Beranda / Romansa / Derita Suami Mandul / Hasil Tes Kesuburan

Share

Derita Suami Mandul
Derita Suami Mandul
Penulis: Nabila Gemoy

Hasil Tes Kesuburan

Penulis: Nabila Gemoy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-27 05:57:57

Jaka dan Fatimah telah menikah 5 tahun, namun belum juga memiliki keturunan. Keluarga Fatimah dan keluarga Jaka sangat mengharapkan keturunan dari mereka.

Saat Aminah bertemu Bu Susi, dia membuat Aminah merasa emosi.

"Aminah, anak kamu mandul ya? Masa sudah lima tahun Jaka dan Fatimah belum punya anak." Mendengar hal itu dari Bu Susi, Aminah merasa tidak terima.

"Jangan asal bicara, Fatimah tidak mandul. aku yakin yang mandul itu suaminya." Aminah terbawa emosi karena ejekan para tetangga.

Bukan hanya Bu Susi yang mengatakan hal itu, tetapi Bu Umi juga mengatakan hal yang sama. Selain tetangga, Adik Aminah juga memojokkan Fatimah mandul.

"Aminah, kamu yakin salah satu diantara Fatimah dan Jaka tidak ada yang mandul? Lihat menantuku saja sudah melahirkan, masa Fatimah belum ada tanda apa-apa," kata Anita.

**

Jaka dan Fatimah tinggal di rumah keluarga Fatimah, karena Fatimah merupakan anak bungsu. Karena keinginan mempunyai keturunan, mereka melakukan tes kesuburan.

"Fatimah, aku yakin bukan kamu yang mandul. pasti suami kamu itu yang mandul. Kelurga kita tidak ada keturunan mandul," kata Aminah malam itu. "Segera lakukan tes agar ketahuan siapa yang mandul. Aku tidak mau jika kamu terus yang di salahkan," tambah Aminah.

"Baik, Bu," jawab Fatimah.

"Ibu tidak tahan dengan gunjingan para tetangga dan saudara. Mereka memojokkan kamu, kalau sudah terbukti siapa yang mandul, kan jelas nggak asal bicara tanpa bukti," ucap Aminah kesal.

Fatimah akhirnya mengajak Jaka untuk periksa, dia juga merasa terganggu dengan ucapan para tetangga.

"Mas, besok kita periksa, ya. Aku ingin tahu apa aku subur atau tidak," kata Fatimah.

"Iya, Dek. Mas ikut saja apa yang terbaik buat kita," ucap Jaka.

Jaka juga kasihan mendengar Fatimah terus digunjingkan tetangga.

**

Hari ini Jaka dan Fatimah duduk di bangku antrian sebuah rumah sakit. Mereka sedang menunggu pemeriksaan.

Setelah menunggu beberapa lama, nama mereka akhirnya dipanggil. Mereka masuk ke ruangan Dokter. Di sana mereka melakukan pemeriksaan setelah itu mereka menunggu hasilnya. Ada rasa takut pada diri mereka, jika salah satu dari mereka mandul maka akan menjadi petaka di rumah tangga mereka.

"Ini Pak, Bu, hasilnya," kata Dokter menyodorkan surat hasil tes.

Jaka menerimanya lalu dibuka dan dibaca bersama Fatimah.

Deg

Bagai disambar petir, dalam hasil tes tersebut Jaka dinyatakan mandul. Seketika Jaka tertunduk lesu, dia tidak menyangka dirinya mandul.

"Sabar Mas, Dokter pasti punya solusinya," kata Fatimah.

"Sperma Pak Jaka sangat lemah Bu, jadi tidak memungkinkan untuk membuah sel telur," kata Dokter.

"Apa tidak ada pengobatan untuk masalah ini, Dok?" tanya Fatimah.

"Ada, namun hasilnya belum tentu berhasil," jawab Dokter.

Setelah itu mereka pulang, sedari tadi Jaka terdiam. Dia harus mengatakan apa pada keluarga Fatimah, mereka sangat mendambakan cucu dari Jaka dan Fatimah.

