Share

Bab 49 - Penyerangan

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2024-10-29 09:23:04

Suara berderit terdengar pelan, langkah kaki terdengar menyusul sesaat kemudian. Diikuti seruan panggilan yang ditujukan pada seseorang.

Ya. Liu Xingsheng.

Dua orang ini sudah berjanji akan menemui Liu Xingsheng di Dapur Obat Balai Kesehatan Istana untuk mengambil obat milik rekannya yang sedang terluka.

Namun setelah mengetuk pintu dan memanggil namanya berkali-kali, tetap tak ada orang yang menyahut dari dalam.

Itu membuat mereka berpikir Liu Xingsheng sudah meninggalkan dapur obat menuju suatu tempat yang masih ada di Balai Kesehatan Istana.

Sebelum meninggalkan ruangan ini, mereka berpapasan dengan salah satu rekan medis Liu Xingsheng, yang sepertinya dia tahu saat Liu Xingsheng memasuki ruangan ini dan belum melihatnya keluar.

Karena itulah, kedua Pengawal Kekaisaran memutuskan untuk membuka pintu dapur obat atas izin tabib itu dan mencari sendiri Liu Xingsheng yang mungkin masih berada di sini dan tidak mendengar suara mereka.

“Aneh sekali, kenapa ruangannya gelap?” salah
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 50 - Dia Mengabaikanmu, Yang Mulia

    “Selir Rong!” Mao Lian berseru dan menghentikan langkahnya di depan Paviliun Hua Rong. Dia berjongkok dengan napas tersengal-sengal. Yinlan yang sedang duduk di ruangan depan bersama A-Yao terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba itu. Mereka sedang duduk santai tanpa menghidangkan apa pun di atas meja. Mungkin karena keduanya sudah terbiasa mengobrol bersama di hari-hari yang begitu luang ini ….“Selir, kau baik-baik saja? Oh, syukurlah!” Mao Lian menghela napas lega. Dengan tak tahu malu, dia bergabung dengan Xie Yinlan dan A-Yao di meja yang dikelilingi empat kursi itu. Membuat kedua wanita itu saling menatap, ‘Apa yang terjadi psdanya?’“A-Yao, apakah tidak ada teh?” Mao Lian berlagak seolah sedang mengatur napasnya yang menderu. Yinlan menaikkan sebelah alisnya tidak mengerti, “Kau berlari dari Istana Depan ke sini?” Mao Lian mengangguk, “Oh, aku haus sekali. A-Yao, apakah ada teh? Aku sudah bertanya dua kali.” A-Yao tak langsung menurutinya, dia menatap Yinlan seolah mem

    Last Updated : 2024-10-29
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 51 - Orang Itu Adalah Liu Xingsheng

    Di Istana Mingyue.Permaisuri duduk di tepi ranjangnya dengan posisi santai, bahkan pahanya tampak terbuka, dan kerah baju mewah berwarna merahnya diturunkan hingga bahu. Jemarinya yang lentik menggenggam secangkir arak, Ada jejak pemerah bibir di tepi cangkirnya. Permaisuri menyeringai tipis saat menyadari Ning'er sudah memasuki kamarnya untuk melaporkan hal yang telah dia minta.“Bagaimana?” tanya Permaisuri. Ning'er menundukkan kepala dengan sopan, “Semuanya berjalan lancar, Yang Mulia.” Tatapan sayunya menatap Ning'er dengan penuh intimidasi, dia meletakkan cangkirnya yang sudah kosong itu, namun kaki cangkir tidak menapak dengan jelas sehingga membuatnya terjatuh dari tepi meja dan pecah. Ning'er menahan napas, Permaisuri mungkin akan mencercanya dengan berbagai kalimat buruk. “Kau membunuhnya?” tanya Permaisuri, suaranya merendah sehingga terdengar menakutkan bagi Ning'er. Ning'er menundukkan kepala, kemudian menjawab, “Tidak.” “Mengapa?” Permaisuri menatapnya dengan taja

