Home / Lain / Dendam Sang Bintang / 87. Black One

Share

87. Black One

Author: Yully Kawasa
last update Last Updated: 2023-12-29 20:31:04

Ekaputra mengambil ponsel dari saku jasnya, kemudian mengirim video melalui aplikasi hijau dan berkata kepada Edy, "Kau lihatlah video itu dan berikan tanggapan mu."

"Ini hanya seseorang yang mengalami kelumpuhan, kenapa bos mengirim video ini padaku? Apakah aku harus mencari siapa sosok yang membuat lelaki ini lumpuh?" tanya Edy, ketika tak menemukan keanehan pada video yang dikirim Ekaputra ke ponselnya.

"Kau lihatlah ini," ujar Ekaputra sambil menyerahkan beberapa lembar kertas A4 pada Edy.

"Apa? Ini benar-benar mustahil, Bos! Bagaimana mungkin organ dalam lelaki itu rusak total, tapi tak membuatnya meninggal?" pekik Edy terkejut bukan kepalang, ketika membaca berkas yang kini berada digenggaman tangannya.

"Bentuklah dunia hitam baru yang terkuat, kemudian cari tahu siapa sosok yang membuat Damian Marley lumpuh seperti itu. Walaupun sulit untuk menemukannya, tapi aku yakin dia menetap di kota ini. Aku curiga, sosok itu merupakan murid lain dari Bayanaka Benedict. Meskipun terdengar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dendam Sang Bintang    88. Austin Maverick

    ***Sementara itu di tempat lain, Arthur Alonso yang merupakan dokter terbaik, tapi hanya memikirkan lisensi, diam seribu bahasa. Dia sama sekali tak menyangka, ketidak campur tangannya pada pasien tabrak lari akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri."Kalau kau memang tak mengenal Austin Maverick, aku bisa memahami itu. Walaupun kau merupakan lulusan terbaik, tapi aku tak bisa apa-apa. Karena pemecatan kamu adalah perintah langsung dari presiden direktur. Kau beruntung, karena Austin Maverick berhasil meyakinkan presiden direktur agar tak mencabut lisensi mu sebagai dokter. Jadi kau masih bisa melamar pekerjaan di rumah sakit lain. Walaupun kemungkinan di terima itu sangatlah kecil, karena kasus mu sudah menjadi rahasia umum," ujar lelaki paruh baya yang memiliki jabatan cukup tinggi di rumah sakit itu."Bukankah dalam dunia medis itu ada aturannya? Austin itu bukanlah pasien ku, karena aku sama sekali tak menyentuhnya. Apalagi orang pertama yang memberi pertolongan pertama padany

    Last Updated : 2023-12-30
  • Dendam Sang Bintang    89. Arthur bertemu Edy

    Arthur Alonso melangkah memasuki rumah sakit Medika Pratama, mencoba melamar pekerjaan. Namun, jangankan mengikuti interview, bahkan saat mendengar namanya saja security langsung saja mengusirnya seperti sampah jalanan.Itu bukanlah rumah sakit pertama yang didatangi Arthur, tapi itu merupakan rumah sakit yang kesekian kalinya.Kegagalan Arthur Alonso dalam melamar pekerjaan, membuatnya memilih kembali ke rumah sakit, di mana dia dipecat.Dia mencoba segala cara untuk bisa mendapatkan kesempatan kedua. "Saya mohon, Tuan. Berikan aku satu kesempatan untuk bekerja di rumah sakit ini.""Dengan tidak mencabut lisensi mu sebagai dokter, bukankah itu merupakan suatu kesempatan?" ujar presiden direktur tanpa menatap Arthur."Terima kasih karena tidak mencabut lisensi ku, Tuan. Tapi dengan memasukkan ku ke dalam daftar hitam rumah sakit ini, sudah cukup membuatku kehilangan segalanya. Tak ada satu rumah sakit pun yang bersedia menerima ku. Karena mereka tidak mau mencari masalah dengan rumah

