Satu minggu sudah berlalu. David tidak sabar menunggu dokter memeriksanya. David sudah sangar rindu dengan sang ibu yang menunggu kepulangannya.
"Ay?" tanya David saat Ayna masuk ke ruang rawatnya.
Ayna tersenyum berjalan menghampiri David. "Aku akan mengantar kamu pulang," Ayna menatap David yang tersenyum padanya.
"Terima kasih, harusnya kamu tidak perlu repot-repot seperti ini Ay," kata David.
"Aku tidak pernah merasa kamu merepotkan aku," kata Ayna menatap pria tampan yang mampu membuat jantungnya berdetak tak menentu.
"Ehem," suara deheman dari arah pintu membuat Ayna tersadar dan membuang pandangannya menatap kearah lain. Ayna salah tingkah saat Riko masuk ke ruangan itu.
"Apa kamu sudah siap Vid?" tanya Riko saat sudah berdiri disamping ranjang David.
"Sudah, dokter juga sudah memeriksa. Luka jahitannya juga sudah kering, kamu tidak perlu khawatir lagi," jawab David membuka sedikit pakaiannya memperlihatkan luka yang sudah mengering itu pada Riko.
Ayna menoleh kearah lain saat David membuka pakaiannya walau sedikit. Namun, mampu membuat Ayna merasa gelisah. Nafasnya terasa berat saat dia tidak sengaja melihat bagian tubuh David yang sungguh menggoda siapapun kaum hawa yang melihatnya.
"Yuk kita pulang sekarang!" ajak Riko membawa ransel berisi pakaian David.
"Iya," balas David mendongakan wajah menatap Ayna.
"Ay, kamu jadi anterin aku atau-"
"Jadi," potong Ayna segera.
Ayna pun berjalan mengikuti Riko dan David yang sudah lebih dulu keluar dari kamar. "Sebentar aku urus administrasinya," kata Ayna yang dibalas anggukan oleh David.
"Kamu tahu kalau dia anak wanita itu, bukan?" tanya Riko saat Ayna menjauh dari mereka.
"Iya," jawab David, "aku akan memanfaatkan dia untuk masuk kedalam kehidupan mereka," kata David yang memang sudah mengatur siasat.
"Baguslah! aku pikir kamu menyukainya!"
"Tidak! aku hanya ingin memanfaatkannya!" balas David membohongi perasaannya sendiri.
Namun, saat mereka sedang membahas rencana David. Tanpa mereka sadari Ayna sudah berdiri dibelakang mereka.
"Memanfaatkan? apa maksud kalian?" tanya Ayna curiga.
"Riko, dia memanfaatkan keadaanku agar bisa dekat dengan ibu. Sebelumnya ibu lebih dekat denganku," jawab David berusaha terlihat tenang meski dia masih merasa khawatir takut jika Ayna tidak mempercayai ucapannya.
"Oo, jadi ibu lebih sayang sama kamu?" tanya Ayna percaya dengan apa yang David katakan membuat David menghela nafas lega.
"Iya," jawab David menoleh pada Riko. David mengedipkan sebelah matanya berharap Riko mau membantunya agar Ayna semakin percaya padanya.
"Dia itu anak kesayangan emak Ay, jadi wajarlah aku merasa iri dan memanfaatkan waktu saat dia tidak bersama ibu," tambah Riko membuat Ayna tersenyum.
"Seru sekali ya punya saudara. Sayangnya aku anak tunggal," kata Ayna bergantian menatap David dan Riko.
David melirik kearah Riko dengan senyum tipis. Kemudian kembali menatap Ayna yang terlihat sedih.
"Kamu kenapa?" tanya David, "Kenapa kamu terlihat sedih Ay?" tanya David memberi perhatian pada Ayna berharap mereka semakin dekat.
"Aku bosan di rumah sendirian Vid, aku juga ingin bebas seperti temanku yang lainnya. Mommy selalu mengatur hidupku, aku tidak suka!" jawab Ayna terlihat semakin sedih.
