Sam berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas, ia tak memperdulikan Charles yang hadir bertamu saat itu. Pikirannya kacau, ia tak ingin berargumen saat ini, yang Sam inginkan adalah bagaimana Perry secepatnya ditemukan.
"Sam, ibu melihat kesedihan di raut wajahmu akhir-akhir ini Sam." Tiba-tiba suara Livy, ibu Sam yang mulai mendekati Sam dari belakang.
"Jika ibu berbicara padaku agar aku bisa bersama Paula, lebih baik ibu pergi saja, aku tidak suka dengan wanita itu ibu, aku sudah menemukan wanita lain," ucap Sam seraya memijat lehernya.
"Wanita lain? Kuharap kau bisa membawa secepatnya untuk bertemu dengan ibu Sam, ibu ingin melihat bagaimana wanita yang kau dambakan itu," kata Livy tersenyum.
"Aku sedang melakukan itu ibu, tapi aku belum menemukan cara untuk itu ibu," balas Sam kini mulai menoleh menatap wajah Livy.
"Sam, sentuhlah wanita tepat pada hatinya Sam, jika kau berha
Santa Monica, Los AngelsSebuah rumah kecil yang dipenuhi dengan bunga warna-warni tepat di depan pagar ber cat biru, dindingnya berwarna putih sedangkan atap nya bernuansa biru laut. Perry menatap rumahnya sendiri dan perlahan melangkahkan kakinya mendekati rumah itu.Dengan sebuah tas yang ia genggam di tangan kirinya, Perry memberanikan diri agar segera sampai disana, meskipun ia sendiri tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."Ibu.... Ayah..." Suara Perry memanggil kedua orangtuanya."Perry, Perry... Perry," ucap Tifanny ibu kandung Perry yang duduk di kursi roda bersama seorang pria paruh baya yang mendorongnya. Pria itu bernama Eza ayah kandung Perry."Ibu, ayah," ucap Perry tersenyum bahagia ketika melihat mereka berdua.Perry mendekati mereka lalu memeluknya dengan erat, rasa rindu yang sudah lama terpendam kini seolah terbalaskan melihat senyum T
"Katakan dimana Perry sekarang? Katakan dimana aku harus menemukan Perry?" Tanya Sam sangat antusias."Ingat Sam! Semua harus ada imbalannya, tidak ada sesuatu yang gratis di dunia ini," balas pria di telpon."Aku akan berikan apa yang kau mau, cepat katakan dimana Perry?" Kata Sam tak sabar ingin mengetahui keberadaan Perry."Perkenalkan Sam, namaku Gilson. Kau pasti sudah mendengar nama ini dari Charles, aku sangat yakin itu, jadi bagaimana Sam, apakah kau ingin mengetahui dimana Perry?" Balas Gilson menantang Sam.Sam mengernyitkan keningnya, jelas Sam mulai berpikir yang tidak-tidak, karena Charles begitu ceroboh menceritakan semuanya."Aku tak perduli siapa namamu dan darimana asal mu, aku hanya ingin tahu keberadaan Perry," tukas Sam mulai emosi."Temui aku di cafetarian, aku akan mengirimkan alamatnya, kau harus ingat Sam, tidak ada sesuatu yang gratis
Hujan memang sudah reda, tetapi tidak dengan gerimis nya, jalanan aspal di depan rumah Perry sangat kotor dengan bekas sampah makanan."Astaga aku tidak bisa membiarkan ayah dan ibu melihat ini semua, aku harus membersihkan nya," ucap Perry dari jendela yang kini memakai jas hujan dan sarung tangan plastik di tangan.Dengan cepat Perry memungut sampah-sampah itu, membuangnya di tong sampah. Usai membereskan itu semua Perry kembali masuk melepas jas hujan dan mencuci tangannya.Tak lama kemudian Perry mendengar suara langka kaki dari arah ruang tamu, Perry hanya mengira bahwa mungkin ibunya sudah datang bersama ayahnya. Perry berjalan menuju ruang tamu berniat menyambut ibunya."Perry," suara Kyle di dalam ruang tamu, di belakang sudah ada Sam bersama Charles yang terlihat diam membeku.Perry melototkan matanya bukan main, kakinya mundur hingga terbentur meja hias di belakang, jantungnya berdebar kencang, bahkan gerimis yang seharusnya membuat Perry
"Kyle katakan padaku jam berapa ibu mu datang?" Tanya Sam di ruang tamu."Aku tak tahu Sam," balas Kyle."Sam, kita tidak bisa berterus terang kejadian itu di depan ibunya, kau pasti mengerti maksudku Sam," ucap Charles memberi nasehat pada Sam dan Kyle, karena mereka berdua berniat menceritakan hal yang terjadi di canada, ya mungkin kejujuran adalah hal benar, namun Charles berpikir bahwa kejujuran jika di situasi yang salah akan berakibat fatal."Kau benar Charles, ibu akan sangat kecewa jika Perry di perlakukan seperti itu," ucap Kyle bersedih."Aku tak bisa membiarkan Perry disini Kyle, itu akan terasa sangat sulit untukku, bahkan jika Perry disini, dia bisa pingsan setiap kali melihatku, dan aku tak ingin ibumu mengerti itu semua," ucap Sam terus berpikir dan masih berpikir."Apa maksudmu Sam?" Tanya Charles.Sam terdiam sejenak menghela napasnya.
