu Xingsheng terkekeh, “Dia mengatakan itu dengan mulutnya sendiri. Kau berharap aku menganggap itu hanya kebohongan? Shangguan Zhi, kau jangan lupa, siapa yang membuat kita saling bermusuhan.” Shangguan Zhi melonggarkan cengkeramannya, dia melangkah mundur, kemudian memukul wajah Liu Xingsheng dengan cukup keras. “Siapa yang membuat kita bermusuhan? Siapa pun orang itu, tak ada hubungannya dengan Shangguan Yan! Kau hanya memanfaatkannya karena dia terkenal di persilatan. Liu Xingsheng, kau jangan keterlaluan, fitnahanmu itu membuatnya memiliki banyak musuh dan harus hidup bersembunyi, bahkan menyamarkan iden

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 70 - Benang Cinta Sudah Terikat

    Xie Yinlan menunduk, memandangi butiran salju yang jatuh di dekat kakinya, rasanya dingin sekali, saat salju ini melintasi dirinya. Pakaian yang dia kenakan tak cukup hangat. Dia gemetar, bukan karena tak mampu menahan dingin, justru karena takut pada sosok berjubah gelap yang berdiri sepuluh langkah darinya. “Apakah kau tidak bisa berbicara?” Jing Xuan melangkah, langkahnya yang lebar itu, hanya perlu beberapa langkah untuk tiba di depan Xie Yinlan. Yinlan menggerakkan kakinya ke belakang, tapi tubuhnya seperti lemah sekali sampai tak mampu melangkah dengan benar. Jing Xuan menyambar bahunya yang nyaris terhuyung jatuh. Kedua netra saling bertubrukan, Xie Yinlan menahan napas, tatapan buas itu seolah akan memakannya hidup-hidup. Tiba-tiba, Jing Xuan melepas jubah tebalnya, lalu memakainya di tubuh Yinlan yang kedingingan. Dia mengembangkan payung yang selama ini dibawa olehnya, untuk melindungi kepala Yinlan dari butiran salju yang berjatuhan. “Apa pun yang hendak kau lakukan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 71 - Matahari Masih Bersinar Untukmu

    Salju kembali turun pada jam dua dini hari, jendela di lantai lima masih terbuka lebar, hawa dingin menerobos ke dalam tanpa permisi. Menerpa dua insan yang bergelung di bawah selimut tebal, saling berpelukan dengan cinta. Kamar itu tampak sedikit berantakan karena pakaian yang berserakan di lantai. Sisanya, tampak tidak berubah seperti sedia kala. Yinlan membuka matanya, menatap wajah Jing Xuan yang sedekat itu, dia tersenyum, menikmati keindahan yang tak ternilai ini. Dia mengangkat tangannya, mengusap ujung hidung Jing Xuan yang mancung itu, perlahan mengusap alisnya yang tebal. Jika dibandingkan dengan Ling Xiao, suaminya di kehidupan masa lalunya, Jing Xuan jauh lebih baik dari segi mana pun. Jing Xuan tiba-tiba membuka matanya, lembut menatap Xie Yinlan yang terkejut. Senyum tipis mulai mengembang, Jing Xuan bertanya pelan, “Kenapa masih belum tidur? Harusnya kau sudah cukup lelah, kan?” Yinlan menggigit bibir, sedikit panik, “Aku hanya belum mengantuk.” “Apakah kau masi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 72 - Wanita Dari Tempat Jauh

    Yinlan mengembuskan napas pelan, dia menyelimuti Jing Xuan dengan rapat, kemudian merapikan peralatan medisnya. “Apakah sudah selesai?” Mao Lian mendekat, Liu Xingsheng berdiri di dekat pintu dengan kedua lengan terlipat di depan dada. Yinlan ber-hssh pelan, “Yang Mulia baru saja tertidur.” Mao Lian mengisyaratkan padanya agar dia mengikutinya ke lantai bawah bersama Liu Xingsheng. Yinlan mengangguk dan berjalan menuruni anak tangga. “Selir, kau bisa kembali ke Paviliun Hua Rong sekarang. Terima kasih karena sudah menjaganya semalaman.” Mao Lian berkata sambil menyeringai lebar, dia menggaruk tengkuknya, sedikit canggung saat mengatakan ‘semalaman’. “Eh? Aku pulang? Bagaimana jika dia bangun?” Yinlan menatap tak percaya. “Aku akan menjaganya, kau pulang saja. Lagi pula …, Yang Mulia sudah berpesan agar aku mengantarmu kembali setelah semuanya selesai. Ada kemungkinan Permaisuri juga datang ke sini dalam waktu dekat, lebih baik dia jangan sampai tahu kalau kau sempat berada di si

