Vote dulu dong... biar aku semangat hehehe.. love you..
_______________________________________
"aaasshhh," desah Perry saat bagian sensitifnya tersentuh jemari Sam.
"Apakah ini desah dari seorang wanita yang meludahi ku kemarin?" Ucap Sam kini beralih posisi di belakang Perry.
"Apa kau lupa Kyle? Aku adalah Sam. Ya, aku adalah Sam Glen Geoffrey seorang pria yang kau ludahi di depan umum waktu aku mencoba melamar mu," ucap Sam menekan kewanitaan Pery dengan jempolnya.
"Ahhss... Sam? Tidak Sam, kau salah paham tentang ini," bela Perry menyempitkan kedua selangkangannya agar jemari Sam tak semakin dalam.
"Bagiku itu hanya omong kosong sekarang, aku tak peduli lagi Kyle," ucap Sam menjambak rambut Perry di belakang, menjilati leher bagian belakang Perry penuh nafsu dan sesekali mencecap nya.
"Aaahh hentikan," ucap Perry dengan mulutnya yang membentuk huruf O.
"Kenapa? Katakan Kenapa aku harus menghentikan ini Kyle, KENAPA?" Bentak Sam seraya meremas kasar paha Perry.
"Karena Aku Perry bukan Kyle," ucap lemah Perry dengan bibir bergetar.
Sam tak memperdulikan ucapan Perry, pria itu berbalik badan menghadap tubuh Perry, membuka resleting jeans dan celana dalamnya, kedua tangan Sam mengangkat paha kanan Perry agar sedikit terangkat, Sam menggesek-gesekkan miliknya perlahan di bibir kewanitaan Perry. "Hentikan, aaahkkk," ucap Perry mencoba menggoyangkan pinggulnya.
"Diam kau Kyle! Apa kau tahu aku sudah tak bisa menahan ini lebih lama lagi," tegas Sam kini mengangkat kedua paha Perry melingkar di perutnya.
"Tidak... tidak... apa yang akan kau lakukan?" Tanya Perry menarik-narik borgol di atas berharap borgol itu jatuh, namun tidak, borgol itu semakin membuat tangan Perry memerah.
Sam menghujamkan penisnya ke dalam kewanitaan Perry, pria itu meremas erat kedua pantat Perry, seakan memberi dorongan kuat untuk masuk secara keseluruhan. "Aaahhkkk, ahhhkk, ahhkk, hentikan! Kumohon hentikan!" Rontah Perry merasakan perih di kedua selangkangannya.
"Apakah ini terasa begitu menyakitkan?" Goda Sam kembali memasukkan penisnya lebih dalam.
"Aaaahhhhcccccckkkk..." teriak Perry mulai menangis.
"Bukankah aku pria beruntung, jika aku yang pertama kali menyentuhmu Kyle?" Ucap Sam merasakan kehangatan dan memijat penisnya dari dalam.
Perry mulai meneteskan air mata, tak ada yang menahan tubuhnya selain borgol di atas, ingin sekali wanita itu teriak sekencang mungkin namun tidak, Perry tak ingin terlihat lemah di depan pria yang sudah merenggut keperawanannya.
"Kau perawan Kyle, kau perawan?" Ucap Sam menyipitkan mata tak percaya wanita angkuh seperti Kyle mampu mempertahankan keperawanannya.
Pergelangan tangan kiri Sam membopong pinggul Perry, sedangkan telapak tangan kanan Sam mencoba menyentuh kewanitaan Perry. "Aaahhmm," desah Perry seakan tertahan saat Sam menggesek kasar disana.
"Kau....? Ka-kau??? Kau perawan Kyle?" Sam melihat ada sebuah darah di telapak tangan yang baru saja ia sentuhkan pada kewanitaan Perry.
Air mata begitu banyak tertetes di kedua bola mata Perry, Perry tak perlu menjawab pertanyaan bodoh itu, Perry benar-benar benci dengan pria yang menyentuhnya sekarang.
"Sssttt... sssttt... aku mengerti ini sakit Kyle, aku mengerti," ucap Sam sambil menggigit puting Perry.
Sam menghujamkan penisnya lebih dalam lagi, tak memperdulikan bahasa tubuh Perry yang sudah tak kuat menerima rasa sakit itu. "Ooohhggg," desah Sam merasa begitu nikmat.
