Beranda / Rumah Tangga / Derita diatas luka / Alex cemburu kepada Kenan

Share

Alex cemburu kepada Kenan

Penulis: Ama Kejora
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-03 23:51:15

Setelah dua hari tidak bertemu Renata, hari ini Kenan kembali berkunjung ke rumah Alex untuk menemuinya. Rindu yang ia rasakan begitu besar. Apalagi kalau malam tak bisa tidur karena terus memikirkannya. Kenan mengakui jika dirinya mencintai Renata, tanpa memandang statusnya yang hanya serang pembantu.

Alex yang sedang berdiri di balkon kamarnya, melihat sebuah mobil yang menurutnya tak asing berhenti di halaman rumah. Ia melihat Kenan keluar dari mobil, tetapi ia tak berniat sama sekali untuk menyambut kedatangan sepupunya itu.

Lima belas menit sudah setelah Kenan datang ke rumahnya, tetapi tidak ada pelayan yang memanggilnya untuk menemui Kenan. Alex memutuskan keluar dari kamarnya. Pandangannya menelisik mencari keberadaan Kenan, tetapi ia sama sekali tak melihatnya.

''Kemana dia,'' gumam Alex, lalu ia memanggil BI Ijah yang kebetulan sedang menyapu di ruang depan. ''Bi, apa Bibi melihat kenan?''

''Tadi saya melihat Tuan Kenan pergi ke halaman belakang menghampiri Neng Renata yang sedang menyirami bunga di taman,' jawabnya.

'Ternyata kedatangannya pagi-pagi begini untuk ngapel, ini tidak bisa di biarkan. Mereka berdua tidak boleh dekat,' batin Alex lalu bergegas menyusul mereka di taman belakang.

Sesampainya di taman belakang, Alex melihat Kenan dan Renata tampak asyik bercengkerama. Bahkan Kenan membantu pekerjaan Renata. Alex mengepalkan tangannya kuat, tak suka melihat Renata bisa bercengkerama sambil tertawa bersama Kenan.

''Ekhem.'' Alex berdehem sehingga mereka berdua menghentikan obrolannya yang terlihat asyik.

''Eh Alex, sini mau gabung sama kita!'' ajak Kenan.

''Nggak level,'' jawabnya ketus, lalu duduk di salah satu bangku taman.

Alex masih setia duduk disana memperhatikan mereka. Renata sedikit tak enak karena Kenan terus saja mengajaknya mengobrol, sedangkan di ujung sana ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Renata takut jika nantinya Alex menghukumnya.

''Sebaiknya Tuan Kenan jangan dekat-dekat saya dulu karena saya masih harus mengerjakan pekerjaan yang lain. Sejak tadi Tuan Alex memperhatikan kita. Aku takutnya Tuan Alex marah kepadaku,'' ucap Renata kepada Kenan.

''Em baiklah, aku nggak mau menyulitkan pekerjaan bidadari cantikku ini. Kalau begitu aku kesana dulu ya menemani Alex,'' pamit Kenan. Ia sedikit mengerti kenapa Renata tak ingin ia mendekatinya saat bekerja.

Alex yang melihat Kenan berjalan ke arahnya, langsung saja mengajanya masuk ke dalam rumah.

''Ken, kamu ngopi-ngopi dulu saja, aku mau ke kamar sebentar,'' ucap Alex lalu pergi ke kamarnya.

Alex baru saja akan menghubungi istrinya, tetapi tak jadi saat melihat ada panggilan masuk dari istrinya. Dengan penuh semangat ia mengangkat panggilan itu.

📞''Halo, sayang. Bagaimana keadaanmu disana? Apa pemotretannya lancar?'' tanya Alex.

📞''Ahh ku baik-baik sajaahh,'' jawab Laura dengan sedikit mendesah.

📞''Kamu kenapa, sayang? Kenapa suara kamu seperti itu?'' tanya Alex.

