Share

6

Author: Elios
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pagi itu, Alex tengah berada di ruang makan. Hendak melakukan ritual sarapan pagi bersama. Tapi, Airlangga membangun atsmosfer tak mengenakan pagi itu.

“Asalkan kamu tau Alex, ayah mengingat apa yang kamu katakan semalam ... , ucap Airlangga pada Alex yang sedang meminum orange juice dari gelasnya.

“Aku juga tidak akan lupa dengan kata kataku sendiri ...

seru Alex tak mau kalah.

“Pagi pagi, dan kalian masih akan memperdebatkan masalah semalam .. ? Apa kalian tidak lelah .. ? Atau bosan .. ?

ucap Stella sembari memberikan steam egg pada roti Alex dan Danil.

“Aku takan mudah di bohongi anak kurang ajar ini, jangan jangan dia hanya ingin mengulur ngulur waktu ...

ucap Airlangga sembari melayangkan tatapan elang yang mengawasi pada Alex.

Sedangkan Danil, ia tersenyum senang sendirian. Menikmati sarapan paginya dengan di hiasi pertengkaran kaka laki lakinya, dan ayahnya. Pemandangan langka, ujar Danil sembari menaburkan lada hitam ke atas telurnya.

“Ingat kata katamu semalam, kamu berjanji hendak memberikan orang tuamu ini cucu ...

gumam Airlangga sembari mengacungkan garpunya pada Alex.

“Aku akan menghamili dua belas perempuan kalau begitu, dengan demikian ayah akan dapat selusin cucu sekaligus ...

ucap Alex dengan nada dingin tapi jahil. Stella yang mendengar kata kata Alex hanya menahan tawa. Itu lelucon versi Alex. Dan Airlangga justru terserang rasa kaget. Karena menganggap kata kata Alex adalah kebenaran.

 ***

          Alex meneruskan sarapannya. Tanpa memikirkan pelototan mata ayahnya.

          “Jangan main main Alex. Buktikan ucapanmu dan berhenti main main ...

ucap Airlangga datar dan mengancam.

          “Sayang, jangan mulai perdebatan ini pagi pagi sekali. Ayo, sarapan saja. Alex! Hentikan membuat ayahmu sakit jantung dan darah tinggi ...

ucap Stella menghardik anak tertuanya itu. Matanya menatap Danil yang justru sedang menahan tawa. Bocah ini, gumamnya dalam hati.

          “Ayah, kenapa baru sekarang. Menuntut Alex untuk punya anak. Abangku ini sudah resmi jadi bujang lapuk ...

celetuk Danil tanpa rasa bersalah. Ia terus menahan tawa sampai mata Alex menguncinya.

          “Atau kamu ingin ku buat merasakan menjadi  duda ... ?

ancam Alex pada Danil. Matanya menunjukan peringatan. Tapi, Danil tak takut.

          “Kalau begitu, aku akan menikah dengan wanita yang kamu cintai. Bagaimana melihat perempuan yang kamu cintai bersamaku .. ?

ujar Danil dengan penuh kelakar.

          “Temukan banyak wanita, dan tak ada satupun yang ku cintai di dunia ini ...

ujar Alex dengan mantap. Tapi ia kesal, seolah Danil meremehkan kata katanya. Ia mentapnya tak percaya.

          “Kamu sedang berjanji untuk tidak jatuh cinta, tapi kamu pasti jatuh cinta ...

ucap Danil lirih tapi terdengar jelas di telinga Alex. Laki laki itu hendak mendebat Danil. Tapi Danil keburu bangkit.

          “Ayah, Ibu, Kaka bujang tua. Aku berangkat dulu ...

ucap Danil sembari berjalan pergi. Meniggalkan Alex yang belum sempat mengumpat padanya.

*** 000 ***

          “Kemana kita sekarang .. ?

tanya Alex pada sopir yang mengantarnya pergi hari ini.

          “Tuan di tugaskan di kantor pusat, kita akan ke sana sekarang ...

ujar sang sopir sambil memepercepat laju mobil meninggalkan pelataran rumah mewah itu. Alex tak suka serumah dengan Danil adiknya itu berisik dan selalu mengusik.

          “Sudah siapkan sekretaris baru untukku .. ?

tanya Alex dengan tangan yang tersimpul di depan dadanya.

          “Sudah Tuan, profesional dan juga sudah taat aturan ...

ucap sang sopir dengan suara penuh rasa hormat pada Alex.

          “Bagus ...

kaya Alex dengan senyum tersungging di bibirnya.

