Hujan memang sudah reda, tetapi tidak dengan gerimis nya, jalanan aspal di depan rumah Perry sangat kotor dengan bekas sampah makanan.
"Astaga aku tidak bisa membiarkan ayah dan ibu melihat ini semua, aku harus membersihkan nya," ucap Perry dari jendela yang kini memakai jas hujan dan sarung tangan plastik di tangan.
Dengan cepat Perry memungut sampah-sampah itu, membuangnya di tong sampah. Usai membereskan itu semua Perry kembali masuk melepas jas hujan dan mencuci tangannya.
Tak lama kemudian Perry mendengar suara langka kaki dari arah ruang tamu, Perry hanya mengira bahwa mungkin ibunya sudah datang bersama ayahnya. Perry berjalan menuju ruang tamu berniat menyambut ibunya.
"Perry," suara Kyle di dalam ruang tamu, di belakang sudah ada Sam bersama Charles yang terlihat diam membeku.
Perry melototkan matanya bukan main, kakinya mundur hingga terbentur meja hias di belakang, jantungnya berdebar kencang, bahkan gerimis yang seharusnya membuat Perry
"Kyle katakan padaku jam berapa ibu mu datang?" Tanya Sam di ruang tamu."Aku tak tahu Sam," balas Kyle."Sam, kita tidak bisa berterus terang kejadian itu di depan ibunya, kau pasti mengerti maksudku Sam," ucap Charles memberi nasehat pada Sam dan Kyle, karena mereka berdua berniat menceritakan hal yang terjadi di canada, ya mungkin kejujuran adalah hal benar, namun Charles berpikir bahwa kejujuran jika di situasi yang salah akan berakibat fatal."Kau benar Charles, ibu akan sangat kecewa jika Perry di perlakukan seperti itu," ucap Kyle bersedih."Aku tak bisa membiarkan Perry disini Kyle, itu akan terasa sangat sulit untukku, bahkan jika Perry disini, dia bisa pingsan setiap kali melihatku, dan aku tak ingin ibumu mengerti itu semua," ucap Sam terus berpikir dan masih berpikir."Apa maksudmu Sam?" Tanya Charles.Sam terdiam sejenak menghela napasnya.
2 hari kemudian.....Sam mengundang acara makan malam bersama keluarganya, di taman sudah ada kedua orangtua Sam yaitu Livy dan Jonathan."Perry bisakah kau kebawah menemaniku untuk bertemu dengan ibu dan ayahku," ucap Sam di dalam kamar bersama Perry yang sudah cantik memakai gaun merah karena orang suruhan Sam yang memaksa Perry memakai baju itu."Aku sudah bilang padamu Sam, aku tidak menginginkan itu, mengapa kau tetap memanggil kedua orangtuamu," balas Perry ingin melepas Kalung yang melingkar di lehernya namun Sam berhasil mencegah itu."Tidak Perry, jangan lepaskan kalung itu, aku ingin ibukku melihat kau memakai kalung itu, karena itu adalah milik ibukku," ucap Sam dengan lembut dan menurunkan tangan Perry perlahan."Kumohon... Kumohon Perry... Ibu dan ayahku sudah menunggu kita hampir 1 jam," ucap Sam terlihat memohon.Perry menatap sejenak lelaki ya
"Aku tidak menginginkan Sam, aku hanya menginginkan semua kekayaanya," tawa Klye."Baiklah, bagaimana jika kau membantuku mendapatkan Perry, dan aku membantu mu mendapatkan Sam, apakah itu menarik?" Ucap Gilson mengusap bibirnya dengan tisu karena bercak kopi."Aku terima tawaran itu, aku akan membantumu mendapatkan Perry, dan kau akan membantuku mendapatkan Sam," Ucap Kyle tertawa licik."Aku harus ke kamar mandi," ucap Kyle dan pergi dari hadapan Gilson, Gilson hanya menganguk kecil dan tertawa puas.Saat sampai ke kamar mandi, Kyle mengeluarkan sebuah lipstik kecil di tas nya, ia berdiri di depan cermin besar.Ia teringat kejadian beberapa tahun lalu yang membuatnya membenci Perry sampai saat ini."Aku akan membalas semua dendam ini Perry, dan kau Sam. Kau pikir berbuat baik adalah sifatku? Kau sangat salah akan hal itu." Ucap Kyle di depan cermin dan memo
