Beranda / Romansa / Dendam Untuk Si Gendut! / Ciuman Pertama, kok enak?

Share

Ciuman Pertama, kok enak?

Penulis: jejak_langkah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-25 01:06:01

Evan sangat gemas dengan Elin karena sifat cerewetnya,  seingat Evan dulu Elin itu pendiam tapi kenapa sekarang Elin sangat cerewet sekali. Evan menghentikan langkahnya tiba tiba sehingga Elin menubruk punggungnya. Evan menelan ludahnya kasar karena Ia dapat merasakan gundukan kenyal yang menempel sebentar dipunggungnya itu, ya cuma sebentar. Evan berdehem menghilangkan pikiran joroknya dan menoleh kebelakang melihat Elin yang sedang menunduk sambil memilin jari tangannya,  kenapa Ia menunduk dan kelihatan takut? Semenakutkan itukah seorang Evan?

Evan memperhatikan wajah Elin yang samar-samar karena disini suasananya agak gelap, namun Evan masih bisa melihat pipi chubby nya Elin.

Tiba-tiba Evan menggeram karena Elin menggigit bibirnya pelan,  Evan sangat ingin membantu Elin menggantikan menggigit bibir merahnya itu jika Elin mau.

"Kenapa kamu menundukkan kepala seperti itu? Aku gak akan membunuhmu.  Lagipula aku rugi kalau menghabiskan tenaga dan waktuku hanya untuk membunuh wanita menjijikkan seperti dirimu" Sinis Evan, aduh dia sangat bodoh sekali kenapa dia harus mengatakan itu, bagaimana jika Elin sakit hati dan tidak mau lagi berdekatan dengannya. Evan harus menahan Elin tetap berada di dekatnya, Elin harus nyaman dan tergila-gila dengannya. Hingga tiba waktunya dia jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesona Evan dia ingin meninggalkan Elin. Dia harus ingat misinya mendekati wanita ini adalah untuk balas dendam bukan untuk mengagumi bibirnya. dan entah kenapa mata Evan malah menyusuri lekuk tubuh Elin yang berisi apalagi dada wanita itu. Evan pun memukul kepalanya menghalau pemikirannya yang entah kemana.

"Saya kira kamu bakal membunuh saya, disini kan gelap jadi kesempatan kamu untuk berbuat jahat itu besar. Tapi gak mungkin ya, kamu kan baik tadi kamu menolong saya. Saya sangat kagum melihat kamu tadi meninju pria sialan itu. Kamu kelihatan seperti hero yang ada di film mas Dony sering tonton. Saya emmphh.."  Ucapnya terpotong karena ciuman Evan. Elin sangat terkejut, ini adalah ciuman pertamanya dan ternyata rasanya sangat manis ada harum mint yang menguar dari mulut pria ini. Elin kembali menyadarkan diri dan tangan nya ingin memukul bahu Evan namun terlebih dahulu dicekal oleh Evan dan dia didorong ke tembok yang ada di gang itu, dan mereka melanjutkan ciuman mereka yang sempat berhenti tadi. Evan gemas karena Elin tidak membuka mulutnya padahal dia ingin melilitkan lidahnya kedalam mulut Elin, dia pun menggigit pelan bibir Elin.

"Aduh.. " Elin mengaduh dan Evan tidak membuang kesempatannya itu dan dia pun memasukkan lidahnya dan kembali mencecap rasa bibir Elin yang ternyata sangat manis seperti dugaannya. Evan menggeram dia menginginkan lebih terlihat dari gundukan di celananya yang tiba-tiba bangun. Dia harus menghentikan ini sebelum Elin nanti jadi membencinya dan menjauhinya sehingga Ia tidak dapat balas dendam. Evan melepas tautan mereka dan Ia memberi satu kecupan penutup, hanya kecupan.

"Apa-apaan kamu hah! Teriak Elin setelah ciuman itu berakhir. Kamu gak tau kalau itu adalah pengalaman pertama saya.  Tapi saya harus memberikan nya kepada pria bajingan seperti kamu. Bagaimana nanti kata suami saya kepada saya pasti dia sangat kecewa. Hiks" isaknya menangis. Dia sangat sedih karena harus memberikan ciuman pertamanya bukan kepada suaminya.

