"Iya kapan sih anak bayi ini bisa diajak cerita?" tanya Arga. Selama dua hari ini, Arga memperhatikan putranya hanya tidur saja dan bangun pun paling hanya sebentar untuk menyusu, setelah itu tidur lagi.
"Dira juga nggak tahu by." Nadira tersenyum.
"Apa semua anak bayi memang seperti ini ya?" Arga bertanya sambil memandang bayi yang di tangan istrinya.
"Mungkin juga," jawab Nadira. "Sakit By, tempat tidurnya jangan gerak." Nadira meringis menahan rasa sakit ketika Arga duduk di tepi tempat tidur. Perutnya terasa begitu amat sakit, ketika spring bed bergeser sedikit saja.
"Maaf sayang, hubby lupa." Arga dengan cepat memeluk istrinya.
"Kalau Hubby naik ke atas tempat tidur, jangan duduknya langsung kuat, Hubby harus pelan-pelan, biar Dira nggak sakit." Nadira memajukan bibirnya.
"Maaf ya, Hubby lupa." Arga mencium bibir istrinya berulang-ulang kali, hingga istrinya tenang dan berhenti mengomel.
"Sini sama Daddy." Arga
Iswandi hanya diam menatap wajah calon istrinya."Padahal kanda perginya belum lama, tapi Lala rasanya sudah rindu sekali.""Makanya kita nikahnya buru-buru, biar bisa dekat selalu." Iswandi mengulum senyumnya."Iya kanda, Lala nggak nolak kok nikah buru-buru," jawab Lala dengan tersenyum genit.Iswandi tertawa mendengar jawaban Lala."Kanda tahu nggak kalau kupu-kupu itu gak ulang tahun?" Tanya Lala."Manalah Kanda tahu Dinda, emangnya kerjaan kanda ngurusin kupu-kupu." Iswandi memandang Lala dengan membesarkan matanya.Lala tertawa saat mendengar jawaban Iswandi. "Kupu-kupu nggak pernah ulang tahun kanda, soalnya kupu-kupu hidup hanya 47 hari," jelas Lala.Iswandi membulatkan bibirnya ketika mendengar penjelasan Lala."Apa kanda tahu, kalau babi itu tidak tahu matahari dan bulan?""Jangankan matahari dan bulan, lihat anaknya aja mungkin nggak tahu."Lala tertawa. "Iya juga ya, babi nggak bisa mengan
Nadira duduk di atas tempat tidur. Ia hanya tersenyum saat melihat suaminya yang sedang bersiap-siap untuk ke kantor."Dasinya Dira yang bantu pasangin by." Nadira menawarkan jasanya.Arga tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pria itu memegang dasinya dan berjalan mendekati istrinya yang duduk di atas tempat tidur. Ia duduk di tepi tempat tidur dengan sangat pelan-pelan, agar istrinya tidak mengomel. "Apa masih terasa sakit,” tanyanya."Iya by, jahitannya panjang." Wajah Nadira meringis ketika menceritakan kepada suaminya."Pasti setelah ini bentuknya tidak lurus lagi." Arga sedikit tertawa."Apanya yang gak lurus by?" Nadira tidak memahami apa yang dimaksud suaminya."Yang di bawah." Arga tersenyum jahil dan memandang ke arah yang dimaksudnya."Hubby!" Nadira kesal dan memukul-mukul paha Arga.Arga tertawa ngakak melihat wajah istrinya yang memerah. "Tapi beneran, Hubby lihat miring, gak lurus lagi." Arga m
Heru duduk di kursi ruang tamu bersama dengan Lala dan juga Iswandi.Sejak tadi Heru memandang ke arah dapur dan juga kamar. Pria itu sedang mencari sosok istrinya.Lala yang mengerti apa yang sedang dicari papanya, hanya diam tanpa berani untuk bertanya. Ia merasa malu sendiri datang ke rumah orang tuanya seperti ini."Melisa, buat minum. Meliati panggil mama ke sini." Heru memberikan perintah kepada kedua anaknya yang hanya menonton."Iya pa," jawab kedua gadis remaja tersebut."Nak Iswandi apa menginap di sini?" Heru mencoba mencari topik pembicaraan. Ia merasa tidak enak terhadap Iswandi."Enggak pak, saya akan langsung pulang ke Jakarta. saya hanya datang mengantar Lala saja." Iswandi sedikit tersenyum."Diminum dulu nak kopinya." Heru mempersilahkan Iswandi, ketika anaknya meletakkan kopi di atas meja."Iya pak, terima kasih." Iswandi sedikit menyeruput kopi di cangkirnya."Sudah datang ya, maaf ya tadi mama dikama
Nadira duduk atas tempat tidur. Dirinya tersenyum memandang putranya yang saat ini sedang terbangun. Dengan sengaja Nadira tidak membedong nya, agar putranya bangun lebih lama.“Kalau lagi dibedong, langsung tidur. Tapi bila tidak dibedong, matanya melek." Nadira memandang wajah putranya yang tampan."Anak mommy kapan sih pandai senyum?" Nadira menjepitkan jarinya di pipi putranya ke atas, agar wajah putranya terlihat seperti sedang senyum. "Kalau senyum seperti ini, barulah terlihat tampan." Nadira gemes sendiri melihat wajah putranya.Nadira mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas. ia melihat panggilan masuk dari Lala. Dengan cepat Nadira mengangkat sambungan telepon tersebut."Halo Nadira." Lala langsung berbicara ketika Nadira mengangkat sambungan teleponnya."Iya halo La, assalamualaikum.""Waalaikumsalam." Lala tersenyum. Dirinya begitu sangat senang sehingga lupa mengucapkan salam."Lala apa kabar? Lag
