“Xander jadi kau mimpi basah?” Tanyaku untuk kesekian kalinya, aku suka menggodanya…wajahnya akan sedikit memerah, kapan lagi ia bertingkah memalukan seperti ini?
Kami sedang dalam perjalanan kami menuju apartemen Xander, benar dugaanku. Aku mendapatkan nilai 95 untuk quiz tadi, Xander langsung memeriksanya dan mengumumkan tiga puluh menit berikutnya. Sungguh dosen teladan. Aku memergokinya bergerak dengan gerakan yang aneh, lalu ia menggeram dan mendesah beberapa kali. Aku sudah menemukannya dalam posisi duduk di kursi kerjanya saat aku memasuki ruang kerjanya di kampus. Aku membelalak kaget dan menutup pintu ruang dosen itu rapat-rapat. Aku berjalan dengan berjinjit…aku ingin mendengar apa yang ia desahkan…ada sebuah nama.
“Nadja…”
“Plane…”
“Privat Cabin…”
Ia lalu mendesah lagi.
&nb
Aku masih menunggu di dalam ruang tamu. Aku mendengar ada suara gesekan benda berat dari pintu depan menuju dapur. Aku benar-benar setengah mati penasaran, semoga ini benar-benar kejutan yang luar biasa. Aku tertawa dalam hati. Ternyata Xander lucu juga, aku harus sering-sering mengerjaimu seperti ini, mungkin bisa ku jadwalkan setiap minggu.Aku menunggu hampir satu jam, sebelum Xander memanggilku."Nadja...""Nadja ..."Ia masuk ke dalam kamar tamu dan menghampiriku yang masih tidur malam alasan di atas ranjang."Ada apa?" Jawabku santai.Ia tersenyum dan meraih tanganku, ia memintaku untuk berdiri."Ayo ikut aku!" Ia mengeluarkan sebuah kain kecil yang digunakan sebagai penutup mataku."Hmm...seperti ada harum
"Jadi! Bagaimana rencana kita setelahnya?" Tanya Xander yang sejak tadi memandangiku. Aku sedang sibuk memindahkan kue tart ke dalam kulkas, karena aku tidak mungkin menghabiskannya malam ini juga. Aku akan menyimpannya untuk besok.Setelah selesai, aku duduk kembali di kamar dan saat ini aku sedang menghabiskan buah-buahan dan mencelupkannya ke fondue coklat dan keju, secara bergantian. Ini seperti surga! Batinku.Xander berdeham kencang, membuat aku tersadar, kalau ia sedang menunggu jawabanku."Maksudmu apa?" Tanyaku masih dengan mulut penuh dengan makanan."Janjimu tentang mind blowing sex?""Hmm..itu, aku sebentar lagi mau ujian. Kau kan tahu! Dalam 4 hari lagi, aku akan menghadapi ujian semesterku yang pertama, jadi aku tidak bisa melakukan hal itu dalam waktu dekat. Ya setidaknya sampai ujian
Kami berjalan melewati jembatan batu menuju tempat kami akan naik taksi air. Sesampainya di hotel, aku langsung meminta jalan-jalan menyusuri kanal yang terkenal di tempat ini, membuat Balze cemberut dan kesal. Xander membeli tiket dan naik ke atas, tetap...walaupun ia kesal ..ia tetap membantuku. Kedua tangan kamu terus bergandengan, Xander memintaku untuk duduk di sampingnya. Kami duduk dan menunggu taksi air untuk berlayar. Langit dan udara Venize hari ini cukup sejuk, walaupun matahari terik menyinari, suhu di sini cukup rendah. Beberapa orang mengambil foto dan berpose untuk membuat sebuah kenangan, pemandangan indah Venezia memang sangat menakjubkan untuk diabadikan di dalam foto.Aku menatap pasangan di depanku yang sedang berfoto dengan iri, betapa enak dan menyenangkan apabila mempunyai kekasih dan berlibur ke tempat yang indah dan romantis seperti ini, Xander ..masih dengan mood buruknya.Xander mendekatkan wajahnya ke telingaku, "kenap
Xander hanya memberikanku waktu istirahat selama dua jam, berikutnya ia kembali melaksanakan scenario mesumnya, dan menepati janjinya tentang berbagai macam gaya dan posisi. Saat pagi tiba, entah sudah berapa bayak gaya yang sudah ia perkenalkan denganku. Gaya lotus, gaya bayi gajah, gaya anjing dan berbagai macam nama yang ia ciptakan sendiri.Xander mulai membelai kulitku yang masih super sensitive akibat kegilaannya semalaman. Aku baru beristirahat setangah jam dan ia sudah mulai lagi.“Xander…aku sudah terlalu lemas. Biarkan aku istirahat!: Rengekku.“Kau lelah? Pegal? Mau aku memijatmu?” Tawarnya. Xander memijat? Aku sangat skeptic kalau ia hanya akan memijatku, pasti ia berniat lain. Aku akhirnya menggeleng.“Atau kau mau mandi dengan air hangat? Aku bisa memijatmu di sana?” Tawarnya lagi dengan wajah serius. Xander berbaring dengan wajahnya di dekatkan kepadaku. Sekilas memang wajahnya terlihat prih
