Beranda / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 55 - Berlagak Seperti Penasihat

Share

Bab 55 - Berlagak Seperti Penasihat

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 10:31:29

Di tengah obrolan Xie Yinlan dan Shangguan Zhi, Mao Lian tiba-tiba datang dan membuat keduanya berhenti berbincang.

“Ah, Nona Kedua Shangguan sedang ada di sini.” Mao Lian tersenyum menyapa.

Yinlan menatap waspada ke arahnya, kalau-kalau Mao Lian melaporkan kunjungan Shangguan Zhi ini kepada Jing Xuan, entah apa yang akan dia dapatkan nanti.

Mao Lian tertawa kecil melihat tatapan Xie Yinlan yang tampak mencurigainya. Dia mengangkat tangannya sambil menggeleng, “Tenang saja, Selir. Aku datang bukan untuk menindasmu.”

“…”

Perkataan itu, tidakkah keterlaluan?

“Aku datang untuk menyampaikan titah Kaisar. Hukumanmu sudah dicabut.”

Wajah Yinlan tiba-tiba berseri, dia menatap Shangguan Zhi yang sudah tersenyum.

“Tapi kau masih tidak boleh meninggalkan Istana. Lagi pula, tidak baik bagimu terlalu sering keluar, Selir.” Mao Lian memperingatinya.

“Baiklah, baiklah, aku tahu.”

“Selir, kau tidak lupa ini hari apa?”

Hari apa? Yinlan berpikir apakah ada hal yang dia lupakan hari ini. Setela
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 56 - Kisah Masa Lalu Yang Tak Terlupakan

    Dari puncak menara bernama Paviliun Longwei ini, terhampar pemandangan yang memanjakan mata. Atap-atap istana yang berwarna emas itu terlihat berkilauan diterpa cahaya matahari. Yinlan tersenyum tipis, ada tempat setinggi ini untuk menikmati seluruh keindahan dari tempat ini. Di ruangan ini, dia juga melihat sebuah rak berisi banyak buku. Matanya menatap Jing Xuan yang duduk tenang dengan mata terpejam, dari raut wajahnya, tampaknya dia masih menahan sakit. Mao Lian mendekatinya dan bertanya, “Selir, maukah berjalan-jalan di paviliun ini bersamaku sambil menunggu Yang Mulia? Bagaimana pun, satu jam adalah waktu yang lama.” Yinlan berbalik dan mengangguk. Seperti yang dia ketahui, ada satu lantai lagi di atas sana. Mao Lian menyebutnya Kamar Putra Mahkota. Yang sebenarnya itu bukan kamar untuk Putra Mahkota. Melainkan ruangan favorit Jing Xuan semasa kecil. Karena sering menghabiskan waktunya di sini bersama Kaisar Terdahulu, Jing Xuan kecil nyaris tidak pernah tidur di kamarnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 57 - Menu Mematikan

    Satu jam telah berlalu sejak dia menusukkan jarum-jarum itu di tubuh Jing Xuan. Karena telah mengatur waktunya, dia bergegas turun menuju lantai empat setelah selesai mendengar cerita masa lalu dari Mao Lian. Dilihat dengan matanya, Jing Xuan sedang memejamkan mata dalam posisi lotus. Xie Yinlan tersenyum tipis, ‘Tampan sekali.’ Melihatnya duduk tenang seperti itu, tidak tampak lagi kalau dia adalah sosok kaisar dingin yang suka menindas selirnya. Xie Yinlan menghampirinya dan bertanya, “Bagaimana keadaanmu sekarang, Yang Mulia?” “Hm.” Jing Xuan hanya menjawab dengan gumaman pendek. Xie Yinlan sudah melepas semua jarumnya, dia merapikan barang-barangnya dan bersiap kembali ke Paviliun Hua Rong secepatnya. “Karena sudah di sini, kenapa tidak makan siang bersama saja?” Pertanyaan spontan dari mulut Jing Xuan itu sukses membuat tubuh Yinlan mematung di tempat. Dia bahkan merasakan jantungnya berdetak semakin cepat. Yinlan berbalik menatapnya dengan senyuman kikuk, “Ah …, tapi sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 58 - Makna Di Balik Gelar Terpilih