Hujan mulai sedikit reda, Sam telah sampai di rumah, di dalam mobil Perry tetap saja diam dan tak ingin bicara."Perry turunlah kita sudah sampai," ucap Sam, mematikan mesin mobil.Perry hanya diam tak ada jawaban,Sam terus memperhatikan raut wajah Perry yang masih saja diam, tanpa basa-basi Sam turun dari mobil, membuka pintu mobil Perry dan mengendong nya begitu saja."Lepaskan aku," ucap Perry meninju dada Sam. Namun tinjuan itu hanya dibalas Sam senyum kecil.Sam terus membopong tubuh Perry ala bridal style, saat sampai di kamar Sam menidurkan pelan tubuh Perry di atas ranjang."Kenapa tubuhmu bergetar? Aku tidak akan melukai mu Perry," ucap Sam menarik bantal dan mendekatkannya di kepala Perry.PLAAKK!!!PLAAKKK!!Perry menampar kedua pipi Sam secara bergantian, "simpan ucapan mu Sam, si
Beberapa jam kemudian.....CLOVELYN BOUTIQUE....Sam sudah sampai di sebuah butik, Perry terlihat sangat senang melihat pajangan gaun yang begitu banyak, membayangkan nya saja Perry sudah bahagia jika mengenakan pakaian semahal itu, apalagi mencobanya."Perry katakan padaku apa warna kesukaan mu?" Tanya Sam."Ungu," balas Perry singkat.Sam mengangkat tangannya dan memanggil salah satu karyawan butik, "berikan aku gaun berwarna ungu, gaun yang terbaru," ucap Sam kepada salah satu pelayan butik."Baik tuan," ucap pelayan itu.Tak lama kemudian pelayan tersebut kembali,"silahkan Nona, mari saya antar," ucap pelayan itu mengantarkannya di ruang ganti.Perry dibantu dengan salah satu pelayan, gaun berwarna ungu tanpa lengan, punggung Perry jelas terlihat dan ada sebuah tali di belakang, gaun yang jatuh d
"ayah, apakah ayah yakin kita akan merayakan perayaan ini di hotel Entourage sur-le-Lac"? Tanya Sam sembari melepas dasinya di taman, kediaman orang tuanya."Ya Sam, lagipula ibumu Livy juga setuju dengan tempat itu," ucap Jonathan menoleh ke arah Livy.Mereka bertiga duduk dan menyeruput secangkir kopi hangat,"Sam,kemana wanita yang pernah kau tunjukkan pada ibu waktu itu," tanya Livy memandang Sam."Aku berniat mengajak nya dia acara perayaan kita nanti ibu," balas Sam mengetuk meja bundar dengan jari telunjuknya."Ayah, tapi dia membenciku, bahkan aku sendiri membenci diriku sendiri," ucap Sam sembari mengaruk alis kanannya.Jonathan dan Livy hanya tersenyum kecil,"Sam, lihatlah ibumu, ibumu dulu juga sangat membenci ayah, namun ayah terus berusaha, lihatlah sekarang, dia menjadi istriku," ucap Jonathan tertawa. Sam yang menjadi bahan ejekan kedua orang tuanya hanya bisa diam
Saat di meja makan, Perry memikirkan banyak hal, ia benar-benar tidak fokus dengan Gilson yang terus berbicara. Di sisi lain Perry merasa ada sedikit perubahan dalam diri Sam, di sisi lain Gilson adalah temannya."Perry kau memikirkan apa?" Ucap Gilson sembari mengunyah dagingnya."Tidak Sam, aku tidak memikirkan apa-apa," ucap Perry spontan."Sam?" Tanya Gilson meletakkan garpu dan sendok dan bersender di kursinya."Aah... Gilson, yaa... Aku tidak memikirkan apa-apa," balas Perry terpaksa tersenyum."Kau memikirkan Sam, kau tidak bisa membohongi ku Perry," ucap Gilson menatap wajah Perry dengan serius.Merasa tak nyaman dengan situasi ini, Perry memilih diam dan melahap makanannya,"makanlah Gilson, lihatlah aku sudah memakannya," ucap Perry memasukkan udang di mulutnya."Gilson kapan kau mengantar ku ke rumah Sam?" Tanya Perry pelan.
Keesokan harinya...Gilson mengikat tangan dan kaki Perry di atas tempat tidur,"apa yang kau lakukan Gilson? Kau gila," Ucap Perry sembari menggoyahkan ikatan tangannya."Hanya ini satu-satunya cara agar kau tak bertemu dengan Sam," ucap Gilson memainkan rambut Perry."Lepaskan aku Gilson, Sam pasti mencariku, aku harus datang di acara perayaan itu," ucap Perry kesal."Dia tidak akan mencarimu Perry, karena Kyle bersamanya, dia berpura-pura menjadi dirimu, jadi tenanglah Perry, semua yang kita lakukan tidak akan ada satupun yang tahu," ucap Gilson menyentuh pipi Perry."Lepas," balas Perry menyingkirkan pipinya."Jika kau seperti ini Gilson, kau tidak ada bedanya dulu menghina Sam, bahkan kau lebih hina dari Sam, yang berbeda adalah Sam berubah menjadi lebih baik, sedangkan kau lebih hina," tindas Perry membuat telinga Gilson panas.Pyaar