Share

Sang Penolong (Lagi)

Malam semakin larut, Kak Yuni pun tampak telah benar-benar nyenyak dalam tidurnya. Kukantongi ponsel kemudian berjalan dengan sangat hati-hati meninggalkan kamar. Baru membuka pintu depan, angin malam yang menyambut sejenak menyisakan gigil. Kutahan rasa dingin saat terus melangkahkan kaki menuju pantai.

Beberapa kali aku menoleh ke belakang untuk memastikan tak ada yang mengikuti. Setelah apa yang terjadi seharian ini, aku hanya ingin mencari ketenangan sendiri. Rasanya benar-benar melelahkan saat semua yang terjadi malah menjadi rumit.

Terkadang, aku berpikir luka-luka ini akan sedikit membaik seiring waktu. Tetapi kenyataannya, aku hanya terus berusaha menutupi dengan rapi saja agar bisa berpura-pura telah melupakannya.

Sesekali, kedua tangan yang terlipat di depan dada kugerakkan mengusap bahu pelan. Gerak kecil yang aku tak tahu untuk sekadar mengurangi rasa dingin atau malah tengah memeluk diri yang lemah.

Walau banyak hal-hal yang tak bisa dipa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status