    Last Updated : 2024-01-03
  • Dendam Sang Bintang    90. Pilihan Arthur

    Walaupun bingung, tapi Arthur Alonso memilih bungkam. Dia terus melangkah mengikuti Edy, memasuki Lorong demi Lorong, sampai akhirnya mereka berhenti disebuah ruangan yang berukuran empat kali empat. Kamar Mandi yang sudah tidak terurus.‘Ini benar-benar mustahil, jadi kamar mandi ini merupakan lift tersembunyi? Terus siapa lelaki ini?’ batin Arthur terkejut, ketika menemukan kenyataan, kalau ruangan yang semula hanya sebuah kamar mandi, kini berubah menjadi lift hanya dengan satu sentuhan jari Edy.Ya! Kamar Mandi yang tak terurus itu merupakan lift menuju ruang bawah tanah, sekaligus markas Black One.Meskipun penasaran, tapi Arthur tak berani bertanya, dia sadar situasi itu cukup untuk menjelaskan kalau sosok yang kini bersamanya bukanlah lelaki baik-baik.Benar saja dugaan Arthur, ketika lift berhenti dan terbuka, pemandangan tak lazim kini terbentang didepan matanya. Di atas brangkar terbaring dua orang gadis dengan pakaian kumuh, jelas sekali mereka adalah pemulung. “Layak tida

    Last Updated : 2024-01-03
  • Dendam Sang Bintang    91. Pertemukan mereka sekarang!

    ***Sebulan kini telah berlalu, tapi tak sekalipun Dirty Chill bertemu Richard Will di markas Fierce Spider. Namun, semua itu bukanlah suatu kebetulan, karena Bintang telah mengaturnya dengan baik, agar keduanya tidak dipertemukan.Ya! Atas perintah Bintang, Diego Smith mengirim Dirty Chill turun lapangan dan mengumpulkan jenis-jenis tumbuhan herbal yang nantinya dibutuhkan. Bukan itu saja, Dirty Chill bahkan disediakan rumah khusus. Seminggu sekali, tepatnya setiap hari kamis, Dirty akan mendatangi markas Fierce Spider untuk memberikan laporan kepada Diego Smith pada jam yang sama, setiap jam 15.00 WITA.Pada saat Dirty Chill mendatangi markas, maka saat itulah Stiven akan mengadakan evaluasi mengenai perkembangan akting Richard Will.Namun, kedatangan dan permintaan mendadak dari Bintang, tak urun membuat Diego Smith dan Stiven Gonsales kebingungan."Apa kau yakin akan mempertemukan mereka sekarang?" tanya Diego Smith memastikan pendengarannya tak salah."Apakah mereka saling kenal

    Last Updated : 2024-01-04
  • Dendam Sang Bintang    92. Ternyata mereka mudah dibohongi

    Ketiga orang yang memiliki pengaruh tinggi dalam dunia hitam itu, kini duduk resah. Menunggu kedatangan Dirty Chill."Panggil Richard Will sekarang juga, Stiven," perintah Bintang saat melihat posisi Dirty Chill sudah mendekati pintu masuk, pintu di mana mereka sedang menanti kedatangan Dirty dan Richard. Kedatangan Dirty dapat diketahui melalui layar laptop yang berada tepat didepan mereka.Stiven mengeluarkan ponselnya dan menelpon, "Temui aku sekarang juga di tempat biasa. Bos ingin bertemu. Penting."Tut ... Tut ... Tut ...Stiven memutuskan panggilan telepon secara sepihak.Kini ketiganya kembali fokus di layar laptop.Satu.Dua.Tiga.Tepat pada hitungan ketiga, Richard Will dan Dirty Chill bertemu didepan pintu masuk. Namun, keduanya hanya saling menatap dalam hitungan detik sebelum melangkah memasuki ruangan itu.'Bintang ... Bintang ... kau memang tak pernah bisa ditebak. Aku bahkan tak menyangka kau bisa membawa sosok kulkas sepuluh pintu bergabung dalam dunia yang penuh da