Evan terkekeh dengan perkataan Elin tadi. Apa katanya? Suaminya bakal kecewa hanya karena masalah first kiss saja? Bagaimana seandainya tadi dia kelepasan dan memperkosa Elin,  mungkin saja dia bisa bunuh diri atau mungkin minta tanggung jawab kepadanya. Bahkan diluaran sana banyak perempuan yang sudah tidak perawan, kenapa mantannya ini sangat kolot sekali. Evan pun ingin  memeluk Elin dan menenangkan Elin, namun sebelum dia sempat mengelus surai rambut Elin,  yang ingin dipeluk ternyata terlebih dahulu mendorongnya menjauh dan berlari kencang meninggalkan dia lagi. Evan heran kenapa Elin sangat suka meninggalkannya.

                                 ****

Elin menghempaskan badannya dikasur kamarnya, jantungnya berdebar sangat keras bahkan dia takut jantungnya bakal keluar karena sangkin kerasnya debaran itu. Dia memegang bibirnya dan mengingat bagaimana tadi mantannya menciumnya dengan sangat intens, Elin menendang-nendang kakinya keudara menghilangkan bayangan tentang ciuman tadi, namun entah kenapa bayangan tentang ciuman itu tetap terlintas di pikirannya, bahkan Elin masih sangat ingat jelas bagaimana rasa ciuman mereka tadi, Elin yakin kalau malam ini dia tidak bisa tidur nyenyak.

Elin heran dengan Evan mantannya itu bagaimana bisa dia seenak jidatnya saja mencium Elin.

"Hahhh.. " Elin mendesah kasar menghalau seluruh pemikirannya tentang kejadian yang tadi, dia harus melupakan itu dan dia berjanji dia harus menghindari yang namanya Evan demi menjaga kelangsungan hidup jantungnya.

Elin harus tidur saat ini juga,  kalau tidak besok dia bisa terlambat dan nanti dimarahi oleh Fani lagi.

Sedangkan Evan saat ini berada dikamar mandi menuntaskan adiknya yang tadi sempat bangun karena kejadian yang tadi, namun dinginnya air shower tidak juga bisa menghilangkan bayangan dari gundukan itu dan rasa manis dari bibir itu juga. Padahal ini bukanlah hal yang tabu lagi bagi Evan, dia bahkan sering melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman dengan teman kencan nya. Tapi entah kenapa bayangan itu tetap muncul di benaknya, dia tersenyum tipis mengingat perkataan Elin tentang Evan yang merebut ciuman pertamanya.

                               ****

Aroma kopi menyambut kedatangan Evan di Cafe tempat Elin bekerja, entah setan apa yang merasuki Evan sehingga Ia datang kesini dan ingin melihat bagaimana keadaan mantannya itu, apakah Ia datang bekerja atau tidak, apakah Ia sudah makan apa belum. Evan tidak tahu darimana datangnya pemikiran seperti itu sehingga kini Ia berdiri disini.

Otaknya menyuruh Ia keluar dan kembali ke kantor untuk mengerjakan berkas yang tadi sempat ditinggalkannya, namun hatinya menahannya berdiri disini, dia ingin melihat wajah manis itu walau hanya sebentar.

"Elin nanti mas antar pulang ya" ucap  pria yang kini berada disamping Elin,  dia sangat dekat dengan Elin. Lihat tangannya itu yang dia sengaja menempel dengan tangan Elin, saat ini pria itu tersenyum manis melihat Elin dan ditanggapi Elin dengan senyum manis juga, apa-apaan mereka itu, kenapa harus nempel-nempel segala, Evan menggeram kesal melihat itu, entah kenapa dia tidak suka melihat adegan yang entah kenapa memuakkan dimata Evan, dan lihatlah senyum wanita itu, kenapa dia bisa tersenyum manis menanggapi pria yang sok ganteng itu sedangkan dengan Evan dia selalu menunduk gugup,  dia tidak rela bila senyuman dan bibir manis itu dilihat oleh pria lain,  hanya dia yang bisa!  Evan menggelengkan kepalanya menghilangkan pemikirannya yang tadi. Entah dari mana datangnya rasa posesive tadi,  seperti bukan dirinya saja.