    Last Updated : 2024-10-30
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 52 - Aku Mengikutimu

    Yinlan menelan ludah. Suasana mendadak begitu tegang. Yinlan melangkah mundur secara spontan, namun tubuhnya tertahan ranjang tidur Liu Xingsheng yang seakan tak membiarkannya melarikan diri saat itu juga. Yinlan mengepalkan tangannya yang mulai gemetar sedikit. Dengan rasa takut, dia memberanikan diri untuk tetap bergeming di tempatnya sampai orang di pintu itu menunjukkan wajahnya dan mendekat ke arahnya. Suara langkah kaki mendominasi, berkejaran dengan detak jantungnya yang kian bekerja lebih cepat dan padat. Yinlan tak mampu mengontrol deru napasnya yang mulai memburu. Akankah dia tertangkap seperti ini? Dituduh telah berniat membunuh Liu Xingsheng.“Liu Xingsheng memang diserang seperti itu, Xie Yinlan.” Suara itu muncul bersamaan dengan orangnya. Orang yang sangat Yinlan kenal, sekaligus juga sangat menyebalkan menurutnya. Siapa lagi, selain Yang Mulia Kaisar, Jing Xuan. Yinlan menatapnya sambil mendengus kesal. “Kau mengejutkanku.” Yinlan beralih dari tempatnya, berjongk

    Last Updated : 2024-10-30
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 53 - Rencana Pesta Perjamuan Bunga

    Sore yang sejuk, di Istana Dalam, Xie Qingyan berjalan anggun dengan gaun merahnya yang selalu menawan. Parasnya yang cantik sangat cocok dengan gaun merah itu, apalagi dia mengenakan beberapa perhiasan kepala yang mencolok. Seperti mahkota giok hijau yang belakangan ini ramai diperbincangkan orang-orang Ibukota. Juga riasan wajah yang tak terlihat natural tapi tetap nyaman di pandang itu. Ada apa Xie Qingyan berdandan seperti itu? Di belakangnya, A-Yao menenteng sebuah kotak panjang berwarna merah, ada kain sutra merah menyelimutinya. Raut wajah mereka tampak bagus.Di Aula Ji’an, Ibu Pelayan Bai membuka pintu aula dan membungkuk dengan sopan pada Ibu Suri yang duduk santai, dia melaporkan, “Yang Mulia. Yang Mulia Permaisuri datang berkunjung.” “Ah …, sudah datang, ya.” Ibu Suri tertawa kecil, dia meletakkan cangkir teh di atas meja, dia mengibaskan tangan kirinya, meminta dua pelayan yang sedang mengipasi dirinya segera undur diri dari Aula. Di dalam aula masih ada Selir Agung

    Last Updated : 2024-10-31
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 54 - Teman Masa Kecil

    Petang hari, Yinlan sudah kembali ke Paviliun Hua Rong, dia berjalan di antara pelayan-pelayan yang sedang membersihkan rumah dan halaman. Sepanjang jalan, dia tidak melihat A-Yao sama sekali. Saat bertanya pada salah satu dari pelayan-pelayan itu, mereka menjawab bahwa mereka tidak melihat A-Yao sejak berjam-jam yang lalu. Yinlan mendengus pelan, “Ke mana bocah itu?” Dia membuka pintu kamar, mengedarkan matanya ke segala sisi. Hari sudah petang dan A-Yao belum menyalakan lilin. Yinlan menyalakan semua lilin yang ada. Ketika ruangan sudah terang, dia menyapukan pandangannya untuk mencari A-Yao. “Astaga, anak itu.” Yinlan menghela napas pelan, menatap A-Yao yang tertidur pulas di atas meja. Kertas-kertas berserakan di lantai, kuas yang mengeras dan tinta yang mulai mengering. Ruangan itu lebih berantakan dari biasanya. “Dia benar-benar mempelajarinya seharian.” Yinlan tersenyum simpul, membereskan kekacauan itu sebelum membangunkan A-Yao dan menyuruhnya pindah ke kamarnya sendir