    Last Updated : 2024-01-05
  • Dendam Sang Bintang    93. Jangan campuri urusan pribadiku

    "Aku hanya ingin kalian tidak mencampuri urusan pribadiku. Hanya itu satu-satunya cara agar aku bisa betah bekerjasama dengan anggota Fierce Spider lainnya. Bagaimana?" Dirty melanjutkan kalimatnya.Bukannya menjawab, tapi Diego dan Stiven justru saling berpandangan. Mereka bingung harus menjawab apa.Keputusan atas permintaan Dirty Chill semua berada ditangan Bintang. Karena sebagai pemimpin pengganti ada beberapa poin penting yang tak bisa dilanggar oleh Diego.Ya! Diego hanya bisa mengambil keputusan, jika itu berurusan dengan tawaran pembunuhan atau sejenisnya. Selebihnya semua keputusan tetap berada ditangan Bintang. Termasuk tentang cara kepemimpinan dunia hitam itu.Melihat raut wajah kebingungan dari dua rekannya, membuat Bintang langsung saja mengajukan pertanyaan pada Dirty, "Apakah hanya itu permintaan mu, Dirty? Ataukah ada yang lain?""Hanya itu!" tegas Dirty yakin."Dirty ... Dirty ... Kau berada di sini sebagai bawahan, bukannya bos! Jadi kalau mau bergabung, harusnya k

    Last Updated : 2024-01-08
  • Dendam Sang Bintang    94. Arthur lulus seleksi

    Mata Arthur Alonso terpejam, dia menikmati setiap sensasi dari gerakan tangan gadis cantik itu. Setiap gerakan tangan gadis itu, membuat tubuh Arthur seperti cacing kepanasan, mulutnya tak berhenti meracau tak jelas. Desahan nafasnya terus memburu, hingga akhirnya dia mengeluarkan lahar panas.Arthur langsung terkulai lemas, sedangkan gadis itu kembali meringkuk ketakutan.Namun, itu hanya sesaat, pada detik berikutnya Arthur menatap gadis itu tanpa berkedip.Sial! Kenapa aku justru menginginkan lebih? Kalau tangannya saja bisa membuatku merasa terbang diawan, terus bagaimana dengan gua yang selalu gelap itu? Tapi bagaimana kalau ternyata dia adalah wanita incaran bos? Bukankah bos Edy menolak tegas, ketika wanita itu memberikan penawaran menggiurkan itu? Namun, rasa takut itu terkalahkan oleh hasratnya sendiri.Tanpa menunggu lagi, Arthur langsung menyerang bagian-bagian sensitive gadis cantik itu."Jangan, Tuan. Auw ... Auw ... Aku," gadis itu tak meneruskan penolakannya, dia jus

    Last Updated : 2024-01-10
  • Dendam Sang Bintang    95. Dasar Bintang brengsek!

    ***"Bagaimanapun caranya, kita harus mengambil alih perusahan Lee Group! Aku tidak mau perusahaan yang dibesarkan ayah, jatuh ke tangan si brengsek, Bintang! Lagipula aku sama sekali tidak percaya, kalau ayah mewariskan perusahaan itu kepada orang asing. Pengacara muda itu pasti bekerjasama dengan Bintang untuk menipu ayah," cetus Angga berapi-api dalam pertemuan keluarga Lee. Pertemukan rutin, tapi tak sekalipun mereka membawa Miran untuk bergabung. Bagi mereka Miran hanyalah beban yang ditinggalkan putra ketiga Arkanza Lee."Terus bagaimana dengan Kevin Bagaskara?" tanya Ekaputra dengan santainya, kemudian bersandar di sofa."Kevin Bagaskara yang mana, paman? Ada dua nama Kevin. Yang satunya merupakan pemilik Law Firm, sedangkan satunya lagi putra pemilik saham ke dua tertinggi di perusahaan Lee Group," ujar Manda menatap Ekaputra dalam kebingungan."Tentu saja Kevin Bagaskara pemilik Law Firm. Apa kau pikir dia mau mempertaruhkan masa depan Law Firm, untuk wanita yang tak jelas a

