Share

Bab. 14. Beni Memberi Izin

Author: Kurnia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Aku tidak mengizinkanmu bekerja, apalagi bekerja menjadi bawahan Jimmy di kantor,” tegas Beni.

Aku sudah menduga jika Beni tak kan membiarkanku menyentuh perusahaan. Dia ingin aku menjadi istri bodoh yang senang berbelanja barang mewah.

“Tapi kan, Sayang. Aku ingin merasakan bagaimana dunia kerja. Banyak temanku yang ikut orang tua mereka bekerja mengurus perusahaan. Mereka selalu pamer gaji dari bekerja. Aku juga ingin seperti mereka,” mohonku.

“Aku tidak bisa membiarkanmu melakukan hal melelahkan, Sayang,” tutur Beni.

Ternyata membujuk Beni jauh lebih susah ketimbang Jimmy. Aku harus memutar otak. Memikirkan cara lain yang lebih ampuh.

“Sayang, kamu tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan uang. Aku selalu memberimu lebih dari cukup,” tandas Beni.

“Aku tahu, kamu tidak pernah membuatku kekurangan. Tapi aku sangat ingin belajar mengurus perusahaan,” kekehku.

Beni memutar bola matanya. “Kenapa harus be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 15. Sisca, Teman Kerja Menyebalkan

    “Aku enggak salah dengar kan, Sayang?” tanyaku memastikan.Beni menganggukkan kepalanya pelan. “Kamu tidak salah dengar. Aku memperbolehkanmu bekerja bersama Jimmy. Tapi ada catatan yang harus kamu ingat,” ujar Beni.“Catatan apa?” Aku penasaran.Beni tersenyum lembut kemudian menjawab, “Bagaimana pun juga, aku ingin kamu hamil, dan memberiku pewaris. Jadi, kamu tidak boleh kelelahan.”Aku tertawa dalam hati. Sejak kapan Beni menginginkan keturunan dariku? Aku ingat persis bagaimana Beni membuatku keguguran beberapa kali.“Aku juga mengerti kodratku sebagai seorang wanita. Aku akan memberimu pewaris yang menggemaskan, dan tampan. Kamu pasti akan menyukainya. Sembari menunggu aku hamil, aku akan bekerja dan belajar. Supaya, di masa depan aku bisa membantumu jika kamu sedang dalam kesulitan,” tuturku.“Kamu wanita hebat, Sayang,” puji Beni. “Dan satu lagi yang harus kamu ingat, kamu jangan terlalu dekat dengan Jim

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 16. Tuan Han, Bawahan Beni

    Hari pertama masuk kerja sudah diancam oleh pegawai lama. Jadi begini rasanya. Baiklah, aku akan menikmatinya dengan senang hati.“Barusan kamu ngomong sama aku ya?” tanyaku sengaja ingin membuat Sisca kesal.“Kamu orang baru di sini! Jangan macam-macam sama aku! Aku enggak peduli dengan hubunganmu bersama Bos Jimmy. Yang jelas, di sini kamu haru mematuhiku,” tandas Sisca.“Kalau aku macam-macam, kamu mau apa?” tantangku.“Kamu ini! Kalau kamu berani sama aku, aku bakal bikin hidupmu menderita selama kamu bekerja di sini,” ancam Sisca jengkel.Aku menatap Sisca sembari sesekali mengedipkan mata.“Aku tidak takut,” kataku santai.Aku kembali fokus ke layar laptopku.“Okay! Kamu tidak takut! Lihat saja! Asal kamu tahu ya! Ayahku adalah kaki tangan Tuan Beni! Kamu tahu Tuan Beni kan?” ujar Sisca menyombongkan diri.“Aku tidak tahu dan tidak mengenal siapa itu Beni,” jawabku.“P

