"Masuk!!!" tekan Evan kepada Elin, dia masih sangat kesal dengan kejadian di cafe tadi. Bagaimana mungkin ada pria yang mengajak jalan gadis gendut seperti ini "dasar pria bodoh" dumelnya dalam hati.
"Terimakasih" ucap Elin gugup, dia sangat gugup melihat wajah Evan yang ketat seperti lagi sesak pup. "Sepertinya dia lagi ada masalah" batin Elin.
"cihhh.. Ternyata ada juga pria yang mau mengajak kamu jalan" kata Evan dengan raut sinis dan dengan suara ngegas seperti mengajak berantam.
"iya ada, kamu kan?" tanya Elin polos.
Evan sangat terkejut dengan pertanyaan Elin barusan, sebenarnya itu bukan pertanyaan. Tapi itu adalah pernyataan.Evan ingin menyangkal karena harga dirinya yang tinggi, tapi dia diam saja.Evan menghidupkan musik dan lanjut fokus menyetir, dia lagi malas berdebat dengan Elin, ya meskipun melihat wajah kesal Elin adalah kesenangan tersendiri bagi Evan, tapi kali ini enggak dulu.Setelah sampai di teras kost Elin, Evan mematikan mesin mobilnya dan melihat Elin yang tertidur, "dasar kebo" kekeh Evan dalam hati.
Fokus matanya menyusuri wajah Elin yang sedang tertidur, terbaca jelas sekali dari raut wajah Elin kalau dia sangat kelelahan, Evan pun mengulurkan tangannya dan mengurut pelan alis Elin agar tidak berkerut lagi."Pasti kamu capek sekali ya" ucapnya pelan, takut membangunkan Elin. Sebenarnya Evan bisa saja mengguncang bahu Elin agar dia bangun, namun dia ingin menyerap obatnya sebentar dengan cara melihat dan menyusuri wajah gadis yang sampai sekarang entah kenapa belum bisa dilupakannya, bahkan semakin dilupakan justru namanya makin erat terukir di hatinya.
Besok dan sampai beberapa hari kedepan mungkin Evan tidak bisa mengganggu Elin dulu karena dia akan melakukan penerbangan ke Jepang untuk melakukan bisnis perusahaan ayahnya yang diwariskan kepadanya."Bangun!!! Dasar Kebo" Sentak Evan kasar sehingga membangunkan Elin dari tidurnya
"E..eh maaf, aku ketiduran ya" tanya Elin dengan raut wajah terkejut karena sentakan Evan barusan dan jiwanya pun masih belum terisi sepenuhnya, Elin merasa bersalah setelah melihat wajah Evan yang datar. "Apakah dia marah karena aku ketiduran di mobilnya yang mewah ini?" tanya Elin dalam hati.
"Datang ke pesta reuni minggu depan, berdandan lah yang anggun dan gunakan gaun yang sopan!" Perintah Evan kepada Elin.
"Apakah angkatan kita akan melakukan reuni? Kenapa aku tidak tahu dan kenapa aku malah mendapat undangan dari kamu?" cecar Elin sedih karena dia mendapat undangan dari Evan bukan dari teman satu kelasnya dulu.
Apakah sebegitu tidak penting nya keberadaannya, kenapa mulai dari dulu Ia selalu tidak dianggap oleh orang-orang."iya, berdandan lah yang elegant dan gunakanlah gaun yang longgar dan sopan. Dan aku tidak tahu kenapa kamu tidak diundang oleh satu kelasmu, yang terpenting ada reuni untuk angkatan kita" ucap Evan.
"Baiklah, terimakasih banyak karena sudah mengundangku dan terimakasih juga karena sudah mengantarku pulang" kata Elin setelah keluar dari mobil Evan
"Ingat untuk datang. Dan ingat Aku tidak akan menjemputmu" kata Evan sambil menghidupkan mesin mobilnya dan segera berlalu dari sana. Dia harus istirahat karena besok dia akan melakukan penerbangan.