"Dia pulang dengan saya saja!" tekan Evan sambil menarik tangan Elin.

"Evan.." ucap Elin dengan mulut menganga tidak percaya

"Kamu pulang dengan saya saja, cepat bereskan barang-barang kamu biar saya antar pulang!" perintahnya sambil menatap tajam pria yang ada di depannya ini.

"Tapi tadi saya udah mengiyakan ajakan mas Doni,  jadi saya pulang dengan mas Doni saja. Terimakasih sebelumnya" jawab Elin menolak halus ajakan Evan.

"Tidak kamu pulang dengan saya!" jawab Evan lagi sambil matanya mengintimidasi Elin, dia tidak suka dibantah.

"Elin dia siapa?" tanya Doni penasaran karena seenak jidat pria itu saja menghancurkan niat Doni untuk mendekati Elin.

Seingat Doni Elin tidak mempunyai abang  atau teman pria,  jadi siapa pria ini pikirnya.

"Dia temanku mas", "Saya Pacarnya"

Jawab mereka serentak.

Dony pun bingung dengan jawaban mereka, setahu Dony kalau Elin itu belum punya pacar. Kemarin Dony suruh Ayu menanyakan kepada Elin tentang pacar dan jawabannya belum ada, jadi kenapa begini. Atau apakah Ia sudah terlambat, Dia pasti sangat sedih sekali jika dia betul emang sudah terlambat.

"apa-apaan kamu" sentak Elin marah karena jawaban Evan tadi.

Evan mendekatkan dirinya dan berbisik di kuping Elin, "Kamu tidak ingat bagaimana panasnya kita semalam berciuman? Atau kamu ingin lagi kita mengulangi kejadian semalam? Kalau kamu tidak ingin dicium disini terima ajakan saya untuk pulang bersama" perintahnya

Elin yang mendengar ancaman Evan pun takut.

"Mas, saya pulang dengan teman saya dulu ya. Lain kali saja kita pulangnya barengan. Gapapa kan mas?  Tanya Elin sambil tersenyum, dia takut Doni tersinggung dan tidak ingin lagi berteman dengannya.  Dia tidak mau itu terjadi, dia tidak bisa membayangkan kehidupannya tanpa seorang teman.

"Iya gapapa kok Lin, tapi kamu janji ya kapan-kapan kita bakal pulang sama? " tanya Doni sambil tersenyum, sebenarnya dia kecewa karena Elin lebih memilih pria asing ini,  tapi dia tidak mau memaksa Elin dan nanti ujung-ujungnya dia dijauhi karena Elin tidak nyaman.

"Iya mas janji, yaudah saya pulang dulu ya mas. Titip salam sama mbak Ayu. Mari mas" katanya sambil tersenyum ramah.

Sedangkan Evan yang mendengar itu menggeram tidak suka, membayangkan mereka pulang berduaan entah kenapa membuat Evan marah dan kesal apalagi tadi dia mendengar panggilan Elin kepada pria ini, dia sedikit iri karena Elin memanggilnya dengan sebutan mas. Terdengar seperti akrab dan romantis sekali.

Dia pun langsung menarik tangan Elin menuju parkiran tempat mobil nya tadi diparkirkan.

"Ayo" ajaknya

Mereka pun berjalan beriringan menuju parkiran.

Sedangkan Doni yang melihat itu pun hanya tersenyum masam, sebenarnya dia marah, dia kesal tapi dia tahu kalau dia itu tidak berhak. Makanya dia pun bertekad untuk mendapatkan gadis pujaannya itu.

Halo.. Halo para sayang-sayang aku..

Gimana seru ceritanya? Maaf karena up jam-jam segini. 

