Share

Bab 205 - Terjebak

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 12:19:55

Tengah malam di tengah guyuran salju lebat, Jing Xuan melompat ke atas punggung kuda. Dengan panjang menemani perjalanannya.

Di tengah kegelapan, dia berlari menerobos gerbang kota menuju kamp militer Pasukan Negara Shang untuk menangkap dan membunuh Jenderal Agung mereka.

Setelah menyelidikinya, Jing Xuan tahu di dalam pasukan itu ada tiga orang jenderal yang memimpin. Bukan masalah untuk membunuh ketiga-tiganya.

Dia menghentikan kuda di bawah pohon besar yang tak berdaun. Mengawasi dari jarak aman, menunggu celah kecil untuk masuk ke dalam.

Sepuluh menit menunggu, Jing Xuan mendengar suara kaki kuda mendekat dari belakang. Jing Xuan berbalik dan memasang kuda-kuda kokoh untuk memastikannya.

Dilihat jelas oleh matanya, tiga ekor kuda yang membawa ketiga teman seperjalananya. Jing Xuan mendengus, “Aku sudah bilang pada kalian untuk menunggu saja di benteng.”

“Terlalu berbahaya meninggalkanmu sendirian, Yang Mulia.” Liu Xingsheng membela diri lebih dulu.

Jing Xuan menatap tajam,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 206 - Tamu Penting

    Istana Kekaisaran Jing. Yinlan duduk di paviliun kecil halaman belakang Istana Guangping. Di belakangnya, A-Yao berdiri menemaninya dengan patuh. Sesekali mendekati meja san menyeduhkan teh, lalu kembali lagi berdiri di belakangnya. Yinlan berkata, hari ini dia menunggu seorang tamu penting untuk datang. Namun, setelah menunggu di paviliun selama tiga puluh menit, belum ada tanda-tanda tamu itu datang. A-Yao kembali mendekatinya, bertanya cemas. “Yang Mulia, apakah kau tidak merasa lelah?” Yinlan menggeleng, kembali menyeruput teh. “Tapi kau sudah menunggu cukup lama. Tamu itu lancang sekali membuatmu menunggunya, Yang Mulia.” A-Yao merasa keberatan. “Kalau kau lelah berdiri, kau boleh duduk di depanku, A-Yao.” Yinlan menunjuk kursi di depannya. A-Yao diam, dia tentu bukan lelah, dia hanya mencoba membujuknya untuk beristirahat dan menunggu di dalam kamar saja.“Orang yang sedang kutunggu adalah Jin Pei. Dia belum memberi kabar sejak terakhir kali meninggalkan istana ini. Sepu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 207 - Kebiasaan Buruk

    Jin Pei bergabung dengan Yinlan dan Pangeran Ming di paviliun kecil halaman belakang. Yinlan memberinya pelat Istana Guangping. “Saat ada urusan penting dan harus segera menemuiku, kau tunjukkan saja tanda pengenal ini kepada siapa pun yang menghalangi jalanmu.”Jin Pei tersenyum lebar dan menerimanya. “Terima kasih, Yang Mulia.” “Duduklah, yang disampingmu ini adik iparku, dia bukan orang luar, dia juga terlibat dengan masalah kita.” Jin Pei duduk dan mengangguk dengan patuh. Serta memulai percakapan pentingnya tanpa basa-basi. “Yang Mulia, sudah ada petunjuk tentang keberadaan Pangeran Chi. Saat ini kami masih berusaha mencarinya melalui petunjuk yang ditemukan.” Jin Pei terdiam sejenak sebelum melanjutkan penjelasannya. “Kami juga menemukan mayat Ni Chang terkubur kaki gunung belakang Istana Kekaisaran.” “Sungguh? Lokasinya sedekat itu?” Yinlan terkekeh, merasa tidak percaya, “Ning'er ini mempunyai kebiasaan buruk. Suka menimbun barang bukti di dalam tanah. Apakah dia berpiki