📞''Tadi aku menabrak pintu, Mas,'' jawab Laura, tetapi kali ini tak ada lagi suara desahan.

Laura memberikan isyarat kepada lelaki di sebelahnya agar tak mengganggunya selama ia masih menelepon Alex. Kebetulan Laura dan selingkuhannya sedang berada di hotel. Mereka baru saja selesai memadu kasih.

📞''Hati-hati dong, sayang. Ngomong-ngomong kamu pulang kapan?''

📞''Aku pulang tiga hari lagi, Mas. Udah dulu ya ini bosku menelepon.''

📞''Ya sudah, I love you,'' ucap Alex penuh cinta.

📞''Love you more,'' jawab Laura lalu segera mematikan panggilan teleponnya.

Alex sama sekali tak curiga kepada istrinya. Semua itu karena ia telah dibutakan oleh cinta. Alex kembali menghampiri Kenan, tetapi sesampainya di ruang keluarga ternyata Kenan sudah tidak ada disana.

'Sial, di tinggal sebentar saja dia sudah nggak ada. Ini tidak bisa dibiarkan, Kenan nggak boleh memiliki Renata,' batin Alex tak terima.

Statusnya sebagai istri siri yang tersembunyi pasti bisa membuat Renata kapan saja lelah akan statusnya itu. Alex tak mau itu terjadi. Apalagi jika Renata pergi darinya dan beralih ke pelukan Kenan.

...

...

"Biar saya bantu," ucap Alex lalu mengambil piring-piring kotor dari atas meja makan

"Tidak usah, Tuan. Biar saya saja yang membereskannya." Renata berusaha menolak bantuan Alex, tetapi Alex mengabaikannya. Ia tetap membantu Renata.

Alex menyalakan kran berniat untuk mencuci piring. Renata pun berusaha melarangnya, tetapi Alex tetap melakukannya. Apalagi ini pertama kalinya Alex melakukan itu.

Prang

Terlihat pecahan piring berserakan dilantai. Alex tak sengaja menjatuhkan piring karena tangannya licin. Renata berjongkok lalu memunguti pecahan piring itu. Sedangkan Alex masih mematung di tempatnya memperhatikan Renata yang menurutnya perhatian, padahal itu sudah tugas Renata sebagai pelayan.

"Aww ...," jerit Renata karena tangannya terkena pecahan piring.

"Hati-hati, Rena." Alex spontan meraih tangan Renata dan membersihkan darah dijari itu dengan air.

Alex memanggil Bi Marni dan memintanya untuk membersihkan pecahan piring itu.

Sedangkan dirinya mengajak Renata untuk pergi ke ruang keluarga.

"Sebentar ya, aku ambil kotak p3k dulu," ucap Alex lalu beranjak dari duduknya, sedangkan Renata masih menatapnya tak percaya. Alex yang sekarang beda sekali dari sebelum-sebelumnya. Entah kenapa Alex mendadak perhatian.

Saat Alex sedang mengobati tangan Renata, terlihat Kenan yang baru datang melihat interaksi kedekatan keduanya. Kenan sengaja datang tanpa permisi berniat memberikan kejutan untuk Renata. Namun, dirinya sendiri yang kini terkejut melihat Alex dan Renata terlihat dekat.

'Sebenarnya ada hubungan apa antara mereka berdua?' batin Kenan.

Kenan yang belum terlihat oleh keduanya, ia sengaja bersembunyi. Tetapi ia masih mengawasi mereka berdua. Hingga saat melihat Alex yang tiba-tiba mencium tangan Renata membuat Kenan semakin curiga.

Tak lama kedua orang yang sedang Kenan perhatikan pun beranjak pergi. Alex ke kamar sedangkan Renata kembali ke belakang. Kenan muncul dari tempat persembunyiannya, lalu ia menghampiri Renata.