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 73 - Pemeriksaan Mandiri

    “Apa?! Jadi …, dia menjemputmu di luar Istana?” A-Yao berseru tak percaya. Yinlan menutup mulutnya rapat-rapat, dia melotot tajam, “Apakah aku perlu menghancurkan pita suaramu?” A-Yao segera diam, kemudian menggeleng. Dia merasa ini terlalu mengejutkan baginya. Dia berpikir berkali-kali tentang kalimat yang Jing Xuan ucapkan padanya saat mengira kalau dia adalah Yinlan. “Omong-omong, saat duduk di ranjang ini dan mengira aku adalah kau …, Yang Mulia juga mengatakan beberapa patah kata untukmu, Selir.” A-Yao menatap langit-langit kamar sambil berpikir. “Memangnya kalimat seperti apa?” A-Yao meletakkan telunjuk dan ibu jarinya di dagu, terus mendongak melihat langit-langit, berpikir keras, “Hm …, seingatku, dia memulainya dengan meminta maaf, kemudian bertanya apakah kau marah padanya? Lalu mengatakan kalau semua yang dia lakukan padamu itu sejatinya untuk melindungimu. Aku tidak mengerti, tapi sepertinya permintaan maafnya itu tulus, Selir.” Yinlan terdiam dengan senyum tipis di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 74 - Orang Gila Dari Gunung Xuanwu

    Sudah sejak dua hari yang lalu Nanzhou dihujani salju lebat, membuat jalanan diselimuti warna putih, para pejalan kaki mengenakan mantel tebal dan mengembangkan payung. Xi Feng berjalan pelan menuntun kudanya memasuki gerbang kota setelah menerima surat jalannya yang baru diperiksa petugas di gerbang. Bola matanya bergerak ke sana kemari mencari tempat di mana dia bisa menemukan informasi yang akurat. Xi Feng pernah tinggal cukup lama di Nanzhou. Dia mengenal kota ini dengan sangat baik. Beberapa orang yang lewat bahkan menyapanya karena masih mengingat wajahnya yang memiliki ciri khas bekas luka di pipi itu. Dia murid seorang tabib yang terkenal di dunia persilatan bersama Liu Xingsheng dan Shangguan Zhi sebelum kedua orang itu pindah ke akademi pengobatan yang dikelola kekaisaran. Xi Feng mengikat kudanya di depan sebuah restoran cepat saji yang berada tak jauh dari gerbang utama kota. Dia mendongak dan sebentar menatap nama restoran itu. Matanya memicing, “Restoran Zhuque,” s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 75 - Mencintai Dua Wanita Di Waktu Yang Sama

    Mereka memasuki Hutan Nanzhou, duduk di atas punggung kuda yang berlari kencang membelah jalanan bersalju tebal. Shangguan Yan memimpin jalan, Xi Feng menyusul di sampingnya dengan patuh. Beberapa saat yang lalu, Shangguan Yan memperingatkannya sesuatu, berkata bahwa dia harus berhati-hati dan mengamati sekitar dengan baik. “Hutan ini adalah persinggahan pembunuh bayaran. Jika tidak ingin menjadi korban salah sasaran, kau harus memperhatikan sekitarmu dengan baik.” Xi Feng terkekeh, “Aku tidak sebodoh itu, Shangguan Yan. Kau juga jangan lupa, sebelum menjadi Tabib Kekaisaran, aku pernah menggemparkan Dunia Persilatan dengan gelar Tabib Racun yang kumiliki.” Shangguan Yan menanggapinya dengan tawa renyah, “Sebaiknya kau jangan terlalu sombong. Sehebat apa pun Tabib Racun, para pembunuh bayaran ini bukan tandinganmu tentu saja.” Xi Feng mendengus, mengentakkan tali kemudinya dan melesat mendahului Shangguan Yan. Wanita itu tampak santai saja meski hutan yang sedang dilaluinya sema