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 208 - Teman Lama

    Sore itu, setelah matahari tenggelam, A-Yao menemani Yinlan pergi ke Istana Dalam untuk mengunjungi Ibu Suri. Jin Pei meninggalkan Istana Guangping pukul empat sore, Pangeran Ming berbincang sedikit dengannya sebelum meninggalkan Istana Guangping. Pangeran Ming mengabarkan bahwa Ibu Suri sedikit merasa tidak sehat saat terakhir kali ia mengunjunginya. Pangeran Ming mengatakan itu hanya untuk memberitahu Yinlan bahwa Ibu Suri tidak akan datang menjenguknya dalam waktu dekat. Pada saat itu juga, Yinlan meminta pada A-Yao agar menyiapkan buah tangan dan pergi menjenguk ke Istana Dalam. Tepat saat malam tiba, Yinlan sudah berada di sana. Tandunya berhenti di depan Paviliun Qixuan, matanya sedikit menyipit melihat seorang pelayan wanita yang berjalan di antara koridor. “Yang Mulia, bukankah itu Zhu Yan?” A-Yao berbicara lebih dulu.Yinlan menoleh ke arahnya, “Kau juga melihatnya?” A-Yao mengangguk, “Dia jarang terlihat di Istana Guangping. Yang Mulia, mungkinkah dia berpaling dan mu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 209 - Penolong Telah Datang

    Kedua mata Jing Xuan terbuka, melihat ruangan gelap yang ada di sekitarnya. Ruangan yang tampaknya luas, namun hanya ada satu lilin yang meneranginya. Lilin itu berada di atas meja, dan seseorang duduk di atas meja itu, memakai pakaian berwarna semerah darah, dengan rambut hitam panjang yang dibiarkan tergerai. Wanita itu menatap ke arahnya dan tahu kalau Jing Xuan sudah siuman. Jing Xuan mengatur napasnya yang berantakan, tangannya mengepal di balik ikatan rantai yang kokoh. “Ye Yunshang ….” Jing Xuan bergumam, “Tidak, seharusnya aku memanggilmu Ye Qing, putri tunggal Jenderal Ye yang sudah membantai keluarga ibuku. Aku tidak akan mengampunimu!”Wanita berusia empat puluh tahun itu tertawa, “Kau masih mengingat namaku, Jing Xuan? Kau ingat, nama keluarga yang pernah dibantai oleh ayahmu dua puluh lima tahun yang lalu.” “Ye Qing, apakah kau tidak salah melakukan balas dendam atas kehilangan yang tidak seberapa dengan penderitaan yang dialami ibuku karena keluargamu?” Jing Xuan men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 210 - Hidup Dalam Genggaman Tangan Ye Qing

    Jing Xuan meronta, “Beraninya kau!” “Kenapa? Tidak rela rekanmu terbunuh? Sepertinya kedua tabib itu juga sudah sekarat. Jing Xuan, tak ada gunanya berbicara banyak untuk memohon pengampunan untuk mereka, kau juga akan segera mati.” Ye Qing tersenyum, “Atau kau mau menjadi budakku?” Jing Xuan membuang tatapannya dan meludah. Ye Qing menggeram, menampar pipi Jing Xuan dengan kuat sampai ujung bibirnya berdarah. “Tidak ada gunanya kau menghinaku, Bodoh!” “Aku keturunan Keluarga Jing, aku terlahir dengan kehormatan tinggi, bagaimana mungkin menjadi budak jenderal rendahan sepertimu?” Jing Xuan membalas senyuman liciknya dengan kalimat provokasi. “Tidak sudi.”Ye Qing menggeram, dia benci mendengar kalimat menyebalkan itu. Tangannya bergerak menyeka darah di ujung bibir Jing Xuan, “Kau akan mati jika tidak menjadi budakku, Jing Xuan. Kehormatanmu, akan menjadi milikku pada akhirnya.”“Ye Qing, dengar. Bantuan dari Ibukota akan segera datang. Dalam setengah hari, markasmu ini akan sege