Renata merasa terkejut saat melihat seseorang menyodorkan buket mawar merah kepadanya. Ia menoleh ke samping melihat siapa yang datang. Ternyata dia adalah Kenan. Renata menatap Kenan yang sedang menatapnya penuh cinta.

"Bunga mawar merah untuk wanita spesial," ucap Kenan.

"Ini buat aku?" Renata memastikannya sambil mengambil bunga mawar merah itu.

"Benar, apa kamu suka?" tanya Kenan.

"Suka, ini bagus sekali." Renata menciumi aroma mawar merah itu.

"Ada waktu nggak! Ayo kita bicara sebentar!" ajak Kenan.

"Boleh," jawabnya.

Mereka berdua pergi ke taman belakang. Hanya disana tempat ternyaman untuk mengobrol. Kenan yang sejak tadi ragu untuk bicara, kini memberanikan diri mengutarakan apa yang ada di dalam benaknya.

"Rena, tadi aku tak sengaja melihatmu berduaan dengan Alex di ruang keluarga. Apa kamu dan dirinya dekat? Saya hanya takut jika bisa saja Laura melihatnya dan pastinya marah besar."

"Aku dan Tuan Alex tidak sedekat itu kok, tapi tadi memang mendadak aneh. Tiba-tiba Tuan Alex perhatian kepadaku," ucap Renata.

'Aneh sekali, atau jangan-jangan Alex suka sama Rena,' batin Kenan.

Bab terkait

  • Derita diatas luka   Terungkap

    Renata merasakan badannya sangat lemas. Namun, ia masih saja mengerjakan pekerjaannya. Tiba-tiba ia merasa kepalanya berputar dan pandangannya menjadi gelap. Renata pingsan dan hendak terjatuh ke lantai. Untung saja ada Kenan yang baru datang. Ia memegangi Renata sehingga tak terjatuh ke lantai. "Rena, kenapa kamu bisa pingsan begini?" Kenan terlihat khawatir. Kenan memanggil Bi Marni dan izin akan membawa Renata ke rumah sakit. Ia takut terjadi sesuatu dengan pujaan hatinya. Untuk urusan Alex biar ia pikirkan belakangan. Kenan mengendari mobilnya dengan perasaan tak tenang. Sesekali ia menoleh ke belakang, melihat Renata yang ia baringkan disana. Untung saja jalanan tidak macet jadi ia bisa sampai ke rumah sakit dengan cepat. Kenan membopong Renata sambil berteriak memanggil dokter. Terlihat seorang perawat mengjampirinya sambil mendorong brankar pasien. Renata di tidurkan disana dan langsung dibawa ke ruang pemeriksaan. Kenan terlihat sangat cemas. Sejak tadi ia mondar-mandir

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Derita diatas luka   Pergi

    Laura yang baru pulang, terkejut melihat ruang keluarga begitu berantakan. Apalagi saat melihat suaminya sedang duduk sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dengan berjalan legak-legok Laura mendekati suaminya. "Mas, apa yang terjadi? Kenapa berantakan sekali?" tanya Laura kesal. "Hanya sedikit emosi. Kamu sudah pulang, sayang? Katanya nggak akan pulang secepat ini?" Leon mengalihkan pembicaraannya. "Iya, Mas. Aku mau kasih surprise buat Mas Alex. Ini aku belikan jam tangan keluaran terbaru loh." Lalu Laura memberikan paper bag berukuran kecil kepada suaminya. "Terima kasih, sayang. Sebagai gantinya, bagaimana jika aku memberikan pelayanan untukmu." Alex mengedipkan sebelah matanya. Laura tahu arah pembicaraan suaminya. Namun, ia sedang tak ingin bercinta. Apalagi badannya begitu lelah. "Maaf, Mas. Tapi aku sedang datang bulan," ucapnya berbohong. "Loh kok datang bulan lagi sih, sayang?" Alex sedikit heran. "Iya, Mas. Mungkin karena banyak pikiran jadi datang bulanny