"Wah aku senang dengarnya, karena aku baru selesai melahirkan. Kalau jauh-jauh takutnya Hubby nggak ngasih," jawab Nadira."Pak Arga posesifnya tingkat tinggi." Lala berkomentar.Nadira tertawa mendengar ucapan Lala."Aku tuh beneran nggak nyangka kalau papa bakalan menerima kanda tanpa banyak bertanya dan tidak banyak tuntutan apa-apa. Tapi kalau aku perhatikan sikat papa sama kanda, seperti papa itu sudah kenal kanda. Papa juga nampak seperti orang yang sangat segan ketika berbicara dengan kanda." Lala menceritakan kejanggalan yang dilihatnya dari sikap papanya."Alhamdulillah tidak ada hambatan yang menghadang," ucap Nadira penuh syukur."Iya Nadira, aku benar-benar sangat senang. Tapi itu mama tiri aku dia sibuk rayuin aku minta uang hantaran biar dia yang pegang.""Jangan mau dikasih," cegah Nadira."Ya jelas aku nggak mau ngasih. Sewaktu kanda datang ke sini aja, sombongnya minta ampun ketika lihat kanda. Dia minta uang ha
Acara pertunangan Iswandi dan juga Lala dilaksanakan di hotel. Acara ini dihadiri oleh keluarga besar Arga, kerabat dan juga beberapa orang karyawan penting di pabrik tempat Heru bekerja.Iswandi menatap wajah cantik calon istrinya. Jantungnya berdegup dengan sama hebatnya ketika MC meminta dirinya untuk memasangkan cincin di jari manis calon istrinya.Lala masih merasa bahwa ini semua mimpi, Ketika Iswandi memasangkan cincin di jari manisnya.Iswandi tersenyum memandang Lala. Dengan gugup Pria itu mengambil tangan Lala dan mencium punggung tangan gadis yang menjadi tunangannya. Jujur saja Iswandi sungguh tidak pandai bagaimana caranya untuk bersikap romantis. Dirinya melakukan segala sesuatu berdasarkan instingnya saja. "Tinggal nunggu sah sayang." Iswandi berkata dengan tersenyum. Beberapa hari tidak bertemu dengan calon istrinya yang genit, membuat dirinya begitu sangat rindu."Iya kanda, bentar lagi sah,” Lala tersenyum lebar dan men
"Dasar anak nggak sopan,” Heru mengomel memandang putrinya."Nggak sengaja pa, Lala tadi terjatuh," ucapnya dengan berbohong.Heru hanya diam melihat putrinya tersebut. Setelah apa yang dilakukan Lala, jantungnya masih berdegup hingga sekarang."Bohong." wajah Lasmi begitu amat merah memandang Lala."Lala gak bohong, kanda lihat tadi Lala beneran jatuhkan. Papa sama Mama coba tanya kanda kalau tidak percaya." Lala mengintip kedua orang tuanya dari balik punggung calon suaminya.Iswandi berusaha menahan tertawanya, pria itu menganggukkan kepalanya."Ini sepertinya musibah membawa rezeki." MC yang berbicara dengan menggunakan mikrofon itu, ikut tertawa melihat keributan yang sedang terjadi.Momen yang terjadi barusan, begitu banyak yang mengabadikannya melalui video di ponsel mereka.Teddy dan juga bobby yang ikut serta menyaksikan acara pertunangan Iswandi dan juga Lala, tertawa lepas. Kedua pria itu dengan konsentra
Arga berbaring di samping istrinya. Pria itu mencium-cium bagian leher Nadira. Saat ini tangannya dipegang istrinya, hingga tidak bisa beraksi."Hubby, sudah dong, geli," ucap Nadira.Pria yang saat ini berada di belakang punggungnya, tidak menghiraukan ucapannya. Arga terus saja mencium leher Nadira. Ia juga mencium bahu dan juga punggung istrinya yang putih."Hubby, Dira lagi nyusuin anak." Nadira sangat kesal melihat tingkah suaminya yang mengganggunya."Iya susuin aja, nggak apa-apa," jawab Arga."Iya, tapi Hubby jangan ganggu Dira.""Ini sudah 37 hari." Arga menginginkan istrinya. Pria itu selalu menghitung hari seperti ini."Iya by," jawab Nadira. Hampir setiap hari, suaminya selalu mengingatkannya."Apa sudah boleh?" tanya Arga."Tiga hari lagi By. Dira sudah bilang, kalau Dira ambil cuti selama 40 hari. Selama Dira jadi istri hubby, Dira nggak pernah cuti." Nadira sedikit memutar kepalanya."Hubby nanya. T