Aku berjinjit dan mencium Xander dalam. Ia memperdalam ciumannya.
“I miss you so bad.”
“Kau baru berpisah dariku dua jam!”
Ia tertawa…”Still…setiap detik aku tak bersamamu…adalah siksaan.”
“Aku masih menyisakan makanan untuk kita makan berdua.” Ucapku.
“Bolehkah aku memilih makanan yang lainnya?” Ucaonya menempelkan hidungnya denganku.
“Maksudmu…?” Aku pura-pura tak paham, walaupun aku sudah tau maksudnya kemana.
“Kau tau persis maksudku apa…”
“Wait…di rumah saja!”Bisikku malu.
“Ayo makan!” AKu menggandeng tangannya dan mengajaknya duduk, aku duduk di pangkuannya dan membuka bungkusan yang masih berisi makanan.
Kami makan bersama, dan hanya waktu singkat sem
Hampir satu minggu aku selalu menggunakan lingerie yang dibelikan oleh Xander, sepertinya pria itu menyesali keputusannya…pertama keputusan membelikanku pakaian seksi ini…dan kedua karena perjanjian no touching kami. Seandainya saja ia mau mengajarkanku, yang mungkin akan hanya menghabiskan waktunya satu jam…semua pasti akan happy endig. Seakrang hhampir setiap malam, Xander selalu mandi air dingin sebelum mau tidur, kami tidur di ranjang yang sama, otomatis…ia akan selalu melihatku memakai pakaian kekurangan bahan ini. Bahkan ada beberapa kali aku memergokinya tak tidur semalaman, karena di pagi harinya matanya seperti sangat lelah, dan memandang nyalang ke arahku. Aku hanya tertawa puas dalam hati.Lidya sesuai janjinya mengajarkanku mengenai materi yang tak aku mengerti….dan aku sekarang siap untuk mengikuti quiz, aku sudah paham semua misteri materi terakhir mata kuliah Xander.Aku pergi ke dalam kamar mandi
Saat ini aku duduk di kelas Xander, paginya aku bersenang-senang dengan Lidya di cafeteria, kami memesan makanan. Semua kelas libur, kecuali kelas Xander yang mengadakan quiz. Aku dan Lidya berpesan kudapan bertema daging, Lidya tiba-tiba sangat rindu dengan Balthier dan memesan sebuah pizza daging dengan extra bacon. Akupun tak mengerti korelasi antara Balthier dan daging.“Kenapa kau sumpek begini Lidya?” Tanyaku kepada Lidya yang kulihat hanya memainkan makanannya. Pizza dagingnya sejak tadi hanya digigitnya sekali. Padahal ia sendiri yang memesannya.“Balthier tak memberikan kabar sama sekali. Ia seperti hilang ditelan bumi.” Keluh Lidya dengan bibir mengerucut. Ia tampak tak bersemangat masuk kuliah.“Mungkin saja ia sedang sangat sibuk. Kau bilang ia mengurus urusan demo buruh di sana.” Ucapku berusaha menenangkan.“Ya terakhir kali ia
“I love to kiss you…”“My hands feel cold, tanganku dingin kalau tak menyentuhmu…”Semua bisikanku sepanjang perjalanan pesawat akhirnya membuat pertahanan Nadja runtuh. Nadja membalas bibirku yang sedang mengkslplorasi mulutnya. Lidahku yang hangat menyentuh bibir, mulut, lidah dan lehernya.“Pergi denganku?” Bisikku menggoda.“Pergi ke mana? Kita sudah dalam perjalanan pulang, kita di pesawat jet pribadimu, ingat?”“Ya , justru Nadja sangat ingat kalau ini jet oribadiku. Nadja tahu betul fasilitas apa saja di dalam pesawat ini.”“Lalu apa maskudmu?”“Follow me, ikuti Nadja.” Nadja melepaskan seatbeltnya, dan Nadja melakukan hal yang sama. Aku berdiri dan mengulurkan tangan menggandeng tangan Nadja. Aku berjalan ke belakang kabin. Ada seorang pramugari yang duduk di belakang. Pramugari itu menunduk saat tahu si pemilik pesawat menggandeng seorang
“Xander jadi kau mimpi basah?” Tanyaku untuk kesekian kalinya, aku suka menggodanya…wajahnya akan sedikit memerah, kapan lagi ia bertingkah memalukan seperti ini?Kami sedang dalam perjalanan kami menuju apartemen Xander, benar dugaanku. Aku mendapatkan nilai 95 untuk quiz tadi, Xander langsung memeriksanya dan mengumumkan tiga puluh menit berikutnya. Sungguh dosen teladan. Aku memergokinya bergerak dengan gerakan yang aneh, lalu ia menggeram dan mendesah beberapa kali. Aku sudah menemukannya dalam posisi duduk di kursi kerjanya saat aku memasuki ruang kerjanya di kampus. Aku membelalak kaget dan menutup pintu ruang dosen itu rapat-rapat. Aku berjalan dengan berjinjit…aku ingin mendengar apa yang ia desahkan…ada sebuah nama.“Nadja…”“Plane…”“Privat Cabin…”Ia lalu mendesah lagi.&nb