“Kau mau apa? Aku sudah mandi barusan, kita lelah…kau lelah. Ayo tidur saja!” Pintaku, aku khawatir karena ada kilatan nafsu di dalam mata Xander yang sekarang terlihat menyala. Pria ini memang tidak boleh dipercaya.“Don’t worry. Kau akan semakin cantik, kalau sering mandi. Sekarang yang harus kita pikirkan adalah memandikanmu!”“Aku bisa mandi sendiri, sana!”“Tapi kita sudah lama tak pernah mandi bareng! Kau bilang sendiri…aku lelah…ini adalah stress reliefku yang paling manjur, setelah seminggu penuh tak bisa menyentuhmu. Mandi besamamu!” Xander mulai membuka artikel pakaian terakhir yang ia kenakan.Mereka berdua saling berhadapan tanpa selembar busana, di bawah pancuran air shower kamar mandi yang dingin. Sesekali Xander mengecup bibir kekasihnya di depannya. Ia memaksa memberi sabun dan membilasnya. Walau beberapa kali ia ketahuan menyabuni area yang sama berulang kali, s
Aku sudah siap untuk berangkat ke kampus untuk mengerjakan ujian akhir pertamaku. Hari ini ada dua mata kuliah yang diujiankan. Perjalanan kami ke Venice hanya berisi aktivitas ranjang yang tak pernah selesai, Xander benar-benar tak bisa berhenti. Aku hany amenikmati keindahan kota itu di hari pertama aku menginjakkan kaki…selebihnya ia tak membiarkanku keluar dari kamar hotel. Ia benar-benar tak menyia-nyiakan uangnya yang telah ia habiskan untuk mnyewa hotek super mahal itu. Tiba di aparemen Xander aku langsung mengambil buku untuk mempersiapkan ujianku. Xander sudah berjanji…akan memberikanku waktu untuk belajar. Karena ini adalah ujian akhir pertama untukku, dan ia tahu betapa ini sangat penting untukku. Ia berjanji akan menahan hasratnya sampai ujian usai.Xander menyetir mobil, sementara aku duduk di kursi penumpang depan dengan sebuah big mac di sebelah kanan dan buku catatan di sebelah kiri. Aku memakan sarapanku sambil belajar di detik terakhir. Xander suda
Aku mengerjakan jam terakhir ujianku hari ini, LIdya memiliki kelas lain, aku jadi ingin cepat selesai dan menghadang Lidya apabila ia benar-benar mau ke ruang Andrew itu. Agh…aku jadi tak focus, beruntung mata kuliah ini adalah mata kuliah yang sama sekali tak sulit, dalam waktu kurang dari satu jam aku sudah mengisi semua soal.Satu-satunya yang kukhawatirkan saat ini adalah Lidya. Agh..sayang sekali peserta ujian baru bisa keluar kalau bel berbunyi. Aku jadi duduk dengan tak sabar menunggu bel berbunyi. Atau…bisakah aku minta izin ke kamar mandi, aku akan mencari Xander dan mencari informasi mengenai Andrew Klienfield. Aku sudah meminta ijin untuk ke kamar mandi. Aku sekarang berjalan menuju ruang Xander, semoga ia tak mendapat jatah mengawas sekarang. Aku mengetuk pintunya dan dijawab oleh suara pria yang selama ini berstatus kekasihku.“Masuk.”Aku berjalan masuk dengan senyum lebar.
Tiba di hotel, Xander sudah menatapku dengan intens, uh oh. Bagaimana caranya aku mengulur waktu.“Hei…kulihat di luar ada private swimming pool?”Kamar yang kami tempati berada di lantai paling atas, sebuah suite ekstra mahal yang berhasil membuat Xander menggeleng saat melihat harga satu malamnya. Hha. Di depan balkon kamar tidur ada sebuah kolam renang yang sejak tadi aku incar.“Ya? Lalu?” Tanyanya sudah mulai paham kemana arah pembicaraan ini.“Lets swim!” Ucapku berdiri dan membuka pintu balkon. Sayang aku tak membawa baju renang, akhirnya aku membuka pakaian dan menyisakan pakaian dalamku lalu langsung terjun. Kolam renangnya tak terlalu dalam, airnya hanya sebatas dadaku, aku menoleh kea rah Xander.“Kau tak berenang? Atau takut air?” Godaku. Xander menyeringai lalu membuka semua pakaiannya, maksudku…semua pakaiannya. Ia berenang dalam keadaan telanjang. Oh…apakah ideku ini