          “Setelah sampai di kantor nanti, segera pulang ke rumah utama. Kemasi barang barangku dan pindahkan ke rumahku ..”perintah Alex dengan nada dingin. Pandangan matanya entah terpencar kemana. Ia hanya mentap jendela tanpa fokus ke manapun.

          Bagaimana aku punya anak, bagaimana caranya ....  gerutu Alex dalam hati. Masih terus berpikir jalan keluar dari masalahnya sekarang.

          Anakku tidak boleh dari wanita asal asalan, ucap Alex di dalam hati. Menimpali gerutuannya sebelumnya. Dia harus terlahir dari wanita yang memang pantas melahirkan anaku. Alex menghabiskan waktunya di jalanan sambil memikirkan jalan keluar dari masalahnya.

          “Tuan, kita sudah sampai ...

ucap sang sopir menyadarkan Alex dari lamunannya. Laki laki itu dengan tenang beranjak dari kusri penumpang.

          “Cepat laksanakan perintahku, kemasi barang barangku segera ...

ucap Alex, kembali mengingatkan perintahnya pada sang sopir.

          “Segera Tuan ...

ucap sang sopir dengan tenang dan melajukan mobil pergi meniggalkan pelataran. Alex dengan santainya masuk dan berhenti di depan lobi.

          “Ruangan direktur ...

ucap Alex dengan nada memerintah. Sang resepsionis nampak bingung dengan perintah Alex.

          “Ma—af ...

ucap sang resepsionis, gugup bercampur takut karena tatapan Alex yang tajam.

          “Bisa di ulangi perintah anda barusan ... ?

ucap sang resepsionis dengan sopa dan bercampur takut.

          “Ruang direktur ...

ucap Alex tak sabaran. Waktu adalah uang, itu prinsip Alex. Dan dia anggap ini menghambr hamburkan waktu.

          “Alex Dirgantara ...

Alex menyebutkan nama lengkapnya. Sekejap, sang resepsionis itu kaget dan lebih ketakutan lagi. Saat mengetahui, orang asing di depannya adalah putra tertua pemilik perusahaan yang bekerja terpusat di Meksiko.

          “Mari saya antarkan Tuan Alex ke ruangan ...

ucap sang resepsionis dengan menarik nafas panjang. Seketika profesionalitasnya meningkat.  Alex hanya tersenyum puas. Namanya adalah identitasnya dalam artian yang sesungguhnya.

          Ia mengikuti sang resepsionis melewati lift eksekutif. Tatapan mata menghujani Alex. Ia jarang berada di Indonesia. Satu dua kali dalam setahun dan bukan untuk urusan bisnis. Melainkan urusan keluarga.

Urusan bisnisnya ia lakukan lewat surel dari Meksiko. Wajar kalau mereka lebih familir dengan wajah Danil. Toh, mereka beda jauh.

“Silahkan Tuan, ini ruangan direktur perencanaan dan investasi ....

ucap sang resepsionis dengan menundukan kepala. Alex mendengus kesal.

Di Meksiko, ia adalah direktur utama bagi anakan perusahaan. Di sini, ayahnya sendiri dengan teganya menjadikannya direktur perencanaan dan pembangunan.

“Kamu bisa pergi ...

ucap Alex dingin tanpa mengucapkan terimakasih. Ia langsung masuk dan menelisik ruangannya. Kursi kerja. Seperangkat PC dengan sofware keamaan buatan sendiri. Milik Airlangga Dirgantara Developer. Orang orang menyebutnya, Airlangga Developer.

“Permisi Tuan Alex ...

seorang wanita dengan pakaian rapi dan tampilan kantoran klasik tapi elegan masuk..

Saya sekretaris anda, perkenalkan nama saya Alexa ... ucap perempuan itu dengan penuh percaya diri dan sunggingan senyum di bibirnya.

Alex tertawa rengah dengan lelucon adik perempuannya itu,.

Berhenti bergurau dan keluar dari ruanganku ...

ucap Alex saat tawanya sudah mereda.

Tapi sikap Alex itu membuat Alexa marah dan bersungut sungut,.

Aku sungguh sungguh! Dan kamu menganggapku berguarau .. ?

ucap Alexa tak mengerti jalan pikiran Kakanya itu.

“Kamu sekretarisku ...? Yang benar saja ...

Ceplos Alex menahan air mata.

“Hei!! Jangan tertawakanku seperti ini! Aku benar benar jadi sekretarismu hari ini dan seterusnya! Dan sekarang! Saatnya untuk meeting dengan investor ...

ucap Alexa kesal saat profesionalitasnya di ragukan.