"Dek, bagaimana kalau keluarga kamu masih menuntut kita untuk punya anak?" tanya Jaka sedih.

"Biarkan saja Mas, Fatimah tetap terima Mas apa adanya. Apapun keadaan Mas Jaka sekarang," jawab Fatimah.

Ada rasa senang bercampur sedih dihati Jaka, meskipun dia mandul Fatimah tetap menerima dia.

"Bagaimana hasilnya? Coba Ibu lihat!" serbu Ibu Fatimah yang bernama Aminah ketika melihat Jaka dan Fatimah sudah masuk ke dalam rumah.

Dengan tangan gemetar Fatimah memberikan hasil tes kesuburan mereka. Mata Aminah serasa mau copot saat melihat hasil tes mereka.

"Apa? Jaka mandul?" tanya Aminah tidak percaya. "Lihat ini hasilnya Jaka mandul!" perintah Aminah pada Rani dan Santo suaminya.

"Iya Jaka mandul," kata Rani kakak kandung Fatimah. "Kalau Jaka mandul, sampai kapanpun Fatimah tidak akan hamil, Bu," kata Rani.

"Tidak, Fatimah harus punya anak. Kalau Jaka tidak bisa memberi keturunan, kalian cerai saja!" seru Santo.

Fatimah bersimpuh di kaki Santo yang masih duduk di tempatnya.

"Pak, jangan suruh kami bercerai. Sampai kapanpun kami tidak akan bercerai walau sampai mati," kata Fatimah.

"Iya Pak, saya juga tidak akan menceraikan Fatimah," kata Jaka ikut bersimpuh di kaki Santo.

Nafas Santo memburu, dia sedang menahan rasa marahnya. Harapan dia memiliki cucu dari Fatimah telah pupus.

"Kita beritahu saja orang tua kamu Jaka, biar mereka tahu kamu itu mandul," kata Aminah kesana dengan membanting surat tadi ke meja.

"Jangan, Bu! Ibu ku sudah sakit-sakitan. Kalau beliau tahu fakta ini pasti dia bisa tambah parah," ucap Jaka memohon pada Aminah.

"Tapi kami tetap meminta keturunan dari Fatimah, aku tidak mau jika kalian adopsi anak," bantah Santo.

Mereka bertiga meninggalkan Fatimah dan Jaka di ruang tamu, mereka sangat marah karena Jaka dan Fatimah sepakat tidak mau bercerai.

"Bagaimana ini, Rani? Kalau seperti ini terus Bapak tidak mau," kata Santo saat mereka bertiga berada di meja makan.

"Carikan saja Fatimah suami baru," kata Rani.

"Kamu gila? mana Fatimah mau?" tanya Aminah. "Lagian kalau mereka tidak bercerai mana bisa Fatimah menikah lagi?" tanya Aminah kesal dengan usul Rani.

"Carikan pria yang mau menghamili Fatimah, Bu, maksudku. Hanya itu solusinya," jawab Rani. "Kalau Fatimah tidak mau kita paksa saja, kita ancam saja Jaka kalau tidak mengizinkan rencana kita. Kita ancam untuk memberitahu keluarga dia tentang kemandulan dia," kata Rani.

Santo dan Aminah menggut-manggut tanda mengerti.

"Tapi siapa yang mau menikah siri dengan Fatimah?'' tanya Santo.

"Kita pikirkan saja nanti, Rani mau pulang dulu. Mas Hasan akan pulang siang ini," jawab Rani lalu berjalan menuju pintu keluar dapur.

Fatimah dan Jaka duduk termenung diatas ranjang, mereka takut jika keluarga Fatimah akan memisahkan mereka.

"Dek, Mas takut kalau mereka memisahkan kita," kata Jaka.

"Jangan takut Mas, kita coba saja saran Dokter tadi," ucap Fatimah. "Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita, Mas. Sekalipun itu keluarga aku sendiri yang melakukannya," kata Fatimah memeluk Jaka.

**

Rani sudah sampai di rumah, dia melihat suaminya sudah sampai rumah. Melihat istrinya baru pulang, Hasan nampak hanya diam saja.