2 hari kemudian.....Sam mengundang acara makan malam bersama keluarganya, di taman sudah ada kedua orangtua Sam yaitu Livy dan Jonathan."Perry bisakah kau kebawah menemaniku untuk bertemu dengan ibu dan ayahku," ucap Sam di dalam kamar bersama Perry yang sudah cantik memakai gaun merah karena orang suruhan Sam yang memaksa Perry memakai baju itu."Aku sudah bilang padamu Sam, aku tidak menginginkan itu, mengapa kau tetap memanggil kedua orangtuamu," balas Perry ingin melepas Kalung yang melingkar di lehernya namun Sam berhasil mencegah itu."Tidak Perry, jangan lepaskan kalung itu, aku ingin ibukku melihat kau memakai kalung itu, karena itu adalah milik ibukku," ucap Sam dengan lembut dan menurunkan tangan Perry perlahan."Kumohon... Kumohon Perry... Ibu dan ayahku sudah menunggu kita hampir 1 jam," ucap Sam terlihat memohon.Perry menatap sejenak lelaki ya
"Aku tidak menginginkan Sam, aku hanya menginginkan semua kekayaanya," tawa Klye."Baiklah, bagaimana jika kau membantuku mendapatkan Perry, dan aku membantu mu mendapatkan Sam, apakah itu menarik?" Ucap Gilson mengusap bibirnya dengan tisu karena bercak kopi."Aku terima tawaran itu, aku akan membantumu mendapatkan Perry, dan kau akan membantuku mendapatkan Sam," Ucap Kyle tertawa licik."Aku harus ke kamar mandi," ucap Kyle dan pergi dari hadapan Gilson, Gilson hanya menganguk kecil dan tertawa puas.Saat sampai ke kamar mandi, Kyle mengeluarkan sebuah lipstik kecil di tas nya, ia berdiri di depan cermin besar.Ia teringat kejadian beberapa tahun lalu yang membuatnya membenci Perry sampai saat ini."Aku akan membalas semua dendam ini Perry, dan kau Sam. Kau pikir berbuat baik adalah sifatku? Kau sangat salah akan hal itu." Ucap Kyle di depan cermin dan memo
Hujan mulai sedikit reda, Sam telah sampai di rumah, di dalam mobil Perry tetap saja diam dan tak ingin bicara."Perry turunlah kita sudah sampai," ucap Sam, mematikan mesin mobil.Perry hanya diam tak ada jawaban,Sam terus memperhatikan raut wajah Perry yang masih saja diam, tanpa basa-basi Sam turun dari mobil, membuka pintu mobil Perry dan mengendong nya begitu saja."Lepaskan aku," ucap Perry meninju dada Sam. Namun tinjuan itu hanya dibalas Sam senyum kecil.Sam terus membopong tubuh Perry ala bridal style, saat sampai di kamar Sam menidurkan pelan tubuh Perry di atas ranjang."Kenapa tubuhmu bergetar? Aku tidak akan melukai mu Perry," ucap Sam menarik bantal dan mendekatkannya di kepala Perry.PLAAKK!!!PLAAKKK!!Perry menampar kedua pipi Sam secara bergantian, "simpan ucapan mu Sam, si
Beberapa jam kemudian.....CLOVELYN BOUTIQUE....Sam sudah sampai di sebuah butik, Perry terlihat sangat senang melihat pajangan gaun yang begitu banyak, membayangkan nya saja Perry sudah bahagia jika mengenakan pakaian semahal itu, apalagi mencobanya."Perry katakan padaku apa warna kesukaan mu?" Tanya Sam."Ungu," balas Perry singkat.Sam mengangkat tangannya dan memanggil salah satu karyawan butik, "berikan aku gaun berwarna ungu, gaun yang terbaru," ucap Sam kepada salah satu pelayan butik."Baik tuan," ucap pelayan itu.Tak lama kemudian pelayan tersebut kembali,"silahkan Nona, mari saya antar," ucap pelayan itu mengantarkannya di ruang ganti.Perry dibantu dengan salah satu pelayan, gaun berwarna ungu tanpa lengan, punggung Perry jelas terlihat dan ada sebuah tali di belakang, gaun yang jatuh d