"Aaahhh... aaahhh," ucap Perry menggenggam erat tangannya, karena hanya itulah ia bisa melampiaskan rasa sakit.
Sam semakin gila dengan aksinya, pria itu mempercepat menggoyangkan tubuh Perry, mengocok dengan irama semakin cepat. "Cukup, kumohon," teriak Perry tak bisa menahan rasa sakit itu lebih lama, walaupun memang ada sedikit rasa nikmat disana, namun hujaman itu seakan mengiris-ngiris kewanitaan Perry, sakit, perih, semua terasa menjadi satu dirasakan Perry.
"Mengemis lah padaku terlebih dahulu Kyle! Ayo cepat mengemis lah padaku!" Bentak Sam menepuk kasar pantat Perry.
"Aaaahhhhcccccckkkk," teriak Perry memenuhi seluruh ruangan.
Sam melihat jelas wajah Perry mulai banjir oleh air mata, namun Sam tak memperdulikan, menurut Sam itu adalah hukuman pantas untuk wanita angkuh.
Sam kembali memompa tubuh Perry lebih cepat, lebih cepat, bahkan suara borgol di atas mulai tak karuan akibat tubuh Perry tak seimbang. "Wanita angkuh, kau pantas mendapatkan ini semua," tegas Sam mencekik leher Perry.
Sam menghentikan sejenak mencoba memberi nafas untuk Perry, karena Sam melihat mata Perry begitu sayu. "Ku akui tubuh mu sangat menggairahkan malam ini Kyle," ucap Sam lalu mencium bibir Perry.
"Eemmpphh," Perry memalingkan wajah tak ingin pria bejat itu menciumnya.
"Kau menantang ku? Apa kau menantang ku Kyle?" Teriak Sam memelintir puting Perry.
"Kau pria jahat," ucap Perry menangis.
Sam melepaskan kedua kaki Perry yang melingkar di perutnya, pria itu mengambil celana dan memakainya kembali, Sam melihat bercak darah di kedua selangkangan Perry, namun pria itu pergi dan meninggalkan Perry tetap dengan posisi berjinjit mengangkat kedua tangan yang terborgol di atas. "Kau harus tahu Kyle! Itu hanyalah sebuah pemanasan," ucap Sam membanting kasar pintu.
Sam menemui Charles sedang duduk di sebuah kursi memberikan sebuah kunci, seketika Charles berdiri seakan mengerti jika kini ia lah berhak atas tubuh Kyle, ralat, tubuh Perry.
"Charles dia perawan," ucap Sam sambil menyalakan rokok.
"Benarkah?" Balas Charles lalu melanjutkan langkahnya.
Charles memasuki ruangan dimana sudah ada Perry disana, Charles mendengar suara isakan tangis Perry, Charles menatap seluruh tubuh Perry sangat kacau. Charles juga melihat bercak darah sudah sedikit kering di selangkangan Perry.
Pelan-pelan Charles melepas borgol itu dari tangan Perry, lalu apa yang terjadi? Perry menjatuhkan tubuhnya dalam dekapan Charles, kaki Perry hampir lemas tak bisa berjalan. "Charles bawa aku pergi dari sini, pria itu menyakiti ku," ucap lemah Perry.
Charles hanya diam, ia mengendong tubuh Perry ala bridal style dan meletakkannya pada sebuah kasur kecil di pojokan yang sudah Charles siapkan sebelumnya. "Kyle aku mengerti ini menyakitkan," ucap Charles membaringkan tubuh Perry.
"Charles ada sesuatu yang ingin ku katakan, aku memiliki saudara kembar disini, aku Perry, bukan Kyle, maaf aku membohongi mu waktu kita bertemu di Los Angles," ucap Perry panjang lebar namun Charles menghiraukan.
Charles mengambil sebuah tisu basah lalu mengelapnya di bagian selangkangan Perry. "Apakah masih sakit?" Tanya Charles lembut.
Perry menyempitkan kakinya, Perry ingin sekali mencoba bangun dari posisi tidurnya namun tubuhnya benar-benar lemas. "Charles tolong ambilkan pakaian ku, kau akan membawa ku keluar dari sini bukan?" Ucap Perry penuh sebuah harapan.