"Mas, kamu tahu nggak aku tadi dari rumah ibu. Jaka dan Fatimah baru saja pulang tes kesuburan, ternyata Jaka mandul, Mas," cerocos Rani.

"Bukannya bapak sama ibu ingin cucu dari mereka? Lalu bagaimana?" tanya Hasan antusias.

"Aku kasih solusi aja supaya Fatimah cari pria yang mau menghamilinya supaya dapat keturunan. Ibu sama bapak sudah setuju, kami harap Jaka dan Fatimah juga setuju. Kamu punya nggak Mas, teman yang mau ?" tanya Rani.

"Nanti coba aku tanya teman-temanku di kantor. Siapa tahu ada yang mau, apalagi yang masih bujang tentu mau. Semua kan tidak terlalu terikat," kata Hasan lalu mengajak Rani makan siang.

Putra mereka telah siap di meja makan, Rani segera menyiapkan piring dan sendok.

**

Malam ini mereka berkumpul di ruang tengah, Rani dan Hasan datang. Namun tidak dengan Ahmad putra mereka. Ahmad sedang bermain game bersama temannya jadi tidak ikut.

"Gimana Bu, sudah bilang sama mereka?" tanya Rani pelan takut Fatimah dengar.

"Sebentar lagi, mereka juga baru duduk," jawab Aminah.

"Fatimah, Jaka kami sudah menemukan solusinya," kata Santo. "Kalian yakin tidak akan bercerai, bukan?" tanya Santo pada Fatimah dan Jaka.

"Iya Pak, kami tidak akan bercerai. Apapun keadaan Mas Jaka, aku akan tetap menjadi istrinya," jawab Fatimah.

"Jaka, kamu harus setuju dengan solusi kami. Jika kamu tidak setuju, maka kami akan beritahu keluarga kamu dan pulangkan kamu," kata Santo.

Jaka berkaca-kaca, dia tidak mau orang tuanya tahu. Dia tidak sanggup melihat ibunya semakin sakit. Apalagi jika sampai ibunya tiada, maka Jaka tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

"Insyaallah saya setuju Pak, jika itu solusi terbaik," jawab Jaka. Fatimah menoleh kearah Jaka, dia seakan tidak setuju dengan jawaban Jaka.

"Baiklah, Jaka sudah setuju. Fatimah hamillah dengan pria lain!" perintah Santo.

Jaka dan Fatimah terkejut mendengar ucapan Santo. Mereka tidak menyangka jika solusi yang mereka punya adalah menghadirkan orang ketiga di rumah tangga mereka.

"Tapi Pak, aku masih istri sah Mas Jaka," bantah Fatimah.

"Jaka, kamu setuju, kan?" tanya Santo.

Jaka mendongakkan kepalanya, melihat kearah Fatimah. Dia berharap Fatimah memberi solusi padanya. Namun, Fatimah sendiri hanya diam karena di takut untuk menghianati Jaka.

Bab terkait

  • Derita Suami Mandul   Menolak Menggugat Jaka

    Fatimah masih menunggu jawaban Jaka, ada rasa takut pada diri Fatimah. Jaka tidak akan mengizinkan istrinya untuk berzina dengan pria lain. Tetapi Jaka juga tidak ingin menceraikan Fatimah. "Maaf, Pak. Bukannya itu sama saja zina?" tanya Jaka pada Santo. "Kalau begitu, Fatimah kamu gugat cerai saja suamimu yang tidak berguna ini!" perintah Santo. "Apa? Tidak. Aku tidak akan melakukan itu, Pak!" tolak Fatimah. "Benar Fatimah, gugat saja Jaka. Pria mandul seperti dia hanya akan menyusahkan kita," tambah Aminah. "Fatimah, apa yang kamu harapkan lagi dari suami mandul? Cinta?" tanya Rani. "Apa dengan cinta saja kalian bisa bahagia? Hah aku rasa tidak," ucap Rani setengah mengejek. "Tidak, aku tidak akan menggugat Mas Jaka. Aku juga tidak akan melakukan zina," tolak Fatimah lalu berdiri dan berlari menuju kamarnya. Dia menutup pintunya dengan kasar kar