    Last Updated : 2024-10-31
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 55 - Berlagak Seperti Penasihat

    Di tengah obrolan Xie Yinlan dan Shangguan Zhi, Mao Lian tiba-tiba datang dan membuat keduanya berhenti berbincang. “Ah, Nona Kedua Shangguan sedang ada di sini.” Mao Lian tersenyum menyapa. Yinlan menatap waspada ke arahnya, kalau-kalau Mao Lian melaporkan kunjungan Shangguan Zhi ini kepada Jing Xuan, entah apa yang akan dia dapatkan nanti. Mao Lian tertawa kecil melihat tatapan Xie Yinlan yang tampak mencurigainya. Dia mengangkat tangannya sambil menggeleng, “Tenang saja, Selir. Aku datang bukan untuk menindasmu.” “…”Perkataan itu, tidakkah keterlaluan?“Aku datang untuk menyampaikan titah Kaisar. Hukumanmu sudah dicabut.” Wajah Yinlan tiba-tiba berseri, dia menatap Shangguan Zhi yang sudah tersenyum. “Tapi kau masih tidak boleh meninggalkan Istana. Lagi pula, tidak baik bagimu terlalu sering keluar, Selir.” Mao Lian memperingatinya. “Baiklah, baiklah, aku tahu.”“Selir, kau tidak lupa ini hari apa?” Hari apa? Yinlan berpikir apakah ada hal yang dia lupakan hari ini. Setela

    Last Updated : 2024-11-01
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 56 - Kisah Masa Lalu Yang Tak Terlupakan

    Dari puncak menara bernama Paviliun Longwei ini, terhampar pemandangan yang memanjakan mata. Atap-atap istana yang berwarna emas itu terlihat berkilauan diterpa cahaya matahari. Yinlan tersenyum tipis, ada tempat setinggi ini untuk menikmati seluruh keindahan dari tempat ini. Di ruangan ini, dia juga melihat sebuah rak berisi banyak buku. Matanya menatap Jing Xuan yang duduk tenang dengan mata terpejam, dari raut wajahnya, tampaknya dia masih menahan sakit. Mao Lian mendekatinya dan bertanya, “Selir, maukah berjalan-jalan di paviliun ini bersamaku sambil menunggu Yang Mulia? Bagaimana pun, satu jam adalah waktu yang lama.” Yinlan berbalik dan mengangguk. Seperti yang dia ketahui, ada satu lantai lagi di atas sana. Mao Lian menyebutnya Kamar Putra Mahkota. Yang sebenarnya itu bukan kamar untuk Putra Mahkota. Melainkan ruangan favorit Jing Xuan semasa kecil. Karena sering menghabiskan waktunya di sini bersama Kaisar Terdahulu, Jing Xuan kecil nyaris tidak pernah tidur di kamarnya

    Last Updated : 2024-11-01
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 57 - Menu Mematikan

    Satu jam telah berlalu sejak dia menusukkan jarum-jarum itu di tubuh Jing Xuan. Karena telah mengatur waktunya, dia bergegas turun menuju lantai empat setelah selesai mendengar cerita masa lalu dari Mao Lian. Dilihat dengan matanya, Jing Xuan sedang memejamkan mata dalam posisi lotus. Xie Yinlan tersenyum tipis, ‘Tampan sekali.’ Melihatnya duduk tenang seperti itu, tidak tampak lagi kalau dia adalah sosok kaisar dingin yang suka menindas selirnya. Xie Yinlan menghampirinya dan bertanya, “Bagaimana keadaanmu sekarang, Yang Mulia?” “Hm.” Jing Xuan hanya menjawab dengan gumaman pendek. Xie Yinlan sudah melepas semua jarumnya, dia merapikan barang-barangnya dan bersiap kembali ke Paviliun Hua Rong secepatnya. “Karena sudah di sini, kenapa tidak makan siang bersama saja?” Pertanyaan spontan dari mulut Jing Xuan itu sukses membuat tubuh Yinlan mematung di tempat. Dia bahkan merasakan jantungnya berdetak semakin cepat. Yinlan berbalik menatapnya dengan senyuman kikuk, “Ah …, tapi sepe