"Ya.. Aku tahu itu" ucap Elin meskipun mobil Evan sudah berlalu
*****
"Hai.. selamat pagi mbak Ayu, Selamat pagi mas Doni" sapa Elin ceria
"Pagiii" balas Ayu dengan Doni secara bersamaan.
"Dimana mbak Fani? Kenapa tidak kelihatan?" tanya Elin
"Akh.. Tidak tahu, mungkin lagi di jalan" balas Ayu
"Oooo" angguk Elin pelan
"Ehh mbak, apakah mbak Ayu tahu cara berdandan?" tanya Elin lagi.
"ya tahulah zheyeng, yakali mbak mu yang se-cantik ini, yang se-gemulai ini, dan yang se-seksih ini tidak tahu berdandan, kenapa emang?" tanya Ayu penasaran, soalnya tumben-tumbenan si chubby ini nanyain soal dandan. "Dia kan polos" batin Ayu
"eemm.. Itu mbak, Elin mau menghadiri acara reuni sekolah Elin dulu, terus Elin pengen tampil beda gitu loh mbak. Ajarin Elin dong mbak" Mohon Elin kepada Ayu
"Tenanggg kalau itu mah, nanti pulang kerja kita beli gaunmu ya" kata Ayu.
Doni yang mendengar percakapan mereka pun ikut nimbrung.
"Lin.. Bukannya hari ini aku antar kamu pulang ya?" tanya Doni.
Sebelum Elin menjawab, udah dijawab duluan sama Ayu.
"Elu entaran antar Elin ke tempat Elin reuni aja deh, gua sama Elin lagi Girl Time mau belanja- belanja" kekeh Ayu.
"ehhh gausah, nanti mas Doni kerepotan. Nanti aku naik bus aja, ada kok halte menuju hotel tempat reunian nya" tolak Elin halus.
"Gapapa kok Lin, tenang aja. Kalau kamu malu, nanti aku antar kamu aja, gausah jadi partner reunian kamu.Tapi entar pulangnya kabarin ya biar aku jemput" kata Doni menawarkan diri.
"Ehh bukan malu mas, tapi takut ngerepotin mas Doni aja, soalnya agak jauh mas" kata Elin.
"Gapapa kok lin" ucap Doni santai, padahal dalam hatinya seperti lagi ada kembang api sangkin bahagianya membayangkan dia akan naik motor berduaan dengan Elin.
"Yaudah deh mas, makasih banyak ya" ucap Elin.
"Sama-sama" balas Doni.
*****
Tiba hari reunian, Doni pun menjemput Elin dirumah Ayu. Karena Elin didandanin oleh Ayu dirumahnya, bukan di kost Elin.
Sebenarnya Doni tidak percaya diri melihat dirinya yang hanya memakai pakaian kasual, bagaimana jika ada teman Elin yang melihat Elin diantar oleh pria miskin sepertinya."Pasti nanti Elin sangat malu" ucap Doni dalam hati, namun dia harus memberanikan diri."Assalammualaikum" sapa Doni sambil mengetuk rumah Ayu.
"Waalaikumsalam" balas Elin dan Ayu yang sudah selesai mendandani Elin.
Ayu pun menghampiri Doni dan menariknya ingin memamerkan hasil karya tangan nya kepada Doni.
"Tadaaaa..." Pamer Ayu sambil menunjukkan Elin. "Bagaimana? Cantik kan hasil dandanan gue? Yaiyalah... Secara gue punya bakat sebagai MUA" canda Ayu.
Sedangkan itu Doni yang berdiri seperti patung, tercekat melihat Elin yang sangat cantik, dengan makeup yang sangat pas, tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal.