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Derita Suami Mandul   Perjanjian dengan Keluarga Fatimah

    Jaka tidak menyangka akan bertemu Rani, Jaka segera mendekati Rani. "Ada apa, Jaka? Kamu takut jika Fatimah tahu?" tanya Rani ketika melihat raut ketakutan di wajah Jaka. "Aku tidak akan memberitahu Fatimah, tetapi ada syaratnya," kata Rani. "Kita bicarakan nanti di rumah," kata Rani lalu pergi. Rani kembali ke mejanya lalu memesan makanan bersama Fatimah. Mereka tidak lupa membungkus makanan untuk Aminah dan Santo.Sesampainya di rumah, Rani menemui Aminah di kamarnya. "Bu, aku tadi melihat Jaka dengan seorang wanita dan anak kecil," kata Rani. "Apa Fatimah juga melihatnya?" tanya Aminah penasaran. "Tidak, Bu. Aku akan gunakan hal ini sebagai senjata untuk mengancam Jaka. Supaya dia mengizinkan kita bisa mencari pria untuk menghamili Fatimah," kata Rani senang. Aminah yakin, jika Fatimah tah

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Derita Suami Mandul   Pria dari Masa Lalu

    Fatimah hanya membalas pelukan anak itu, entah mengapa memeluk Shaka membuat Fatimah ingin punya buah hati. Namun, segera dia tepis hal itu. Dia tidak mau menyakiti Jaka, cukup keluarganya yang sudah menekan Jaka.Fatimah bermain dengan Shaka, karena Shaka menariknya ke ruang tengah. Disana sudah ada banyak mainan dan seorang babysister. "Fatimah pasti senang dekat dengan Shaka. Aku kasihan dengan Fatimah," ucap Aminah. "Memang ada apa, Te?" tanya Angga penasaran. "Suami Fatimah mandul, padahal Fatimah ingin punya anak. Bahkan dia tidak mau menceraikan Fatimah. Aku heran mengapa Fatimah masih bertahan padahal hatinya sakit," jawab Aminah.Mendengar hal itu, Angga merasa prihatin dengan keadaan Fatimah. Biar bagaimanapun anak adalah penting dalam berumah tangga. "Apa Nak Angga masih suka dengan Fatimah?" tanya Aminah saat melihat Angga melamun.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Derita Suami Mandul   Jaka Cemburu

    Jaka merasa aneh, anak kecil itu memanggil Fatimah dengan sebutan Mama. Jaka menatap Fatimah, mencoba mencari jawaban dari Fatimah. "Maaf, Mas. Ini Shaka putranya Angga.Dia sudah pisah dari Mamanya, entah mengapa saat melihat saya dikira Mamanya," tutur Fatimah agar Jaka tidak salah faham. "Baiklah, aku mau ambil berkas," ucap Jaka lalu masuk ke dalam kamar. Setelah itu Jaka langsung pamit ke kantor. Jaka merasa aneh, ada Angga dan putranya disana. Padahal baru semalam mereka bertemu. Jaka takut, jika Angga berusaha merebut Fatimah. Terlebih lagi saat ini mereka dalam masalah. Sepanjang perjalanan ke kantor, Jaka memikirkan Fatimah dan Angga. Dia tidak fokus dengan jalanan. Hampir saja dia menabrak seseorang. "Ah! Kenapa aku jadi memikirkan mereka!" Jaka mengusap wajahnya. Dia berusaha berpikir positif pada Fatimah. Sesampainya di kantor,

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Derita Suami Mandul   Sindiran Keluarga Sangat Menyakitkan