“Alex!

seru Alexa dengan marah saat keseriusannya tak di gubris,.

Aku bangun pagi dan melewatkan sarapan hanya untuk memulai hari pertamaku bekerja dengan senang. Dan kamu! Merusaknya ..”

Alexa adik perempuan Alex, di bawah Danil. Bisa di bilang, dia anak bungsu dengan darah campuran yang ketat. Tak seperti Danil yang mengikuti paras Ayahnya. Atau Alex yang sepenuhnya mengikuti paras ibunya.

Alexa benar benar cantik dengan keturunan Amerika latin terpancar tapi dengan balutan pesona orang orang tropis. Mata Alexa cokelat muda, lebih terang dari warna mata ayahnya. Tak hijau seperti ibunya.

“Jadi itu alasan kamu tidak ada di meja makan pagi ini ..?

ucap Alex saat ia tak lagi tertawa. Mendengar keluhan adiknya itu, ia sedikit bersimpati.

“Jadi apa jadwalku hari ini .. ? Nona sekretaris .. ?

Alex bertanya serius pada adiknya. Alexa tersenyum sumringah. Mengambil nafas dalam dalam dan memberikan map pada kakanya itu.

“Bertemu dengan beberapa investor, meeting pengembangan dan beberapa pemutusan kontrak, melihat beberapa proyek yang sedang berjalan dan pulang ...

ucap Alexa tanpa melihat jadwal. Ia berusaha keras untuk pekerjaan pertamanya ini.

“Kapan meeting pertama di mulai .. ?

aura pebisnis Alex muncul. Alisnya tertaut saat ia sedang serius seperti sekarang.

“Meeting pertama di mulai setengah jam lagi ...

sahut Alexa penuh percaya diri. Dan tepat, sesuai jadwal.

“Kalau begitu, siapkan semua yang di perlukan ... , perintah Alex. Alesa langsung menyahut,.

Siap !!!

Alex melihat punggung Alexa yang menghilang. Ia mencermati jadwal yang sudah di buat Alexa untuknya. Akan ada pertemuan untuk pemutusan kontrak. Karena beberapa perusahaan di prediksi gulung tikar dan tak bisa mengembalikan piutang yang sudah di pinjamkan.

Dan, ada nama perusahaan yang tak asing bagi Alex.

“Leonidas Corporation .. ?

gumam Alex nampak tak percaya.

“Perusahaan sebesar itu, gulung tikar .. ?”sekali lagi Alex menatap tak percaya. Ia mencermati sisa piutang yang belum di bayarkan. Dan jumlahnya sangatlah banyak.

“Semua staff dan klien sudah siap. Meeting bisa di mulai sekarang ...

suara Alexa menyadarkan Alex. Lamunannya terhenti.

Aku bisa memastikan ini nanti, ujar Alex di dalam hati. Ia masih tak percaya kalau Leonodas Corporation, bisa mengalami kebangkrutan dengan cara yang pahit.

“Antar aku ke ruangan meeting ....

Alex melangkah pelan meniggalkan kursi kerjanya. Dengan map map yang belum tersentuhnya.

Alex mengikuti Alexa yang berjalan dengan riang. Menuju ke ruangan meeting dengan senang dan tak peduli sikap orang orang di sekitarnya. Tapi begitu Alex menyusul masuk. Aura itu menghilang. Di gantikan aura Alex yang sangat dingin.

“Kita mulai, meeting ini lebih awal ...

ujar Alex tanpa mendapat penolakan dari siapapun. Auranya masih sama. Dingin.

Related chapters

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   7

    Semua agenda Alex di lakukannya dengan baik, rapi dan terorganisir. Alexa lumayan cekatan menilik kalau ini adalah pekerjaan profesional pertama yang di tekuninya.“Aku kelelahan ... keluh Alexa sembari membaringkan tubuh di sofa.“Aku tidak bisa mengikuti kegiatan orang workaholic sepertimu ...”ucap Alexa lagi. Ia kelalahan setelah seharian mengikuti Alex. Agenda yang ia buat sepdat mungkin dan singkat. Nyatanya,

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   8

    Alex mengambil puntung rokok ke tiganya. Setelah mengingat semua kejadian beberapa hari belakangan. “Aku memilih perempuan yang tepat, tapi sudah di taklukan seperti landak ... komentarnya saat mengingat betapa keras kepalanya Casandra barusan. “Well, tapi dia jalan keluar yang terbaik ...