Doni sangat terkejut melihat Elin yang memakai gaun sexy dan membentuk bodynya, mata Doni tidak sengaja menelusuri bodi Elin yang sangat-sangat menggiurkan. Lihatlah pinggangnya yang ternyata kecil itu, Dony baru tahu karena selama ini Elin selalu memakai pakaian oversize.Dadanya sedikit terlihat, karena bajunya tidak cukup untuk menutupi dada Elin yang sangat besar itu. Dony menaksir ukurannya yang mungkin lebih dari satu genggaman tangannya yang besar. Lihatlah punggungnya yang putih mulus itu, karena emang model gaun Elin adalah model gaun yang memamerkan punggung.Doni menelan ludahnya, dan darahnya tiba-tiba berdesir sehingga membuat detakan jantungnya berdentum keras. Doni yakin kalau sekarang dia lagi merona.Dia salah, tidak seharusnya dia melecehkan Elin lewat pandangannya yang barusan.Doni pun tersadar oleh tepukan Ayu yang cukup keras.
"bengong ae lu, terkejut ya melihat mahakarya gue yang sangat wow ini. Terkejut kan lu liat hasil tangan gue? Udah gue bilangin kalau gue itu punya bakat jadi MUA" oceh Ayu menyombongkan diri.
"Terimakasih banyak mbak" ucap Elin kepada Ayu yang telah mengubah dia menjadi cantik seperti ini, Elin pun terkejut melihat perubahannya yang drastis.
Elin tersipu malu melihat pandangan mas Doni yang tidak lekang dari dirinya."Ayo mas" ucap Elin menyadarkan Doni.
"A..Ayo" ucap Doni tidak sadar menggenggam tangan Elin.
"kami pergi dulu ya mbak" pamit Elin kepada Ayu sambil berlalu dari pandangan Ayu.
"Oke hati-hati dijalan" katanya sambil terkekeh melihat reaksi Doni barusan, "Bisa ae tuh anak, kek Ayam bodoh kehilangan arus" kekeh Ayu dalam hati.
"Mas" Panggil Elin kepada Doni.
"Iya kenapa?" tanya Doni kelagapan, kenapa dia seperti orang bodoh saja batinnya.
"tangan mas gak sengaja genggam tangan Elin" ucap Elin.
"ooo iya.. Maaf lin" mas gak sadar katanya sambil melepaskan tautan yang kalau boleh jangan Ia lepas sampai kapanpun.
"gapapa sih mas, santai aja" kata Elin.
"Nanti serius Elin mau dijemput sama mas? Mas gapapa nih Elin repotin mulu?" tanya nya lagi.
"iya gapapa lin, ayo" katanya sambil menaiki motornya dan melepas jaketnya.
"nih tutupin, kamu gausah nyamping, nanti capek, soalnya perjalanan kita cukup jauh. Maafin mas yang belum bisa antar kamu pakai mobil" ucapnya sedih sambil memberikan jaketnya.
"ihhh.. Kok ngomong gitu sih, gapapa kali mas. Gini aja Elin udah seneng banget" ucap Elin sambil memeluk Doni erat.
"yaudah ayuk mas" ajaknya.
Sedangkan itu Doni yang menyalakan mesin motor pun terkejut karena merasakan Elin yang memeluknya tiba-tiba, sebenarnya dia ingin menyuruh Elin melepas pelukannya demi menjaga kesehatan jantungnya. Tapi takut Elin sakit hati. Sehingga dia tetap menjalankan motornya.
Sepanjang jalan Doni memfokuskan dirinya kejalan agar dia tidak terhanyut akan rasa gundukan yang menempel di punggungnya.
Sebenarnya adik kecilnya sudah memberontak bangun, dan dia sudah meredamnya mati-matian. Dia tidak ingin melukai perasaan Elin, dia sangat mencintai gadis ini tulus dari hatinya, meskipun nafsunya tiba-tiba memberontak ingin dipuaskan, tapi dia nanti bisa bermain solo tanpa merusak sedikitpun gadis yang sangat ingin Ia klaim menjadi miliknya.Setelah sampai di depan Hotel, Doni mematikan mesin motornya dan Elin pun turun sambil memberikan Jaket Doni.
"Terimakasih banyak ya mas udah mau antarin Elin, maaf karena Elin salah pilih gaun, seharusnya Elin gak pake gaun ini biar mas Doni gak kedinginan pas antar Elin" ucapnya sambil meminta maaf
"iya gapapa, nanti kabarin setengah jam sebelum mau pulang ya, biar mas juga bisa siap- siap" katanya sambil mengelus kepala Elin dengan sayang.