Masih nonton abang songkang ya? 😗😘

                  

Bab terkait

  • Dendam Untuk Si Gendut!    You are so sexy

    "Masuk!!!" tekan Evan kepada Elin, dia masih sangat kesal dengan kejadian di cafe tadi. Bagaimana mungkin ada pria yang mengajak jalan gadis gendut seperti ini "dasar pria bodoh" dumelnya dalam hati."Terimakasih" ucap Elin gugup, dia sangat gugup melihat wajah Evan yang ketat seperti lagi sesak pup. "Sepertinya dia lagi ada masalah" batin Elin."cihhh.. Ternyata ada juga pria yang mau mengajak kamu jalan" kata Evan dengan raut sinis dan dengan suara ngegas seperti mengajak berantam."iya ada, kamu kan?" tanya Elin polos.Evan sangat terkejut dengan pertanyaan Elin barusan, sebenarnya itu bukan pertanyaan. Tapi itu adalah pernyataan.Evan ingin menyangkal karena harga dirinya yang tinggi, tapi dia diam saja.Evan menghidupkan musik dan lanjut fokus menyetir, dia lagi malas berdebat dengan Elin, ya meskipun melihat wajah kesal Elin adalah kesenangan tersendiri bagi Evan, tapi kali ini enggak dulu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Dendam Untuk Si Gendut!    Reuni

    Elin berjalan dengan menundukkan kepala masuk kedalam hotel, Elin tidak percaya diri untuk bertemu dengan teman-temannya. ya meskipun sebenarnya Elin sangat ingin beramah tamah dengan mereka. Tapi mengingat dulu semasa SMA nya dia tidak pernah dianggap bahkan menjadi bahan cemoohan yasudah dia diam saja."Hey lihat itu, bukankah dia si gendut Elin? Hahaha" seru seorang wanita heboh sehingga mengundang tatapan orang-orang kepadanya."Datang juga kamu gendut, ternyata kamu memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi juga ya" ucap wanita satunya lagi.Elin sangat malu, tapi dia tidak bisa kabur takutnya nanti akan menambah cemoohan orang kepadanya.Elin hanya bisa tersenyum menutupi sakit hatinya, namun dia sudah terbiasa mendapat perlakuan yang seperti ini, bahkan yang lebih menyakitkan daripada ini sudah pernah dia alami, jadi ini belum seberapa batinnya."Tapi sepertinya dia makin kurus, bukankah sep

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Dendam Untuk Si Gendut!    Hasrat di pagi hari

    Badan Elin bergelinjang geli karena sapuan tangan Evan mulai dari lehernya, turun semakin turun hingga sampai ke pinggang nya.Tiba-tiba tangan Evan mencengkram keras pinggang Elin hingga Elin berteriak keras.Bibir Evan yang mula nya bermain diatas bibir Elin, kini juga ikut turun semakin ke bawah.Hingga badan Elin pun meliuk-liuk karena merasakan sesuatu yang baru pertama kali Ia rasakan. Rasa geli dan nikmat bersamaan hingga Elin pun hanya bisa menggigit bibir nya tanpa berani menolak perlakuan Evan.tangan Evan pun mulai nakal menjelajahi tubuh Elin mulai dari pinggang Elin dan makin turun ke paha, lalu naik lagi ke atas. Dengan pelan tangan Evan membuka paha yang dijepit erat oleh Elin.Evan tersenyum melihat pemandangan yang sangat indah dimatanya. dengan nakal jari tengah Evan mulai mengelus-elus inti Elin, mencubit pelan klitoris nya, dan dengan tiba-tiba jari tengah Evan telah memasuki lubang itu. hingga Elin pun t

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Dendam Untuk Si Gendut!    Merasakan itu lagi