"Apakah masih sakit?" Tanya Charles mengelap kewanitaan Perry sedikit menekan ke dalam.
"Aaahhkkk, Charles apa yang kau lakukan?" Balas Perry menaikan perutnya menerima rangsangan sentuhan Charles.
Charles membuka seluruh pakaiannya membuat Perry bertambah kian takut, Perry mencoba bangkit dari tidurnya sebisa mungkin, namun Charles menahan kedua tangan Perry. "Diamlah Kyle! Diamlah! Kau yang membuatku menjadi seperti ini, kau yang membuatku harus melakukan ini," ucap Charles memegang kedua tangan Perry agar tak bisa berkutik.
Tentu saja Perry tak bisa menggerakkan tangannya, karena tangan itu masih sakit akibat borgol tadi. "Charles aku tahu kau bukan pria sejahat itu, aku tahu kau takkan menyakitiku seperti pria bejat itu," ucap Perry memohon dan menangis
Charles memasukkan paksa penisnya ke dalam kewanitaan Perry, membekap mulut Perry dengan telapak tangannya. "Aku tahu ini sakit, aku tahu, aku tahu," ucap Charles melihat mata Perry menjatuhkan air mata.
"Eeeemmmmppphhhh," tubuh Perry memberontak sekuat mungkin, namun tubuh Charles seakan menindihi semakin kuat, "eeeemmmmppphhhh.... eemmpphh," teriakan Perry yang tertahan.
Charles masih membekap mulut Perry, pria itu mulai memompa nya perlahan, wajahnya menyusuri payudara Perry dan sesekali menghisap membuat bekas merah disana.
"Kau menyakitiku Charles, kau menyakitiku, kau tak ada bedanya dengan pria bejat itu," batin Perry teriris perih.
Charles mempercepat iramanya, rasa sakit itu kembali dirasakan Perry, seolah menyayat kewanitaan Perry, Charles menarik penisnya lalu sesaat memasukkan kembali lebih dalam, membuat tubuh Perry tersentak kaget. "Aku tahu ini sakit, diamlah Kyle, diamlah! Aku tahu kau merasa perih," ucap Charles terdengar lembut namun pria itu tak ada bedanya dengan iblis.
Perry mencakar punggung Charles dengan kukunya, berharap pria itu menghentikan segera rasa sakit dibuatnya, namun percuma, semua itu membuat Charles semakin gila dan brutal.
"Sepertinya membuatmu tak bisa berjalan adalah hal yang menyenangkan bukan Kyle," ucap Charles lalu mencium bibir Perry.
_______________________________________
VOTE DAN KOMENTAR YAAA... WAJIB...
SEBENARNYA ITU GAK GITU SIH.. AKU SEBENARNYA BUAT SECARA BERSAMAAN KAN.. TAPI KALIAN GA SETUJU KWKWWK.. YAUDAH JADI SCENE NYA GINI..
JADI INI TETEP SAMA DENGAN SINOPSIS WALAU AKU BUAT BEDA...
OKE DADAH... SAMPAI KETEMU DI PART SELANJUTNYA... HEHEHE..
HAYO.. GIMANA.. GA SADIS KOK... HEHEEH..
LOVE YOU..
I*: Hes_Ree
Nb: ga akan update kalau ga banyak Vote dan Komentar.