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Derita diatas luka   Tempat tinggal baru

    Renata merasa lebih tenang setelah tinggal di apartemen Kenan. Sore ini ia berniat memasak untuk Kenan, karena Kenan sempat berkata akan mengunjunginya. Renata yang baru keluar dari kamar, sama-samar mendengar suara seseorang yang sedang berteleponan. 📞’’Iya, Bi. Pasti aku akan menjaga Renata dengan baik karena aku mencintainya. Bibi tenang saja, aku akan memenuhi semua kebutuhannya,’’ ucap Kenan yang sedang berteleponan dengan Bi Marni. Renata merasa tak enak kepada Kenan. Jika Kenan menolongnya karena rasa cinta kepadanya, lalu bagaimana jika ia tak membalas perasaan itu? Akankah Kenan tetap menolongnya? Renata tahu, seseorang pasti akan menyerah jika perasaannya tak kunjung terbalas. Renata semakin tak enak kepada Kenan, apalagi ia yang memang tak mencintainya. ‘Apa sebaiknya aku pergi saja dari sini. Aku tak mau merepotkan Tuan Kenan. Apalagi aku tak bisa membalas cintanya. Aku tak pantas bersanding dengannya,’ batin Renata. Renata melanjutkan langkahnya menuju ke dapur. Ia m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Derita diatas luka   Episode 12

    Selama tinggal di desa, Renata membantu Emak Susi berjualan dan ia mendapatkan upah uang 30 ribu rupih perharinya. Bagi orang desa, pendapatan segitu juga sudah lumayan. Tak pernah sedikitpun Renata mengeluh. Ia malah senang berada di lingkungan orang-orang baru yang menurutnya sangat baik. Mereka semua tahu jika saat ini Renata hamil, tetapi ia berpisah dengan suaminya. "Ternyata sangat melelahkan." Renata mengusap peluh yang menetes di keningnya. "Neng Rena, terima kasih ya sudah bantu emak berjualan. Kalau nggak ada Neng Rena biasanya emak kewalahan," ucap Emak Susi sambil mendudukkan diri di sebelah Renata. "Sama-sama, Bu. Rena senang kok kerja sama ibu," ucap Renata. "Mulai sekarang kamu panggil Emak saja ya jangan panggil ibu. Anggap saja Emak ini sebagai orangtua kamu sendiri." "Terima kasih Emak. Rena beruntung bisa bertemu sama Emak." Renata spontan memeluk Emak Susi. "Sama-sama, Neng. Kita itu memang harus saling membantu sesama. Emak senang Neng Rena bisa tinggal disin

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Derita diatas luka   Episode.13

    Alex memperlakukan Laura dengan penuh cinta. Apalagi mengingat ada calon anaknya. Ia sungguh bahagia. Bahkan ia sampai melupakan kepergian Renata. Berbeda dengan Laura yang sama sekali tak bahagia. Bahkan ia harus mencancel beberapa job untuk beberapa bulan ke depan. Sang manager pun dibuat marah karena Laura yang tiba-tiba vakum disaat namanya naik daun. Tetapi mau bagaimana lagi, setiap hari Laura selalu merasa mual dan mudah lelah. Jadi tak mungkin ia tetap bekerja. Prang Laura melempar vas bunga yang ada di kamarnya. Ia memukul-mukul perutnya yang masih rata. Aksi Laura terlihat oleh Alex yang kebetulan berdiri di depan pintu. "Apa yang kamu lakukan Laura? Bukankah kamu sudah depakat untuk menerima anak itu? Kenapa kamu malah menyakitinya?" Alex terlihat marah. "Gara-gara anak ini karierku hancur. Aku memang ingin memiliki anak tetapi tidak harus sekarang, Mas," keluh Laura. "Mungkin ini memang sudah takdirnya. Lagian bukankah kamu memakai KB? Jadi, kalau kecolongan ya nggak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Derita diatas luka   Episode.14