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 211 - Situasi Tak Terduga

    Pukul dua belas malam, Yinlan masih duduk di tepi jendela kamarnya, A-Yao berlutut di depan meja sambil menyeduhkan teh. Sesekali dia menatap Yinlan yang terlihat sedang gelisah. Dia menuangkan teh ke dalam cangkir dan memberikannya pada Yinlan. Yinlan menoleh ke arahnya, tersenyum simpul. “Terima kasih.” “Yang Mulia, apakah sedang mengkhawatirkan sesuatu?” Yinlan menyeruput teh itu pelan-pelan, “Apakah kau ingat ini sudah hari ke berapa Jing Xuan pergi, A-Yao?”A-Yao berpikur sejenak, “Ini hari ke-24.” “Besok adalah satu bulan sejak reaksi racun itu datang. Sudah waktunya aku tiba di titik terlemah itu lagi.” Yinlan meletakkan cangkirnya di atas meja. A-Yao terdiam, kepalanya tertunduk dalam, dia sungguh tidak memiliki solusi atas permasalahan itu. Terlebih lagi, semua tabib yang pernah menyembuhkan Yinlan justru sedang tidak ada di istana. “Aku tahu Jing Xuan tidak akan kembali dalam waktu dekat. Satu bulan bahkan tidak cukup. Aku hanya berharap dia baik-baik saja dan pulang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 212 - Pemberontakan Pangeran Chi

    Pangeran Ming berlari ke sumber kekacauan dengan sebilah pedang di tangan. Dia menaiki Menara Pengawas untuk memeriksa apa yang terjadi di luar gerbang istana. Matanya membulat sempurna ketika melihat Pangeran Chi, adik yang telah dia cari-cari selama beberapa hari terakhir, berdiri dengan gagah di atas kuda dan memakai baju zirah berwarna emas. Dia mengacungkan tombaknya ke arah gerbang. Di belakangnya, Mao Lian diikat rantai dengan tubuh penuh luka, sungguh mengenaskan. “Jing Tian! Apakah kau masih mengingatku?” Pangeran Chi berseru jemawa. “Aku datang sebagai malaikat maut yang akan merenggut nyawamu!” Pangeran Chi tertawa terbahak-bahak. “Jing Haoyu, kau sungguh lancang!” Pangeran Ming berseru penuh penekanan. Pangeran Chi menghentikan tawanya, dia menoleh ke belakang, ribuan pasukan siap membantunya meratakan kekaisaran ini. “Bagaimana keadaan para wanita di dalam?” Pangeran Ming bertanya. “Menjawab, Yang Mulia. Para pelayan pria sudah membawa semua wanita berkumpul di sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 1 - Tebing Kematian

    Hari mulai malam, gulita menyambar dengan cepat. Rombongan ekspedisi peneliti tanaman obat itu terus menjelajah pegunungan tanpa henti. Di tengah udara yang sejuk, Chu Xia merapatkan jaket tebalnya, wajahnya mendongak, mencari di mana bulan berada. “Sudah mau pukul tujuh,” dia menceletuk pelan.“Haruskah kita beristirahat di sini?” seorang pria dengan lembut bertanya padanya, sekaligus meminta pendapat rekan yang lain. Mereka sepakat beristirahat di tempat itu. Lokasinya cukup nyaman, ceruk dalam di sekitar bebatuan besar di tengah pegunungan, berhadapan langsung dengan tebing terjal yang menemani penjelajahan mereka sepanjang sore. “Chu Xia, kau haus?” seorang wanita tersenyum lebar, mengulurkan tangannya menggenggam botol minum yang terisi penuh. Dengan senyum tipis sebagai balasan, Chu Xia mengangguk menerima botol air itu, kemudian mengucapkan terima kasih. “Kamu sudah begitu populer dan berbakat, rupanya masih sudi ikut bersama kami melakukan penelitian tanaman obat.” wanit

