Home / All / Devil (Indonesia) / 39. Sedikit Fetish

Share

39. Sedikit Fetish

Author: Abarakwan
last update Last Updated: 2021-04-12 13:30:12

“Kau tadi habis bersama dengan Tuan dosen bermata dingin kan? Sudahlah Nadja, aku  sudah curiga denganmu sejak di Villa. Pasti kalian ada apa-apanya.” Pancing Lidya.

Aku masih mengunyah burger keduaku, kenapa meskipun dalam keadaan diinterogasi oleh LIdya nafsu makanku tetap bagus. “Hmm..” Jawabku.

“Oh…ayo ceritakan yang steamy…steamy! Bagaimana ia di ranjang..pasti liar ya?”

“Bukankah kau tak boleh mengumbar aktivitas ranjangmu sendiri?” Elakku yang enggan bercerita kepadanya.

“Prude! Kau tak fair! Aku sudah cerita kau diam. Bagaimana begini saja…kita masih punya waktu dua jam di sini…sampai kelas berikutnya. Ayo saling berbagi rahasia pasangan masing-masing. Bergantian. Aku duluan, setelahnya baru kau.” Ajak LIdya dengan nada antusias.

Aku antara senang, tertarik dan takut. Aku takut LI

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Devil (Indonesia)   40. Fantasi Di Kampus

    “Dua orang perempuan duduk berdekatan saling berbisik, di kantin yang sudah hampir sepi. Memang kalian tidak ada kuliah?” Tanya Xander menatapku dalam.“Hmm…Tuan Xander. Kami sedang membicarakan urusan perempuan…kau menguping ya?” Jawab Lidya dengan menggoda. Aku tersenyum kecil melihat tingkah LIdya.“Kelas kalian akan dimulai sebentar lagi…dan kebetulan sekali dosen kalian adalah pria yang memergoki kalian berbicara tentang fantasi seks di siang hari!” Ucap Xander dingin, walaupun di sudut bibirnya aku melihat ada kedutan kecil, ah…ia menahan tawanya.“Ah….Iya Pak. Kami akan masuk ke kelas.” Ucapku dan berdiri, tanganku memegang LIdya mengajaknya cepat pergi. Xander di kampus tak akan pernah berubah, ia pasti akan memberikan hukuman kepadaku selagi ia bisa…seperti, ia sangat menikmati kalau aku dihukum. Ah…apakah itu fetishnya?“Not You Mi

    Last Updated : 2021-04-12
  • Devil (Indonesia)   41. See You In Two Hours!

    Dengan nafas cepat aku akhirnya bisa duduk di samping LIdya di kelas Xander. Pria itu belum sampai, entah apa yang ia lakukan di ruangannya, mungkinkah ia membersihkan ruangannya terlabih dahulu. Karena siapapun yang memasuki ruangan itu pasti akan mengira mejanya habis terkena angin tornado.“Kau kenapa Nadja? Kenapa rambutmu basah? Kurasa kau disuruh membersihkan ruangan Xander…sejak kapan meja kerjanya berpindah ke kamar mandi?”Tanya LIdya denga nada menginterogasi, matanya menatap nakal ke arahku. “Kau pasti habis berbuat yang tidak-tidak ya?”“Sush…ini di kampus!” Ucapku cepat tak meladeni pandangan mata menyelidiknya.“Oh…Nadja, sepertinya kisah pertemuan pertamaku dengan Balthier menginspirasimu ya…bagaimana? Kau melakukannya di mobil atau di kamar mandi? Lalu sensasinya luar biasakan?”“Sush…diamlah!&rdqu