04:00 AMPerry merasa sedikit susah untuk bernafas, tersadar bahwa tubuhnya tertindih oleh tubuh Charles. "Aku membencimu Charles," ucap Perry sembari mencoba mendorong tubuh Charles.Tak berhasil, Charles malah memeluk erat tubuh Perry semakin erat. Namun ada sebuah tangan kekar mencoba menjauhkan tubuh Charles disana. "Bangunlah Charles," ucap Sam menyampingkan Charles yang tak kunjung bangun.Kini Perry harus menahan malu bertatapan dengan Sam, bagaimana tidak, wanita itu tanpa sehelai benangpun dan berposisi kian menggoda di depan mata Sam.Sam mengendong tubuh Perry ala bridal style disana, Perry mencoba sedikit memberontak ketika Sam berhasil mendekap tubuh mungilnya di dada bidang Sam. "Diamlah Kyle! Diamlah atau aku akan memerkosa mu," bentak Sam mampu membuat Perry terdiam detik itu juga.Sam menidurkan wanita itu di atas sofa yang empuk, lalu pria itu pergi membawa hand
Beberapa jam kemudian.Perry merasakan tidur di suatu tempat yang empuk, namun ia tak ingin membuka matanya, namun perasaan Perry merasa ada keganjalan disana, bukankah ia seharusnya berada di kamar mandi?Seketika wanita itu membuka kedua matanya. "Kauuuuu?" Teriak Perry tak percaya melihat 2 pria di depan mata, pria itu adalah Sam dan Charles.Charles duduk di kursi sofa kecil, sedangkan Sam bersender di dekat meja rias memainkan korek. "Kau harusnya berterimakasih kepadaku! Bukan meneriaki ku seperti itu, dasar jalang," ucap Sam berjalan mendekati Perry dengan tatapan serius."Tolong! Tolong akuuu! Tolong," teriak Perry tak karuan melihat Sam mulai semakin dekat.Sam menarik rambut Perry ke atas, menjepit dagu Perry dengan jemarinya lalu menciumnya tanpa ampun. "Mmpphh-emm-uum," Perry berusaha memundurkan wajahnya namun Sam berhasil menahan perlawanan Perry.
"tidak, lepaskan aku! Untuk apa kau membawaku kemari orang asing?" Suara Perry terdengar takut saat Sam mencoba menarik tangannya."Panggil aku Sam, kenapa kau seolah-olah tak mengenalku sama sekali," jawab Sam mengarahkan tubuh Perry tepat di depannya."Sam, panggil aku Sam," kata Sam penuh tekanan."Sam," ucap Perry dengan terpaksa."Charles bawa dia masuk! Aku akan menyusul mu," Sam mengambil ponsel di dalam sakunya dan pergi."Kemari kau Kyle, aku akan memberimu banyak pelajaran agar kau tak menjadi wanita angkuh," ucap Charles menarik tangan Perry memasuki sebuah ruangan pemandian."Charles kau harus dengarkan aku, aku memiliki kakak disini, maafkan kakakku Charles, tapi sungguh itu bukan aku," Perry berusaha keras meyakinkan Charles, namun Charles tak memperdulikan itu semua.Perry melihat seluruh tamu disana lebih dominan dengan pr