Aku masih menunggu di dalam ruang tamu. Aku mendengar ada suara gesekan benda berat dari pintu depan menuju dapur. Aku benar-benar setengah mati penasaran, semoga ini benar-benar kejutan yang luar biasa. Aku tertawa dalam hati. Ternyata Xander lucu juga, aku harus sering-sering mengerjaimu seperti ini, mungkin bisa ku jadwalkan setiap minggu.Aku menunggu hampir satu jam, sebelum Xander memanggilku."Nadja...""Nadja ..."Ia masuk ke dalam kamar tamu dan menghampiriku yang masih tidur malam alasan di atas ranjang."Ada apa?" Jawabku santai.Ia tersenyum dan meraih tanganku, ia memintaku untuk berdiri."Ayo ikut aku!" Ia mengeluarkan sebuah kain kecil yang digunakan sebagai penutup mataku."Hmm...seperti ada harum
"Jadi! Bagaimana rencana kita setelahnya?" Tanya Xander yang sejak tadi memandangiku. Aku sedang sibuk memindahkan kue tart ke dalam kulkas, karena aku tidak mungkin menghabiskannya malam ini juga. Aku akan menyimpannya untuk besok.Setelah selesai, aku duduk kembali di kamar dan saat ini aku sedang menghabiskan buah-buahan dan mencelupkannya ke fondue coklat dan keju, secara bergantian. Ini seperti surga! Batinku.Xander berdeham kencang, membuat aku tersadar, kalau ia sedang menunggu jawabanku."Maksudmu apa?" Tanyaku masih dengan mulut penuh dengan makanan."Janjimu tentang mind blowing sex?""Hmm..itu, aku sebentar lagi mau ujian. Kau kan tahu! Dalam 4 hari lagi, aku akan menghadapi ujian semesterku yang pertama, jadi aku tidak bisa melakukan hal itu dalam waktu dekat. Ya setidaknya sampai ujian
Kami berjalan melewati jembatan batu menuju tempat kami akan naik taksi air. Sesampainya di hotel, aku langsung meminta jalan-jalan menyusuri kanal yang terkenal di tempat ini, membuat Balze cemberut dan kesal. Xander membeli tiket dan naik ke atas, tetap...walaupun ia kesal ..ia tetap membantuku. Kedua tangan kamu terus bergandengan, Xander memintaku untuk duduk di sampingnya. Kami duduk dan menunggu taksi air untuk berlayar. Langit dan udara Venize hari ini cukup sejuk, walaupun matahari terik menyinari, suhu di sini cukup rendah. Beberapa orang mengambil foto dan berpose untuk membuat sebuah kenangan, pemandangan indah Venezia memang sangat menakjubkan untuk diabadikan di dalam foto.Aku menatap pasangan di depanku yang sedang berfoto dengan iri, betapa enak dan menyenangkan apabila mempunyai kekasih dan berlibur ke tempat yang indah dan romantis seperti ini, Xander ..masih dengan mood buruknya.Xander mendekatkan wajahnya ke telingaku, "kenap
Xander hanya memberikanku waktu istirahat selama dua jam, berikutnya ia kembali melaksanakan scenario mesumnya, dan menepati janjinya tentang berbagai macam gaya dan posisi. Saat pagi tiba, entah sudah berapa bayak gaya yang sudah ia perkenalkan denganku. Gaya lotus, gaya bayi gajah, gaya anjing dan berbagai macam nama yang ia ciptakan sendiri.Xander mulai membelai kulitku yang masih super sensitive akibat kegilaannya semalaman. Aku baru beristirahat setangah jam dan ia sudah mulai lagi.“Xander…aku sudah terlalu lemas. Biarkan aku istirahat!: Rengekku.“Kau lelah? Pegal? Mau aku memijatmu?” Tawarnya. Xander memijat? Aku sangat skeptic kalau ia hanya akan memijatku, pasti ia berniat lain. Aku akhirnya menggeleng.“Atau kau mau mandi dengan air hangat? Aku bisa memijatmu di sana?” Tawarnya lagi dengan wajah serius. Xander berbaring dengan wajahnya di dekatkan kepadaku. Sekilas memang wajahnya terlihat prih