    Fatimah dan Ibunya segera ke rumah saudaranya untuk menjenguk bayi. Jaka tidak ikut karena ada pekerjaan kantor yang harus dia kerjakan.Sampai di rumah Satria, sudah banyak saudara yang datang. Beberapa anggota keluarga tampak menatap Fatimah. Tatapan mereka sangat menyudutkan Fatimah. "Eh Fatimah sama Aminah, kapan nih nyusul? Nikah duluan kok nggak hamil-hamil," ucap Anita ibu Satria. Anita merupakan adik dari Aminah. Anita menikah dan mempunyai dua anak Satria dan adiknya selly. "Iya nih, Fatimah kok nggak hamil-hamil. Padahal punya anak itu enak loh rumah jadi ramai, iya kan Mbak Rani?" tanya Selly pada Rani yang sudah duduk sambil menggendong bayi Satria. "Iya tuh,mana Fatimah bisa hamil. Suami Fatimah kan mandul," jawab Rani tanpa menutupi kekurangan adik iparnya. "Aku juga pengennya Fatimah menikah sama pria yang bisa punya anak. Tapi Fatimah malah cinta mati sama suaminya," sahut Aminah. "Sudah-sudah, kalian kok malah mojokin Fatimah,"

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Derita Suami Mandul   Aku Bukan Selingkuh

    Fatimah mendekati Rosi, "Aku bukan selingkuh, jangan menuduh! Aku pergi atas izin Jaka," kata Fatimah. Rosi merasa Fatimah telah berubah, meskipun dulu dia sering menjelekkannya di depan Jaka, Fatimah tidak pernah membentaknya. Bahkan dia sangat sabar, tapi kali ini dia sudah berani membantah. "Dulu kamu pernah menuduhku mandul saat aku datang ke rumah Ibumu. Aku hanya diam, tapi sekarang aku tidak mau harga diriku dijak-ini," kata Fatimah. "Sudahlah, kita pergi saja!" ajak Angga menarik lengan Fatimah. Mereka pergi meninggalkan Rosi sendirian. Rosi mengambil ponselnya dan memotret Angga yang masih memegang tangan Fatimah. "Akan ku adukan kamu pada Mas Jaka," kata Rosi licik. Dia mengirimkan sebuah pesan pada Jaka. Sejak dulu Rosi tidak suka dengan Fatimah, bahkan dia sering menuduh Fatimah mandul. Nyatanya kini Jaka malahan yang mandul. Tetapi, Rosi tidak pernah percaya. ** Ada sebuah pesan masuk ke ponsel Jaka, dia baru saja selesai rapat. Di buka

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Derita Suami Mandul   Jangan Pecat Saya

    Jaka merasa was-was, Fatimah merasa bersalah. Jika Jaka kehilangan pekerjaannya, maka dia tidak lagi dihargai di keluarga Fatimah. Selama ini saja dia di jadikan bulan-bulanan. "Mas, maafkan aku! Aku akan meminta maaf pada Bu Yunita!" ucap Fatimah. "Kita lihat saja nanti. Harusnya kalian tidak asal menuduh begitu saja. Memang aku sering makan siang dengan beliau tapi itu atas permintaan Jonathan putranya," kata Jaka. Anisa kembali masuk ke kamar, sementara Rani dan Aminah asyik menonton televisi. Sore ini Fatimah tidak memasak, Aminah menyuruh Jaka memasak. Jaka sudah terikat dengan perjanjian, sehingga dia harus masak sebisanya. Saat melihat Jaka memasak, Fatimah hanya diam saja. Entah mengapa tidak ada niatan untuk membantu. "Dek, nggak mau bantu aku memasak? Aku takut nggak enak," ucap Jaka. "Aku capek, mau istirahat. Sekali-kali kamu masak, Mas. Biar tahu kerjaan istri di rumah," jawab Fatimah lalu meninggalkan Jaka. Jawaban Fatimah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Derita Suami Mandul   Semua Gara-gara Fatimah

    Merasa terganggu, Fatimah segera bangun. Dia berjalan menuju dapur. Fatimah melihat Rani panik mengobati kaki Aminah. "Ibu kenapa?" tanya Fatimah heran. "Ibu ketumpahan minta panas! Sini kamu bantu aku!" perintah Rani. Fatimah membantu Rani mengangkat Aminah ke sofa. Kaki Aminah terlihat memerah hingga paha. "Kok bisa sampai begini sih?" tanya Fatimah. "Kamu sih suruh kita masak, kan jadi begini. Ibu terpeleset saat membawa minyak panas dan terkena kakinya," jawab Rani menyalahkan Fatimah. "Kenapa nggak di biarkan aja di atas kompor biar dingin dulu?" tanya Fatimah. "Sudah kipasin! Jangan banyak bicara. Semua karena kamu! Kamu jahat sekali menyuruh Ibu sama Rani memasak!" bentak Aminah. "Ibu saja yang kurang hati-hati," omel Fatimah. Aminah menjitak kepala Fatimah. Dia sangat marah, Santo terkejut saat melihat kaki hingga paha sang istri melepuh. "Ini kenapa?" tanya Santo. "Gara-gara Fatimah," jawab Rani