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 17. Tugas Untuk Nunu

    Tak hanya Tuan Han yang terkejut mendengar pertanyaan Jimmy, aku pun ikut terkejut.Jimmy main tuduh tanpa melakukan riset terlebih dahulu. Atau kah? Jimmy sudah menemukan bukti baru.“Apa maksudmu? Mana mungkin aku membunuh Tuan Louzi, orang yang sudah aku anggap sebagai temanku,” sangkal Tuan Han. “Lagi pula Tuan Louzi sudah menyelamatkan hidupku, mana mungkin aku melukainya,” jelas Tuan Han panik.Jimmy tersenyum miring. “Responsmu terlalu berlebihan. Aku belum melanjutkan kalimatku,” ujar Jimmy. “Maksudku adalah, mengapa kamu melupakan ayahku? Bukankah seseorang dinyatakan mati ketika orang tersebut dilupakan?” papar Jimmy sedikit meluruskan.Tuan Han tertawa canggung. Dia menggaruk tengkuk lehernya sendiri guna menutupi kepanikan atas tuduhan Jimmy.“Apa pun itu, pokoknya aku tidak membunuh ayahmu,” sahut Tuan Han memperjelas.“Kamu berusaha melupakan ayahku. Contoh kecilnya saja, kamu sudah jarang berkunjung ke

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 18. Malam Mencari Bukti

    Aku terkejut melihat rambut Melisa berantakan, seperti habis bangun tidur.“Kakak? Hallo! kenapa diam saja? Aku haus nih, minggir dong,” kata Melisa sedikit menggeser tubuhku.“Eh? Kamu tidak keluar malam ini?” tanyaku bingung.“Keluar ke mana?” tanya Melisa berjalan menjauhiku.Aku mengikuti ke mana kaki Melisa melangkah. Melisa membawaku ke dapur bersih mansion. Melisa mengambil satu botol air mineral.“Jengkel banget! Ke mana sih perginya para pelayan di rumah ini! Dari tadi aku hubungi lewat telefon enggak ada yang angkat. Masak iya, jam segini sudah pada tidur. Parah banget!” Melisa menggerutu.Aku ikut duduk di meja makan setelah Melisa duduk duluan.“Kamu baru bangun tidur atau bagaimana? Kok kamu berantakan begitu? Kamu juga mengenakan pakaian tidur lucu, tidak seperti biasanya,” tanyaku heran.“Kak Elina pasti enggak bakal sanggup kalau jadi aku. Kak Jimmy mengajakku bermain catur selama

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 19. Hubungan Adik Dan Kakak

    Aku adalah wanita paling sial di dunia ini karena menikahi pria yang tak mencintaiku. Aku hanya bisa menahan sakit di sekujur tubuhku ketika Beni melampiaskan amarahnya kepadaku.Aku tidak salah apa pun. Yang bermain catur bersama Jimmy, dan membuat Beni terbakar api cemburu adalah Melisa. Bisa-bisanya Beni memarahiku, seakan aku Melisa.Aku mengepalkan kedua tanganku setelah dirasa Beni sudah tidak memukulku lagi. Aku mendengar suara pintu kamarku terbuka. Mungkin Beni keluar. Entahlah, aku tidak peduli. Aku terlalu hanyut dalam kebencianku terhadap Beni. ***“Melisa, kapan kamu kembali dan tinggal bersama ibumu?” tanyaku.Kebetulan kita sedang makan malam bersama. Jadi, aku ingin menanyakan hal tersebut, sekalian ingin mengusir Melisa dari sini.“Ibumu belum pulang kah?”“Kak Elina kebiasaan! Ibuku juga ibumu, Kak!” protes Melisa.Aku memutar kedua bola mataku malas. Mana mungkin a

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 20. Hubungan Sisca Dan Tuan Han