    "Dahhhh... Elin pulang dulu ya mbak" izin Elin kepada Fani, dan dibalas hanya dengan anggukan saja.Elin yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum saja, dia sudah terbiasa dengan sikap dan sifat senior nya itu. Tapi meskipun begitu Elin tidak ada sedikit pun menyimpan rasa dongkol dihatinya.Elin hanya berpikir "setiap orang pasti memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang kelihatan ramah, tapi didalam hatinya ada rasa iri dengki. dan ada juga yang kelihatan cuek, judes, tidak ramah namun bila kita dekat dengan nya, ternyata dia orang yang humble".Jadi dia berpikir mbak Fani ada didalam opsi kedua.Elin tidak mau asal nge-judge orang, justru dia ingin lebih dekat dengan mbak Fani, siapa tau dia bisa menambah circle pertemanan nya.Dari dulu Elin itu selalu kesepian, oleh karena itu dia tidak mau membuat drama dalam hidup nya, sehingga akan mempersempit niat orang untuk berteman dengan nya.Elin tidak ingin merasakan kesepian lagi.Setelah El

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31
  • Dendam Untuk Si Gendut!    Makan malem bareng

    "awas jatohhhh" Sindir Doni karena melihat Elin yang sudah melepas pelukan nya.Elin yang mendengar itu pun merasa tersindir lalu melingkarkan lagi tangan nya ke pinggang Doni.Doni yang melihat itu pun tersenyum senang, lalu menaikkan laju sepeda motor nya agar mereka cepat sampai ke tempat makan yang mereka tuju.Apalagi Doni sudah sangat yakin kalau saat ini Elin sudah kelaparan sekali, Doni sangat mengenal bagaimana Elin.Doni tau kalau Elin itu sangat cinta sama yang namanya makanan, apalagi makan pedas dan berkuas seperti Bakso, seblak dan sebagai nya.Setelah sampai di tempat tujuan, Doni pun mencari-cari tempat duduk yang kosong. Tempat makan ini tergolong sangat ramai pelanggan, karena tempat makan ini sempat viral di tiktok.Setelah mereka menemukan tempat duduk, mereka pun melihat-lihat menu makanan nya."Kamu pesan apa?" tanya DoniElin yang mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Dendam Untuk Si Gendut!    Pria sexy itu godaan

    "Saya adalah masa depan kamu" ucap Mario dengan Jenaka.Elin yang tadi sabar menunggu jawaban dari mas-mas ganteng yang di depan nya pun merasa kena prank."Yeeee.. Apaan sih tuan. !" balas Elin dengan bibir yang sedikit manyun."Saya itu satu sekolah kamu dulu pas SMA, masa sih kamu tidak mengingat saya padahal saya adalah salah satu most wanted di sekolah kita dulu" kata Mario"Hahah mungkin karena tuan terlalu ganteng, jadi saya gak kepikiran kalau saya pernah satu sekolah sama cowok seganteng tuan". Ngeles ElinMario yang mendengar itupun tersenyum tipis.Setelah percakapan tadi mereka pun melanjutkan makan, tapi Mario sedikit bingung karena melihat Elin yang hanya makan sedikit."Elin kamu sakit?" tanya Mario bingung."Hah? Enggak kok tuan""Jadi kenapa kamu makannya sedikit sekali?" tanya Mario kurang senang."ohh.. Saya cuma saya lagi diet aja tuan" jawab Elin santai."Jujur saya tidak se

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Dendam Untuk Si Gendut!    Obat Perangsang

    Elin berdecak kagum melihat kemewahan yang ada di depan nya, Lampu yang gemerlap-gemerlip, dan ada banyak orang memakai pakaian yang kelihatan nya mahal disekitar sana "Orang kaya emang beda" gumam Elin pelan Mulutnya masih menganga tapi langsung ditutup oleh Mario, Ia menekukkan tangan nya ke pinggang, mengkode Elin agar menggandeng tangannya.Elin yang melihat itu berbisik kepada Mario "Kamu mau digandeng ya?" Mario pun mengangguk setelah mendengar bisikan Elin, Elin yang melihat itu pun segera Mangaitkan tangannya, lalu mulai memasuki tempat berlangsung nya acara "Orang kaya emang beda ya?" kata Elin lagi seolah-olah bertanya kepada Mario "Nanti kamu juga kaya kalau sudah nikah sama saya" Elin yang mendengar itu pun tertawa pelan, Ia mengira Mario lagi ingin melawak "Apaan sih pak".. Katanya memukul bahu Mario gemas sambil terkikik geliElin emang tidak bisa yang namanya digombali sama pria tampan Mario yang me