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24

Bab terbaru

  • Derita Suami Mandul   Ending

    Jaka dan Yunita tidak hanya mengundang Fatimah dan Angga. Mereka juga mengundang keluarga Adam, keluarga Hasan juga. Dam tentu Santo dan Aminah tidak ketinggalan. Meskipun Jaka hanya mantan menantu tetapi dia tetap menghargai Santo dan Aminah. Pagi sekali Fatimah sudah menyiapkan baju untuk ketiga anaknya. Dia sudah mandi sejak awal. Baru dia memandikan ketiga anaknya. "Ya ampun repot sekali," kata Fatimah. Padahal dia sudah di bantu Mbok Inah dan baby sitter Shaka. Mbok Inah tertawa melihat Fatimah gugup. Dia bahkan sempat kebalik saat memakaikan kaos dalam untuk Shaka. "Jangan gugup, Bu. Nggak akan ketinggalan kereta," goda Mbok Inah. "Bari gantiin baju mereka aja sudah ribet apalagi nanti di sana. Mana Mas Angga nggak mau ajak kalian," kata Fatimah. "Ya nanti kan ada Bu Aminah biar dibantu beliau, Bu," kata Baby Sitter Shaka. "Kalau Shaka pasti main sama Jonathan pasti anteng," lanjutnya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Kal

  • Derita Suami Mandul   Angga Dan Fatimah Bersatu

    Fatimah terus saja berpikir keputusan apa yang akan dia ambil. Dia tidak mungkin meneruskan gugatannya. ''Ibu tahu kamu sangat menyayangi Shaka dan Clarisa. Apa lagi aku lihat Clarisa dekat sekali dengan kamu dan Naura. Jika kamu memutuskan untuk kembali pada Angga Ibu silahkan," kata Aminah. "Ibu akan coba bicara dengan Angga agar dia berubah," kata Aminah. "Sepertinya aku memang harus kembali pada Mas Angga, Bu. Kalau aku meninggalkan dia itu tandanya aku egois," ucap Fatimah. "Semoga Mas Angga mau merubah sikapnya," kata Fatimah. Hari ini adalah tujuh harinya Luna. Itu tandanya Fatimah harus memberi jawaban pada Angga. "Bagaimana Fatimah? Aku menunggu keputusan kamu. Aku harap kamu mau kembali bersamaku. Kita rawat anak kita sama-sama," kata Angga. "Setelah saya pikirkan, saya rasa saya harus tetap bersama kamu, Mas. Anak-anak butuh aku," kata Fatimah. "Angga, aku mau kamu jangan sampai sakiti Fatimah lagi. Kalau sampai kamu sakiti Fatimah lagi, aku

  • Derita Suami Mandul   Luna Kecelakaan

    Setelah mendapat telfon dari Angga, Luna panik. Dia tidak menyangka pria suruhannya itu ditangkap Angga. Dan kini dia ketahuan sebagai dalang dari masalah perselingkuhan Fatimah. "Aku harus kabur, aku nggak mau ditangkap polisi," ucap Luna panik. Luna membereskan bajunya ke dalam koper. Dia tidak membawa ikut serta Clarisa karena bagi dia akan merepotkan. "Bagaimana kalau sampai aku tertangkap?" tanya Luna. Dia menyeret kopernya keluar kamar. "Bu, kamu mau kemana?" tanya Mbok Inah saat melihat Luna membawa koper. "Aku mau pergi, kamu jaga Clarisa. Aku nggak mungkin bawa dia," jawab Luna panik. Dia segera membawa mobilnya pergi dari rumah Angga. Dia terburu-buru sekali. Di tengah jalan dia mendengar ada sirine mobil polisi dia semakin parno. Dia tancap gas sekencang mungkin agar tidak bertemu polisi. Luna bahkan beberapa kali menerobos lampu merah di jalan yang sedikit sepi. Dia tidak peduli dengan keselamatan dia lagi. Dari arah yang berlaw