    Makan siang akhirnya dihidangkan di meja. Yinlan tersenyum yakin. Ikan di atas meja ini buatannya sendiri, meski ada campur tangan A-Shu di sana, setidaknya rasanya meyakinkan. “Duduklah.” Jing Xuan menutup bukunya. Dia menatap Yinlan yang sedang menata peralatan makan, dia menyiapkan nasi dan menuangkan air. Dia melakukannya dengan sungguh-sungguh, itu terlihat dari senyumannya yang lebar. “Kau tahu, Yinlan? Ini pertama kalinya aku membawa seseorang makan bersamaku di Paviliun Longwei.” Yinlan membeku, dia menatap Jing Xuan yang tampak sungguh-sungguh dengan kalimatnya. Pelan-pelan dia meletakkan mangkuk nasi di depan Jing Xuan. Dia tersenyum, “Itu artinya, ini juga pertama kalinya kau dibuat menunggu begitu lama di saat makan siangmu. Aku minta maaf, sebagai gantinya, cobalah makanan ini.” “Kau yakin tidak meletakkan apa pun di dalamnya, kan?” Jibg Xuan menatap tajam. ‘Astaga, pikiran buruknya itu menyakiti hati sekali.’ “Tenang saja, aku tidak punya motif yang mengharuskank

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 59 - Orang Gila Dari Gunung Xuanwu

    Dalam perjalanannya menuju Nanzhou, Xi Feng sempat beristirahat di sebuah kota mati. Dalam perjalanan panjangnya di Dunia Persilatan, Kota Mati adalah lokasi paling sakral yang dilewati setiap pendekar di kalangan tersebut. Xi Feng menyebutnya ‘Surga Bagi Para Tabib’ karena di dalam tempat sebesar ini, hanya dapat dihidupi berbagai spesies binatang melata dan reptil beracun seperti kalajengking dan ular. Suhu udara yang tinggi membuat tanah di sini cenderung tandus dengan warna cokelat terang. Tidak ada bangunan megah seperti pada kota-kota pada umumnya. Meski pun berada di wilayah Kekaisaran Jing, tempat ini merupakan daerah otonom yang memiliki hukum tersendiri.Kota ini bernama Jinghe, hanya ada tiga bangunan utama di dalamnya. Yaitu Paviliun Yige, Balai Utama Youhuang dan Rumah Judi Pu’er. Xi Feng melangkahkan kaki ke dalam Paviliun Yige. Orang pertama yang melihat kehadirannya adalah pria besar dengan bekas luka besar di kepalanya yang tak ditumbuhi rambut, mata kirinya rusak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 60 - Informasi di Perjamuan Bunga

    Sejumlah wanita bangsawan yang diundang dalam perjamuan telah berkumpul. Mereka berkerumun, didampingi pelayan pribadi masing-masing. Salah satu yang paling menonjol adalah Liu Yanran, Putri Kabupaten dari Nanzhou, yang juga adik Liu Xingsheng. Dia tiba di Istana Chengzhi beberapa menit lalu bersama pelayan pribadinya, Yunchang. Liu Yanran langsung menghampiri Permaisuri dan menyapanya dengan ramah. Dari kejauhan, Xie Yinlan mengamati. “Kudengar kakakmu juga akan hadir di perjamuan, Xianzhu.” Permaisuri menyentuh pundaknya sambil tersenyum senang, dia menunjuk kursi yang berhadapan dengan tempat duduk Tuan Putri Changle. “Terima kasih, Yang Mulia. Tapi, untuk apa seorang Tabib Istana juga datang?” Liu Yanran mendudukkan tubuhnya di kursi itu, sementara Permaisuri mengambil posisi di kursi sampingnya. “Dia mendampingi Yang Mulia Ibu Suri. Karena Yang Mulia Ibu Suri harus menjaga makanannya, jadi beliau membawa seorang tabib di sampingnya.” Yinlan duduk di samping Tuan Putri Chang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 61 - Pertunjukan Sihir