    Jimmy langsung diam. Dia tidak bisa menyangkal jika Beni sudah menyinggung mengenai kepala keluarga.“Apabila kepala keluarga telah memutuskan, semua anggota keluarga harus nurut,” kataku mengejek Jimmy.“Kamu dengar itu, Jimmy?”Jimmy tak menjawab Beni, dia bertingkah seakan Beni tidak ada.Kami pun melanjutkan makan malam kami dengan keheningan.***“Heh anak baru! Ketik ulang semua laporan keuangan bulan ini! Pokoknya aku enggak mau tahu! Nanti sore harus sudah selesai! Kalau belum selesai, kamu dilarang pulang!” pekik Sisca.Dengan tidak sopan Sisca melempar berkas berwarna ungu tepat di atas meja kerjaku. Aku yang sedari tadi sibuk membaca isi email dari Jimmy pun terkejut.Aku menoleh ke arah Sisca yang memandangku rendah.“Mengetik ulang laporan keuangan bukan tugasku! Melainkan tugasmu kan? Kenapa kamu menyuruhku melakukan sesuatu di luar kapasitasku?” protesku.Aku

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 21. Nunu Mengenal Sisca

    “Setidaknya beri aku sedikit uang untuk membantuku membayar rumah sakit ibuku. Setelah itu aku akan menyingkirkan Elina dari kantor,” ujar Sisca. “Kalau aku menolak memberimu uang. Apa yang akan kamu lakukan?” Sisca tertawa renyah. “Aku mungkin tidak bisa melakukan apa pun. Apalagi melawanmu. Tetapi, jika istrimu tercinta tahu mengenai ibuku, bukankah rumah tanggamu yang sempurna akan berantakan?” Aku berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Sisca. Dia menyinggung ibunya. Jangan-jangan, bukan Sisca yang memiliki hubungan romantis bersama Tuan Han, melainkan ibu Sisca. Menarik. “Berani kamu mengancamku!” bentak Tuan Han. “Aku tidak mengancammu, Tuan. Aku hanya, sekadar mengingatkan saja,” balas Sisca. Tuan Han menghembuskan napas kasar. “Tutup mulutmu, atau akan aku potong lidahmu,” ancam Tuan Han. Bukannya takut, Sisca malah tertawa cukup nyaring. “Jika anda bisa melakukann

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 22. Rahasia Tujuan Nunu

    “Tes DNA?” Aku mengangguk cepat. “Terus bagaimana cara kita mengambil darah Sisca dan Tuan Han? Mustahil ah,” gerutu Nunu. “Belum dicoba sudah pesimis begitu. Pasti ada jalannya.” “Apa jalannya? Kasih tahu aku,” ucap Nunu menatapku. “Bentar, aku cari dulu jalanya. Sekarang, kamu mau enggak bantuin aku?” kataku. “Bantu apa? Kamu ini ngomongnya terlalu bertele-tele, bikin kepalaku pusing,” ketus Nunu. “Iya, iya maaf. Aku ingin kamu mencari keberadaan ibu kandung Sisca. Tak hanya itu, aku juga pengin kamu mencatat semua tentang ibu Sisca. Pokoknya kumpulkan sebanyak-banyaknya,” tandasku. “Tugas darimu terdengar mudah,” tutur Nunu menggampangkan. “Beri aku waktu dua hari untuk menyelesaikan tugas itu,” lanjut Nunu. Aku harus memuji sifat sombong Nunu yang luar biasa. “Dua hari? Kayanya kamu dulu sangat mengenal Sisca ya, pasti tidak sulit bagimu untuk mencari tahu siapa, d

Latest chapter

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab Spesial.