"ibu sudah berapa kali aku bilang, aku tidak ingin berkencan dengan wanita yang tidak aku suka ibu," ucap Sam duduk di sofa bersama Livy sang ibu. "Kali ini kau harus menuruti perintah ibu Sam, ibu tidak ingin terulang kembali kejadian memalukan itu," tegas Livy menutup kasar majalah yang berada di pangkuannya. "Ibu aku tidak bisa, mengertilah ibu," ucap Sam penuh permohonan. "Kau harus bertemu dengan Paula, jam 9 malam Sam, ibu harap kau mengingat itu," ucap Livy dan berlalu pergi. "Andai saja kau tidak menolak ku seperti ini Kyle, mungkin semua kejadian ini takkan terjadi," kata Sam pelan sembari memegang kepala. Sam mengambil ponsel dan menelpon Charles. "Charles dimana wanita itu?" Tanya Sam. "Dia masih bersamaku di apartemen, dia tidak bisa berhenti menangis Sam, tapi aku memberinya makanan dan obat tidur, setidaknya bi
"ibu sudah berapa kali aku bilang, aku tidak ingin berkencan dengan wanita yang tidak aku suka ibu," ucap Sam duduk di sofa bersama Livy sang ibu."Kali ini kau harus menuruti perintah ibu Sam, ibu tidak ingin terulang kembali kejadian memalukan itu," tegas Livy menutup kasar majalah yang berada di pangkuannya."Ibu aku tidak bisa, mengertilah ibu," ucap Sam penuh permohonan."Kau harus bertemu dengan Paula, jam 9 malam Sam, ibu harap kau mengingat itu," ucap Livy dan berlalu pergi."Andai saja kau tidak menolak ku seperti ini Kyle, mungkin semua kejadian ini takkan terjadi," kata Sam pelan sembari memegang kepala.Sam mengambil ponsel dan menelpon Charles."Charles dimana wanita itu?" Tanya Sam."Dia masih bersamaku di apartemen, dia tidak bisa berhenti menangis Sam, tapi aku memberinya makanan dan obat tidur, setidaknya biarkan ia tidur
Perry berjalan sendiri usai menemani Sam malam itu. Ya, Sam meninggalkan wanita itu sendirian dan membiarkan angin malam mengelilingi tubuhnya. "Aku akan membuktikan semua ucapanku Sam," ucap Perry sendiri sembari berjalan menyusuri jalanan malam itu.Tak terasa Perry sudah sampai di pintu apartemen, Perry mulai membuka pintu dan melihat pemandangan yang benar-benar membuat paru-parunya sedikit bisa bernafas. "Ka-kakak," ucap Perry tak percaya melihat Kyle tengah asik menggunakan hair dryer di rambutnya.Perry sungguh ingin mengungkapkan semua hal yang terjadi saat Kyle tak ada disini, Perry ingin mengatakan bahwa ia telah diperkosa oleh lelaki yang tak ia kenal mengatasnamakan dirinya, namun Perry memilih diam, karena Perry takut jika Kyle melarikan diri kedua kalinya."Darimana saja kau Perry, bukankah aku sudah bilang padamu, jangan pernah berkeliaran di malam hari," kata Kyle mengibaskan rambut.
