Share

109. Bahagia

Nadira masuk kedalam rumah mama mertuanya. ia memandang seisi rumah yang ditempati oleh Mama mertuanya. Rumah yang penuh dengan kenangan. Namun di rumah ini pasti lebih banyak kenangan yang menyakitkannya setelah peristiwa pembunuhan papa mertuanya.  

"Kita duduk disini." Luna memegang tangan menantunya dan mengajak menantunya untuk duduk di sofa besar yang berwarna putih.

"Iya ma," jawab Nadira yang mendaratkan tubuhnya diatas kursi sofa tersebut. 

"Mama  senang melihat kalian datang. Arga gak kasih tahu nama kalau kalian akan  datang." Luna tersenyum dan mengusap perut menantunya.

"Nadira minta ke sini, katanya mau ketemu sama mama." Arga tersenyum memandang mamanya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status