"Sudahlah Ay, jangan sedih lagi. Ada aku dan Riko yang akan selalu ada untuk kamu," kata David mengusap puncak kepala Ayna.
"Terima kasih, tapi aku ingin kamu selalu ada disampingku. Karena itu, tepatilah janjimu, mintalah aku dari orang tuaku, setelah kamu sembuh," pinta Ayna menatap penuh harap.
"Iya, dengan senang hati aku akan melakukannya," balas David dengan senyum.
"Terima kasih," ucap Ayna.
"Sama-sama," balas David.
"Yuk pulang!" sela Riko yang dibalas anggukan David dan Ayna.
Mereka bertiga berjalan keluar dari rumah sakit menuju mobil Ayna berada. Mereka naik kedalam mobil yang akan membawa mereka pulang ke rumah ibu tercinta.
Di tempat lain, Dara merasa gelisah saat anaknya semakin dekat dengan David.
"Kamu kenapa Sayang?" tanya Adijaya menghampiri sang istri yang dari tadi mondar-mandir tak tenang.
"Ayna pasti menemui pria itu lagi, Mas," jawab Dara dengan wajah cemas.
"Memangnya kenapa kalau Ayna menemui pria itu?" tanya Adijaya tidak terlalu mempedulikan akan hal itu.
"Mas tahu kan nama pria itu David?" tanya Dara serius.
"Iya," jawab singkat Adijaya.
"Lalu kenapa Mas masih santai saja?" tanya Dara dengan nada suara meninggi.
"Lalu kamu mau Mas bagaimana?" tanya Adijaya.
"Cari tahu siapa pria itu, Mas! apa dia David anak kamu atau bukan?" tanya Dara masih begitu tegang.
"Aku rasa bukan! nama David itu banyak Ra! kamu gak usah terlalu memikirkannya," kata Adijaya dengan santainya.
"Kamu yakin Mas?" tanya Dara menatap dalam suaminya.
"Iya, aku yakin!" jawab Adijaya.
"Tapi aku butuh bukti agar aku bisa tenang!" kata Dara dengan begitu serius.
"Baiklah, besok aku akan meminta beberapa orang untuk mencari tahu tentang David," balas Adijaya berbohong. Bagi Adijaya David adalah hal yang tidak penting dan hanya membuang waktunya saja.
"Terima kasih Mas, Mas selalu mengerti aku," ucap Dara merasa lega saat suaminya mengikuti kemauannya.
"Sama-sama Sayang," balas Adijaya, "tapi maaf, apa yang aku lakukan tidak gratis, nanti malam kamu harus servis aku sampai puas," kata Adijaya mengedipkan sebelah matanya menggoda Dara.
"Tentu saja, dengan senang hati suamiku," balas Dara dengan nada begitu manja.
"Sekarang juga boleh!" bisik Dara membuat darah Adijaya berdesir.
"Untuk sekarang aku tidak bisa, Sayang ... aku ada meting siang ini, kita bisa melakukannya nanti saat di rumah," kata Adijaya meski dia harus menahan tubuhnya yang mulai memanas karena godaan Dara.
"Kalau begitu, aku pulang dulu ... aku akan menyiapkan diriku untuk menyambutmu nanti malam," kata Dara dengan suara mendayu.
"Kamu selalu mengerti aku sayang. Kamu tidak pernah mengecewakanku. Itu yang aku suka dari kamu. Berbeda dengan Hanum yang membosankan," kata Adijaya memuji Dara.
"Tentu saja aku berbeda. Walaupun Hanum lebih cantik dariku, dia sama sekali tidak bisa menyenangkanmu," kata Dara bangga.
“Ya, kamu benar Sayang, hanya kamu yang bisa membuatku melayang saat bercinta,” jawab Adijaya menarik Dara dan menyatukan nafas mereka.