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • Dendam Untuk Si Gendut!    Jari tengah

    Elin melepas ciuman mereka dengan paksa dan meraup oksigen sebanyak-banyak nya, lalu setelah Ia merasa pasokan udara nya sudah cukup terisi, Ia kembali melumat bibir Mario dengan ganas dan menggoda Mario kembali tanda meminta ciuman mereka yang tadi dilanjutkan kembali. Mario yang kembali tersadar akan kesalahan yang telah mereka lalukan pun melepas ciuman dengan paksa, Elin yang melihat itu pun merasa kehilangan lalu kembali menarik belakang leher Mario meminta untuk ciuman mereka jangan dilepas. Mario pun melepaskan dengan pelan tangan Elin yang mengait di belakang leher nya, lalu berdiri menghindari ranjang dan mengusap wajah nya frustasi karena merasa bersalah telah memanfaatkan keadaan Elin yang lagi dalam pengaruh obat perangsang "Mmmmpphhh.... " desah Elin tiba-tiba Mario yang mendengar desahan Elin pun menoleh ke ranjang, dan mendapati Elin yang lagi mengulum jari nya dan meremas dada nya.Mario yang melihat itupun mencari ide agar El

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10

Bab terbaru

  • Dendam Untuk Si Gendut!    Ancaman

    "Kalau kamu tidak mau pakai cara halus, terpaksa saya harus pakai cara kasar" kata Evan sambil menarik Elin lagi ke kasur dan mendorong nya.Evan melihat Elin yang terbaring sambil menatapnya dengan penuh kewaspadaan.Evan ingin naik ke atas ranjang dan mendekati Elin lagi,namun Elin langsung menaikkan tangannya menyuruh agar Evan tidak mendekat"Tunggu" Kata Elin"Apa keuntungan kalau aku mau menikah dengan kamu?" Kata Elin"Kamu ingin apa?""Keinginan aku banyak, karena itu aku nanyain kamu. Kalau gak ngapain nanya" sungut Elin sebal"Kamu boleh memikirkan nya dahulu. Kamu ingin apa kalau begitu" tawar Evan"Oke, terus apa cara kasar yang kamu bilang tadi?" tanya Elin sambil memperbaiki posisinya yang tadi setengah rebahan menjadi duduk di pinggir ranjang"Kamu akan saya pecat dari cafe saya" Kata Evan sambil duduk disamping Elin"Kalau begitu, pecat saja" Balas Elin berani dengan sedikit mengelu

  • Dendam Untuk Si Gendut!    Ciuman rasa strowbery dan vanila

    "Kamu pikir apa lagi?" Kata Evan sambil maju mendekat ke arah ElinElin yang melihat itu pun mundur selangkah demi selangkah mengikuti langkah Evan yang selangkah demi selangkah mendekati nya"Jangan macam-macam ya kamu" kata Elin mengeluarkan raut garang nya namun masih terlihat jelas kalau dia lagi ketakutan."Kamu pikir apa yang akan terjadi jika sepasang laki-laki dan perempuan dewasa berduaan didalam kamar yang tertutup hah?" Kata Evan masih menyudutkan ElinElin yang tidak sadar kalau dibelakang nya ada ranjang pun oleng dan tidak bisa menyeimbangkan badan nya sehingga Ia menarik kerah kemeja Evan dengan keras sehingga Evan pun ikut terjatuh ke atas ranjangMereka yang terjatuh bersamaan di ranjang pun hanya terdiam sambil melihat satu sama lain, yang terdengar di telinga mereka hanya suara deruan nafas mereka satu sama lain yang terdengar sedikit lebih memburu dari biasanya.Seolah-olah waktu terhenti begitu saja, suasana