    Tak terasa tinggal menghitung hari lagi Renata lahiran. Ia sudah tidak sabar menantikan hari itu. Hari dimana ia bertemu dengan anaknya yang amat ia cintai sejak dari dalam kandungan. Renata sedang duduk sendirian di depan rumah Emak Suci. Sesekali ia mengusap perut buncitnya yang tiba-tiba terasa sakit. Entah apa yang salah, padahal ia sama sekali tak salah makan. ''Kenapa dengan perutku? Kenapa sakit sekali?'' keluh Renata. ''Rena, kamu kenapa, Nak?'' tanya Emak Susi yang kebetulan baru pulang mengantarkan pesanan ke rumah tetangga. ''Perutku sakit sekali, Mak. Padahal Rena nggak makan sesuatu yang aneh,'' ucapnya sambil sedikit merintih. ''Mungkin kamu akan melahirkan, Nak.'' ''Tapi menurut bidan aku lahiran masih beberapa hari lagi, Mak,'' ucapnya. ''Bidan kan hanya manusia, prediksinya itu belum tentu benar. Lebih baik sekarang kita ke klinik saja. Kamu tunggu sebentar ya, Emak mau minta pertolongan tetangga untuk mengantarkan kita.'' Lalu Emak Susi pergi ke rumah tetangga

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21
  • Derita diatas luka   Episode.15

    Alex yang hendak pulang, langsung berputar arah menuju ke rumah sakit setelah mendapat telepon dari Bi Marni. Sesampainya di rumah sakit ia bertanya kepada satpam letak ruang persalinan. Dengan perasaan khawatir Alex pergi menuju ke ruang persalinan. Ia sungguh khawatir mendengar istrinya akan melahirkan di usia kandungannya yang masih tujuh bulan.''Bi, bagaimana keadaan istri saya?'' Alex mendekati BI Marni yang sedang duduk di depan ruang persalinan.''Ibu Laura baru akan melahirkan, Tuan,'' ucap Bi Marni.''Saya sebagai suaminya harusnya mendampinginya, Bi,'' ucap Alex lalu ia mendekati pintu ruangan itu. Baru juga ia akan membuka pintu, ia mendengar tangisan bayi.''Sepertinya anak Tuan sudah lahir,'' ucap Bi Marni.Alex berucap syukur atas kelahiran anaknya. Namun, ia sedikit kecewa karena anaknya lahir tanpa di temani olehnya. Pasalnya setiap ibu melahirkan pasti ditemani oleh suaminya. Bahkan ada yang anaknya tidak keluar juga jika belum ada ayahnya di samping ibunya.Tak lama

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Derita diatas luka   Episode.16

    Alex sudah mendatangi rumah sakit tempat dokter kandungan yang sebelumnya memeriksa perkembangan kehamilan istrinya. Ternyata dokter tersebut sudah resign dan di gantikan dengan dokter baru. Saat keluar dari ruangan dokter kandungan, tak sengaja Alex berpapasan dengan suster yang akan masuk. "Tunggu, Sus. Apa sebelumnya Suster yang menjadi suster pendamping dokter Gio? Saya mau sedikit bertanya," ucap Alex. ."Boleh, Pak. Mau tanya apa?" "Apa Suster tahu salah satu pasien yang bernama Laura. Dia itu istri saya, dan katanya dulu selama pemeriksaan selalu ke dokter Gio," kata Alex. 'Jadi ini suaminya Bu Laura. Sayang sekali tampan gini istrinya nakal,' batin suster itu. "Benar, Pak. Memangnya kenapa ya? Oh iya apa istri bapak sudah melahirkan?" "Sudah, Sus. Maka dari itu saya bingung. Istri saya itu harusnya hamil baru tujuh bulan, tapi kata dokter yang menanganinya bersalin usia kandungan istri saya memang sudah sembilan bulan," ujar Alex dengan sedikit bingung. "Maaf, Pak. Sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04

