Share

part 48 perang wanita

Di tempat lain Laura menghadap sang kekasih. Max menakutkan tangan dibawah dagu, menatap sang kekasih dengan pandangan fokus.

"Ada apa kamu kemari sampai tidak memberitahuku dulu?" tanya Max.

Laura tampak khawatir jari jemarinya diremas dibalik meja "aku rindu," balasnya.

Terlihat hembusan nafas berat keluar, Max memijat pelipis tak habis pikir dengan jawaban sang kekasih, terlebih dengan kondisi Vila yang selalu di awasi, sangat rawan jika Laura datang tanpa persiapan terlebih dahulu.

"Sekarang apa yang kamu inginkan?" tanya Max lembut. Laura mulai melihat sorot mata biru milik kekasihnya, sangat dalam seolah dapat tenggelam didalamnya.

"Sebentar lagi akhir tahun, kamu pernah berjanji padaku akan liburan bersama, aku ingin kita menghabiskan waktu bersama, ayo kita liburan," pinta Laura dengan wajah memelas.

"Akhir tahun ini jadwalku padat," jawab Max tanpa berfikir.

"Terus bisanya kapan?" Nada Laura meninggi, bola matanya seketika menunjukan kekhawatiran tak mendasar.

"Setelah projek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status