    Beni Louzi menjadi topik utama perbincangan warga dunia. Bagaimana tidak, kasus Beni sangat menggemparkan.Mulai dari penggelapan uang perusahaan, pencucian uang. Dan, yang lebih parah adalah kasus pembunuhan, serta pelecehan seksual yang pernah dilakukan Beni terhadap adik Nunu.Semuanya muncul ke permukaan. Tak terkecuali perbuatan Beni yang menghabisi nyawa ayahnya sendiri demi harta.Setiap pengadilan yang dijalani oleh Beni, Elina tak pernah absen. Tujuannya hanya satu. Elina ingin mengolok-olok mantan suaminya itu.Kejahatan yang dilakukan oleh Beni membuat pria itu dijatuhi hukuman mati pada awalnya. Kemudian diganti dengan hukuman seumur hidup.Nunu lah yang tidak ingin Beni dihukum mati. Setidaknya, Beni harus merasakan bagaimana penderitaan menjalani kehidupan di dalam rutan.Ada momen menggemaskan di pertengahan sidang. Di mana Beni menyangkut-pautkan Elina Yus ke dalam kasus pemalsuan surat wasiat.Sebagai seorang suami, tentu saja Jimmy tidak terima jika istrinya asal dit

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 105. Akhir Yang Menyenangkan

    “Kak Elina?”Melisa tak kuasa menahan tangis. Rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya. Terlebih posisinya yang berada tepat di tepi tebing.Melisa berusaha memundurkan kursi rodanya menggunakan tangan. Namun hasilnya nihil. Kursi roda tersebut sama sekali tidak bisa bergerak.“Percuma, kursi rodamu dikendalikan oleh remot kontrol. Kamu tidak mungkin bisa menggerakkan kursi roda secara manual,” terang Daniel.“Tolong aku!” rengek Melisa. “Daniel, tolong aku, jangan biarkan aku mati,” mohonnya.Daniel berdecap. “Tidak ada untungnya menolongmu. Kamu harus merasakan apa yang dulu dirasakan oleh Elina. Terjatuh dari atas tebing,” tandasnya.Melisa menangis keras.“Jangan terlalu aktif bergerak. Nanti tubuhmu bisa jatuh lalu hancur,” ucap Daniel memperingati Melisa.Melisa pun berhenti bergerak. Dia hanya bisa terdiam sambil terus menangis ketakutan.“Seseorang yang kamu cintai akan datang. Kamu harus bisa meyakinkan dia agar mau menyelamatkanmu,” pungkas Daniel.Kini yang ada di pikiran Me

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 104. Melisa Ada Di Posisi Elina

    Elina merawat Melisa dengan begitu baik. Melisa pun merasa sangat senang atas semua perhatian yang dilimpahkan Elina untuknya. Namun, satu hal yang tidak Melisa tahu. Elina sengaja membiarkan Melisa tetap dalam keadaan lumpuh.“Kapan ibumu pulang? Sekarang ibumu ada di mana sih?” tanya Elina.“Ibuku sedang berada di Iran. Dia pergi berlibur bersama teman-teman arisan,” jawab Melisa.“Ibumu sudah tahu tentang kondisimu?”Melisa menggelengkan kepala sebagai jawaban.“Kenapa kamu tidak memberi tahu ibumu? Dia bisa pulang untuk merawatmu,” ujar Elina.“Aku enggak mau ibuku ikut sedih. Sudah sewajarnya jika ibuku hidup bahagia sekarang,” tutur Melisa.“Jadi begitu ya?”Perhatian dua wanita itu terfokus pada berita di televisi yang menayangkan sebuah kecelakaan pesawat.Melisa meraung ketika identitas ibunya terpampang menjadi salah satu penumpang pesawat yang tidak selamat.Elina memeluk erat adiknya sembari terus menenangkan adiknya yang seperti orang gila.Sementara itu, Elina tak memada