    Perjamuan berjalan meriah setelah Selir Agung Qin datang bersama Ibu Suri. Di belakang dua wanita itu, ada Tabib Liu dan dua orang pelayan pribadi mereka. Semua peserta perjamuan membungkuk dan memberi hormat pada kedua wanita yang berkuasa sejak era Kaisar Terdahulu itu. Xie Yinlan masih berdiri bersisian dengan Shangguan Zhi di dekat taman bunga. Sementara paviliun tempat perjamuan diadakan sudah dikerumuni oleh wanita-wanita yang hadir. Paviliun itu adalah tempat bagi para tamu khusus, mereka adalah Ibu Suri, Selir Agung Qin, Tuan Putri Changle, Liu Xianzhu dan Selir Rong. Undangan lain dipersiapkan untuk duduk di sepanjang halaman taman. “Terima kasih Nona-Nona sekalian sudah datang memeriahkan perjamuan bunga ini.” Ibu Suri tersenyum ramah. Xie Yinlan mengamati dari jauh, wanita tua itu tak seburuk yang dipikirannya ketika berhadapan dengan orang banyak. Tapi tentu saja, baginya, dia sama sekali bukan tipe mertua yang baik pada menantu kedua dari putra pertamanya. “Selir,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 62 - Hanya Cangkir Arak Biasa

    “Di ujung pedang berdarahmu yang telah tumbangHidup seseorang kau renggut tiada kasihanArak Bunga Persik menyisakan penyesalanSendirian menangis menyelami lautan awanMenggenggam setangkai bunga persik, kesepian.”Tepuk tangan dan seruan kagum menggema begitu Xie Qingyan menyebutkan nama penyair terkenal dari zaman dulu. Dia tersenyum, baru saja menyelesaikan puisinya. “Puisiku tadi terinspirasi dari syair awan milik penyair legendaris di Kekaisaran Jing, Wang Yue An.” “Wang Yue An adalah penyair yang pernah hidup di medan perang. Semua kisah yang dia sembunyikan di dalam syair-syairnya pasti berkaitan dengan penyesalannya di medan perang.” Selir Agung Qin memberikan komentar. “Puisimu barusan, terlihat hidup sekali, Yang Mulia. Seakan-akan kau adalah Wang Yue An yang baru saja keluar dari medan perang yang mengerikan.”Xie Qingyan menanggapinya dengan senyuman, “Ayahku pernah pergi berperang. Setiap kali kembali ke markas, Ibu selalu mengucapkan kalimat-kalimat indah seperti itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 63 - Cangkir Arak Bunga Sakura

    “Tidak, Yang Mulia Selir Agung.” Xie Yinlan berdiri dari tempat duduknya dengan raut percaya diri. Saat ini, seluruh mata tertuju padanya. Termasuk Putri Changle yang berdiri di sebelahnya, wanita itu memandang dengan tatapan yang sulit diartikan.“Apa maksudmu, Selir Rong?” Selir Agung Qin mendengus pelan, dia meletakkan cangkir arak itu di atas mejanya dengan keras. “Hei! Kalau meletakkannya seperti itu, nanti bisa rusak!” Yinlan bergegas mendekat ke mejanya dan menyambar cangkir itu. Dia mengangkatnya tepat di bawah cahaya matahari, matanya sedikit memicing dan memeriksa permukaan cangkir berwarna putih polos dengan corak samar-samar berwarna hitam itu. “Huh …, syukurlah tidak ada keretakan,” Yinlan menghela napas lega, kembali meletakkan cangkir itu di atas meja Selir Agung Qin. Semua orang bertanya-tanya ada apa dengan sikap beraninya itu. Dan kenapa dia sampai menerobos ke depan meja Selir Agung hanya karena dia meletakkan sebuah cangkir biasa dengan sedikit entakan?Tentu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05