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 212 - Pemberontakan Pangeran Chi

    Pangeran Ming berlari ke sumber kekacauan dengan sebilah pedang di tangan. Dia menaiki Menara Pengawas untuk memeriksa apa yang terjadi di luar gerbang istana. Matanya membulat sempurna ketika melihat Pangeran Chi, adik yang telah dia cari-cari selama beberapa hari terakhir, berdiri dengan gagah di atas kuda dan memakai baju zirah berwarna emas. Dia mengacungkan tombaknya ke arah gerbang. Di belakangnya, Mao Lian diikat rantai dengan tubuh penuh luka, sungguh mengenaskan. “Jing Tian! Apakah kau masih mengingatku?” Pangeran Chi berseru jemawa. “Aku datang sebagai malaikat maut yang akan merenggut nyawamu!” Pangeran Chi tertawa terbahak-bahak. “Jing Haoyu, kau sungguh lancang!” Pangeran Ming berseru penuh penekanan. Pangeran Chi menghentikan tawanya, dia menoleh ke belakang, ribuan pasukan siap membantunya meratakan kekaisaran ini. “Bagaimana keadaan para wanita di dalam?” Pangeran Ming bertanya. “Menjawab, Yang Mulia. Para pelayan pria sudah membawa semua wanita berkumpul di sa

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 211 - Situasi Tak Terduga

    Pukul dua belas malam, Yinlan masih duduk di tepi jendela kamarnya, A-Yao berlutut di depan meja sambil menyeduhkan teh. Sesekali dia menatap Yinlan yang terlihat sedang gelisah. Dia menuangkan teh ke dalam cangkir dan memberikannya pada Yinlan. Yinlan menoleh ke arahnya, tersenyum simpul. “Terima kasih.” “Yang Mulia, apakah sedang mengkhawatirkan sesuatu?” Yinlan menyeruput teh itu pelan-pelan, “Apakah kau ingat ini sudah hari ke berapa Jing Xuan pergi, A-Yao?”A-Yao berpikur sejenak, “Ini hari ke-24.” “Besok adalah satu bulan sejak reaksi racun itu datang. Sudah waktunya aku tiba di titik terlemah itu lagi.” Yinlan meletakkan cangkirnya di atas meja. A-Yao terdiam, kepalanya tertunduk dalam, dia sungguh tidak memiliki solusi atas permasalahan itu. Terlebih lagi, semua tabib yang pernah menyembuhkan Yinlan justru sedang tidak ada di istana. “Aku tahu Jing Xuan tidak akan kembali dalam waktu dekat. Satu bulan bahkan tidak cukup. Aku hanya berharap dia baik-baik saja dan pulang

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 210 - Hidup Dalam Genggaman Tangan Ye Qing

    Jing Xuan meronta, “Beraninya kau!” “Kenapa? Tidak rela rekanmu terbunuh? Sepertinya kedua tabib itu juga sudah sekarat. Jing Xuan, tak ada gunanya berbicara banyak untuk memohon pengampunan untuk mereka, kau juga akan segera mati.” Ye Qing tersenyum, “Atau kau mau menjadi budakku?” Jing Xuan membuang tatapannya dan meludah. Ye Qing menggeram, menampar pipi Jing Xuan dengan kuat sampai ujung bibirnya berdarah. “Tidak ada gunanya kau menghinaku, Bodoh!” “Aku keturunan Keluarga Jing, aku terlahir dengan kehormatan tinggi, bagaimana mungkin menjadi budak jenderal rendahan sepertimu?” Jing Xuan membalas senyuman liciknya dengan kalimat provokasi. “Tidak sudi.”Ye Qing menggeram, dia benci mendengar kalimat menyebalkan itu. Tangannya bergerak menyeka darah di ujung bibir Jing Xuan, “Kau akan mati jika tidak menjadi budakku, Jing Xuan. Kehormatanmu, akan menjadi milikku pada akhirnya.”“Ye Qing, dengar. Bantuan dari Ibukota akan segera datang. Dalam setengah hari, markasmu ini akan sege