Bab terbaru

  • Derita diatas luka   Episode.16

    Alex sudah mendatangi rumah sakit tempat dokter kandungan yang sebelumnya memeriksa perkembangan kehamilan istrinya. Ternyata dokter tersebut sudah resign dan di gantikan dengan dokter baru. Saat keluar dari ruangan dokter kandungan, tak sengaja Alex berpapasan dengan suster yang akan masuk. "Tunggu, Sus. Apa sebelumnya Suster yang menjadi suster pendamping dokter Gio? Saya mau sedikit bertanya," ucap Alex. ."Boleh, Pak. Mau tanya apa?" "Apa Suster tahu salah satu pasien yang bernama Laura. Dia itu istri saya, dan katanya dulu selama pemeriksaan selalu ke dokter Gio," kata Alex. 'Jadi ini suaminya Bu Laura. Sayang sekali tampan gini istrinya nakal,' batin suster itu. "Benar, Pak. Memangnya kenapa ya? Oh iya apa istri bapak sudah melahirkan?" "Sudah, Sus. Maka dari itu saya bingung. Istri saya itu harusnya hamil baru tujuh bulan, tapi kata dokter yang menanganinya bersalin usia kandungan istri saya memang sudah sembilan bulan," ujar Alex dengan sedikit bingung. "Maaf, Pak. Sa

  • Derita diatas luka   Episode.15

    Alex yang hendak pulang, langsung berputar arah menuju ke rumah sakit setelah mendapat telepon dari Bi Marni. Sesampainya di rumah sakit ia bertanya kepada satpam letak ruang persalinan. Dengan perasaan khawatir Alex pergi menuju ke ruang persalinan. Ia sungguh khawatir mendengar istrinya akan melahirkan di usia kandungannya yang masih tujuh bulan.''Bi, bagaimana keadaan istri saya?'' Alex mendekati BI Marni yang sedang duduk di depan ruang persalinan.''Ibu Laura baru akan melahirkan, Tuan,'' ucap Bi Marni.''Saya sebagai suaminya harusnya mendampinginya, Bi,'' ucap Alex lalu ia mendekati pintu ruangan itu. Baru juga ia akan membuka pintu, ia mendengar tangisan bayi.''Sepertinya anak Tuan sudah lahir,'' ucap Bi Marni.Alex berucap syukur atas kelahiran anaknya. Namun, ia sedikit kecewa karena anaknya lahir tanpa di temani olehnya. Pasalnya setiap ibu melahirkan pasti ditemani oleh suaminya. Bahkan ada yang anaknya tidak keluar juga jika belum ada ayahnya di samping ibunya.Tak lama

  • Derita diatas luka   Episode.14

    Tak terasa tinggal menghitung hari lagi Renata lahiran. Ia sudah tidak sabar menantikan hari itu. Hari dimana ia bertemu dengan anaknya yang amat ia cintai sejak dari dalam kandungan. Renata sedang duduk sendirian di depan rumah Emak Suci. Sesekali ia mengusap perut buncitnya yang tiba-tiba terasa sakit. Entah apa yang salah, padahal ia sama sekali tak salah makan. ''Kenapa dengan perutku? Kenapa sakit sekali?'' keluh Renata. ''Rena, kamu kenapa, Nak?'' tanya Emak Susi yang kebetulan baru pulang mengantarkan pesanan ke rumah tetangga. ''Perutku sakit sekali, Mak. Padahal Rena nggak makan sesuatu yang aneh,'' ucapnya sambil sedikit merintih. ''Mungkin kamu akan melahirkan, Nak.'' ''Tapi menurut bidan aku lahiran masih beberapa hari lagi, Mak,'' ucapnya. ''Bidan kan hanya manusia, prediksinya itu belum tentu benar. Lebih baik sekarang kita ke klinik saja. Kamu tunggu sebentar ya, Emak mau minta pertolongan tetangga untuk mengantarkan kita.'' Lalu Emak Susi pergi ke rumah tetangga