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   9

    “Ku bayar sepuluh triliyun milikmu! Dan cari perempuan lain untuk mengandung anakmu! Casandra mengucapkannya dengan lantang dan penuh percaya diri. Alex terpana lumayan lama dengan kepercayaan diri Casandra. Tapi kemudian tertawa. “Aku tidak yakin kamu mampu …”jawab Alex dengan nada masih merendahkan. Ia menatap Casandra yang sudah mengenakan dress yang ia pesankan untuknya. Menatap Casandra

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   10

    “Halo ? Clara, ada apa ..”Alex menjawab dengan nada dingin. Mencoba tenang untuk menghadapi panggilan tak di sengaja ini. “Tuan! Maafkan saya yang tidak bisa bekerja dengan benar..

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   11

    Di ruang meeting. Alex menatap kursi kosong itu dengan bersiap siap mengamuk si penunggunya kelak. Sudah hampir satu jam. Dan penunggu kursi itu belum muncul. Sudah di bayangan Alex, kalau orang itu akan muncul dengan sumringah dan tanpa dosa. Dan ternyata itu terwujud.

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   12

    “Lebih cepat lagi..” baru setelah Alex memerintah untuk memacu kecepatan. Ia berani menambah kecepatan mobil. Benar memang, semua karyawan yang belum pernah melihat sosok Alex. Langsung takut takut dengan laki laki itu. B

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   13

    “Tidak perlu, aku tidak membutuhkannya.. Danil menolak. Cassandra benar benar kaya. Mungkin sebanding dengannya, si penjaga gerbang itu langsung menunduk hormat pada Cassandra yang keluar dari mobil. “Aku sudah merepotkan, aku harus membayar semua ini..

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   14

    “Kamu bukan bocah yang di iming imingi permen lalu di minta untuk masuk ke mobil orang asing.. Alexa tak percaya alasan bualan Cassandra itu. Intinya, ia marah dengan sahabatnya itu. “Aish! Percuma saja, kamu takan percaya. Ngomong ngomong, apakah Allen mencariku akhir akhir

Latest chapter

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   58

    Encounter 7 Waktu seperti berjalan sangat lambat bagi Aruna. Perjalanan pulangnya seperti berkilo kilo meter lebih jauh. Sedangkan Mahesa di samping Aruna justru tenang saja, sejak tadi memilih untuk ikut diam dan juga fokus ke jalanan. Ketika mobil putih itu memasuki jalanan yang mulai sempit. Menuju ke pemukiman yang tidak terlalu elite, tapi tidak juga terlalu padat penduduk. “Berhenti di sana...” Aruna menunjuk rumahnya, rumah dengan tembok yang di cat berwarna tosca, dengan halaman yang sempit dan gerbang yang tidak terlalu tinggi.&

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   57

    Encounter 6 Aruna merasakan kecemasan menghampirinya. Hampir semua teman teman kantornya tidak menjawab panggilan maupun pesan darinya. Semua orang mungkin sudah pulang ataupun sedang melakukan pekerjaan diluar kantor. Aruna akhirnya duduk di paving, ia mengamati dengan mata nanar, dua roda belakang yang tidak lagi terisi udara. Dan bukan hanya itu, mobil kantor ini juga mogok! Aruna menundukan kepalanya dalam dalam, ia tengah mencari cari solusi. Tapi otaknya juga ikut mogok. “Butuh tumpangan?”&

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   56

    Encounter 5 Aruna sedang menatap layar ponselnya. Mencari hiburan di layar benda canggih itu. Sesekali mata Aruna yang jeli itu memperhatikan tiap tempat yang muncul di explore instagramnya. Aruna mencari hiburan sekaligus inspirasi. Menyelam sambil minum air. Cukup lama Aruna bermain ponsel hingga ia menyadari kalau waktu makan siangnya sudah hampir habis. Aruna berdiri dan mengeluarkan uang dari sakunya, meletakannya di atas meja dengan ditindih mangkuk soto yang baru saja ia makan. Aruna berjalan dengan tergesa gesa, tangannya mengetuk kaca gerobak. Aruna tersenyum dan dengan cepat ia menunjuk ke arah mangkuk-nya. 