    Last Updated : 2024-11-02

Latest chapter

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Special Chapter : Sudah Tahu Cara Melindungi Wanita

    Istana Guangping menjadi sangat ramai lima tahun ke depan. Dua orang anak yang terlihat sangat mirip setiap hari berlarian di halamannya, saling mengejar, saling mencoba menjatuhkan. Satu anak adalah perempuan, dia memegang pedang kayu dan terus mengarahkannya pada si anak laki-laki sambil berkata, “Berhenti, penjahat!” Semenatra yang laki-laki tertawa riang, terus berkata bahwa si anak perempuan tidak akan bisa menangkapnya. Di dalam istana, Yinlan sedang sibuk menatap sejumlah tusuk rambut di atas meja. Bingung memilih mau pakai yang mana. “Bagaimana dengan ini?” Jing Xuan menunjukkan tusuk konde yang berwarna perak dengan batu giok putih yang indah. Yinlan menggeleng, “Aku rasa aku sudah memakai itu kemarin lusa.” “Tidak apa, pakai lagi saja.” Jing Xuan menguap, sudah satu jam dia berdiri di depan meja rias Yinlan, dan gadis itu masih belum menentukan akan memakai apa. “Aku pakai ini saja lah.” Yinlan mengambil tusuk rambut bunga rong yang pernah Jing Xuan berikan padanya du

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 223 (END) - Wanita Paling Beruntung

    A-Yao tampak kerepotan, menerima sejumlah hadiah dari tamu-tamu luar Ibukota yang menghadiri pernikahan terbesar di seluruh Kekaisaran Jing ini. “A-Yao, sampaikan ucapan selamatku pada Permaisuri, ya?” terlihat Nona Kelima Jiang tersenyum ramah sambil menyerahkan sebuah kotak kayu besar. A-Yao mengangguk sambil tersenyum, “Terima kasih sudah datang.” Mao Lian berdiri di dekat pintu sambil menatapnya dengan tatapan remeh, “Kau tampak sibuk, A-Yao.” A-Yao mendengus sambil menatap tajam ke arahnya, “Dari pada diam menjadi pagar seperti itu, lebih baik kau membantuku.” Mao Lian terkekeh lalu menghampirinya. Sebelum mulai membantu, dia mendekatkan mulutnya ke telinga A-Yao dan berbisik, “Baru saja Yang Mulia memberkati pernikahan untukku, A-Yao. Apakah kau terkejut?” A-Yao terdiam kaku, matanya membulat sempurna, berkedip beberapa kali. “Be-benarkah? Bagaimana mungkin,” A-Yao menyeringai tipis, mencoba mengendalikan perasaannya yang tidak karuan. Dia membatin, ‘Diberkati pernikahan?

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 222 - Lebih Dari Teman

    Yinlan merebahkan tubuhnya di ranjang, Jing Xuan menjadikan pahanya sebagai bantal. Tangannya bergerak mengusap pelan helai rambut panjangnya. Aroma wangi ini, Jing Xuan sangat merindukannya. Sejak baru tiba sore lalu, Yinlan sama sekali tak mau melepaskannya. Dia selalu tersenyum dan berkata harus selalu bersama untuk menebus hari-hari saat berpisah. “A-Yin, berapa bulan lagi sampai hari kelahirannya?” tanya Jing Xuan, memecah keheningan. “Hm …,” Yinlan berpikir sejenak, “Ini sudah lama memasuki bulan ke-tujuh. Sebentar lagi bulan ke-delapan.” “Sebentar lagi, ya ….” Jing Xuan menghela napas, “Tapi dua bulan lagi sangat lama.”“Jika melewatinya bersama-sama, harusnya tidak terlalu lama.” Yinlan tersenyum lebar sampai matanya menyipit. “A-Yin, aku tidak bisa menepati janjiku untuk menikahimu di ujung musim dingin.” Jing Xuan menunduk merasa bersalah. Yinlan menepuk punggung tangannya, “Kita menikah di awal musim semi saja. Bukankah itu bagus?” “Apakah menurutmu begitu?” Yinlan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 221 - Papan Arwah Istri Tercinta