Perry terbangun dari tidurnya yang masih tetap dalam dekapan Sam, selimut putih kini menutupi keduanya.Perry menamati wajah Sam yang begitu tampan, ternyata Sam jauh lebih tampan saat ia sedang tertidur.Perry menyusuri wajah Sam dengan telunjuk jarinya, dan berhenti tepat di bibir Sam, "kau sangat tampan," ucap Perry pelan tersenyum sendiri.Sesaat Sam merasa geli dan ia hendak membuka kedua matanya, dengan cepat Perry menutup mata dan berpura-pura tidur.Sam melirik ke wajah Perry, "apa kau sudah selesai dengan tidurmu yang hanya pura-pura?" Tanya Sam kini tubuhnya menghadap ke arah Perry."Hah?" Ucap Perry membuka mata."Kau tidak bisa membohongi ku Perry, jadi jangan harap kau bisa membohongiku," ucap Sam memencet hidung Perry dengan gemas."Menyebalkan," umpat Perry tersenyum penuh paksaan."Kau lelah? Kat
"Haii-haiii.. aku sudah muak dengan drama ini, mari lempar bungamu dan kita lihat siapa yang akan mendapatkannya Perry," ucap Henry tiba-tiba berdiri merangkul Jack dan Kyle di tengah."Baiklah," ucap Perry dan berbalik badan.Semua teman mereka dengan sigap berdiri di belakang mereka kecuali Zoey.123"Noooo... Meeeeeee," teriak salah satu teman mereka."Aku pasti mendapatkan nya," ucap Henry dan Bruno saling berdesakan."Jack katakan dimana bunganya? Aku akan menangkap nya," ucap Kyle mencoba menangkap bunga, walaupun sangat kecil kemungkinannya."Tenanglah Kyle, aku akan mendapatkannya untuk kuberikan padamu," batin Jack begitu sigap.BaaaaaaaaaJack meraih bouqet bunga itu lalu Jack sengaja menaruhnya di tangan Kyle, "dapat," ucap Kyle begitu gembira
2 bulan kemudian......"Sam, kita akan kemana?" Tanya Perry turun dari mobil dengan mata tertutup kain."Kau akan tahu, nanti, aku tak perlu memberitahu nya," ucap Sam terus mengandeng tangan Perry dengan mata tertutup."Sam cukup.. lepaskan ikatan mataku," pinta Perry."Aatssss, tidak Perry, kau tidak bisa melepas begitu saja," tawa Sam menahan tangan Perry yang hendak membuka ikatan matanya."Sini, kau harus tepat berdiri disini," pinta Sam.Dengan perlahan Sam membuka ikatan mata Perry, "tadaaaa, pantaiii," ucap Sam melepas seluruh ikatan mata Perry.Perry kini tersadar ia berdiri di sebuah pantai, di depan Perry sudah ada seluruh keluarganya, Tiffany sang ibu, Eza ayahnya, dan Kyle yang sedang berdiri hanya memegang tongkat di samping Jack.Perry juga melihat kedua orang tua Sam, di sebelahnya terlihat Zoey dengan
"SAMMMMM, kau tak bisa membuatku terpenjara seperti ini, SAMMM!!! aku akan membalas semua perlakuan mu kepadaku," teriak Gilson di balik jeruji besi.Sam hanya tertawa bersendekap dada, "bagaimana kau bisa membalasnya Gilson? Kau telah terkena hukuman seumur hidup, itu adalah gugatan ku, itu adalah hukuman kau membunuh Charles, kau mencelakai Perry, dan kau juga adalah dalang alasan Kyle menjadi buta," balas Sam dengan santai di depan Gilson."Lepaskan aku SAMM!! wanita murahan itu berhutang banyak padaku, kau harus melepaskan aku Sammm!" Teriak Gilson menghentak jeruji besi, dan semua itu hanya percuma.Sam mengambil sebuah debit card di sakunya, "ambillah ini Gilson, bahkan kau bisa membeli rumah dengan uangku yang ada di atm, ambillah, aku memberikannya padamu," tawa Sam penuh mengejek.Bagaimana Gilson bisa mengambil uang itu, dia saja saat ini di dalam penjara, sungguh konyol.
