Di sisi lain, Ayna masih betah berada di dalam kamarnya. Ayna sama sekali tidak ingin keluar. Ayna malas bertemu dengan sang mama untuk menghilangkan penat, Ayna membaca novel disebuah aplikasi baca online. Jari lentik Ayna begitu lincah mencari novel kesayangannya. Ayna tersenyum saat menemukan novel yang dia suka. ' *Selir kesayangan suamiku karya Secilia Abigail Hariono'* ada juga *'Dewa Dewi Kerajaan Sanggabumi karya Afifah maulida'* tak lupa *'Kamila Cinta yang Hilang karya Nasreen Lim'* Tiga novel itu selalu menemani hari - hari Ayna.Saat Ayna sedang asyik membaca novel, Dara memanggilnya dari balik pintu. Ayna berdecak kesal saat mendengar suara mamanya. Dengan malas Ayna berjalan menuju pintu dan membukanya. "Kamu ngapain saja? Dari tadi mama panggil Kamu kenapa gak jawab? Apa kamu suka kalau mama marah - marah terus sama kamu?" tanya Dara merasa kesal pada sang anak.Ayna hanya diam saat mendengar mamanya memgomel. Ayna tidak peduli, toh sudah setiap hari dia selalu menden
"Kamu, ngapain kamu kesini?" tanya Dara saat melihat David berdiri di depan pintu. Dara menatap tidak suka pada David.David terdiam sejenak sebelum dia menjawab pertanyaan Dara. David menatap penuh kebencian pada wanita yang sudah menghancurkan keluarga kecilnya.Rasa benci membuncah dihati David. Namun, David berusaha bersikap sewajarnya. David tidak ingin Dara semakin membencinya dan menjauhkannya dari Ayna. "Maaf, tan, apa Ayna ada?" tanya David dengan begitu sopan."Ayna tidak ada di rumah. Ayna pergi dengan pacarnya," jawab Dara berbohong."Ooo, terima kasih, Tan, kalau gitu ... saya pulang," pamit David ingin mencium tangan Dara sebelum dia meninggalkan rumah itu. Namun, Dara segera menepis tangan David, hingga membuat David mengurungkqn niatnya. David tersenyum saat Dara melipat tangannya di depan dada. Dara menatap tidak suka saat David tersenyum menatapnya. David membalikan tubuhnya melangkah meninggalkan rumah itu. Namun, saat David akan naik keatas motornya. Ayna berter
Tubuh Ayna membeku, hingga tidak sanggup berkata - kata. Ayna tidak percaya jika seseorang yang sudah begitu lama meninggalkannya kini kembali lagi di hadapannya. "Iya Nak, kamu masih ingat ayah, bukan?" tanya pria yang menyebut dirinya ayah Ayna.Ayna menggeleng, Ayna tidak percaya jika dirinya akan kembali bertemu dengan sang ayah setelah puluhan tahun sang ayah meninggalkannya. "Aku tidak punya ayah!" ucap Ayna dengan lantang."Nak," ucap ayah Ayna berusaha membujuk sang anak."Apa? kamu? kamu bukan ayahku! kalau kamu ayahku ... kamu tidak akan pernah meningalkan aku!" kata Ayna dengan tubuh bergetar."Ayah bisa jelaskan padamu alasan ayah meninggalkan kamu, Nak!" balas ayah Ayna. "Jika kamu ada waktu, ayah ingin kita bicara dari hati ke hati. Jika kamu sudah siap, kamu bisa tentukan tempatnya, ayah akan menemui kamu," kata ayah Ayna tersenyum penuh kasih pada sang anak."Ayah pamit, ini nomor ponsel ayah, hubungi ayah jika kamu sudah siap bertemu dengan pria tua ini," ucap ayah A
"Bagaimana apa Ayna mau membujuk ibu?" tanya Riko yang sudah tidak sabar mendengar cerita David, padahal David baru saja masuk ke rumah.David diam melihat setiap sudut rumah kemudian menatap Riko. "Ibu dimana?" tanya David masih mencemaskan sang ibu."Ibu ada di kamar," jawab Riko meski dia merasa kesal karena David justru balik bertanya padanya."Apa ibu masih sangat marah?" tanya David lagi. Perasaannya masih belum bisa tenang saat sang ibu belum mengucapkan kata memaafkan padanya."Masih!" jawab Riko dengan tidak bersemangat.David membuang nafas berat saat mendengar jawaban Riko. "Lalu? bagaimana dengan, Ay?" tanya Riko kembali bertanya tentang Ayna."Ay setuju," jawab David membuat Riko tersenyum lega. Meski Riko tidak tahu Ayna akan berhasil meluluhkan hati ibunya atau tidak! Tapi yang Riko tahu sang ibu sangat menyayangi Ayna."Syukurlah, aku berharap Ayna bisa membujuk ibu untuk memaafkan kita," ucap Riko penuh harap.