“Cukup Mas, tahan nafsumu biar nanti malam kamu makin penasaran saat kita bercinta,” kata Dara melepaskan tautan bibir mereka.
"Pergilah!" kata Adijaya setelah mencium sekilas bibir Dara.
Dara tersenyum dan meninggalkan ruangan Adijaya. Dara berjalan melewati meja pegawai dengan begitu angkuh.
Adijaya tersenyum setelah Dara keluar dari kamarnya. Adijaya merasa beruntung memiliki istri yang sangat memahami dirinya. Berbeda dengan Hanum yang lebih mengutamakan David daripada dirinya sendiri.
"Kamu tahu Hanum... aku tidak pernah menyesal telah menyakitimu. Aku bahagia dengan Dara yang bisa memberiku segalanya," kata Adijaya sambil mengambil foto Hanum yang disimpannya di mejanya.
Adijaya tersenyum melihat foto Hanum. Tak ada rasa bersalah sama sekali di hati Adijaya. Hatinya dipenuhi nafsu duniawi, hingga ia membunuh istri pertamanya dengan tangannya sendiri.
Marni lari dari dalam rumahnya ketika mendengar suara mobil memasuki pekarangannya. Tak lama kemudian, Ayana keluar dari mobil diikuti David dan Riko. "David!" panggil Marni berlari ke arah anak itu. "Bu," kata David sambil memeluk Marni. Marni memeluk anak itu erat-erat. Marni menangis, dia sangat merindukan David. Padahal David bukan anak kandungnya. "Dari mana saja kamu, Nak? Tiap kali Riko pulang dan mama nanyain kamu.. Riko selalu bilang kamu numpang di rumah teman karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan," kata Marni menirukan apa yang Riko ceritakan padanya. "Iya bu, apa yang dikatakan Riko memang benar," jawab David membuka pelukannya. “Tapi lama-lama, sampai – sampai ibu kangen banget sama saya,” kata Marni sambil mengelus pipi David. "David juga merindukan ibu," jawab David sambil tersenyum pada sang ibu. Saat Marni mengalihkan pandangannya ke Riko. Tatapan Marni tertuju pada Ayna yang berdiri di samping Riko dan tersenyum padanya. "Siapa dia, Nak?" tanya M
"Vid!" panggil Ayna saat melihat David terdiam menatap kosong. Entah apa yang ada dalam pikiran David saat ini, Ayna pun tidak tahu.Beberapa kali Ayna memanggil David. Namun, David sama sekali tidak merespon panggilannya. "Hallo, Vid!" panggilnya lagi dengan menjentikan jari tangannya di depan wajah David."I ... iya, Ay," jawab David tersadar dari lamunannya.Ayna tersenyum menatap wajah tampan yang terlihat salah tingkah saat Ayna memperhatikannya. David mengangkat wajahnya menatap Ayna. David semakin salah tingkah saat tatapan mereka bertemu untuk beberapa saat.Senyum manis yang terbit dengan sempurna dibibir indah Ayna. Membuat jantung David berdetak tidak menentu. Ada desiran aneh yang menjalar keseluruh tubuhnya, yang David sendiri tidak mengerti rasa apa itu."Kamu dipanggil ibu dari tadi, Vid," kata Ayna dengan lembut."O iya?" tanya David karena dari tadi dia tidak mendengar suara seseorang memanggilnya. "Iya, ibu memanggil kamu dari tadi untuk makan siang," jawab Ayna."M