"iya siap mas, hati-hati ya dijalan, kabarin Elin kalau sudah sampai rumah" ucapnya tersipu malu karena diperlakukan seperti itu oleh Doni.
"Iya Elin, makasih ya udah perhatian sama mas" ucap Doni tulus.
"Sama-sama mas, yaudah Elin masuk kedalam dulu ya mas, dadahh" kata Elin
Dan Doni hanya membalasnya dengan lambaian tangan dan senyum yang penuh cinta.
Sedangkan itu ada pria diujung sana memegang wine di tangannya sambil memperhatikan kedatangan Elin.
"sepertinya aku mengenalnya" lirihnya pelan sambil terus memperhatikan gerak-gerik Elin dengan tatapan menyelidiknya.
Hayy..Hayyy
Siapa tuh menurut kalian?Comment ya, tante mau liat pendapat kalian.Elin berjalan dengan menundukkan kepala masuk kedalam hotel, Elin tidak percaya diri untuk bertemu dengan teman-temannya. ya meskipun sebenarnya Elin sangat ingin beramah tamah dengan mereka. Tapi mengingat dulu semasa SMA nya dia tidak pernah dianggap bahkan menjadi bahan cemoohan yasudah dia diam saja."Hey lihat itu, bukankah dia si gendut Elin? Hahaha" seru seorang wanita heboh sehingga mengundang tatapan orang-orang kepadanya."Datang juga kamu gendut, ternyata kamu memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi juga ya" ucap wanita satunya lagi.Elin sangat malu, tapi dia tidak bisa kabur takutnya nanti akan menambah cemoohan orang kepadanya.Elin hanya bisa tersenyum menutupi sakit hatinya, namun dia sudah terbiasa mendapat perlakuan yang seperti ini, bahkan yang lebih menyakitkan daripada ini sudah pernah dia alami, jadi ini belum seberapa batinnya."Tapi sepertinya dia makin kurus, bukankah sep
Badan Elin bergelinjang geli karena sapuan tangan Evan mulai dari lehernya, turun semakin turun hingga sampai ke pinggang nya.Tiba-tiba tangan Evan mencengkram keras pinggang Elin hingga Elin berteriak keras.Bibir Evan yang mula nya bermain diatas bibir Elin, kini juga ikut turun semakin ke bawah.Hingga badan Elin pun meliuk-liuk karena merasakan sesuatu yang baru pertama kali Ia rasakan. Rasa geli dan nikmat bersamaan hingga Elin pun hanya bisa menggigit bibir nya tanpa berani menolak perlakuan Evan.tangan Evan pun mulai nakal menjelajahi tubuh Elin mulai dari pinggang Elin dan makin turun ke paha, lalu naik lagi ke atas. Dengan pelan tangan Evan membuka paha yang dijepit erat oleh Elin.Evan tersenyum melihat pemandangan yang sangat indah dimatanya. dengan nakal jari tengah Evan mulai mengelus-elus inti Elin, mencubit pelan klitoris nya, dan dengan tiba-tiba jari tengah Evan telah memasuki lubang itu. hingga Elin pun t
"Dahhhh... Elin pulang dulu ya mbak" izin Elin kepada Fani, dan dibalas hanya dengan anggukan saja.Elin yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum saja, dia sudah terbiasa dengan sikap dan sifat senior nya itu. Tapi meskipun begitu Elin tidak ada sedikit pun menyimpan rasa dongkol dihatinya.Elin hanya berpikir "setiap orang pasti memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang kelihatan ramah, tapi didalam hatinya ada rasa iri dengki. dan ada juga yang kelihatan cuek, judes, tidak ramah namun bila kita dekat dengan nya, ternyata dia orang yang humble".Jadi dia berpikir mbak Fani ada didalam opsi kedua.Elin tidak mau asal nge-judge orang, justru dia ingin lebih dekat dengan mbak Fani, siapa tau dia bisa menambah circle pertemanan nya.Dari dulu Elin itu selalu kesepian, oleh karena itu dia tidak mau membuat drama dalam hidup nya, sehingga akan mempersempit niat orang untuk berteman dengan nya.Elin tidak ingin merasakan kesepian lagi.Setelah El