Bab terbaru

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Special Chapter : Sudah Tahu Cara Melindungi Wanita

    Istana Guangping menjadi sangat ramai lima tahun ke depan. Dua orang anak yang terlihat sangat mirip setiap hari berlarian di halamannya, saling mengejar, saling mencoba menjatuhkan. Satu anak adalah perempuan, dia memegang pedang kayu dan terus mengarahkannya pada si anak laki-laki sambil berkata, “Berhenti, penjahat!” Semenatra yang laki-laki tertawa riang, terus berkata bahwa si anak perempuan tidak akan bisa menangkapnya. Di dalam istana, Yinlan sedang sibuk menatap sejumlah tusuk rambut di atas meja. Bingung memilih mau pakai yang mana. “Bagaimana dengan ini?” Jing Xuan menunjukkan tusuk konde yang berwarna perak dengan batu giok putih yang indah. Yinlan menggeleng, “Aku rasa aku sudah memakai itu kemarin lusa.” “Tidak apa, pakai lagi saja.” Jing Xuan menguap, sudah satu jam dia berdiri di depan meja rias Yinlan, dan gadis itu masih belum menentukan akan memakai apa. “Aku pakai ini saja lah.” Yinlan mengambil tusuk rambut bunga rong yang pernah Jing Xuan berikan padanya du

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 223 (END) - Wanita Paling Beruntung

    A-Yao tampak kerepotan, menerima sejumlah hadiah dari tamu-tamu luar Ibukota yang menghadiri pernikahan terbesar di seluruh Kekaisaran Jing ini. “A-Yao, sampaikan ucapan selamatku pada Permaisuri, ya?” terlihat Nona Kelima Jiang tersenyum ramah sambil menyerahkan sebuah kotak kayu besar. A-Yao mengangguk sambil tersenyum, “Terima kasih sudah datang.” Mao Lian berdiri di dekat pintu sambil menatapnya dengan tatapan remeh, “Kau tampak sibuk, A-Yao.” A-Yao mendengus sambil menatap tajam ke arahnya, “Dari pada diam menjadi pagar seperti itu, lebih baik kau membantuku.” Mao Lian terkekeh lalu menghampirinya. Sebelum mulai membantu, dia mendekatkan mulutnya ke telinga A-Yao dan berbisik, “Baru saja Yang Mulia memberkati pernikahan untukku, A-Yao. Apakah kau terkejut?” A-Yao terdiam kaku, matanya membulat sempurna, berkedip beberapa kali. “Be-benarkah? Bagaimana mungkin,” A-Yao menyeringai tipis, mencoba mengendalikan perasaannya yang tidak karuan. Dia membatin, ‘Diberkati pernikahan?

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 222 - Lebih Dari Teman

    Yinlan merebahkan tubuhnya di ranjang, Jing Xuan menjadikan pahanya sebagai bantal. Tangannya bergerak mengusap pelan helai rambut panjangnya. Aroma wangi ini, Jing Xuan sangat merindukannya. Sejak baru tiba sore lalu, Yinlan sama sekali tak mau melepaskannya. Dia selalu tersenyum dan berkata harus selalu bersama untuk menebus hari-hari saat berpisah. “A-Yin, berapa bulan lagi sampai hari kelahirannya?” tanya Jing Xuan, memecah keheningan. “Hm …,” Yinlan berpikir sejenak, “Ini sudah lama memasuki bulan ke-tujuh. Sebentar lagi bulan ke-delapan.” “Sebentar lagi, ya ….” Jing Xuan menghela napas, “Tapi dua bulan lagi sangat lama.”“Jika melewatinya bersama-sama, harusnya tidak terlalu lama.” Yinlan tersenyum lebar sampai matanya menyipit. “A-Yin, aku tidak bisa menepati janjiku untuk menikahimu di ujung musim dingin.” Jing Xuan menunduk merasa bersalah. Yinlan menepuk punggung tangannya, “Kita menikah di awal musim semi saja. Bukankah itu bagus?” “Apakah menurutmu begitu?” Yinlan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 221 - Papan Arwah Istri Tercinta