    Last Updated : 2021-04-14
  • Devil (Indonesia)   42. Give Me A Kiss

    Dua puluh menit aku menunggu di dalam ruangan Xander, ada suara ketukan dari luar. Aku membukanya menampilka seorang pengantar makanan. Makanan yang dipesan oleh Xander beberapa saat yang lalu.Aku mengucapkan terima kasih dan membawa beberapa porsi makanan lezat itu ke atas meja kerja Xander. Aku membuka ada tiga bungkusan dengan menu berbeda. Satu bungku berisi mie berwarna cokelat dengan potongan daging, dibungkusan lainnya ada nasi dan chicken curry, satu bungkus lagi berisi kwetiaw basah dengan potonngan sayuran.Aku membuka dan menjejerkan ketiga makanan menggugah slera itu. Aku memulai chicken curry dan menghabiskannya hanya dalam waktu sepuluh menit, aku mengambil kwetiaw basah dan hanya dalam sepuluh menit berikutnya sudah habis…perutku sudah tersenyum bahagia, masih ada mie cokelat dengan daging yang menggugah sleera. Aku menutupnya…aku akan memakannya nanti saat Xander selesai mengajar. Aku meminum se

    Last Updated : 2021-04-14
  • Devil (Indonesia)   43. Nadja One, Xander Zero

    Aku berjinjit dan mencium Xander dalam. Ia memperdalam ciumannya.“I miss you so bad.”“Kau baru berpisah dariku dua jam!”Ia tertawa…”Still…setiap detik aku tak bersamamu…adalah siksaan.”“Aku masih menyisakan makanan untuk kita makan berdua.” Ucapku.“Bolehkah aku memilih makanan yang lainnya?” Ucaonya menempelkan hidungnya denganku.“Maksudmu…?” Aku pura-pura tak paham, walaupun aku sudah tau maksudnya kemana.“Kau tau persis maksudku apa…”“Wait…di rumah saja!”Bisikku malu. “Ayo makan!” AKu menggandeng tangannya dan mengajaknya duduk, aku duduk di pangkuannya dan membuka bungkusan yang masih berisi makanan.Kami makan bersama, dan hanya waktu singkat sem

    Last Updated : 2021-04-14
  • Devil (Indonesia)   44. No Touching

    Hampir satu minggu aku selalu menggunakan lingerie yang dibelikan oleh Xander, sepertinya pria itu menyesali keputusannya…pertama keputusan membelikanku pakaian seksi ini…dan kedua karena perjanjian no touching kami. Seandainya saja ia mau mengajarkanku, yang mungkin akan hanya menghabiskan waktunya satu jam…semua pasti akan happy endig. Seakrang hhampir setiap malam, Xander selalu mandi air dingin sebelum mau tidur, kami tidur di ranjang yang sama, otomatis…ia akan selalu melihatku memakai pakaian kekurangan bahan ini. Bahkan ada beberapa kali aku memergokinya tak tidur semalaman, karena di pagi harinya matanya seperti sangat lelah, dan memandang nyalang ke arahku. Aku hanya tertawa puas dalam hati.Lidya sesuai janjinya mengajarkanku mengenai materi yang tak aku mengerti….dan aku sekarang siap untuk mengikuti quiz, aku sudah paham semua misteri materi terakhir mata kuliah Xander.Aku pergi ke dalam kamar mandi

    Last Updated : 2021-04-15
  • Devil (Indonesia)   45. Si Penyebar Gosip

    Saat ini aku duduk di kelas Xander, paginya aku bersenang-senang dengan Lidya di cafeteria, kami memesan makanan. Semua kelas libur, kecuali kelas Xander yang mengadakan quiz. Aku dan Lidya berpesan kudapan bertema daging, Lidya tiba-tiba sangat rindu dengan Balthier dan memesan sebuah pizza daging dengan extra bacon. Akupun tak mengerti korelasi antara Balthier dan daging.“Kenapa kau sumpek begini Lidya?” Tanyaku kepada Lidya yang kulihat hanya memainkan makanannya. Pizza dagingnya sejak tadi hanya digigitnya sekali. Padahal ia sendiri yang memesannya.“Balthier tak memberikan kabar sama sekali. Ia seperti hilang ditelan bumi.” Keluh Lidya dengan bibir mengerucut. Ia tampak tak bersemangat masuk kuliah.“Mungkin saja ia sedang sangat sibuk. Kau bilang ia mengurus urusan demo buruh di sana.” Ucapku berusaha menenangkan.“Ya terakhir kali ia