    Last Updated : 2024-01-11

Latest chapter

  • Dendam Sang Bintang    119. Di sinilah Devano Willow meninggal

    Ya! Edy membawa Kumbara ke hutan. Hutan di mana Devano Willow harus meregang nyawa, karena perbuatan murid kesayangannya sendiri. Di mana juga Devano Willow menolak keras untuk disembuhkan dan memilih mati. Edy menatap Kumbara dan tersenyum sinis, "Bagaimana? Apa kau suka kejutan ku? Bukankah kau tak menyangka kalau aku akan membawa mu ke sini? Kumbara ... Kumbara ... apa kau pikir aku tak bisa membaca pikiran mu? Tidak, Kumbara! Bukankah Kau ingin memperlambat proses kesembuhan bos ku, kan? Lebih baik pikirkan baik-baik setelah melihat ini." Setelah mengakhiri kalimatnya. Edy mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan melakukan panggilan video call. Melihat Austin yang terbaring di atas ranjang, membuat jantung Kumbara berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia ketakutan. "Edy, aku mohon lepaskan cucuku," pinta Kumbara berlutut di kaki Edy. "Nyawa cucu mu, bergantung padamu. Kalau kau mau memperlambat proses pengobatan bos ku, maka ku pastikan Austin akan kehilangan fungsi organ

  • Dendam Sang Bintang    118. Hutan ini?

    "Bagaimana Edy, apakah kau sudah mengirim orang untuk mengawasi Austin Maverick? Cucu kesayangannya?" tanya Ekaputra santai. Dan Kumbara tahu artinya. Itu ancaman tak langsung untuknya."Kau mau membunuh cucu ku? Silahkan! Maka kau tak akan pernah mendapatkan pengobatan apapun dariku. Kau hanya akan menemukan tubuhku mati kaku," ancam Kumbara. Ya! Selain Kumbara maka tak akan ada seorangpun yang dapat mengobati Ekaputra. Jadi Kumbara tahu persis, Ekaputra tak akan berani bertindak bodoh. Karena membunuh Austin Maverick, itu sama saja bunuh diri. "Apa bos memerintahkan untuk membunuh cucu mu? Bukankah tidak? Bos meminta ku mengawasinya. Itu artinya ...," Edy tak meneruskan kalimatnya, dia justru tersenyum menatap Kumbara."Artinya apa, Brengsek!" teriak Kumbara emosi."Itu artinya setiap kesalahan dalam pengobatan yang kau lakukan, maka cucu mu yang akan kena dampaknya. Tapi tenang saja, kami tak akan langsung membunuhnya. Kami akan menerornya terlebih dahulu. Kalau kau bisa memperce

  • Dendam Sang Bintang    117. Sejak kapan kau terluka, Eka?

    "Sejak kapan kau terluka, Ekaputra? Apa kau menggunakan tenaga angin?" tanya Kumbara memastikan kalau dugaannya tak meleset."Aku terluka sejak tujuh bulan lalu, tepatnya tanggal 3 Desember 2023. Btw dari mana kau tahu kalau aku menggunakan tenaga angin?" tanya Ekaputra curiga."Mengingat kau adalah murid Devano Willow, sangat mustahil ada orang mengalahkan mu. Apalagi membuat kondisi mu seperti ini. Jadi hanya ada satu kemungkinan, kau menggunakan tenaga angin. Apa kau menemukan seseorang yang kuat, hingga kau harus menggunakan tenaga dalam yang selama ini tak pernah kau publikasikan?" Kumbara menatap Ekaputra, seolah-olah tak tahu apa yang sedang terjadi.Ekaputra diam seribu bahasa. Dia tahu berbohong juga percuma. Kumbara tahu betul masa lalunya. Mulai dari Devano Willow yang memilihnya menjadi murid, bagaimana juga dia mengkhianati gurunya sendiri."Kenapa kau diam saja? Apakah tebakanku benar? Apa mungkin dia adik seperguruan mu yang menghilang?" tanya Kumbara pura-pura tak tahu

  • Dendam Sang Bintang    116. Kita bertemu lagi, Kumbara.