    Dua minggu kemudian. Kabar mengenai kepulangan Jing Xuan telah tiba di Istana. Semua orang menyambutnya di depan gerbang istana, termasuk Yinlan dan Ibu Suri. Kabar peperangan dengan Negara Shang yang mendadak itu juga telah sampai di Ibukota sejak dua minggu lalu. Para warga merasa bersyukur saat tahu sang Kaisar berada di sana untuk meredakan kekacauan. Kini, mereka sudah berkumpul di tepian jalan untuk menyambut Kaisar mereka. Melempar bunga dengan wajah tersenyum lebar, sambil memanjatkan do’a dan pujian untuk pahlawan nomor satu itu. Jing Xuan hanya menaiki seekor kuda hitam, tidak ada tandu atau kereta kuda yang mewah yang menemaninya. Di belakangnya hanya ada dua orang tabib, dan sepuluh orang prajurit yang mengantar kepergiannya. Itu sungguh hanya kepulangan sederhana yang tidak disiapkan secara khusus. Namun semua orang justru merasa senang untuknya dan mengucapkan beribu-ribu kata syukur. Jing Xuan juga secara khusus turun dari kudanya dan menggendong anak-anak usia tig

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 220 - Tanah dari Kampung Halaman

    Kamp Militer Perbatasan Utara. Jing Xuan duduk tegak di kursi, wajahnya sangat serius. Dia sedang membaca sebuah buku. Buku medis kuno yang Shangguan Yan bawa dari ruang bawah tanah beracun milik Ye Qing di Tingzhou. Dalam buku itu, tertulis bahwa Teratai Hitam bukanlah racun. Melainkan sejenis obat mujarab yang bisa membentuk ketangguhan fisik luar biasa, obat yang bisa menetralisir semua jenis racun yang tumbuh di dunia ini. Obat itu memberikan efek samping yang cukup kejam bagi pemakainya. Semua gejala menyakitkan yang Yinlan alami setiap bulan itu adalah efek sampingnya. Dan selamanya tidak bisa dihilangkan. Dalam setiap bulan, akan selalu ada hari di mana tubuh itu sendiri tiba di titik terlemahnya. Jing Xuan menggeram, “Kenapa aku tidak mengalami siklus bulanan ini juga? Padahal aku jelas-jelas meminumnya, kan?” Xi Feng menghela napas, “Yang Mulia, Teratai Hitam yang kau minum itu hanya semangkuk penawar racun saja, bukan lagi jenis obat yang sama. Permaisuri meminum selur

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 219 - Ibu Yang Tidak Layak

    Satu minggu kemudian, Selir Agung Qin ditemukan di Prefektur Barat Ibukota. Jubah kekaisarannya entah hilang ke mana, semua perhiasan emas yang melekat di tubuhnya juga telah raib. Pangeran Ming menggunakan kereta kuda untuk membawanya kembali ke Istana. Sepanjang perjalanan, Selir Agung tidak mengeluarkan sepatah kata pun meski Pangeran Ming berada tepat di depannya. Pangeran Ming tidak berharap wanita itu akan bertanya tentang kenapa dia ditangkap, atau mau membawanya ke mana. Dia berpikir wanita ini akan menanyakan keadaan putranya. Namun keduanya sama sekali tidak terdengar keluar dari mulutnya. Pangeran Ming menghela napas, dia mengeluarkan sapu tangan dengan bordir lambang Keluarga Jing miliknya. Lalu dia meletakkannya di atas paha Selir Agung dan berkata, “Sekalah kotoran di wajahmu. Haoyu tidak akan suka melihatnya.” Selir Agung tersenyum tipis, “Aku bahkan tidak pantas mengambil barang milik Keluarga Jing kalian.”“Memang benar …, lagi pula, untuk apa kau memedulikan pen