  • Dendam Untuk Si Gendut!    Puasin aku sekarang

    "puasin aku sekarang juga" kata Mario sambil menunjukkan senyum menggoda nya. "Hentikan senyum menggoda mu itu, aku tidak tertarik sama sekali" kata Elin "Sedang berusaha melainkan pembahasan hem?" kata Mario dengan senyum menggoda nya lagi. "Enggak tuh, cuma kamu kebiasaan senyum kayak gitu, kamu kira aku tergoda?" "Emang enggak tergoda?" Tanya Mario "Dulu sih iya, sekarang enggak lagi. Udah enek" kata Elin mengejek Mario "oh oke... Jadi bagaimana? " tanya Mario lagi "Apa nya yang bagaimana? " tanya Elin "Puasin aku sekarang" tembak Mario langsung Elin yang mendengar itu pun kicep. Dia baru ingat kalau dirinya menjanjikan sebuah balasan tanda terimakasih nya kepada Mario. "Tidak ada cara yang lain?" tawar Elin "Ada! kamu jadi pacar sungguhan saya" "Aishhh.. Bisa juga kamu bercanda ya" kata Elin sambil tertawa pelan, Dia mengira kalau perkataan Mario hanya se

  • Dendam Untuk Si Gendut!    Perjodohan?

    "Namanya Elin" kata Evan dengan lantang. Evan juga gak tahu kenapa dia bisa nyebutin nama itu si cewek gendut, cuma terlintas aja gitu namanya Elin di pikiran dia. "Elin?" Beo Mommy nya Dita. "Mommy kenal?" Tanya Daddy nya Evan ke istri nya. "Ah enggak" sangkal Mommy nya, entah kenapa nama ini kedengaran familiar di telinga nya, tapi Dita mengabaikan nya aja. "mungkin perasaanku aja" pikir Dita "Kerja dimana?" Tanya Oma nya langsung ke Evan. "Dia karyawan di cafe yang Evan punya oma" "Ohhh.. Perkenalkan dia ke keluarga ini besok!" Ultimatum oma nya Evan yang mendengarkan itu pun langsung bingung, gak mungkin dia membawa Elin besok kerumah mereka sedangkan dia dan Elin bermusuhan. "Ehhh.. Kok langsung gitu sih oma, Elin kan belum ada persiapan. Bagaimana kalau setelah Evan rundingin dulu sama Elin?" Elak Evan sambil menunjukkan mimik membujuk oma nya agar meralat ultimatum nya itu. Oma nya yang menden

  • Dendam Untuk Si Gendut!    Jari tengah

    Elin melepas ciuman mereka dengan paksa dan meraup oksigen sebanyak-banyak nya, lalu setelah Ia merasa pasokan udara nya sudah cukup terisi, Ia kembali melumat bibir Mario dengan ganas dan menggoda Mario kembali tanda meminta ciuman mereka yang tadi dilanjutkan kembali. Mario yang kembali tersadar akan kesalahan yang telah mereka lalukan pun melepas ciuman dengan paksa, Elin yang melihat itu pun merasa kehilangan lalu kembali menarik belakang leher Mario meminta untuk ciuman mereka jangan dilepas. Mario pun melepaskan dengan pelan tangan Elin yang mengait di belakang leher nya, lalu berdiri menghindari ranjang dan mengusap wajah nya frustasi karena merasa bersalah telah memanfaatkan keadaan Elin yang lagi dalam pengaruh obat perangsang "Mmmmpphhh.... " desah Elin tiba-tiba Mario yang mendengar desahan Elin pun menoleh ke ranjang, dan mendapati Elin yang lagi mengulum jari nya dan meremas dada nya.Mario yang melihat itupun mencari ide agar El

  • Dendam Untuk Si Gendut!    Obat Perangsang

    Elin berdecak kagum melihat kemewahan yang ada di depan nya, Lampu yang gemerlap-gemerlip, dan ada banyak orang memakai pakaian yang kelihatan nya mahal disekitar sana "Orang kaya emang beda" gumam Elin pelan Mulutnya masih menganga tapi langsung ditutup oleh Mario, Ia menekukkan tangan nya ke pinggang, mengkode Elin agar menggandeng tangannya.Elin yang melihat itu berbisik kepada Mario "Kamu mau digandeng ya?" Mario pun mengangguk setelah mendengar bisikan Elin, Elin yang melihat itu pun segera Mangaitkan tangannya, lalu mulai memasuki tempat berlangsung nya acara "Orang kaya emang beda ya?" kata Elin lagi seolah-olah bertanya kepada Mario "Nanti kamu juga kaya kalau sudah nikah sama saya" Elin yang mendengar itu pun tertawa pelan, Ia mengira Mario lagi ingin melawak "Apaan sih pak".. Katanya memukul bahu Mario gemas sambil terkikik geliElin emang tidak bisa yang namanya digombali sama pria tampan Mario yang me