    [Bos Edy, seperti dugaan mu. Kumbara secara sukarela ikut bersama kami. Kami sedang dalam perjalanan. Sekitar lima belas menit lagi kami sampai markas.]Edy mengucek matanya sendiri, tak percaya dengan pesan yang baru saja dibacanya, "Ini bukan mimpi, kan, Bos? Ini nyata, kan? Mereka berhasil menemukan Kumbara, kan, Bos?"Ekaputra Lee tak menjawab, dia langsung saja menarik ponsel yang ada dalam genggaman Edy. Dia penasaran."Apakah benar Kumbara sedang dalam perjalanan ke sini?" tanya Ekaputra tak percaya."Sepertinya rencana ku berhasil, Bos," kata Edy penuh semangat.Benar saja tak sampai lima belas menit. Anak buah Edy telah sampai di markas."Kalau kau ingin membunuhku, silahkan! Tapi jangan pernah menyakiti cucuku, Brengsek!" cetus Kumbara dengan wajah merah padam. Berusaha mengendalikan amarahnya.Ya! Ketika mengetahui orang yang menghadang jalannya adalah anak buah Ekaputra, Kumbara berusaha melarikan diri.Namun, semua berubah ketika anak buah Ekaputra mengatakan kalau sampai

  • Dendam Sang Bintang    115. Siapa kau sebenarnya, Bintang?

    ***Sementara itu di negeri seberang, Ekaputra Lee sedang beristirahat di dalam ruangannya. Dia di temani oleh orang kepercayaannya, Edy."Bagaimana? Apakah kau telah menemukan orang yang tepat untuk menyembuhkan ku?" tanya Ekaputra terlihat pasrah.Edy menatap Ekaputra dengan perasaan iba, "Aku sudah menugaskan semua anak buah untuk mencari keberadaan kakek Kumbara. Sepertinya hanya dia yang bisa mengobati mu, Bos.""Berapa lama kemungkinan Kumbara bisa ditemukan? Bukankah membawa Kumbara ke sini itu mustahil? Apalagi kalau dia tahu akulah orang yang ingin bertemu dengannya. Yang aku tahu dia tidak suka dipaksa. Dia bahkan tak tergiur dengan uang," ujar Ekaputra menatap Edy lemas."Menemukannya memang sulit. Karena Yang aku tahu, dia telah lama pensiun dari profesinya. Dia selalu berkelana dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lainnya. Tapi untuk sementara, aku yakin dia berada di Indonesia. Karena tak ada nama Kumbara Osal dalam penerbangan apapun selama sat

  • Dendam Sang Bintang    114. Kami hanya ingin kebebasan

    "Sebenarnya apa yang terjadi, Bintang? Apa mungkin Dirty dan Richard terluka?" tanya Anggun Maharani menatap Bintang, menyelidiki.Bintang menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban."Kenapa kau menyembunyikan ini dari kami? Apa bagi mu, kami hanyalah orang asing?" cetus Anggun kecewa.Tubuh Bintang terasa lemas, dia langsung saja duduk di sofa tak jauh darinya berdiri. "A-a-apa kau juga terluka?" selidik Anggun merasa ada yang tak beres.Bintang menganggukkan kepalanya dan berkata pelan, "Andai saja aku tak bergabung dan menjadi pimpinan Fierce Spider. Mungkin tak akan berakhir seperti ini. Diego Smith tak akan terluka parah, tak akan ada namanya pertumpahan darah yang merenggut banyak nyawa anggota Fierce Spider. Dirty dan Richard juga tak akan pernah bergabung dengan Fierce Spider.""Hanya karena aku terluka, mereka bertiga menyembunyikan kondisi sesungguhnya. Kau tahu apa alasan mereka? Mereka hanya tidak ingin aku kepikiran dan membuat kondisiku memburuk.""Sejak awal harusny