  • Derita Suami Mandul   Pernikahan Diujung Tanduk

    "Mas, maksud kamu apa?" tanya Fatimah. "Kamu kemarin hanya nolongin aku untuk antar aku ke rumah Kak Rani. Kenapa malam ngaku-ngaku kita ada hubungan?" tanya Fatimah. "Loh memang kita ada hubungan, kan?" tanya Pria itu. "Kamu jangan ngarang," bantah Fatimah. "Nah udah ketahuan dia selingkuh. Kenapa masih kamu pertahankan dia, Mas," sahut Luna. "Sudah ayo kita pergi!" ajak Angga pada Luna. Angga meninggalkan Fatimah dan keluarganya. Dia tidak mau terus berdebat. Bahkan Angga malah mengajak Luna langsung pulang. Acara mereka jalan-jalan gagal total. Fatimah dan keluarganya juga pulang. Mereka tidak menyangka pria itu berbohong di depan Angga. "Siapa sih pria tadi? Dia kok malah berbohong?" tanya Rani. "Sudah kalian tenang saja, saya sudah suruh orang selidiki dia. Aku yakin ada orang lain dibelakang dia," jawab Adam. "Maksud Mas Adam dia disuruh orang?" tanya Rani. ''Betul sekali," jawab Adam. "Pasti ulah Luna," sahut Fatimah.

  • Derita Suami Mandul   Sandiwara Luna

    Fatimah sudah berada di rumah Rani. Beruntung tadi dia bertemu pria baik yang mau mengantar dia sampai di rumah Rani. Awalnya Fatimah menolak karena tidak kenal orang tersebut. Tetapi lama-lama dia mau karena Naura terus saja rewel. "Terima kasih, Mas. Maaf saya tidak bisa balas dengan apapun," kata Fatimah. "Tidak apa-apa, Mbak. Saya senang melihat Mbak sudah sampai tujuan dengan selamat. Lagian suami Mbak tega sekali membiarkan istrinya pergi sendiri membawa anak kecil," kata pria itu. "Saya permisi, Mbak!" ucap pria itu lalu pergi. Fatimah masuk ke rumah Rani. Dia beristirahat di kamar tamu yang sudah di sediakan pembantu Rani. "Kalau butuh sesuatu bisa panggil saya, Mbak," ucap pembantu Rani. "Iya, Mbak," jawab Fatimah. Dia menidurkan Naura yang sudah terlelap di atas ranjang. Dia merasa kasihan karena membawa Naura panas-panasan. Malamnya Rani datang, dia sedih melihat keadaan Fatimah saat ini. Namun, sebagai kakak dia akan mensupport apapun k

  • Derita Suami Mandul   Meminta Cerai

    Angga melotot dia tidak menyangka Fatimah akan berani menggugat cerai Angga. Angga tidak mau jika Fatimah meninggalkan dia. "Jangan asal bicara. Pikirkan dulu ucapan kamu!" pinta Angga. "Aku tidak akan menceraikan kamu, dan kamu tidak akan bisa menceraikan aku," kata Angga. "Kenapa kamu takut? Bukanya kamu sudah ada Luna?" tanya Fatimah. "Aku tidak mau ya tidak mau," jawab Angga. "Kamu egois, Mas," kata Fatimah. Dokter masuk, seketika mereka diam. "Pak Angga, Bu Fatimah sudah boleh pulang sore ini," kata Dokter. "Baik, Dok. Terimakasih," kata Angga. Fatimah tidak mau melihat ke arah Angga. Dokter memeriksa keadaan Fatimah. "Bu Fatimah banyak istirahat ya. Jangan sampai salah makan lagi," kata Dokter. "Baik, Dok," ucap Fatimah. Dokter keluar dari ruangan Fatimah. Angga juga kembali ke kantor tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Fatimah.** Sorenya Angga menjemput Fatimah dan juga Mbok Inah. Mereka saling diam bahk