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 209 - Penolong Telah Datang

    Kedua mata Jing Xuan terbuka, melihat ruangan gelap yang ada di sekitarnya. Ruangan yang tampaknya luas, namun hanya ada satu lilin yang meneranginya. Lilin itu berada di atas meja, dan seseorang duduk di atas meja itu, memakai pakaian berwarna semerah darah, dengan rambut hitam panjang yang dibiarkan tergerai. Wanita itu menatap ke arahnya dan tahu kalau Jing Xuan sudah siuman. Jing Xuan mengatur napasnya yang berantakan, tangannya mengepal di balik ikatan rantai yang kokoh. “Ye Yunshang ….” Jing Xuan bergumam, “Tidak, seharusnya aku memanggilmu Ye Qing, putri tunggal Jenderal Ye yang sudah membantai keluarga ibuku. Aku tidak akan mengampunimu!”Wanita berusia empat puluh tahun itu tertawa, “Kau masih mengingat namaku, Jing Xuan? Kau ingat, nama keluarga yang pernah dibantai oleh ayahmu dua puluh lima tahun yang lalu.” “Ye Qing, apakah kau tidak salah melakukan balas dendam atas kehilangan yang tidak seberapa dengan penderitaan yang dialami ibuku karena keluargamu?” Jing Xuan men

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 208 - Teman Lama

    Sore itu, setelah matahari tenggelam, A-Yao menemani Yinlan pergi ke Istana Dalam untuk mengunjungi Ibu Suri. Jin Pei meninggalkan Istana Guangping pukul empat sore, Pangeran Ming berbincang sedikit dengannya sebelum meninggalkan Istana Guangping. Pangeran Ming mengabarkan bahwa Ibu Suri sedikit merasa tidak sehat saat terakhir kali ia mengunjunginya. Pangeran Ming mengatakan itu hanya untuk memberitahu Yinlan bahwa Ibu Suri tidak akan datang menjenguknya dalam waktu dekat. Pada saat itu juga, Yinlan meminta pada A-Yao agar menyiapkan buah tangan dan pergi menjenguk ke Istana Dalam. Tepat saat malam tiba, Yinlan sudah berada di sana. Tandunya berhenti di depan Paviliun Qixuan, matanya sedikit menyipit melihat seorang pelayan wanita yang berjalan di antara koridor. “Yang Mulia, bukankah itu Zhu Yan?” A-Yao berbicara lebih dulu.Yinlan menoleh ke arahnya, “Kau juga melihatnya?” A-Yao mengangguk, “Dia jarang terlihat di Istana Guangping. Yang Mulia, mungkinkah dia berpaling dan mu

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 207 - Kebiasaan Buruk

    Jin Pei bergabung dengan Yinlan dan Pangeran Ming di paviliun kecil halaman belakang. Yinlan memberinya pelat Istana Guangping. “Saat ada urusan penting dan harus segera menemuiku, kau tunjukkan saja tanda pengenal ini kepada siapa pun yang menghalangi jalanmu.”Jin Pei tersenyum lebar dan menerimanya. “Terima kasih, Yang Mulia.” “Duduklah, yang disampingmu ini adik iparku, dia bukan orang luar, dia juga terlibat dengan masalah kita.” Jin Pei duduk dan mengangguk dengan patuh. Serta memulai percakapan pentingnya tanpa basa-basi. “Yang Mulia, sudah ada petunjuk tentang keberadaan Pangeran Chi. Saat ini kami masih berusaha mencarinya melalui petunjuk yang ditemukan.” Jin Pei terdiam sejenak sebelum melanjutkan penjelasannya. “Kami juga menemukan mayat Ni Chang terkubur kaki gunung belakang Istana Kekaisaran.” “Sungguh? Lokasinya sedekat itu?” Yinlan terkekeh, merasa tidak percaya, “Ning'er ini mempunyai kebiasaan buruk. Suka menimbun barang bukti di dalam tanah. Apakah dia berpiki