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 76 - Rencana Ibu Suri

    Setelah memanggil Tabib Senior Pei, Xie Qingyan berpapasan dengan pelayan dari Istana Mingyue. Pelayan itu mengatakan bahwa Ibu Suri datang untuk mengunjunginya. Xie Qingyan mengurungkan niatnya yang hendak kembali ke Paviliun Longwei. Dia meninggalkan pesan pada Tabib Senior Pei agar disampaikan pada Jing Xuan, “Katakan aku telah kembali ke kediaman, Yang Mulia harus beristirahat yang cukup, aku akan datang lagi pada sore hari.” Tabib Senior Pei mengangguk, “Baik, Yang Mulia.” Tabib senior yang sudah beruban dan berjalan memakai tongkat itu tersenyum tipis, berjalan kembali ke Balai Kesehatan Istana tanpa pergi ke Paviliun Longwei sama sekali. “Dia masih saja tidak menyadarinya. Pria tua bangka sepertiku mana mungkin sanggup menaiki anak tangga yang banyak itu hingga tiba di puncak paviliun.” Tabib Senior Pei terkekeh. Sementara di Paviliun Longwei, Jing Xuan menyuruh Mao Lian turun untuk memberitahu Tabib Senior Pei agar tak perlu mendatanginya. Mao Lian tertawa lebar, “Yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11

Bab terbaru

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Special Chapter : Sudah Tahu Cara Melindungi Wanita

    Istana Guangping menjadi sangat ramai lima tahun ke depan. Dua orang anak yang terlihat sangat mirip setiap hari berlarian di halamannya, saling mengejar, saling mencoba menjatuhkan. Satu anak adalah perempuan, dia memegang pedang kayu dan terus mengarahkannya pada si anak laki-laki sambil berkata, “Berhenti, penjahat!” Semenatra yang laki-laki tertawa riang, terus berkata bahwa si anak perempuan tidak akan bisa menangkapnya. Di dalam istana, Yinlan sedang sibuk menatap sejumlah tusuk rambut di atas meja. Bingung memilih mau pakai yang mana. “Bagaimana dengan ini?” Jing Xuan menunjukkan tusuk konde yang berwarna perak dengan batu giok putih yang indah. Yinlan menggeleng, “Aku rasa aku sudah memakai itu kemarin lusa.” “Tidak apa, pakai lagi saja.” Jing Xuan menguap, sudah satu jam dia berdiri di depan meja rias Yinlan, dan gadis itu masih belum menentukan akan memakai apa. “Aku pakai ini saja lah.” Yinlan mengambil tusuk rambut bunga rong yang pernah Jing Xuan berikan padanya du

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 223 (END) - Wanita Paling Beruntung

    A-Yao tampak kerepotan, menerima sejumlah hadiah dari tamu-tamu luar Ibukota yang menghadiri pernikahan terbesar di seluruh Kekaisaran Jing ini. “A-Yao, sampaikan ucapan selamatku pada Permaisuri, ya?” terlihat Nona Kelima Jiang tersenyum ramah sambil menyerahkan sebuah kotak kayu besar. A-Yao mengangguk sambil tersenyum, “Terima kasih sudah datang.” Mao Lian berdiri di dekat pintu sambil menatapnya dengan tatapan remeh, “Kau tampak sibuk, A-Yao.” A-Yao mendengus sambil menatap tajam ke arahnya, “Dari pada diam menjadi pagar seperti itu, lebih baik kau membantuku.” Mao Lian terkekeh lalu menghampirinya. Sebelum mulai membantu, dia mendekatkan mulutnya ke telinga A-Yao dan berbisik, “Baru saja Yang Mulia memberkati pernikahan untukku, A-Yao. Apakah kau terkejut?” A-Yao terdiam kaku, matanya membulat sempurna, berkedip beberapa kali. “Be-benarkah? Bagaimana mungkin,” A-Yao menyeringai tipis, mencoba mengendalikan perasaannya yang tidak karuan. Dia membatin, ‘Diberkati pernikahan?