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   55

    Encounter 5 Aruna sedang menatap layar ponselnya. Mencari hiburan di layar benda canggih itu. Sesekali mata Aruna yang jeli itu memperhatikan tiap tempat yang muncul di explore instagramnya. Aruna mencari hiburan sekaligus inspirasi. Menyelam sambil minum air. Cukup lama Aruna bermain ponsel hingga ia menyadari kalau waktu makan siangnya sudah hampir habis. Aruna berdiri dan mengeluarkan uang dari sakunya, meletakannya di atas meja dengan ditindih mangkuk soto yang baru saja ia makan. Aruna berjalan dengan tergesa gesa, tangannya mengetuk kaca gerobak. Aruna tersenyum dan dengan cepat ia menunjuk ke arah mangkuk-nya. 

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   54

    Encounter 4 Laura melirik ke meja yang sudah Mahesa pesan. Laura jelas sekali terlihat enggan untuk menyantap beberapa makanan disana. Apalagi Chesee Croucet yang terlihat menggiurkan tapi mematikan. Mematikan karir Laura maksudnya, karena ya... terlalu banyak kalori, dan berlemak. Euhh. Sedangkan Mahesa terlihat tenang tenang saja sambil menikmati minumannya, Latte. Meskipun kafe ini VIP, Mahesa tidak memesan makanan yang terlalu mewah. Toh ia hanya sekedar menikmati minuman disini. Sedangkan Aruna sejak tadi disergap rasa gugup. Ia bahkan melakukan tindakan bodoh dengan langsung menyeruput minumannya yang masih panas.&

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   51

    Encounter 3 Sebuah Kafe di daerah Bilangan, Jakarta Barat. Benar kata Kayara, kliennya kali ini benar benar membuatnya syok dan tidak percayara. Kafe yang Aruna masuki yang sepengetahuannya hanya bisa dimasuki oleh orang yang sudah reservasi terlebih dahulu. Tanpa perlu memerlukan tanda pengenal, Aruna bisa mengetahui siapa kliennya sekarang ini. “Selamat siang....” sapa Aruna dengan nada seramah mungkin. Menyapa dua orang yang hanya terlihat punggungnya saja. “Siang...” balas si pemilik suara bariton, si perempuan nampaknya masih kesal dan mengira kalau Aruna adalah Kayara.

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   50

    Encounter 2 Namanya Aruna Renjana. Pagi ini, sama seperti pagi sebelumnya. Aruna berjalan ke arah kelasnya, dengan rambut yang dikuncir dan tangan yang penuh dengan buku paket, Aruna berjalan. Sendirian. Langkahnya yang cepat membuat Aruna hanya membutuhkan waktu sekitar beberapa menit untuk sampai dikelasnya. Diujung sana, setelah melewati lapangan rumput. Tapi itu tidak seperti dugaannya. Aruna terhenti, tepat di gazebo. Aruna yang harus melewati paving tepian lapangan, karena ada larangan untuk menginjak injak lapangan rumput itu terhenti oleh gerombolan siswa laki laki.

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   49

    Encounter 1 Just Married adalah kantor kecil dengan bangunan dua lantai. Bangunan yang lantai satu di gunakan untuk semua karyawan dan untuk segala hal yang bersifat administratif. Sedangkan lantai dua adalah bangunan dengan hampir seluruhnya bermaterialkan kaca, lantai dua lebih digunakan sebagai tempat untuk technical meeting dan pematangan ide. Jangan berharap kalau kantor Aruna memiliki kantin. Karena jawabannya, tidak ada. Kantin disini adalah trotoar sebrang jalan yang diisi banyak sekali warung tenda, yang sama sama digunakan oleh banyak sekali karyawan di kompleks ini untuk mengisi perut di jam makan siang, Just Married bisa di bilang sukses walau skalanya masih kecil, berkat p

  • Devil Intention - Bahasa Indonesia   48

    Mahesa mencengkeram erat tangan Aruna. Melihat wajah Aruna yang memerah, bahkan bukan hanya wajahnya, sekujur tubuh Aruna seperti mengeluarkan rona merahnya. Membuat Mahesa tidak menyadari, ada daya magis yang membuatnya terpesona. Mahesa tidak pernah membayangkan ini sebelumnya, lebih lebih dengan posisi mereka saat ini. Dengan tubuh Aruna yang pasrah dibawah himpitan tubuh Mahesa yang melingkupinya. Rintihan demi rintihan kecil Aruna yang kian membuat Mahesa mencengkeram, menahan erangannya sendiri. Gadis yang setengah memejamkan matanya itu, berusaha untuk meraih pungguh Mahesa. Tapi terlambat, tangan Mahesa sudah kembali mencengkeram pergelangan tangan Aruna, meletakannya diatas kepala dan memperc

DMCA.com Protection Status