"harusnya.. harusnya.." kata Kyle mulai gugup."Harusnya apa Kyle? Katakan padaku apa yang seharusnya terjadi?" Ucap Sam mengangkat dagu Kyle ke atas."Harusnya aku tak mengusir Perry dan mendengarkan semua yang terjadi setelah aku tak disini," batin Kyle menyesal.Sam menarik napas dan mencium aroma bir di bibir Kyle, karena jarak mereka cukup dekat. "Kau meminum alkohol Kyle?" Tegas Sam semakin dalam mencium aroma bir itu."Pergilah Sam! Kau tak seharusnya disini bersamaku!" Ucap Kyle mendorong dada bidang Sam.Sam merobek pakaian Kyle dalam hitungan detik. "Berani-beraninya kau menyuruhku pergi dari sini," Sam sedikit menjambak rambut Kyle."A-aaa.. lepaskan aku!" Teriak Kyle."Sial, rupanya Sam sudah bertemu Perry dan mengira bahwa dia adalah aku," batin Kyle merasakan sakit di kepalanya."Lepaskan aku Sam, karena
"Kyle bisakah kita keluar malam ini, aku ingin bertemu denganmu," suara Zoey dari telepon."Ada apa Zoey?" Balas Kyle."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, aku akan menunggumu di tempat biasa kita bertemu," ucap Zoey, dan Kyle pun langsung mematikan sambungan teleponnya."Bagaimana Zoey, apakah kakakku setuju?" Tanya Perry.Zoey menggelengkan kepala, "aku tak percaya ini, sungguh aku tak percaya ini," tangan Zoey sembari memegang kepala."Aku tak punya banyak waktu menceritakan ini semua Zoey, bisakah sekarang kau mengantarku untuk bertemu kakakku," kata Perry meminum minuman di atas meja."Baiklah," balas Zoey, Zoey mengambil beberapa lembar uang dan meletakkan di atas meja, lalu kedua wanita itu pergi begitu saja.Zoey mengantar Perry di sebuah diskotik dimana ia dan Kyle selalu bersenang-senang disana, Zoey kembali menelpon Kyle mema
Perry terbangun dari tidurnya yang masih tetap dalam dekapan Sam, selimut putih kini menutupi keduanya.Perry menamati wajah Sam yang begitu tampan, ternyata Sam jauh lebih tampan saat ia sedang tertidur.Perry menyusuri wajah Sam dengan telunjuk jarinya, dan berhenti tepat di bibir Sam, "kau sangat tampan," ucap Perry pelan tersenyum sendiri.Sesaat Sam merasa geli dan ia hendak membuka kedua matanya, dengan cepat Perry menutup mata dan berpura-pura tidur.Sam melirik ke wajah Perry, "apa kau sudah selesai dengan tidurmu yang hanya pura-pura?" Tanya Sam kini tubuhnya menghadap ke arah Perry."Hah?" Ucap Perry membuka mata."Kau tidak bisa membohongi ku Perry, jadi jangan harap kau bisa membohongiku," ucap Sam memencet hidung Perry dengan gemas."Menyebalkan," umpat Perry tersenyum penuh paksaan."Kau lelah? Kat
"Haii-haiii.. aku sudah muak dengan drama ini, mari lempar bungamu dan kita lihat siapa yang akan mendapatkannya Perry," ucap Henry tiba-tiba berdiri merangkul Jack dan Kyle di tengah."Baiklah," ucap Perry dan berbalik badan.Semua teman mereka dengan sigap berdiri di belakang mereka kecuali Zoey.123"Noooo... Meeeeeee," teriak salah satu teman mereka."Aku pasti mendapatkan nya," ucap Henry dan Bruno saling berdesakan."Jack katakan dimana bunganya? Aku akan menangkap nya," ucap Kyle mencoba menangkap bunga, walaupun sangat kecil kemungkinannya."Tenanglah Kyle, aku akan mendapatkannya untuk kuberikan padamu," batin Jack begitu sigap.BaaaaaaaaaJack meraih bouqet bunga itu lalu Jack sengaja menaruhnya di tangan Kyle, "dapat," ucap Kyle begitu gembira
2 bulan kemudian......"Sam, kita akan kemana?" Tanya Perry turun dari mobil dengan mata tertutup kain."Kau akan tahu, nanti, aku tak perlu memberitahu nya," ucap Sam terus mengandeng tangan Perry dengan mata tertutup."Sam cukup.. lepaskan ikatan mataku," pinta Perry."Aatssss, tidak Perry, kau tidak bisa melepas begitu saja," tawa Sam menahan tangan Perry yang hendak membuka ikatan matanya."Sini, kau harus tepat berdiri disini," pinta Sam.Dengan perlahan Sam membuka ikatan mata Perry, "tadaaaa, pantaiii," ucap Sam melepas seluruh ikatan mata Perry.Perry kini tersadar ia berdiri di sebuah pantai, di depan Perry sudah ada seluruh keluarganya, Tiffany sang ibu, Eza ayahnya, dan Kyle yang sedang berdiri hanya memegang tongkat di samping Jack.Perry juga melihat kedua orang tua Sam, di sebelahnya terlihat Zoey dengan
"SAMMMMM, kau tak bisa membuatku terpenjara seperti ini, SAMMM!!! aku akan membalas semua perlakuan mu kepadaku," teriak Gilson di balik jeruji besi.Sam hanya tertawa bersendekap dada, "bagaimana kau bisa membalasnya Gilson? Kau telah terkena hukuman seumur hidup, itu adalah gugatan ku, itu adalah hukuman kau membunuh Charles, kau mencelakai Perry, dan kau juga adalah dalang alasan Kyle menjadi buta," balas Sam dengan santai di depan Gilson."Lepaskan aku SAMM!! wanita murahan itu berhutang banyak padaku, kau harus melepaskan aku Sammm!" Teriak Gilson menghentak jeruji besi, dan semua itu hanya percuma.Sam mengambil sebuah debit card di sakunya, "ambillah ini Gilson, bahkan kau bisa membeli rumah dengan uangku yang ada di atm, ambillah, aku memberikannya padamu," tawa Sam penuh mengejek.Bagaimana Gilson bisa mengambil uang itu, dia saja saat ini di dalam penjara, sungguh konyol.