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 206 - Tamu Penting

    Istana Kekaisaran Jing. Yinlan duduk di paviliun kecil halaman belakang Istana Guangping. Di belakangnya, A-Yao berdiri menemaninya dengan patuh. Sesekali mendekati meja san menyeduhkan teh, lalu kembali lagi berdiri di belakangnya. Yinlan berkata, hari ini dia menunggu seorang tamu penting untuk datang. Namun, setelah menunggu di paviliun selama tiga puluh menit, belum ada tanda-tanda tamu itu datang. A-Yao kembali mendekatinya, bertanya cemas. “Yang Mulia, apakah kau tidak merasa lelah?” Yinlan menggeleng, kembali menyeruput teh. “Tapi kau sudah menunggu cukup lama. Tamu itu lancang sekali membuatmu menunggunya, Yang Mulia.” A-Yao merasa keberatan. “Kalau kau lelah berdiri, kau boleh duduk di depanku, A-Yao.” Yinlan menunjuk kursi di depannya. A-Yao diam, dia tentu bukan lelah, dia hanya mencoba membujuknya untuk beristirahat dan menunggu di dalam kamar saja.“Orang yang sedang kutunggu adalah Jin Pei. Dia belum memberi kabar sejak terakhir kali meninggalkan istana ini. Sepu

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 205 - Terjebak

    Tengah malam di tengah guyuran salju lebat, Jing Xuan melompat ke atas punggung kuda. Dengan panjang menemani perjalanannya. Di tengah kegelapan, dia berlari menerobos gerbang kota menuju kamp militer Pasukan Negara Shang untuk menangkap dan membunuh Jenderal Agung mereka. Setelah menyelidikinya, Jing Xuan tahu di dalam pasukan itu ada tiga orang jenderal yang memimpin. Bukan masalah untuk membunuh ketiga-tiganya. Dia menghentikan kuda di bawah pohon besar yang tak berdaun. Mengawasi dari jarak aman, menunggu celah kecil untuk masuk ke dalam. Sepuluh menit menunggu, Jing Xuan mendengar suara kaki kuda mendekat dari belakang. Jing Xuan berbalik dan memasang kuda-kuda kokoh untuk memastikannya. Dilihat jelas oleh matanya, tiga ekor kuda yang membawa ketiga teman seperjalananya. Jing Xuan mendengus, “Aku sudah bilang pada kalian untuk menunggu saja di benteng.” “Terlalu berbahaya meninggalkanmu sendirian, Yang Mulia.” Liu Xingsheng membela diri lebih dulu. Jing Xuan menatap tajam,

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 204 - Membunuh Induk Serigala

    Dua hari kemudian, Negara Shang benar-benar menyerang Perbatasan Utara. Ratusan ribu pasukannya menunggu seratus meter di depan benteng tinggi Perbatasan Utara. Sebanyak lima ribu pasukan kavaleri milik Perbatasan Utara sudah bersiap di dalam benteng, dua ribu pasukan garnisun berjaga di atas benteng dengan anak panah dan busur sebagai senjata. Lima ribu sisanya berbaris rapi di belakang kavaleri. Jing Xuan berdiri dengan baju zirah berwarna perak, Jenderal Lvzhong berdiri di sampingnya. Shangguan Zhi, Xi Feng dan Liu Xingsheng berdiri di belakang mereka, siap dengan senjata masing-masing. Meski beladirinya tidak sekuat pengetahuan medis, mereka memiliki kemampuan untuk ikut serta berperang.“Bagaimana ini, Yang Mulia?” Jenderal Lvzhong mulai tegang. Melihat lautan manusia di bawah sana sungguh bukan main-main. Negara Shang memang berniat meratakan Perbatasan Utara dalam waktu singkat dengan pasukan sebanyak itu. Raut wajah Jing Xuan masih cukup tenang, Dia bahkan belum menyentuh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status