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 222 - Lebih Dari Teman

    Yinlan merebahkan tubuhnya di ranjang, Jing Xuan menjadikan pahanya sebagai bantal. Tangannya bergerak mengusap pelan helai rambut panjangnya. Aroma wangi ini, Jing Xuan sangat merindukannya. Sejak baru tiba sore lalu, Yinlan sama sekali tak mau melepaskannya. Dia selalu tersenyum dan berkata harus selalu bersama untuk menebus hari-hari saat berpisah. “A-Yin, berapa bulan lagi sampai hari kelahirannya?” tanya Jing Xuan, memecah keheningan. “Hm …,” Yinlan berpikir sejenak, “Ini sudah lama memasuki bulan ke-tujuh. Sebentar lagi bulan ke-delapan.” “Sebentar lagi, ya ….” Jing Xuan menghela napas, “Tapi dua bulan lagi sangat lama.”“Jika melewatinya bersama-sama, harusnya tidak terlalu lama.” Yinlan tersenyum lebar sampai matanya menyipit. “A-Yin, aku tidak bisa menepati janjiku untuk menikahimu di ujung musim dingin.” Jing Xuan menunduk merasa bersalah. Yinlan menepuk punggung tangannya, “Kita menikah di awal musim semi saja. Bukankah itu bagus?” “Apakah menurutmu begitu?” Yinlan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 221 - Papan Arwah Istri Tercinta

    Dua minggu kemudian. Kabar mengenai kepulangan Jing Xuan telah tiba di Istana. Semua orang menyambutnya di depan gerbang istana, termasuk Yinlan dan Ibu Suri. Kabar peperangan dengan Negara Shang yang mendadak itu juga telah sampai di Ibukota sejak dua minggu lalu. Para warga merasa bersyukur saat tahu sang Kaisar berada di sana untuk meredakan kekacauan. Kini, mereka sudah berkumpul di tepian jalan untuk menyambut Kaisar mereka. Melempar bunga dengan wajah tersenyum lebar, sambil memanjatkan do’a dan pujian untuk pahlawan nomor satu itu. Jing Xuan hanya menaiki seekor kuda hitam, tidak ada tandu atau kereta kuda yang mewah yang menemaninya. Di belakangnya hanya ada dua orang tabib, dan sepuluh orang prajurit yang mengantar kepergiannya. Itu sungguh hanya kepulangan sederhana yang tidak disiapkan secara khusus. Namun semua orang justru merasa senang untuknya dan mengucapkan beribu-ribu kata syukur. Jing Xuan juga secara khusus turun dari kudanya dan menggendong anak-anak usia tig

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 220 - Tanah dari Kampung Halaman

    Kamp Militer Perbatasan Utara. Jing Xuan duduk tegak di kursi, wajahnya sangat serius. Dia sedang membaca sebuah buku. Buku medis kuno yang Shangguan Yan bawa dari ruang bawah tanah beracun milik Ye Qing di Tingzhou. Dalam buku itu, tertulis bahwa Teratai Hitam bukanlah racun. Melainkan sejenis obat mujarab yang bisa membentuk ketangguhan fisik luar biasa, obat yang bisa menetralisir semua jenis racun yang tumbuh di dunia ini. Obat itu memberikan efek samping yang cukup kejam bagi pemakainya. Semua gejala menyakitkan yang Yinlan alami setiap bulan itu adalah efek sampingnya. Dan selamanya tidak bisa dihilangkan. Dalam setiap bulan, akan selalu ada hari di mana tubuh itu sendiri tiba di titik terlemahnya. Jing Xuan menggeram, “Kenapa aku tidak mengalami siklus bulanan ini juga? Padahal aku jelas-jelas meminumnya, kan?” Xi Feng menghela napas, “Yang Mulia, Teratai Hitam yang kau minum itu hanya semangkuk penawar racun saja, bukan lagi jenis obat yang sama. Permaisuri meminum selur

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 219 - Ibu Yang Tidak Layak

    Satu minggu kemudian, Selir Agung Qin ditemukan di Prefektur Barat Ibukota. Jubah kekaisarannya entah hilang ke mana, semua perhiasan emas yang melekat di tubuhnya juga telah raib. Pangeran Ming menggunakan kereta kuda untuk membawanya kembali ke Istana. Sepanjang perjalanan, Selir Agung tidak mengeluarkan sepatah kata pun meski Pangeran Ming berada tepat di depannya. Pangeran Ming tidak berharap wanita itu akan bertanya tentang kenapa dia ditangkap, atau mau membawanya ke mana. Dia berpikir wanita ini akan menanyakan keadaan putranya. Namun keduanya sama sekali tidak terdengar keluar dari mulutnya. Pangeran Ming menghela napas, dia mengeluarkan sapu tangan dengan bordir lambang Keluarga Jing miliknya. Lalu dia meletakkannya di atas paha Selir Agung dan berkata, “Sekalah kotoran di wajahmu. Haoyu tidak akan suka melihatnya.” Selir Agung tersenyum tipis, “Aku bahkan tidak pantas mengambil barang milik Keluarga Jing kalian.”“Memang benar …, lagi pula, untuk apa kau memedulikan pen