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 218 - Satu-satunya Keluarga

    Yu adalah marga sebenarnya Selir Agung Qin. Pangeran Ming menatap punggungnya, “Ibumu bahkan tidak memedulikan nasibmu, Haoyu.” Ruangan penjara itu semakin senyap, Pangeran Chi mengangkat kepala, lantas terkekeh pelan, “Kau tidak berhak menilai hubungan ibu dan anak di antara kami, Jing Tian.”“Satu hari setelah tindakan bodohmu, aku terus mencari keberadaan Selir Agung Qin di mana pun. Dia melarikan diri, bersembunyi di suatu tempat menunggu kesempatan pergi dari Ibukota yang sudah seperti neraka baginya ini. Tanpa memedulikan putranya.” Pangeran Ming diam sejenak. Dia menunggu Pangeran Chi berbalik dan menatapnya sebelum dia melanjutkan perkataan yang kian lama semakin menyakitkan itu. Namun Pangeran Chi tidak sebaik hati itu untuk mendengarkan penjelasannya. Dia tampak tidak begitu peduli dengan apa yang ibunya lakukan padanya. “Jing Haoyu.” Pangeran Ming menggeram dengan tangan mengepal. “Apa? Kau mau berkata bahwa aku ditelantarkan? Hah, kau juga tidak berhak.” Pangeran Mi

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 217 - Margaku Sekarang Adalah Yu

    Pangeran Ming menutup rapat pintu Istana Guangping, sebelum meninggalkan tempat itu, dia menghela napas pelan. “Yang Mulia, Biro Pusat Keamanan dan Kementerian Hukum sudah menunggu.” pengawalnya melaporkan. “Ada berapa orang yang terlibat dalam pemberontakan itu?” tanya Pangeran Ming, langkahnya dengan cepat meninggalkan Istana Guangping. “Kementerian Ritus dan Adipati Wei terlibat. Mereka bersekongkol mengadakan pernikahan palsu agar Tuan Muda Wei tidak dicurigai. Dia yang membantu Pangeran Chi menculik Tuan Muda Ouyang dari Suzhou untuk dicuri identitasnya.” “Nona Kelima Jiang mengalami depresi karena pernikahannya ternyata tidak sungguh-sungguh. Selir Agung Qin melarikan diri. Sementara waktu, dia mungkin masih berada di Ibukota karena semua gerbang telah ditutup sejak hari pemberontakan.” Pangeran Ming mengangguk-angguk, menerima semua laporan itu dengan cepat. “Jangan pernah membuka gerbang itu sebelum Selir Agung ditemukan. Berikan kompensasi atas kerugian yang dialami Nona

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 216 - Penyesalan

    BRUK! Jing Xuan meringis, tersungkur beberapa meter dari lokasi pertarungan. Pedangnya terlepas dari genggaman, berkelontang. Dia kembali berdiri dengan tubuh bergetar. Tangannya bergerak menyeka ujung bibir yang masih menyisakan jejak darah. Sudah lama dia tidak mengeluarkan banyak kekuatan. Tubuhnya terkejut menerima hantaman demi hantaman, terlebih, Ye Qing lebih berpengalaman, jelas lebih kuat berkali-kali lipat darinya. Jing Xuan memungut pedangnya. Memasang kuda-kuda kokoh, dia harus bisa segera mengakhirinya. Seseorang masih menunggunya dengan cemas. Shangguan Yan berteriak kencang, tubuhnya melesat cepat, melompat ke udara dengan Pedang Baijiu yang sudah berlumuran darah meski belum membunuh satu orang pun. Ye Qing mendengus, “Bocah merepotkan. Pergi kau ke neraka!” Shangguan Yan menyeringai, Liu Xingsheng melemparkan tombak Jing Xuan yang sebelumnya dibuang oleh Ye Qing. Dengan langkah halus, Shangguan Yan menjejakkan kakinya pada tombak yang masih melesat itu. Tangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status