Pagi telah tiba, langit yang tadinya gelap kini berangsur-angsur mulai terlihat cerah. Matahari mulai merangkak naik menerangi alam semesta. Cahayanya menghangatkan setiap orang yang memulai aktivitas paginya.Pagi ini, meski Mirna kecewa dengan kedua anaknya. Mirna tak mengabaikan tugasnya sebagai seorang ibu. Pagi, setelah salat subuh, Mirna membuatkan sarapan untuk putranya.Selesai membuat sarapan. Mirna pergi ke halaman belakang, menyiram dan membersihkan rumput liar ya
"Takut apa?" tanya Ayna menatap tidak mengerti.David tersenyum, dia merasa gemas pada sang gadis yang tidak juga mengerti apa yang dia katakan."Hais, kamu kok jadi nyebelin sih! Aku serius nanya!" kata Ayna mencebik kesal."Kalau aku tergoda, terus berbuat macam-macan sama kamu, gimana?" tanya David menekan ucapnya.Ayna mengangkat sebelah alisnya sebelum menjawab pertanyaan David. "Nikahi aku!" jawab Ayna dengan entengnya."Kamu yakin?" tanya David lagi."Sangat!" jawab Ayna tanpa ada rasa ragu sedikitpun.David tersenyum sambil menggeleng tidak percaya saat mendengar apa yang Ayna katakan padanya. David tidak menyangka jika Ayna begitu mudah jatuh dalam pelukannya."Kalau yang tergoda Riko?" tanya David sengaja mengerjai Ayna."Hais, apaan sih? kalau Riko aku gak mau lah! Aku sukanya sama kamu!" jawab Ayna mengerucutkan bibirnya. David menahan tawa saat melihat wajah menggemaskan Ayna yang semakin kesal padanya. "Ay.""Hem?" panggil Ayna tanpa menatap David. David memegang dagu
"Ay," panggil David saat melihat Ayna menatap langit senja. Ayna menoleh ke arah David yang berjalan ke arahnya. "Apakah kamu masih memikirkan ibumu?" tanya David membuat Ayna meliriknya. Ayna kembali menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan kesedihannya. "Dulu, saat ibuku meninggalkanku untuk selama-lamanya. Aku sama sekali tidak punya semangat untuk hidup, bahkan aku ingin mati saat itu juga," ujar David menceritakan kisah bagaimana ia membuat gadis itu kembali menatapnya. Ayna menatap wajah tampan yang berdiri di sampingnya. Ayna terlihat jelas melihat kesedihan terukir di wajah tampan itu, meski bibir indah David berusaha menutupinya dengan senyuman. Namun senyuman itu tetap tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. "Jadi, apa yang membuatmu bisa bertahan sampai sekarang?" Ayna bertanya sambil memandang penuh tanya. "Ibu! Ibu yang sangat menyayangiku," jawab David menatap gadis yang menatapnya tadi. "Kamu tahu Ay?"
Usai makan malam, David mengajak Ayna jalan - jalan ke sebuah taman yang berada di area perumahan itu. "Kamu mau bicara apa?" tanya Ayna saat mereka sudah duduk.di sebuah kursi taman. David menoleh ke arah Ayna dengan tatapan yang begitu dalam. "Aku ingin ke rumah mama kamu, Ay," jawab David dengan begitu yakin. "Mau ngapain?" tanya Ayna semakin penasaran. "Meminta kamu dari orang tua kamu," jawab David membuat Ayna mengangkat wajahnya menatap begitu dalam. "Apa kamu sudah yakin dengan keputusan yang kamu ambil, Vid?" tanya Ayna yang masih merasa ragu dengan keputusan David. "Yakin, Ay, aku sangat yakin!" jawab David dengan pasti. Ayna membuang nafas saat mendengar jawaban dari David. Sungguh Ayna tidak menyangka David begitu cepat mengambil keputusan. "Kenapa, Ay ? Apa kamu tidak percaya dengan apa yang aku katakan?" tanya David menatap Ayna dan menggenggam erat tangan sang gadis. Ayna terdiam