"awas jatohhhh" Sindir Doni karena melihat Elin yang sudah melepas pelukan nya.Elin yang mendengar itu pun merasa tersindir lalu melingkarkan lagi tangan nya ke pinggang Doni.Doni yang melihat itu pun tersenyum senang, lalu menaikkan laju sepeda motor nya agar mereka cepat sampai ke tempat makan yang mereka tuju.Apalagi Doni sudah sangat yakin kalau saat ini Elin sudah kelaparan sekali, Doni sangat mengenal bagaimana Elin.Doni tau kalau Elin itu sangat cinta sama yang namanya makanan, apalagi makan pedas dan berkuas seperti Bakso, seblak dan sebagai nya.Setelah sampai di tempat tujuan, Doni pun mencari-cari tempat duduk yang kosong. Tempat makan ini tergolong sangat ramai pelanggan, karena tempat makan ini sempat viral di tiktok.Setelah mereka menemukan tempat duduk, mereka pun melihat-lihat menu makanan nya."Kamu pesan apa?" tanya DoniElin yang mendengar
"Saya adalah masa depan kamu" ucap Mario dengan Jenaka.Elin yang tadi sabar menunggu jawaban dari mas-mas ganteng yang di depan nya pun merasa kena prank."Yeeee.. Apaan sih tuan. !" balas Elin dengan bibir yang sedikit manyun."Saya itu satu sekolah kamu dulu pas SMA, masa sih kamu tidak mengingat saya padahal saya adalah salah satu most wanted di sekolah kita dulu" kata Mario"Hahah mungkin karena tuan terlalu ganteng, jadi saya gak kepikiran kalau saya pernah satu sekolah sama cowok seganteng tuan". Ngeles ElinMario yang mendengar itupun tersenyum tipis.Setelah percakapan tadi mereka pun melanjutkan makan, tapi Mario sedikit bingung karena melihat Elin yang hanya makan sedikit."Elin kamu sakit?" tanya Mario bingung."Hah? Enggak kok tuan""Jadi kenapa kamu makannya sedikit sekali?" tanya Mario kurang senang."ohh.. Saya cuma saya lagi diet aja tuan" jawab Elin santai."Jujur saya tidak se
Elin berdecak kagum melihat kemewahan yang ada di depan nya, Lampu yang gemerlap-gemerlip, dan ada banyak orang memakai pakaian yang kelihatan nya mahal disekitar sana "Orang kaya emang beda" gumam Elin pelan Mulutnya masih menganga tapi langsung ditutup oleh Mario, Ia menekukkan tangan nya ke pinggang, mengkode Elin agar menggandeng tangannya.Elin yang melihat itu berbisik kepada Mario "Kamu mau digandeng ya?" Mario pun mengangguk setelah mendengar bisikan Elin, Elin yang melihat itu pun segera Mangaitkan tangannya, lalu mulai memasuki tempat berlangsung nya acara "Orang kaya emang beda ya?" kata Elin lagi seolah-olah bertanya kepada Mario "Nanti kamu juga kaya kalau sudah nikah sama saya" Elin yang mendengar itu pun tertawa pelan, Ia mengira Mario lagi ingin melawak "Apaan sih pak".. Katanya memukul bahu Mario gemas sambil terkikik geliElin emang tidak bisa yang namanya digombali sama pria tampan Mario yang me