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 103. Rencana Baru Elina

    Sisca dijebloskan ke dalam penjara atas laporan yang dibuat oleh Jimmy. Sebenarnya Beni juga dilaporkan. Tapi, berhubung Beni memiliki banyak uang, lelaki itu terbebas dari hukuman penjara.Beni hanya diharuskan untuk membayar denda.Awalnya Sisca murka. Namun, setelah mendengar penjelasan Beni, dan janji Beni yang akan membebaskannya. Sisca menerima dengan lapang dada.Mungkin tinggal di dalam penjara bisa membuat pikiran Sisca menjadi sedikit jernih.***Karena terjatuh dari mobil yang tengah melaju cukup kencang, Melisa mengalami patah tulang kaki. Untuk saat ini, Melisa harus duduk di kursi roda.“Nasibku benar-benar mirip Kak Elina,” kata Melisa sedih.Beni menghembuskan napas, kemudian mengelus kepala kekasihnya.“Jangan bicara seperti itu lagi. Nasibmu sama sekali tidak mirip dengan kakakmu. Aku masih mencintaimu,” tutur Beni berusaha memberi semangat pada Melisa.“Aku tidak bisa berjalan,” gumam Melisa. “Aku lumpuh,” tambahnya.Beni menggelengkan kepalanya. Tidak setuju dengan

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 102. Perceraian James Dan Sisca

    Ketika Melisa ingin membuka pintu kamar hotel, Elina mencegahnya.“Kenapa?” tanya Melisa melihat sengit ke arah kakaknya.“Aku sudah menghubungi suami dari si wanita yang bersama Beni. Dia sedang dalam perjalanan menuju ke sini,” terang Elina.Melisa tampak terkejut. “Apa? Bahkan wanita yang bersama suamiku sudah memiliki seorang kekasih? Sungguh menggelikan!”“Sabar dulu ya. Kita tunggu sampai dia datang. Kamu harus bisa menahan amarahmu,” tutur Elina menangkan Melisa.Mau tak mau Melisa mengalah. Keduanya berdiri di depan pintu sembari menunggu kedatangan Jimmy.Tak lama kemudian Jimmy menampakkan wujudnya di hadapan Melisa dan Elina.“Kamu ‘kan pacarnya Kak Elina? Kok Ngapain kamu ada di sini?” tanya Melisa heran.“Melisa kamu jangan salah paham dulu. Pria yang ada di hadapanmu bukanlah kekasihku. Melainkan suami dari si wanita yang sekarang ada di dalam kamar bersama Beni.”“Apa?”“Bisa kalian berdua minggir? Aku sudah tidak sabar melihat sesuatu yang ada di dalam sana,” tandas Ji

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 101. Ketahuan Nih?

    “Apa yang kamu lakukan, Sisca?” tanya Beni.Sisca berhenti mengerjakan pekerjaannya. Dia memfokuskan diri pada Beni, Sang Bos sekaligus kekasih gelapnya.“Apa yang aku lakukan?” Bukannya menjawab, Sisca justru balik bertanya.Beni tersenyum tipis. “Jangan pura-pura bodoh gitu. Aku sudah tahu apa yang kamu lakukan terhadap uang perusahaan,” ujar Beni.Meski telah ketahuan, Sisca sama sekali tidak merasa takut.“Kamu ingin memasukkanku ke dalam penjara?” tantang Sisca.“Kamu berani sekali, Sisca.” Beni mencondongkan kepalanya, mendekatkan bibirnya tepat di telinga Sisca. “Aku makin tertarik denganmu,” bisik Beni.Sisca mendorong pundak Beni agar menjauh dari tubuhnya.“Bisa-bisanya kamu menggodaku di kantor. Bagaimana jika ada pegawai lain yang melihat kita? Mereka bisa melaporkan perbuatanmu pada kekasihmu,” ejek Sisca.“Siapa yang berani mengusikku? Aku akan menghabisi mereka yang tidak tunduk,” tandas Beni.“Kamu terlihat menawan setiap kali mengeraskan rahangmu,” puji Sisca.Awaln

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 100. Pernikahan Palsu Untuk Sisca