  • Derita Suami Mandul   Fatimah Tersakiti

    Luna memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Angga membenci Fatimah. Dia ingin Fatimah meminta cerai dari Angga. "Fatimah, Fatimah untuk apa kamu masih di sini. Mas Angga sah sudah tidak peduli lagi dengan kamu. Jadi harusnya kamu sadar diri dan pergi dari sini. Kalau perlu malah kamu gugat cerai saja Mas Angga," kata Luna. "Aku tidak akan semudah itu kamu singkirkan, Luna," ucap Fatimah. "Hahahha baiklah, kalau gitu kamu siap saja merasakan sakit hati yang amat dalam," kata Luna. "Kamu tidak akan kuat bertahan," ucap Luna. "Kita lihat saja siapa yang akan tersingkir dari rumah ini. Aku atau justru kamu," tantang Fatimah. "Kamu tidak akan bisa menyingkirkan aku," kata Luna. Perang antara Luna dan Fatimah semakin sengit. Fatimah tidak lagi cuek pada Shaka dan Angga. Dia berusaha mati-matian mendapatkan hati mereka lagi. "Mas, ini ada teh buat kamu," kata Fatimah setelah melihat Angga pulang kerja. Angga meminum teh buatan Fatimah. "Teh

  • Derita Suami Mandul   Angga Memilih Luna

    Beberapa hari setelah kamar Naura di pindah untuk Clarisa. Kini Luna membuat ulah lagi. "Mas, kamar kita kejauhan dari kamar Clarisa. Kalau dia nangis aku jadi tidak dengar," kata Luna. "Bagaimana kalau kamu suruh Fatimah pindah ke kamar ini. Dan kita tidur di kamar utama yang lebih dekat dengan kamar Clarisa," kata Luna. "Iya, nanti aku suruh Fatimah pindah. Tapi aku harus panggil orang buat pindahin almari milik Naura dan box Naura," kata Angga. "Tidak masalah. Yang penting kita pindah ke kamar utama." Luna tersenyum. Semenjak pulang dari rumah sakit Luna selalu meminta ini itu pada Angga. Semua keinginan dia tidak ada yang Angga tolak. "Fatimah, kamu pindah ke kamar Luna. Biar aku dan Luna pindah di kamar kamu," kata Angga. "Kamar kamu mana muat Mas untuk aku dan Naura?" tanya Fatimah. "Sudah jangan protes," jawab Angga. Angga meminta para pembantu untuk memindahkan barang-barang Fatimah ke kamar Luna. Begitu juga sebaliknya.

  • Derita Suami Mandul   Luna Melahirkan Caesar

    Fatimah diam saja, dia tidak menanggapi ucapan Shaka. Dia memilih untuk acuh saja. Merasa dicuekin, Shaka kesal dan masuk ke kamarnya. "Maafkan Shaka, Bu," kata Baby sitter Shaka. "Tidak masalah," jawab Fatimah. Baby site Shaka menyusul Shaka ke kamar. Fatimah menidurkan Naura, dia tidak mau terbebani oleh apapun.** Angga dengan panik membawa Luna ke rumah sakit. Sampai di sana Dokter langsung menangani Luna. Angga mengurus administrasi sementara Luna di periksa oleh Dokter. Angga yakin Luna pendarahan akibat kelelahan kemarin melayani tamu undangan. "Semoga kalian baik-baik saja," kata Angga. Angga kembali menunggu Luna, Dokter mencari Angga. "Pak Angga, Bu Luna mengalami banyak pendarahan. Dia harus segera melahirkan, namun tidak bisa normal melihat kondisinya saat ini sangat lemah," kata Dokter. "Lalu harus bagaimana, Dok? Luna memaksa normal soalnya?" taya Angga khawatir. "Tadi Bu Luna sudah saya kasih arah, dia mau caesar," jawa

DMCA.com Protection Status