Elin melepas ciuman mereka dengan paksa dan meraup oksigen sebanyak-banyak nya, lalu setelah Ia merasa pasokan udara nya sudah cukup terisi, Ia kembali melumat bibir Mario dengan ganas dan menggoda Mario kembali tanda meminta ciuman mereka yang tadi dilanjutkan kembali. Mario yang kembali tersadar akan kesalahan yang telah mereka lalukan pun melepas ciuman dengan paksa, Elin yang melihat itu pun merasa kehilangan lalu kembali menarik belakang leher Mario meminta untuk ciuman mereka jangan dilepas. Mario pun melepaskan dengan pelan tangan Elin yang mengait di belakang leher nya, lalu berdiri menghindari ranjang dan mengusap wajah nya frustasi karena merasa bersalah telah memanfaatkan keadaan Elin yang lagi dalam pengaruh obat perangsang "Mmmmpphhh.... " desah Elin tiba-tiba Mario yang mendengar desahan Elin pun menoleh ke ranjang, dan mendapati Elin yang lagi mengulum jari nya dan meremas dada nya.Mario yang melihat itupun mencari ide agar El
"Namanya Elin" kata Evan dengan lantang. Evan juga gak tahu kenapa dia bisa nyebutin nama itu si cewek gendut, cuma terlintas aja gitu namanya Elin di pikiran dia. "Elin?" Beo Mommy nya Dita. "Mommy kenal?" Tanya Daddy nya Evan ke istri nya. "Ah enggak" sangkal Mommy nya, entah kenapa nama ini kedengaran familiar di telinga nya, tapi Dita mengabaikan nya aja. "mungkin perasaanku aja" pikir Dita "Kerja dimana?" Tanya Oma nya langsung ke Evan. "Dia karyawan di cafe yang Evan punya oma" "Ohhh.. Perkenalkan dia ke keluarga ini besok!" Ultimatum oma nya Evan yang mendengarkan itu pun langsung bingung, gak mungkin dia membawa Elin besok kerumah mereka sedangkan dia dan Elin bermusuhan. "Ehhh.. Kok langsung gitu sih oma, Elin kan belum ada persiapan. Bagaimana kalau setelah Evan rundingin dulu sama Elin?" Elak Evan sambil menunjukkan mimik membujuk oma nya agar meralat ultimatum nya itu. Oma nya yang menden
"Kalau kamu tidak mau pakai cara halus, terpaksa saya harus pakai cara kasar" kata Evan sambil menarik Elin lagi ke kasur dan mendorong nya.Evan melihat Elin yang terbaring sambil menatapnya dengan penuh kewaspadaan.Evan ingin naik ke atas ranjang dan mendekati Elin lagi,namun Elin langsung menaikkan tangannya menyuruh agar Evan tidak mendekat"Tunggu" Kata Elin"Apa keuntungan kalau aku mau menikah dengan kamu?" Kata Elin"Kamu ingin apa?""Keinginan aku banyak, karena itu aku nanyain kamu. Kalau gak ngapain nanya" sungut Elin sebal"Kamu boleh memikirkan nya dahulu. Kamu ingin apa kalau begitu" tawar Evan"Oke, terus apa cara kasar yang kamu bilang tadi?" tanya Elin sambil memperbaiki posisinya yang tadi setengah rebahan menjadi duduk di pinggir ranjang"Kamu akan saya pecat dari cafe saya" Kata Evan sambil duduk disamping Elin"Kalau begitu, pecat saja" Balas Elin berani dengan sedikit mengelu
"Kamu pikir apa lagi?" Kata Evan sambil maju mendekat ke arah ElinElin yang melihat itu pun mundur selangkah demi selangkah mengikuti langkah Evan yang selangkah demi selangkah mendekati nya"Jangan macam-macam ya kamu" kata Elin mengeluarkan raut garang nya namun masih terlihat jelas kalau dia lagi ketakutan."Kamu pikir apa yang akan terjadi jika sepasang laki-laki dan perempuan dewasa berduaan didalam kamar yang tertutup hah?" Kata Evan masih menyudutkan ElinElin yang tidak sadar kalau dibelakang nya ada ranjang pun oleng dan tidak bisa menyeimbangkan badan nya sehingga Ia menarik kerah kemeja Evan dengan keras sehingga Evan pun ikut terjatuh ke atas ranjangMereka yang terjatuh bersamaan di ranjang pun hanya terdiam sambil melihat satu sama lain, yang terdengar di telinga mereka hanya suara deruan nafas mereka satu sama lain yang terdengar sedikit lebih memburu dari biasanya.Seolah-olah waktu terhenti begitu saja, suasana