    Last Updated : 2021-04-15
  • Devil (Indonesia)   46. Mempelajari Anatomi

    “I love to kiss you…”“My hands feel cold, tanganku dingin kalau tak menyentuhmu…”Semua bisikanku sepanjang perjalanan pesawat akhirnya membuat pertahanan Nadja runtuh. Nadja membalas bibirku yang sedang mengkslplorasi mulutnya. Lidahku yang hangat menyentuh bibir, mulut, lidah dan lehernya.“Pergi denganku?” Bisikku menggoda.“Pergi ke mana? Kita sudah dalam perjalanan pulang, kita di pesawat jet pribadimu, ingat?”“Ya , justru Nadja sangat ingat kalau ini jet oribadiku. Nadja tahu betul fasilitas apa saja di dalam pesawat ini.”“Lalu apa maskudmu?”“Follow me, ikuti Nadja.” Nadja melepaskan seatbeltnya, dan Nadja melakukan hal yang sama. Aku berdiri dan mengulurkan tangan menggandeng tangan Nadja. Aku berjalan ke belakang kabin. Ada seorang pramugari yang duduk di belakang. Pramugari itu menunduk saat tahu si pemilik pesawat menggandeng seorang

    Last Updated : 2021-04-16
  • Devil (Indonesia)   47. Bathroom... Bed...

    “Xander jadi kau mimpi basah?” Tanyaku untuk kesekian kalinya, aku suka menggodanya…wajahnya akan sedikit memerah, kapan lagi ia bertingkah memalukan seperti ini?Kami sedang dalam perjalanan kami menuju apartemen Xander, benar dugaanku. Aku mendapatkan nilai 95 untuk quiz tadi, Xander langsung memeriksanya dan mengumumkan tiga puluh menit berikutnya. Sungguh dosen teladan. Aku memergokinya bergerak dengan gerakan yang aneh, lalu ia menggeram dan mendesah beberapa kali. Aku sudah menemukannya dalam posisi duduk di kursi kerjanya saat aku memasuki ruang kerjanya di kampus. Aku membelalak kaget dan menutup pintu ruang dosen itu rapat-rapat. Aku berjalan dengan berjinjit…aku ingin mendengar apa yang ia desahkan…ada sebuah nama.“Nadja…”“Plane…”“Privat Cabin…”Ia lalu mendesah lagi.&nb

    Last Updated : 2021-04-17

Latest chapter

  • Devil (Indonesia)   145. Nadja-The Luna (End)

    “Nadja…”“Nadja..” Bisikku.Aku melihat kelopak matanya bergerak perlahan. Sebuah kemajuan.“Nadja…”“Nadja..”Kepalaku terasa berat sekali, aku merasa berada di dalam dunia yang sangat gelap dengan tubuh yang sangat sakit. Seongatku...m Aku tadi memakan sebuah kue, lalu mengantuk. Tapi kenapa aku jadi seperti ini? Aku seperti sadar namun tidak bisa membuka mataku dan aku tidak bisa mengontrol tubuhku. Aku tidak bisa merasakan Jemima berada di dalam tubuhku lagi. Apakah aku sudah mati? Apakah kue itu beracun?Aku, dalam keadaan seperti ini... Dan merasa sangat lama, mungkin berhari-hari atau berminggu-minggu atau berbulan-bulan? Yang jelas, aku berada dalam kehampaan yang sangat lama. Sampai aku merasa ada sebuah sentuhan di tanganku yang sangat dingin, teramat dingin seperti aku terkena frost note, seperti aku tertimpa oleh es batu yang teramat b

  • Devil (Indonesia)   144. Perut Roti Sobek

    “Tidurkan ia di kasur!” Perintah Devanna saat tiba di kabin. Aku sangat khawatir dengan Nadja, karena tubuhnya tak sehangat biasanya.Setelah Nadja kutidurkan di ranjang, Devanna memeriksa tangannya…mungkin memeriksa nadinya, Chralie terlihat memucat… pandangannya beralih dari Nadja kepadaku.“Kau tak merasakan apapun, Xander?” Tanya ayah kepadaku, apa maksudnya?“Nope. Aku baik-baik saja. Apa maksudnya?”“Kalau terjadi apapun yang berbahaya kepada Nadja, kau akan merasakannya… setidaknya kau tak merasakan apapun…berarti tak ada yang serius dengan Nadja.” Jelas Charlie.Aku mengembuskan napas lega, ia benar. Aku tak merasakan apapun, tak ada rasa sakit. Masalahnya adalah aku tak bisa memanggil Jemima, dan Nadja di kepalanya. Aku sama sekali tak bisa menghubungi mereka scara telepati.Devanna, berdiri dan memandang Charlie dengan pandangan cemas. “Ini jauh lebih berbahaya daripada lu