  • Dendam Untuk Si Gendut!    Pria sexy itu godaan

    "Saya adalah masa depan kamu" ucap Mario dengan Jenaka.Elin yang tadi sabar menunggu jawaban dari mas-mas ganteng yang di depan nya pun merasa kena prank."Yeeee.. Apaan sih tuan. !" balas Elin dengan bibir yang sedikit manyun."Saya itu satu sekolah kamu dulu pas SMA, masa sih kamu tidak mengingat saya padahal saya adalah salah satu most wanted di sekolah kita dulu" kata Mario"Hahah mungkin karena tuan terlalu ganteng, jadi saya gak kepikiran kalau saya pernah satu sekolah sama cowok seganteng tuan". Ngeles ElinMario yang mendengar itupun tersenyum tipis.Setelah percakapan tadi mereka pun melanjutkan makan, tapi Mario sedikit bingung karena melihat Elin yang hanya makan sedikit."Elin kamu sakit?" tanya Mario bingung."Hah? Enggak kok tuan""Jadi kenapa kamu makannya sedikit sekali?" tanya Mario kurang senang."ohh.. Saya cuma saya lagi diet aja tuan" jawab Elin santai."Jujur saya tidak se

  • Dendam Untuk Si Gendut!    Makan malem bareng

    "awas jatohhhh" Sindir Doni karena melihat Elin yang sudah melepas pelukan nya.Elin yang mendengar itu pun merasa tersindir lalu melingkarkan lagi tangan nya ke pinggang Doni.Doni yang melihat itu pun tersenyum senang, lalu menaikkan laju sepeda motor nya agar mereka cepat sampai ke tempat makan yang mereka tuju.Apalagi Doni sudah sangat yakin kalau saat ini Elin sudah kelaparan sekali, Doni sangat mengenal bagaimana Elin.Doni tau kalau Elin itu sangat cinta sama yang namanya makanan, apalagi makan pedas dan berkuas seperti Bakso, seblak dan sebagai nya.Setelah sampai di tempat tujuan, Doni pun mencari-cari tempat duduk yang kosong. Tempat makan ini tergolong sangat ramai pelanggan, karena tempat makan ini sempat viral di tiktok.Setelah mereka menemukan tempat duduk, mereka pun melihat-lihat menu makanan nya."Kamu pesan apa?" tanya DoniElin yang mendengar

  • Dendam Untuk Si Gendut!    Merasakan itu lagi

    "Dahhhh... Elin pulang dulu ya mbak" izin Elin kepada Fani, dan dibalas hanya dengan anggukan saja.Elin yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum saja, dia sudah terbiasa dengan sikap dan sifat senior nya itu. Tapi meskipun begitu Elin tidak ada sedikit pun menyimpan rasa dongkol dihatinya.Elin hanya berpikir "setiap orang pasti memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang kelihatan ramah, tapi didalam hatinya ada rasa iri dengki. dan ada juga yang kelihatan cuek, judes, tidak ramah namun bila kita dekat dengan nya, ternyata dia orang yang humble".Jadi dia berpikir mbak Fani ada didalam opsi kedua.Elin tidak mau asal nge-judge orang, justru dia ingin lebih dekat dengan mbak Fani, siapa tau dia bisa menambah circle pertemanan nya.Dari dulu Elin itu selalu kesepian, oleh karena itu dia tidak mau membuat drama dalam hidup nya, sehingga akan mempersempit niat orang untuk berteman dengan nya.Elin tidak ingin merasakan kesepian lagi.Setelah El

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status