"puasin aku sekarang juga" kata Mario sambil menunjukkan senyum menggoda nya. "Hentikan senyum menggoda mu itu, aku tidak tertarik sama sekali" kata Elin "Sedang berusaha melainkan pembahasan hem?" kata Mario dengan senyum menggoda nya lagi. "Enggak tuh, cuma kamu kebiasaan senyum kayak gitu, kamu kira aku tergoda?" "Emang enggak tergoda?" Tanya Mario "Dulu sih iya, sekarang enggak lagi. Udah enek" kata Elin mengejek Mario "oh oke... Jadi bagaimana? " tanya Mario lagi "Apa nya yang bagaimana? " tanya Elin "Puasin aku sekarang" tembak Mario langsung Elin yang mendengar itu pun kicep. Dia baru ingat kalau dirinya menjanjikan sebuah balasan tanda terimakasih nya kepada Mario. "Tidak ada cara yang lain?" tawar Elin "Ada! kamu jadi pacar sungguhan saya" "Aishhh.. Bisa juga kamu bercanda ya" kata Elin sambil tertawa pelan, Dia mengira kalau perkataan Mario hanya se
"Namanya Elin" kata Evan dengan lantang. Evan juga gak tahu kenapa dia bisa nyebutin nama itu si cewek gendut, cuma terlintas aja gitu namanya Elin di pikiran dia. "Elin?" Beo Mommy nya Dita. "Mommy kenal?" Tanya Daddy nya Evan ke istri nya. "Ah enggak" sangkal Mommy nya, entah kenapa nama ini kedengaran familiar di telinga nya, tapi Dita mengabaikan nya aja. "mungkin perasaanku aja" pikir Dita "Kerja dimana?" Tanya Oma nya langsung ke Evan. "Dia karyawan di cafe yang Evan punya oma" "Ohhh.. Perkenalkan dia ke keluarga ini besok!" Ultimatum oma nya Evan yang mendengarkan itu pun langsung bingung, gak mungkin dia membawa Elin besok kerumah mereka sedangkan dia dan Elin bermusuhan. "Ehhh.. Kok langsung gitu sih oma, Elin kan belum ada persiapan. Bagaimana kalau setelah Evan rundingin dulu sama Elin?" Elak Evan sambil menunjukkan mimik membujuk oma nya agar meralat ultimatum nya itu. Oma nya yang menden
Elin melepas ciuman mereka dengan paksa dan meraup oksigen sebanyak-banyak nya, lalu setelah Ia merasa pasokan udara nya sudah cukup terisi, Ia kembali melumat bibir Mario dengan ganas dan menggoda Mario kembali tanda meminta ciuman mereka yang tadi dilanjutkan kembali. Mario yang kembali tersadar akan kesalahan yang telah mereka lalukan pun melepas ciuman dengan paksa, Elin yang melihat itu pun merasa kehilangan lalu kembali menarik belakang leher Mario meminta untuk ciuman mereka jangan dilepas. Mario pun melepaskan dengan pelan tangan Elin yang mengait di belakang leher nya, lalu berdiri menghindari ranjang dan mengusap wajah nya frustasi karena merasa bersalah telah memanfaatkan keadaan Elin yang lagi dalam pengaruh obat perangsang "Mmmmpphhh.... " desah Elin tiba-tiba Mario yang mendengar desahan Elin pun menoleh ke ranjang, dan mendapati Elin yang lagi mengulum jari nya dan meremas dada nya.Mario yang melihat itupun mencari ide agar El