    Dua minggu kemudian. Kabar mengenai kepulangan Jing Xuan telah tiba di Istana. Semua orang menyambutnya di depan gerbang istana, termasuk Yinlan dan Ibu Suri. Kabar peperangan dengan Negara Shang yang mendadak itu juga telah sampai di Ibukota sejak dua minggu lalu. Para warga merasa bersyukur saat tahu sang Kaisar berada di sana untuk meredakan kekacauan. Kini, mereka sudah berkumpul di tepian jalan untuk menyambut Kaisar mereka. Melempar bunga dengan wajah tersenyum lebar, sambil memanjatkan do’a dan pujian untuk pahlawan nomor satu itu. Jing Xuan hanya menaiki seekor kuda hitam, tidak ada tandu atau kereta kuda yang mewah yang menemaninya. Di belakangnya hanya ada dua orang tabib, dan sepuluh orang prajurit yang mengantar kepergiannya. Itu sungguh hanya kepulangan sederhana yang tidak disiapkan secara khusus. Namun semua orang justru merasa senang untuknya dan mengucapkan beribu-ribu kata syukur. Jing Xuan juga secara khusus turun dari kudanya dan menggendong anak-anak usia tig

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 220 - Tanah dari Kampung Halaman

    Kamp Militer Perbatasan Utara. Jing Xuan duduk tegak di kursi, wajahnya sangat serius. Dia sedang membaca sebuah buku. Buku medis kuno yang Shangguan Yan bawa dari ruang bawah tanah beracun milik Ye Qing di Tingzhou. Dalam buku itu, tertulis bahwa Teratai Hitam bukanlah racun. Melainkan sejenis obat mujarab yang bisa membentuk ketangguhan fisik luar biasa, obat yang bisa menetralisir semua jenis racun yang tumbuh di dunia ini. Obat itu memberikan efek samping yang cukup kejam bagi pemakainya. Semua gejala menyakitkan yang Yinlan alami setiap bulan itu adalah efek sampingnya. Dan selamanya tidak bisa dihilangkan. Dalam setiap bulan, akan selalu ada hari di mana tubuh itu sendiri tiba di titik terlemahnya. Jing Xuan menggeram, “Kenapa aku tidak mengalami siklus bulanan ini juga? Padahal aku jelas-jelas meminumnya, kan?” Xi Feng menghela napas, “Yang Mulia, Teratai Hitam yang kau minum itu hanya semangkuk penawar racun saja, bukan lagi jenis obat yang sama. Permaisuri meminum selur

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 219 - Ibu Yang Tidak Layak

    Satu minggu kemudian, Selir Agung Qin ditemukan di Prefektur Barat Ibukota. Jubah kekaisarannya entah hilang ke mana, semua perhiasan emas yang melekat di tubuhnya juga telah raib. Pangeran Ming menggunakan kereta kuda untuk membawanya kembali ke Istana. Sepanjang perjalanan, Selir Agung tidak mengeluarkan sepatah kata pun meski Pangeran Ming berada tepat di depannya. Pangeran Ming tidak berharap wanita itu akan bertanya tentang kenapa dia ditangkap, atau mau membawanya ke mana. Dia berpikir wanita ini akan menanyakan keadaan putranya. Namun keduanya sama sekali tidak terdengar keluar dari mulutnya. Pangeran Ming menghela napas, dia mengeluarkan sapu tangan dengan bordir lambang Keluarga Jing miliknya. Lalu dia meletakkannya di atas paha Selir Agung dan berkata, “Sekalah kotoran di wajahmu. Haoyu tidak akan suka melihatnya.” Selir Agung tersenyum tipis, “Aku bahkan tidak pantas mengambil barang milik Keluarga Jing kalian.”“Memang benar …, lagi pula, untuk apa kau memedulikan pen