3 bulan kemudian......Perry terbaring di tempat tidur, usai operasi, Perry butuh waktu beberapa bulan untuk menyembuhkan masa kebutaan nya dari masa transplantasi."Perry apa kau sudah bisa melihatku seperti dulu?" Tanya Sam tepat di hadapan Perry."Sam, Sam... Dimana kakakku Kyle?" Tanya Perry mencari-cari Kyle."Kau tenang saja Perry, Kyle aman bersama suster Rena, Rena merawat Kyle dengan baik, aku menempatkan Kyle di sebuah apartemen," balas Sam menyingkirkan selimut yang menutup tubuh Perry."Sam bawa sekarang aku ke apartemen kakakku," pinta Perry memohon."Perry, kau belum sembuh sepenuhnya, aku harus merawat mu terlebih dahulu," ucap Sam memberi Perry segelas minum."Sam aku sudah membaik setelah tiga bulan, aku harus bertemu kakakku," ucap Perry tak sabar ingin bertemu dengan Kyle."Baiklah, kita akan ke apa
"bereskan mayat Charles dengan baik, kau harus memberikannya pada Zoey, biar Zoey memakamkan mayat Charles dengan baik," ucap Gilson di depan Brian, Brian adalah anak buah Gilson."Baik tuan," jawab Brian pergi dan membawa jasad Charles yang sudah ia masukan dalam plastik mayat."Gilson!!! Apa yang terjadi?" Ucap seorang wanita yang baru saja sampai di depan pintu.Dia adalah Luna, Luna adalah wanita yang dekat dengan Gilson selama beberapa bulan ini, Luna adalah mantan seorang pelacur.Tentu Gilson mendekati Luna hanya untuk memuaskan hasrat Sex nya, sedangkan Luna hanya ingin mengambil uang Gilson."Kekasihku," ucap Gilson langsung mencium bibir Luna."Gilson aku mempunyai kabar baik," ucap Luna langsung duduk di sofa."Oh ya? Katakan! Apa itu?" Balas Gilson."Aku hamil," ucap Luna tertawa menunjuk sebuah tespek yan
"Lupakan ini Charles, aku pantas mendapatkan ini, aku akan segera ke Grey Hospital, aku akan menemui Perry dan menjelaskan semua ini," ucap Kyle mengangguk pelan."Kau harus menemui Perry dan Sam, aku akan menuju kediaman Gilson, aku akan memberi pelajaran untuknya," ucap Charles memegang kedua pundak Kyle."Baiklah Charles, kau harus berhati-hati, Gilson bukanlah pria sembarangan," nasehat Kyle."Aku akan berhati-hati Kyle, tenang saja," ucap Charles dan pergi meninggalkan Kyle."Perry, maafkan aku..." Ucap Kyle dan bergegas menuju Grey Hospital._________*********__________Kyle berjalan secepat mungkin saat ia sampai di Grey Hospital. Kyle segera bertanya pada resepsionis dan bertanya tentang dimana ruangan Perry.Dengan cepat Kyle segera menuju ruangan yang sudah di jelaskan oleh sang resepsionis, hati Kyle hancur, sakit... Dimana sem
"Apaaa Sam? Perry mengalami kebutaan?" Suara Charles membalas telepon Sam, saat Charles hendak meminum jus jeruk di dapur."Charles kumohon bantulah aku, aku ingin kau menemukan siapa orang yang sudah mencelakai Perry," ucap Sam dari telepon."Secepatnya Sam, aku akan membawa orang itu tepat di hadapan mu," ucap Charles dan Sam mematikan telponnya."KYLEEEEEE, kau berulah lagi dan lagi," Ucap Charles mengepalkan tangannya."Charles ada apa kau berteriak seperti ini?" Tanya Zoey mendekati Charles di dapur."Kyle, temanmu itu benar-benar tak punya hati, ia mencelakai Perry dan membuat Perry mengalami kebutaan," ucap Charles penuh emosi."Charles, kau yakin jika Kyle melakukan itu?" Tanya Zoey ragu."Siapa lagi Zoey? Kyle rela melakukan apapun demi kebahagiaan nya, dia benar-benar wanita licik, wanita ular," ucap Charles meminum jus jeruk da
Malam ini Sam mengajak Perry berjalan-jalan menuju pusat kota Toronto dengan menggunakan motor ducati berwana hitam miliknya."Kau tahu Perry, aku sengaja memakai motor agar kau memelukku, tapi rupanya kau tak melakukan itu," ucap Sam sedikit tidak terdengar karena Sam memakai helm."Haaaaa?? Apaaa?? Aku tidak mendengarnya Sam," balas Perry sedikit teriak.Blurb...Sam menaikkan kecepatan Motornya membuat Perry harus memeluk Sam dari belakang karena tubuh Perry yang hampir tersentak ke depan."Saammmm," panggil Perry dan melingkarkan pergelangan tangannya di pinggang Sam.Kini Sam dan Perry sudah sampai di tempat yang ia tuju, Sam berjalan kaki bersama Perry, sangat ramai, kota toronto di malam hari ini begitu banyak orang berlalu lalang."Kau ingin pancake? Katakan, Lihatlah, di sepanjang jalan banyak menu makanan kesukaan mu Perry,"