Elin berdecak kagum melihat kemewahan yang ada di depan nya, Lampu yang gemerlap-gemerlip, dan ada banyak orang memakai pakaian yang kelihatan nya mahal disekitar sana "Orang kaya emang beda" gumam Elin pelan Mulutnya masih menganga tapi langsung ditutup oleh Mario, Ia menekukkan tangan nya ke pinggang, mengkode Elin agar menggandeng tangannya.Elin yang melihat itu berbisik kepada Mario "Kamu mau digandeng ya?" Mario pun mengangguk setelah mendengar bisikan Elin, Elin yang melihat itu pun segera Mangaitkan tangannya, lalu mulai memasuki tempat berlangsung nya acara "Orang kaya emang beda ya?" kata Elin lagi seolah-olah bertanya kepada Mario "Nanti kamu juga kaya kalau sudah nikah sama saya" Elin yang mendengar itu pun tertawa pelan, Ia mengira Mario lagi ingin melawak "Apaan sih pak".. Katanya memukul bahu Mario gemas sambil terkikik geliElin emang tidak bisa yang namanya digombali sama pria tampan Mario yang me
"Saya adalah masa depan kamu" ucap Mario dengan Jenaka.Elin yang tadi sabar menunggu jawaban dari mas-mas ganteng yang di depan nya pun merasa kena prank."Yeeee.. Apaan sih tuan. !" balas Elin dengan bibir yang sedikit manyun."Saya itu satu sekolah kamu dulu pas SMA, masa sih kamu tidak mengingat saya padahal saya adalah salah satu most wanted di sekolah kita dulu" kata Mario"Hahah mungkin karena tuan terlalu ganteng, jadi saya gak kepikiran kalau saya pernah satu sekolah sama cowok seganteng tuan". Ngeles ElinMario yang mendengar itupun tersenyum tipis.Setelah percakapan tadi mereka pun melanjutkan makan, tapi Mario sedikit bingung karena melihat Elin yang hanya makan sedikit."Elin kamu sakit?" tanya Mario bingung."Hah? Enggak kok tuan""Jadi kenapa kamu makannya sedikit sekali?" tanya Mario kurang senang."ohh.. Saya cuma saya lagi diet aja tuan" jawab Elin santai."Jujur saya tidak se
"awas jatohhhh" Sindir Doni karena melihat Elin yang sudah melepas pelukan nya.Elin yang mendengar itu pun merasa tersindir lalu melingkarkan lagi tangan nya ke pinggang Doni.Doni yang melihat itu pun tersenyum senang, lalu menaikkan laju sepeda motor nya agar mereka cepat sampai ke tempat makan yang mereka tuju.Apalagi Doni sudah sangat yakin kalau saat ini Elin sudah kelaparan sekali, Doni sangat mengenal bagaimana Elin.Doni tau kalau Elin itu sangat cinta sama yang namanya makanan, apalagi makan pedas dan berkuas seperti Bakso, seblak dan sebagai nya.Setelah sampai di tempat tujuan, Doni pun mencari-cari tempat duduk yang kosong. Tempat makan ini tergolong sangat ramai pelanggan, karena tempat makan ini sempat viral di tiktok.Setelah mereka menemukan tempat duduk, mereka pun melihat-lihat menu makanan nya."Kamu pesan apa?" tanya DoniElin yang mendengar
"Dahhhh... Elin pulang dulu ya mbak" izin Elin kepada Fani, dan dibalas hanya dengan anggukan saja.Elin yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum saja, dia sudah terbiasa dengan sikap dan sifat senior nya itu. Tapi meskipun begitu Elin tidak ada sedikit pun menyimpan rasa dongkol dihatinya.Elin hanya berpikir "setiap orang pasti memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang kelihatan ramah, tapi didalam hatinya ada rasa iri dengki. dan ada juga yang kelihatan cuek, judes, tidak ramah namun bila kita dekat dengan nya, ternyata dia orang yang humble".Jadi dia berpikir mbak Fani ada didalam opsi kedua.Elin tidak mau asal nge-judge orang, justru dia ingin lebih dekat dengan mbak Fani, siapa tau dia bisa menambah circle pertemanan nya.Dari dulu Elin itu selalu kesepian, oleh karena itu dia tidak mau membuat drama dalam hidup nya, sehingga akan mempersempit niat orang untuk berteman dengan nya.Elin tidak ingin merasakan kesepian lagi.Setelah El