  • Dendam Sang Bintang    113. Diego Smith terluka

    ***Kaki Bintang terasa lemas, matanya berkaca-kaca, hatinya terasa sakit. Lelaki yang dulunya merupakan orang terkuat di Fierce Spider dan sangat ditakuti, kini terbaring tak berdaya. "Sejak kapan dia seperti ini?" tanya Bintang dengan suara berat."Bos Diego sudah seperti ini setelah beberapa hari kembali ke sini. Namun, tak ada seorangpun yang tahu akan kondisinya. Dia bahkan memintaku untuk tak pernah menemui siapapun yang merupakan mantan anggota Fierce Spider," ujar lelaki itu menatap Diego yang masih terpejam.Bintang melangkah mendekati Diego dan berkata pelan, "Apa karena ini kau memilih meninggalkan kami? Kenapa kau tak memberitahuku, kalau kau juga terluka sama seperti ku? Apa kau tak pernah menganggap ku sahabat?"Berlahan mata Diego Smith terbuka. Dia menatap Bintang dan berusaha tersenyum."Kenapa kau berada di sini?" tanya Diego hampir tak terdengar."Aku ke sini untuk mengobati mu, Diego," jelas Bintang dan langsung mengeluarkan satu botol minuman pemberian lelaki tu

  • Dendam Sang Bintang    112. Aku belum terlambat, kan? Diego masih hidup, kan?

    Saat Richard hendak mencari informasi keberadaan Diego Smith, Bintang menentangnya. Dia meminta Richard dan Dirty untuk beristirahat.Bintang menatap Richard dan Diego secara bergantian, kemudian berkata dengan tegas, "Kalau kalian tetap mau mencari keberadaan Diego Smith, maka tanggung sendiri konsekuensinya! Aku akan membuat kalau berdua menyesal telah menentang ku!" "Sepertinya kali ini kita harus menyerah. Apa kau tak lihat rona wajahnya? Selama mengenalnya, aku tak pernah melihat kemarahan seperti itu di wajahnya," bisik Dirty di telinga Richard."Sama. Sebaiknya kita istirahat, sebelum dia tambah marah. Yang ada kita berdua diikat," Richard balik berbisik."Aku minta kalian untuk beristirahat, bukannya bisik-bisik!" bentak Bintang kesal.Ya! Bintang melakukan itu semua karena ketakutannya. Dia takut kalau-kalau, dua sahabat baiknya meninggalkannya ke dunia lain."Iya! Iya! Aku istirahat!" cetus Dirty dan langsung meninggalkan Bintang menuju kamarnya. Begitupun dengan Dirty.'Tu

  • Dendam Sang Bintang    111. Ketika Bintang tahu kalau Dirty dan Richard juga terluka

    "Tanaman itu akan menjadi obat jika di konsumsi oleh seseorang yang sedang keracunan. Mau itu racun biasa maupun mematikan. Hanya saja takarannya harus pas, jika tidak akan sangat berbahaya. Namun, karena daun itu lebih dikenal sebagai daun beracun maka tak ada satu manusia pun yang mau mengkonsumsinya. Jangankan mengkonsumsi, bahkan memetik daun itu saja mereka ketakutan," jawab lelaki itu tersenyum.Bintang terdiam, kini dia paham kenapa lelaki itu memintanya meminum air rebusan daun beracun itu."Kau tak perlu lagi mendapatkan pengobatan lanjutan. Kau hanya perlu istirahat dan makan makanan yang bergizi. Organ tubuhmu akan membaik secara berlahan. Sampai kau benar-benar sembuh, maka jangan coba-coba menggunakan tenaga mu, dalam bentuk apapun. Apa kau paham?"Bintang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban."Istirahatlah. Aku juga butuh istirahat," ujar lelaki itu dan langsung meninggalkan Bintang sendirian.Keesokan harinya.Seperti biasa sinar matahari dengan berani masuk lewat ce

DMCA.com Protection Status