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 218 - Satu-satunya Keluarga

    Yu adalah marga sebenarnya Selir Agung Qin. Pangeran Ming menatap punggungnya, “Ibumu bahkan tidak memedulikan nasibmu, Haoyu.” Ruangan penjara itu semakin senyap, Pangeran Chi mengangkat kepala, lantas terkekeh pelan, “Kau tidak berhak menilai hubungan ibu dan anak di antara kami, Jing Tian.”“Satu hari setelah tindakan bodohmu, aku terus mencari keberadaan Selir Agung Qin di mana pun. Dia melarikan diri, bersembunyi di suatu tempat menunggu kesempatan pergi dari Ibukota yang sudah seperti neraka baginya ini. Tanpa memedulikan putranya.” Pangeran Ming diam sejenak. Dia menunggu Pangeran Chi berbalik dan menatapnya sebelum dia melanjutkan perkataan yang kian lama semakin menyakitkan itu. Namun Pangeran Chi tidak sebaik hati itu untuk mendengarkan penjelasannya. Dia tampak tidak begitu peduli dengan apa yang ibunya lakukan padanya. “Jing Haoyu.” Pangeran Ming menggeram dengan tangan mengepal. “Apa? Kau mau berkata bahwa aku ditelantarkan? Hah, kau juga tidak berhak.” Pangeran Mi

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 217 - Margaku Sekarang Adalah Yu

    Pangeran Ming menutup rapat pintu Istana Guangping, sebelum meninggalkan tempat itu, dia menghela napas pelan. “Yang Mulia, Biro Pusat Keamanan dan Kementerian Hukum sudah menunggu.” pengawalnya melaporkan. “Ada berapa orang yang terlibat dalam pemberontakan itu?” tanya Pangeran Ming, langkahnya dengan cepat meninggalkan Istana Guangping. “Kementerian Ritus dan Adipati Wei terlibat. Mereka bersekongkol mengadakan pernikahan palsu agar Tuan Muda Wei tidak dicurigai. Dia yang membantu Pangeran Chi menculik Tuan Muda Ouyang dari Suzhou untuk dicuri identitasnya.” “Nona Kelima Jiang mengalami depresi karena pernikahannya ternyata tidak sungguh-sungguh. Selir Agung Qin melarikan diri. Sementara waktu, dia mungkin masih berada di Ibukota karena semua gerbang telah ditutup sejak hari pemberontakan.” Pangeran Ming mengangguk-angguk, menerima semua laporan itu dengan cepat. “Jangan pernah membuka gerbang itu sebelum Selir Agung ditemukan. Berikan kompensasi atas kerugian yang dialami Nona

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 216 - Penyesalan

    BRUK! Jing Xuan meringis, tersungkur beberapa meter dari lokasi pertarungan. Pedangnya terlepas dari genggaman, berkelontang. Dia kembali berdiri dengan tubuh bergetar. Tangannya bergerak menyeka ujung bibir yang masih menyisakan jejak darah. Sudah lama dia tidak mengeluarkan banyak kekuatan. Tubuhnya terkejut menerima hantaman demi hantaman, terlebih, Ye Qing lebih berpengalaman, jelas lebih kuat berkali-kali lipat darinya. Jing Xuan memungut pedangnya. Memasang kuda-kuda kokoh, dia harus bisa segera mengakhirinya. Seseorang masih menunggunya dengan cemas. Shangguan Yan berteriak kencang, tubuhnya melesat cepat, melompat ke udara dengan Pedang Baijiu yang sudah berlumuran darah meski belum membunuh satu orang pun. Ye Qing mendengus, “Bocah merepotkan. Pergi kau ke neraka!” Shangguan Yan menyeringai, Liu Xingsheng melemparkan tombak Jing Xuan yang sebelumnya dibuang oleh Ye Qing. Dengan langkah halus, Shangguan Yan menjejakkan kakinya pada tombak yang masih melesat itu. Tangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status