  • Derita diatas luka   Episode.13

    Alex memperlakukan Laura dengan penuh cinta. Apalagi mengingat ada calon anaknya. Ia sungguh bahagia. Bahkan ia sampai melupakan kepergian Renata. Berbeda dengan Laura yang sama sekali tak bahagia. Bahkan ia harus mencancel beberapa job untuk beberapa bulan ke depan. Sang manager pun dibuat marah karena Laura yang tiba-tiba vakum disaat namanya naik daun. Tetapi mau bagaimana lagi, setiap hari Laura selalu merasa mual dan mudah lelah. Jadi tak mungkin ia tetap bekerja. Prang Laura melempar vas bunga yang ada di kamarnya. Ia memukul-mukul perutnya yang masih rata. Aksi Laura terlihat oleh Alex yang kebetulan berdiri di depan pintu. "Apa yang kamu lakukan Laura? Bukankah kamu sudah depakat untuk menerima anak itu? Kenapa kamu malah menyakitinya?" Alex terlihat marah. "Gara-gara anak ini karierku hancur. Aku memang ingin memiliki anak tetapi tidak harus sekarang, Mas," keluh Laura. "Mungkin ini memang sudah takdirnya. Lagian bukankah kamu memakai KB? Jadi, kalau kecolongan ya nggak

  • Derita diatas luka   Episode 12

    Selama tinggal di desa, Renata membantu Emak Susi berjualan dan ia mendapatkan upah uang 30 ribu rupih perharinya. Bagi orang desa, pendapatan segitu juga sudah lumayan. Tak pernah sedikitpun Renata mengeluh. Ia malah senang berada di lingkungan orang-orang baru yang menurutnya sangat baik. Mereka semua tahu jika saat ini Renata hamil, tetapi ia berpisah dengan suaminya. "Ternyata sangat melelahkan." Renata mengusap peluh yang menetes di keningnya. "Neng Rena, terima kasih ya sudah bantu emak berjualan. Kalau nggak ada Neng Rena biasanya emak kewalahan," ucap Emak Susi sambil mendudukkan diri di sebelah Renata. "Sama-sama, Bu. Rena senang kok kerja sama ibu," ucap Renata. "Mulai sekarang kamu panggil Emak saja ya jangan panggil ibu. Anggap saja Emak ini sebagai orangtua kamu sendiri." "Terima kasih Emak. Rena beruntung bisa bertemu sama Emak." Renata spontan memeluk Emak Susi. "Sama-sama, Neng. Kita itu memang harus saling membantu sesama. Emak senang Neng Rena bisa tinggal disin

  • Derita diatas luka   Tempat tinggal baru

    Renata merasa lebih tenang setelah tinggal di apartemen Kenan. Sore ini ia berniat memasak untuk Kenan, karena Kenan sempat berkata akan mengunjunginya. Renata yang baru keluar dari kamar, sama-samar mendengar suara seseorang yang sedang berteleponan. 📞’’Iya, Bi. Pasti aku akan menjaga Renata dengan baik karena aku mencintainya. Bibi tenang saja, aku akan memenuhi semua kebutuhannya,’’ ucap Kenan yang sedang berteleponan dengan Bi Marni. Renata merasa tak enak kepada Kenan. Jika Kenan menolongnya karena rasa cinta kepadanya, lalu bagaimana jika ia tak membalas perasaan itu? Akankah Kenan tetap menolongnya? Renata tahu, seseorang pasti akan menyerah jika perasaannya tak kunjung terbalas. Renata semakin tak enak kepada Kenan, apalagi ia yang memang tak mencintainya. ‘Apa sebaiknya aku pergi saja dari sini. Aku tak mau merepotkan Tuan Kenan. Apalagi aku tak bisa membalas cintanya. Aku tak pantas bersanding dengannya,’ batin Renata. Renata melanjutkan langkahnya menuju ke dapur. Ia m