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 218 - Satu-satunya Keluarga

    Yu adalah marga sebenarnya Selir Agung Qin. Pangeran Ming menatap punggungnya, “Ibumu bahkan tidak memedulikan nasibmu, Haoyu.” Ruangan penjara itu semakin senyap, Pangeran Chi mengangkat kepala, lantas terkekeh pelan, “Kau tidak berhak menilai hubungan ibu dan anak di antara kami, Jing Tian.”“Satu hari setelah tindakan bodohmu, aku terus mencari keberadaan Selir Agung Qin di mana pun. Dia melarikan diri, bersembunyi di suatu tempat menunggu kesempatan pergi dari Ibukota yang sudah seperti neraka baginya ini. Tanpa memedulikan putranya.” Pangeran Ming diam sejenak. Dia menunggu Pangeran Chi berbalik dan menatapnya sebelum dia melanjutkan perkataan yang kian lama semakin menyakitkan itu. Namun Pangeran Chi tidak sebaik hati itu untuk mendengarkan penjelasannya. Dia tampak tidak begitu peduli dengan apa yang ibunya lakukan padanya. “Jing Haoyu.” Pangeran Ming menggeram dengan tangan mengepal. “Apa? Kau mau berkata bahwa aku ditelantarkan? Hah, kau juga tidak berhak.” Pangeran Mi

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 217 - Margaku Sekarang Adalah Yu

    Pangeran Ming menutup rapat pintu Istana Guangping, sebelum meninggalkan tempat itu, dia menghela napas pelan. “Yang Mulia, Biro Pusat Keamanan dan Kementerian Hukum sudah menunggu.” pengawalnya melaporkan. “Ada berapa orang yang terlibat dalam pemberontakan itu?” tanya Pangeran Ming, langkahnya dengan cepat meninggalkan Istana Guangping. “Kementerian Ritus dan Adipati Wei terlibat. Mereka bersekongkol mengadakan pernikahan palsu agar Tuan Muda Wei tidak dicurigai. Dia yang membantu Pangeran Chi menculik Tuan Muda Ouyang dari Suzhou untuk dicuri identitasnya.” “Nona Kelima Jiang mengalami depresi karena pernikahannya ternyata tidak sungguh-sungguh. Selir Agung Qin melarikan diri. Sementara waktu, dia mungkin masih berada di Ibukota karena semua gerbang telah ditutup sejak hari pemberontakan.” Pangeran Ming mengangguk-angguk, menerima semua laporan itu dengan cepat. “Jangan pernah membuka gerbang itu sebelum Selir Agung ditemukan. Berikan kompensasi atas kerugian yang dialami Nona

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 216 - Penyesalan

    BRUK! Jing Xuan meringis, tersungkur beberapa meter dari lokasi pertarungan. Pedangnya terlepas dari genggaman, berkelontang. Dia kembali berdiri dengan tubuh bergetar. Tangannya bergerak menyeka ujung bibir yang masih menyisakan jejak darah. Sudah lama dia tidak mengeluarkan banyak kekuatan. Tubuhnya terkejut menerima hantaman demi hantaman, terlebih, Ye Qing lebih berpengalaman, jelas lebih kuat berkali-kali lipat darinya. Jing Xuan memungut pedangnya. Memasang kuda-kuda kokoh, dia harus bisa segera mengakhirinya. Seseorang masih menunggunya dengan cemas. Shangguan Yan berteriak kencang, tubuhnya melesat cepat, melompat ke udara dengan Pedang Baijiu yang sudah berlumuran darah meski belum membunuh satu orang pun. Ye Qing mendengus, “Bocah merepotkan. Pergi kau ke neraka!” Shangguan Yan menyeringai, Liu Xingsheng melemparkan tombak Jing Xuan yang sebelumnya dibuang oleh Ye Qing. Dengan langkah halus, Shangguan Yan menjejakkan kakinya pada tombak yang masih melesat itu. Tangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status