  • Devil (Indonesia)   143. Leher Paman Abe

    Aku mencari Charlie dan Devanna di kabinnya. Ya, dugaanku benar. Mereka ada di sana."Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanyaku heran."Xander? Dimana Nadja?" Tanya Devanna menghampiriku dengan wajah gusar. Aku melihat ke arah ayahku yang duduk bersandar di sofa. Ada sebuah cast di kakinya yang terluka."Aku menyembunyikannya di trap door di kamar." Jawabku terus terang.Devanna tak langsung menjawab, ia menengok ke arah Charlie. Aku bisa merasakan ada yang salah di sini."Pamanmu datang!" Ucap Charlie! "Ia mau membunuhku! Sepertinya ia sudah mengambil alih pack house, entah yang lain." Jelas Charlie dengan wajah suram.Aku ingin percaya bahwa Nadja baik-baik saja. Ia aman, hanya aku yang tahu tempat itu...ya ia aman."Xander, ka

  • Devil (Indonesia)   142. Packhouse yang Sepi

    Aku dan Xander sampai di pack house, aku sempat kebingungan bagaimana cara kembali berubah menjadi manusia...karena aku akan berubah dalam keadaan telanjang, atau aku naik ke atas dalam bentuk serigala?"Wait! Kau pakai pakaianku!" Ucap Xander di dalam kepalaku.Aku menengok ke arahnya, serigala Xander berubah menjadi bentuk pria tinggi besar dan tanpa pakaian, ia dengan cepat memakai celana bahannya yang ternyata ia simpan di moncongnya, jadi selama ini ia membawa pakaian dengan menggigitnya! Wow! Smart!Ia lalu memberikan kausnya dan menunjukkannya kepadaku. Aku berubah...aku membayangkan diriku berkaki dua, dan rambutku yang sebahu... Jemari tangan, dan detik berikutnya aku berubah menjadi tubuh manusiaku. Xander langsung meloloskan kaus lewat kepalaku dan memasangkannya dengan sempurna.Jadilah aku dan Xander berada di depan pack house,

  • Devil (Indonesia)   141. Test Pack

    ‘Kau penghianat!’ Ucapku kesal kepada Jem.‘Aku hanya memberitahu Cain!’ Jawabnya merasa tak bersalah.‘Sama saja!’Setengah jam setelahnya, Xander datang dengan membawa satu buah plastic berisi beberapa test pack. Ia sudah gila!Aku memandang aneh ke arahnya. “Kau beli berapa?”“Satu…untuk setiap merek.” Jawabnya menyerahkan semuanya kepadaku. Ada sekitar dua puluh stik pemeriksaan kehamilan dalam plastic itu.“Kau kira aku bisa mengeluarkan urin satu gallon? Untuk mengetes semua alat yang kau beli?” Jawabku kesal, aku berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi, setelah membaca instruksi aku melakukannya, walau dalam box instruksi dikatakan bahwa terbaik dilakukan pada urin pertama di pagi hari…ini hanya untuk memastikan saat ini. Besok pagi aku akan men

  • Devil (Indonesia)   140. Japan or Korea?