    Keinginan Sisca langsung diwujudkan oleh Jimmy. Pria itu benar-benar menggelar acara pernikahan untuk dirinya dan Sisca. Tindakan ini Jimmy ambil, karena dia telah mendapat izin dari Elina. Bahkan Elina yang menentukan tanggal pernikahan.Tentu saja, semua hanya kepura-puraan belaka. Jimmy tidak akan pernah sudi menyentuh Sisca, apalagi sampai tidur dengan wanita itu.Beni, selaku kekasih gelap Sisca juga menghadiri pesta pernikahan Jimmy dan Sisca. Sebagai sepasang kekasih gelap, Sisca dan Beni sanggup berakting sehingga tidak ada satu pun dari hadirin yang mencurigai mereka berdua. Sungguh luar biasa.“Jangan memikirkanku ketika Jimmy sedang menggaulimu.” Beni berbisik pada Sisca.Sisca tertawa kecil mendengar ucapan Beni yang menurutnya sangat lucu.“Kamu juga. Kita berdua adalah orang profesional,” kata Sisca membalas bisikan Beni.Beni menepuk pelan pundak Sisca.“Kamu wanita hebat. Aku sudah tidak sabar melihat hasil kerjamu yang lainnya,” tutur Beni.“Kalian berdua terlihat s

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 99. Akhirnya Beni Jatuh Pada Sisca

    Membuat Beni bertekuk lutut bukanlah hal yang mudah. Berkali-kali Sisca mencoba, dia selalu gagal. Sisca hampir putus asa.“Aku kesal sekali. Beni menolakku telak. Benar-benar memalukan,” keluh Sisca.“Jangan patah semangat begitu. Aku yakin, kamu pasti bisa,” ujar Jimmy menyemangati Sisca.“Aku putus asa. Beni bukan tipe pria yang mudah didekati,” kata Sisca.“Mungkin karena masih ada Melisa, kekasih Beni.”“Melisa? Gadis kecil berusia dua puluh tahun itu? Dia kekasih Tuan Beni?” tanya Sisca terkejut.“Kamu tidak tahu? Aku pikir kamu sudah mengetahuinya.”Sisca menggelengkan kepalanya.“Aku pikir, Melisa adalah adik atau keponakan Tuan Beni. Hey, usia mereka berdua terpaut lumayan jauh. Sungguh menggelikan.”Melisa bergidik ngeri mengingat hubungan yang terjalin antara Beni dan Melisa.“Setiap orang memiliki selera mereka masing-masing. Begitu pun denganku,” tutur Jimmy.Wajah Sisca berubah cemberut.“Ugh! Aku frustrasi!” pekik Sisca merasa kepalanya pusing.Jimmy tersenyum lembut ke

  • Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati   Bab. 98. Sisca Menjadi Wakil Presdir

    Beni mengirim proposal mengenai pengajuan diangkatnya Sisca menjadi Wakil Presdir kepada pihak Geo Grup. Berkas tersebut telah sampai ke tangan Mark. Mark yang sudah tahu jika pengajuan Sisca merupakan keinginan Jimmy, tanpa berpikir terlebih dahulu, Mark langsung menyetujui. Atas pernyataan resmi Mark, selaku Presdir perusahaan induk Coco Company. Beni langsung mengangkat Sisca menjadi Wakil Presdir. Kebetulan sekali, posisi Wakil Presdir memang sedang dalam kondisi kosong. Beni belum memiliki kandidat bagus yang bisa menggantikan Tuan Han.Kenaikan pangkat Sisca yang terjadi dalam waktu singkat, membuat wanita itu menjadi sosok yang paling dibenci di kantornya. Bahkan, orang yang dulu menjadi atasan Sisca, kini ikut tidak menyukai Sisca. Karena dia tahu persis bagaimana kinerja Sisca.“Kamu senang?” tanya Jimmy pada Sisca.“Kamu menjadikanku Wakil Presdir. Tentu saja aku senang bukan main. Sekarang, aku punya gaji yang melimpah. Semua orang di kantor juga menghormati aku,” ungkap

DMCA.com Protection Status