  • Derita diatas luka   Pergi

    Laura yang baru pulang, terkejut melihat ruang keluarga begitu berantakan. Apalagi saat melihat suaminya sedang duduk sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dengan berjalan legak-legok Laura mendekati suaminya. "Mas, apa yang terjadi? Kenapa berantakan sekali?" tanya Laura kesal. "Hanya sedikit emosi. Kamu sudah pulang, sayang? Katanya nggak akan pulang secepat ini?" Leon mengalihkan pembicaraannya. "Iya, Mas. Aku mau kasih surprise buat Mas Alex. Ini aku belikan jam tangan keluaran terbaru loh." Lalu Laura memberikan paper bag berukuran kecil kepada suaminya. "Terima kasih, sayang. Sebagai gantinya, bagaimana jika aku memberikan pelayanan untukmu." Alex mengedipkan sebelah matanya. Laura tahu arah pembicaraan suaminya. Namun, ia sedang tak ingin bercinta. Apalagi badannya begitu lelah. "Maaf, Mas. Tapi aku sedang datang bulan," ucapnya berbohong. "Loh kok datang bulan lagi sih, sayang?" Alex sedikit heran. "Iya, Mas. Mungkin karena banyak pikiran jadi datang bulanny

  • Derita diatas luka   Terungkap

    Renata merasakan badannya sangat lemas. Namun, ia masih saja mengerjakan pekerjaannya. Tiba-tiba ia merasa kepalanya berputar dan pandangannya menjadi gelap. Renata pingsan dan hendak terjatuh ke lantai. Untung saja ada Kenan yang baru datang. Ia memegangi Renata sehingga tak terjatuh ke lantai. "Rena, kenapa kamu bisa pingsan begini?" Kenan terlihat khawatir. Kenan memanggil Bi Marni dan izin akan membawa Renata ke rumah sakit. Ia takut terjadi sesuatu dengan pujaan hatinya. Untuk urusan Alex biar ia pikirkan belakangan. Kenan mengendari mobilnya dengan perasaan tak tenang. Sesekali ia menoleh ke belakang, melihat Renata yang ia baringkan disana. Untung saja jalanan tidak macet jadi ia bisa sampai ke rumah sakit dengan cepat. Kenan membopong Renata sambil berteriak memanggil dokter. Terlihat seorang perawat mengjampirinya sambil mendorong brankar pasien. Renata di tidurkan disana dan langsung dibawa ke ruang pemeriksaan. Kenan terlihat sangat cemas. Sejak tadi ia mondar-mandir

  • Derita diatas luka   Alex cemburu kepada Kenan

    Setelah dua hari tidak bertemu Renata, hari ini Kenan kembali berkunjung ke rumah Alex untuk menemuinya. Rindu yang ia rasakan begitu besar. Apalagi kalau malam tak bisa tidur karena terus memikirkannya. Kenan mengakui jika dirinya mencintai Renata, tanpa memandang statusnya yang hanya serang pembantu. Alex yang sedang berdiri di balkon kamarnya, melihat sebuah mobil yang menurutnya tak asing berhenti di halaman rumah. Ia melihat Kenan keluar dari mobil, tetapi ia tak berniat sama sekali untuk menyambut kedatangan sepupunya itu. Lima belas menit sudah setelah Kenan datang ke rumahnya, tetapi tidak ada pelayan yang memanggilnya untuk menemui Kenan. Alex memutuskan keluar dari kamarnya. Pandangannya menelisik mencari keberadaan Kenan, tetapi ia sama sekali tak melihatnya. ''Kemana dia,'' gumam Alex, lalu ia memanggil BI Ijah yang kebetulan sedang menyapu di ruang depan. ''Bi, apa Bibi melihat kenan?'' ''Tadi saya melihat Tuan Kenan pergi ke halaman belakang menghampiri Neng Renata y

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status