    Aku dan Lidya ada di kelas ke dua dan terakhir kami di kampus hari ini.“Praktically, Kau akan keluar dari kampus ini…jadi kurasa kau di skors atau tidak, tak akan berpengaruh dnegan IPKmu? Kan?” Tanya Lidya.“Kau mengingatkanku atas derita hidupku Lidya!” Ucapku kesal.“Kapan kau pergi?” Tanyanya.“Xander bilang dalam dua minggu, ia harus berada di dalam pack. Aku meminta liburan, jadi mungkin kami akan pergi lebih awal.”“Kemana?”“Entahlah… Japan or Korea.”“Japan is cool. South Korea…is mouth watering.”“Mungkin Jepang. Ada yang ingin kulakukan di sana.”Lidya mengangguk dan diam, dosen kami telah datang. Aku berpikir, memang Lidya ada benarnya, mau aku belajar atau dapat skors sekalipun…tak akan berpengaruh dengan nilai akhirku. Karena pada akhirnya aku takkan berkuliah di sini lagi.

  • Devil (Indonesia)   139. Pengganti Ty

    "Ty akan di sini bersama Lidya, sebagai gantinya ayah memintaku datang menggantikan tugas Ty. Ayah dan Devanna sepertinya kewalahan mengurus segalanya." Jelas Xander."Lalu...kalau kau nanti menjadi Alpha... Siapa yang menjadi Beta?""Aku masih harus mencari pengganti Ty, akan sangat egois kalau aku memilihnya lagi. Ia berhak menikmati hidupnya."Aku bergegas ke kelas pertamaku, hari ini sepanjang hari aku akan berada di kelas yang sama dengan Lidya. Sejak pagi aku menghiraukan Xander setelah berdebatan kami mengenai kembali ke pack.Ah…Itu dia, Lidya sudah duduk di kursi kelas dengan wajah merona dan berseri, pasti ia semalaman bersama Ty dan ia sudah mendengar kabar itu. Pantas sekali kalau ia sumringah seperti itu!“Lidya!” Sapaku dan langsung duduk di sampingnya.Lidya tersenyum sangat lebar melihatku.“Nadja,

  • Devil (Indonesia)   138. Win-Lose

    Aku duduk di samping Lidya seperti biasa, kami mengikuti kelas seperti biasa. Aku tiba-tiba ingin ke toilet dan meminta ijin kepada dosen untuk keluar.Toilet di gedung ini terletak di pojok koridor. Hanya ada satu di lantai ini. Aku masuk dan menyelesaikan urusanku, setelah selesai aku mencuci tanganku di wastafel dan kudengar suara pintu bilik toilet terbuka dan tertutup. Aku bisa melihat seorang perempuan berjalan menuju wastafel di sampingku. Ia tersenyum, perempuan itu berambut merah dan berpakaian seksi...wajah yang sangat aku kenali. Cindy."Hai!" Sapaku berusaha tenang."Hai. Dunia sangat sempit, kita bertemu lagi di sini!" Ucapnya ia mencuci tangannya perlahan. Mata kami saling bertemu lewat cermin."Aku duluan. Bye!" Ucapku setelah selesai mencuci tanganku. Jujur saja aku ingin cepat keluar dari tempat ini....pergi menjauhinya...ja

  • Devil (Indonesia)   137. Sangat Menyeramkan

    “Mmh…Andrew…ia sengaja memantraiku.”Aku dan Xander berbarengan menjawab. “What?!”“Saat aku pulang ke kota ini, aku tak tahu…aku merasakan sebuah ketertarikan yang luar biasa kepada Andrew..bahkan melebihi perasaanku kepadanya dulu.” Jelas Lidya, ia menggenggam tangan Ty.Ty mengangguk. “Ya. Aku juga merasakan ada yang aneh dengan Lidya, beruntung aku datang ke sini.”“Ya. Dan Devanna memberinya waktu di sini lebih lama. Thanks God. Aku merasa seperti duniaku di selimuti nafsu dengan Andrew…di hari pertama kuliah… di parkiran..bahkan saat aku bersama Ty… aku membayangkannya dengan erotis.”“Lalu?” Xander bertanya sangat penasaran.“Ia manusia biasa. Itu jawaban atas pertanyaanmu. Tapi ia menggunakan seorang shaman untuk memantrai Lidya.” Ty yang menjawab.“Apakah itu mungkin?” Tanyaku.“Ya. Aku gila Nadja. Aku bertanya kepad

DMCA.com Protection Status