Maaf pembaca sekalian. Chapter sebelumnya Derrick masih ranah kaisar bukan ranah dewa (saya salah tulis ranah). Chapter sebelumnya sudah saya perbaiki. Mungkin kurang lebih 10 hari kemudian sudah diperbaiki aplikasi. Sekian, terimakasih. Ok, lanjut. Derrick yang hangus tersambar petir diobati oleh Fioren dengan penuh perhatian. Terlihat Fioren sangat kelelahan karena terus menggunakan teknik penyembuhan. "Aku gagal lagi menerobos ranah kaisar akhir. Kenapa bisa aku gagal lagi? Padahal aku hanya harus mengaktifkan lingkaran yang tidak aktif, bukan membentuk lingkaran baru. Ini membuat semangatku hancur." Ucap Derrick tidak terima karena kembali gagal menerobos ranah kaisar akhir. Derrick sangat kesal. "Sungguh sial! Kenapa bisa aku gagal menerobos ranah kaisar akhir!" Pekik Derrick tiba-tiba, mengejutkan Fioren yang sibuk meracik obat. "Derrick, jangan terburu-buru untuk menerobos ranah. Sebenarnya diantara praktisi muda, kamu adalah yang paling berbakat, tidak ada praktisi muda
Lembah 4 Desa, Hutan Naga. Ribuan orc berzirah yang berasal dari desa orc keluar dengan membawa pedang dan tombak, beberapa diantara mereka menunggangi monster kuda yang terlihat sangat kuat dan kokoh. Ditengah-tengah pasukan para orc tersebut terlihat sebuah kereta kuda yang ditarik lima ekor monster trenggiling, di dalam kereta kuda terlihat seorang orc yang memiliki aura darah. Yura si slime, Arip si dwarf, Tolecnal si Elf, dan Groot si manusia pohon terlihat memerhatikan ribuan orc tersebut dari atas lembah. Dibelakang mereka terlihat ribuan pasukan yang terdiri dari berbagai monster penghuni hutan. "Itu adalah orc yang sudah mencapai langkah 11, akhirnya ras orc memiliki seseorang yang cukup layak diberi gelar dewa." Ucap Arip sembari menyingkirkan teropongnya. "Dewa orc? Cih, kapasitas energi alamnya hanya 200 ribu poin. Darimana dia bisa disebut sebagai dewa orc?" Respon Tolecnal meremehkan dewa orc karena hanya memiliki 200 ribu poin energi alam. "Kapasitas energinya mema
Dewa orc berlari dengan cepat dan mencekik Tolecnal yang tak berdaya. "Ugh... sial!" Umpat Tolecnal mencoba lepas dari cekikan dewa orc. Tolecnal yang menggeliat mencoba melepaskan cekikan dewa orc itu tiba-tiba tersenyum kecil, lalu meninju lengan tangan dewa orc hingga membuatnya melepaskan cekikan. Tolecnal langsung meninju perut dewa orc dengan tinju energinya, dewa orc menangkis tinju tersebut. Bang!Tolecnal terkejut tinjunya mampu ditahan oleh dewa orc padahal tinju tersebut mampu menghancurkan gunung berkeping-keping. Tolecnal mundur dan melepaskan tinju energi yang cukup kuat. Tinju energi itu dihindari oleh dewa orc dan membuat kerusakan yang sangat parah sebelum dihentikan perisai energi para orc. Whush! Bang! Tolecnal dengan gerakan cepat sudah berada di depan dewa orc dan melancarkan tinju terarah ke wajah dengan telak, namun dewa orc terlihat baik-baik saja seakan tinju Tolecnal tidak memiliki kekuatan. "Dia menipu dewa orc dengan berpura-pura kehabisan energi, na
Derrick yang melihat pertempuran antara monster dan ras orc mundur beberapa langkah dan kembali sembunyi di balik semak-semak. Derrick melirik Fioren yang juga melihat area perang yang sangat kacau dan banyak korban berjatuhan. Fioren juga melirik Derrick setelah puas memerhatikan situasi perang. "Ini adalah kesempatan kita untuk menyusup dan menyelamatkan Reren dan juga Lingarl." Ucap Fioren dengan serius. Derrick mengangguk setuju sembari menatap tajam situasi perang. "Benar, ini adalah kesempatan kita untuk menyelamatkan mereka saat para monster sialan itu sibuk berperang. Kita harus mengucapkan terimakasih kepada monster buruk rupa itu (ras orc), karena berperang dengan para monster dan memberi kita kesempatan untuk menyusup dan menyelamatkan Reren dan Lingarl." Ucap Derrick panjang lebar. Fioren melihat token kehidupan Reren, lalu segera mengalirkan sejumlah energi kepada token. Hal itu membuat token menunjukkan sebuah hologram yang berbentuk hutan beserta bukit-bukit di sek