3 bulan kemudian......Perry terbaring di tempat tidur, usai operasi, Perry butuh waktu beberapa bulan untuk menyembuhkan masa kebutaan nya dari masa transplantasi."Perry apa kau sudah bisa melihatku seperti dulu?" Tanya Sam tepat di hadapan Perry."Sam, Sam... Dimana kakakku Kyle?" Tanya Perry mencari-cari Kyle."Kau tenang saja Perry, Kyle aman bersama suster Rena, Rena merawat Kyle dengan baik, aku menempatkan Kyle di sebuah apartemen," balas Sam menyingkirkan selimut yang menutup tubuh Perry."Sam bawa sekarang aku ke apartemen kakakku," pinta Perry memohon."Perry, kau belum sembuh sepenuhnya, aku harus merawat mu terlebih dahulu," ucap Sam memberi Perry segelas minum."Sam aku sudah membaik setelah tiga bulan, aku harus bertemu kakakku," ucap Perry tak sabar ingin bertemu dengan Kyle."Baiklah, kita akan ke apa
"bereskan mayat Charles dengan baik, kau harus memberikannya pada Zoey, biar Zoey memakamkan mayat Charles dengan baik," ucap Gilson di depan Brian, Brian adalah anak buah Gilson."Baik tuan," jawab Brian pergi dan membawa jasad Charles yang sudah ia masukan dalam plastik mayat."Gilson!!! Apa yang terjadi?" Ucap seorang wanita yang baru saja sampai di depan pintu.Dia adalah Luna, Luna adalah wanita yang dekat dengan Gilson selama beberapa bulan ini, Luna adalah mantan seorang pelacur.Tentu Gilson mendekati Luna hanya untuk memuaskan hasrat Sex nya, sedangkan Luna hanya ingin mengambil uang Gilson."Kekasihku," ucap Gilson langsung mencium bibir Luna."Gilson aku mempunyai kabar baik," ucap Luna langsung duduk di sofa."Oh ya? Katakan! Apa itu?" Balas Gilson."Aku hamil," ucap Luna tertawa menunjuk sebuah tespek yan
"Lupakan ini Charles, aku pantas mendapatkan ini, aku akan segera ke Grey Hospital, aku akan menemui Perry dan menjelaskan semua ini," ucap Kyle mengangguk pelan."Kau harus menemui Perry dan Sam, aku akan menuju kediaman Gilson, aku akan memberi pelajaran untuknya," ucap Charles memegang kedua pundak Kyle."Baiklah Charles, kau harus berhati-hati, Gilson bukanlah pria sembarangan," nasehat Kyle."Aku akan berhati-hati Kyle, tenang saja," ucap Charles dan pergi meninggalkan Kyle."Perry, maafkan aku..." Ucap Kyle dan bergegas menuju Grey Hospital._________*********__________Kyle berjalan secepat mungkin saat ia sampai di Grey Hospital. Kyle segera bertanya pada resepsionis dan bertanya tentang dimana ruangan Perry.Dengan cepat Kyle segera menuju ruangan yang sudah di jelaskan oleh sang resepsionis, hati Kyle hancur, sakit... Dimana sem
"Apaaa Sam? Perry mengalami kebutaan?" Suara Charles membalas telepon Sam, saat Charles hendak meminum jus jeruk di dapur."Charles kumohon bantulah aku, aku ingin kau menemukan siapa orang yang sudah mencelakai Perry," ucap Sam dari telepon."Secepatnya Sam, aku akan membawa orang itu tepat di hadapan mu," ucap Charles dan Sam mematikan telponnya."KYLEEEEEE, kau berulah lagi dan lagi," Ucap Charles mengepalkan tangannya."Charles ada apa kau berteriak seperti ini?" Tanya Zoey mendekati Charles di dapur."Kyle, temanmu itu benar-benar tak punya hati, ia mencelakai Perry dan membuat Perry mengalami kebutaan," ucap Charles penuh emosi."Charles, kau yakin jika Kyle melakukan itu?" Tanya Zoey ragu."Siapa lagi Zoey? Kyle rela melakukan apapun demi kebahagiaan nya, dia benar-benar wanita licik, wanita ular," ucap Charles meminum jus jeruk da
Malam ini Sam mengajak Perry berjalan-jalan menuju pusat kota Toronto dengan menggunakan motor ducati berwana hitam miliknya."Kau tahu Perry, aku sengaja memakai motor agar kau memelukku, tapi rupanya kau tak melakukan itu," ucap Sam sedikit tidak terdengar karena Sam memakai helm."Haaaaa?? Apaaa?? Aku tidak mendengarnya Sam," balas Perry sedikit teriak.Blurb...Sam menaikkan kecepatan Motornya membuat Perry harus memeluk Sam dari belakang karena tubuh Perry yang hampir tersentak ke depan."Saammmm," panggil Perry dan melingkarkan pergelangan tangannya di pinggang Sam.Kini Sam dan Perry sudah sampai di tempat yang ia tuju, Sam berjalan kaki bersama Perry, sangat ramai, kota toronto di malam hari ini begitu banyak orang berlalu lalang."Kau ingin pancake? Katakan, Lihatlah, di sepanjang jalan banyak menu makanan kesukaan mu Perry,"