Dengan membawa kertas bertuliskan aksara kuno tersebut, Derrick dan Fioren dengan sangat mudah dapat masuk ke dalam desa tanpa terjebak formasi lagi. Dua orang itu mempercepat langkah mereka seakan-akan takut monster Slime sang penguasa desa goblin datang setelah melihat tanda suar. "Derrick, sepertinya mereka ada di rumah besar tersebut." Pekik Fioren melihat hologram, lalu menunjuk sebuah rumah kayu minimalis, namun terlihat sangat mewah dari rumah lainnya di desa goblin tersebut. "Hm..." Dengus Derrick mempercepat langkahnya. Slush! Tiba-tiba sebuah tombak berselimut energi muncul dan menyasar mereka dengan menukik mengerikan membelah ruang udara. (Ledakan) Derrick dan Fioren sontak melompat menjauh dari tombak energi tersebut. Tombak itu langsung menghantam tanah di posisi Derrick dan Fioren sebelumnya, lalu meledakkan ledakan energi yang sangat kuat dan menghempaskan serpihan yang sangat tajam. "Kita terlambat, mereka sudah kembali ke desa meskipun hanya satu orang." Ucap
"Sihir api: pilar api membara!" Pekik Fioren melepaskan teknik sihir. Pilar api itu langsung menghantam Reren dan Lingarl dan membakar apapun yang ada di jalurnya, dalam waktu singkat hutan terbakar hebat akibat sihir pilar api tersebut. Lingarl dan Reren terlihat melayang diatas parit yang tercipta akibat pilar api, mereka berdua terlihat baik-baik saja dengan berlindung di teknik energi pelindung mereka. "Sihir api: tapak api pemusnah!" Pekik Fioren melepaskan serangan susulan. Sebuah tapak energi api yang sangat besar langsung menciptakan lintasan menghancurkan tanah sedalam 7 meter lebih, tapak api itu menyerbu Reren dan Lingarl. Whush! Lingarl melepaskan kibasan energi tajam yang langsung membelah tapak api tersebut, disisi lain Reren dengan cepat berada di depan Fioren yang siap melepaskan teknik lanjutan. Di sisi lain Lingarl dihadang Derrick. Bang! Reren menghancurkan tanah dengan tinjunya karena Fioren menghindar, Reren dengan cepat melompat menyusul Fioren yang menja
"Itu..." Derrick yang mencari obat untuk Fioren tertarik dengan sebuah buah yang tampak berbeda daripada umumnya. Buah itu berbentuk seperti buah apel, namun mengeluarkan energi putih halus dan bentuknya spiral bergelombang, lalu memiliki tangkai daun seperti awan yang berputar mengelilingi buah apel tersebut, yang paling menarik buah itu tumbuh di sebuah pohon biasa, bukan pohon apel. "Buah apel? Kenapa bentuknya seperti ini?" Tanya Derrick memperhatikan buah tersebut. "Mungkinkah ini tanaman herbal yang baru?" Batin Derrick menebak sembari mencoba menyentuh buah apel tersebut dengan tangan berselimut energi tenaga dalam. Perlu diketahui tanaman herbal adalah evolusi dari tanaman biasa, sama halnya seperti binatang monster yang evolusi dari binatang biasa akibat energi alam yang sangat berlimpah ruah. Faktanya binatang atau tanaman murni (bukan evolusi) adalah tanaman yang dibudidayakan bukan tanaman liar yang tidak terawat. Chris! Duar! Derrick terlempar jauh dengan sensasi d
Taman, hutan naga. Edong sang dewa tenaga dalam sedang menyiram bunga di taman pribadinya sembari bersiul mengisi kesunyian, padahal seseorang ada dibelakangnya. "Nanana na nana..." Gumam Edong terlihat sangat bahagia dengan kesehariannya tersebut. Edong yang sibuk menyiram bunga tersebut sedikit terhenti dan menatap lekat-lekat sebuah buah yang tumbuh di salah satu bunganya, buah itu seperti buah rambutan dengan kulit spiral dan ada aura putih disekitarnya. Faktanya buah itu Edong temukan beberapa waktu lalu dan diabaikan, kini ditemukan lagi dan itu sangat menarik perhatiannya. "Dikatakan buah surgawi akan tumbuh dan muncul tidak jauh dari buah surgawi lainnya. Sepertinya dua dari delapan dewa penjaga terbunuh tanpa meninggalkan penerus, atau... penerusnya terbunuh beberapa waktu lalu." Ucap Edong lirih sembari menyiram buah tersebut. Edong berbalik, lalu menyiram buah naga yang juga memiliki bentuk spiral dan aura putih di sekitarnya. Edong tersenyum kecil melihat buah terseb