"Dari mana kamu?" tanya Dara saat melihat putri semata wayangnya masuk ke rumah.Ayna membuang nafas berat sebelum menjawab pertanyaan sang mama. "Bukan urusan mama," jawab Ayna menoleh ke arah sang mama.Wajah Dara semakin memerah penuh amarah saat mendengar jawaban sang anak yang semakin berani melawannya. "Maksud kamu apa? Hah!" tanya Dara dengan nada meninggi."Apa ada gang salah dengan perkataan Ay? bukankah selama ini mama tidak pernah peduli dengan Ayna! Lalu mengapa sekarang mama tiba - tiba perhatian?'' tanya Ayna tanpa rasa takut.Dara terdiam, jujur apa yangAyna katakan memang benar adanya. Meskipun Dara tahu jika dia memang salah. Namun, Dara tidak suka Agna melawannya."Mulai berani kamu sama mama, ya! Ini pasti karena pria miskin itu!" kata Dara tidak terima hingga menyalahkan David."Ma, ini semua tidak ada hububgannya sama David. Ayna seperti jni karena Ay capek! Ay capek karena mama selalu mengengkang Ay," balas Ayna."Itu semua mama lakukan demi kebaikan kamu, Ay!" be
Di sisi lain, Ayna masih betah berada di dalam kamarnya. Ayna sama sekali tidak ingin keluar. Ayna malas bertemu dengan sang mama untuk menghilangkan penat, Ayna membaca novel disebuah aplikasi baca online. Jari lentik Ayna begitu lincah mencari novel kesayangannya. Ayna tersenyum saat menemukan novel yang dia suka. ' *Selir kesayangan suamiku karya Secilia Abigail Hariono'* ada juga *'Dewa Dewi Kerajaan Sanggabumi karya Afifah maulida'* tak lupa *'Kamila Cinta yang Hilang karya Nasreen Lim'* Tiga novel itu selalu menemani hari - hari Ayna.Saat Ayna sedang asyik membaca novel, Dara memanggilnya dari balik pintu. Ayna berdecak kesal saat mendengar suara mamanya. Dengan malas Ayna berjalan menuju pintu dan membukanya. "Kamu ngapain saja? Dari tadi mama panggil Kamu kenapa gak jawab? Apa kamu suka kalau mama marah - marah terus sama kamu?" tanya Dara merasa kesal pada sang anak.Ayna hanya diam saat mendengar mamanya memgomel. Ayna tidak peduli, toh sudah setiap hari dia selalu menden
"Kamu, ngapain kamu kesini?" tanya Dara saat melihat David berdiri di depan pintu. Dara menatap tidak suka pada David.David terdiam sejenak sebelum dia menjawab pertanyaan Dara. David menatap penuh kebencian pada wanita yang sudah menghancurkan keluarga kecilnya.Rasa benci membuncah dihati David. Namun, David berusaha bersikap sewajarnya. David tidak ingin Dara semakin membencinya dan menjauhkannya dari Ayna. "Maaf, tan, apa Ayna ada?" tanya David dengan begitu sopan."Ayna tidak ada di rumah. Ayna pergi dengan pacarnya," jawab Dara berbohong."Ooo, terima kasih, Tan, kalau gitu ... saya pulang," pamit David ingin mencium tangan Dara sebelum dia meninggalkan rumah itu. Namun, Dara segera menepis tangan David, hingga membuat David mengurungkqn niatnya. David tersenyum saat Dara melipat tangannya di depan dada. Dara menatap tidak suka saat David tersenyum menatapnya. David membalikan tubuhnya melangkah meninggalkan rumah itu. Namun, saat David akan naik keatas motornya. Ayna berter
Tubuh Ayna membeku, hingga tidak sanggup berkata - kata. Ayna tidak percaya jika seseorang yang sudah begitu lama meninggalkannya kini kembali lagi di hadapannya. "Iya Nak, kamu masih ingat ayah, bukan?" tanya pria yang menyebut dirinya ayah Ayna.Ayna menggeleng, Ayna tidak percaya jika dirinya akan kembali bertemu dengan sang ayah setelah puluhan tahun sang ayah meninggalkannya. "Aku tidak punya ayah!" ucap Ayna dengan lantang."Nak," ucap ayah Ayna berusaha membujuk sang anak."Apa? kamu? kamu bukan ayahku! kalau kamu ayahku ... kamu tidak akan pernah meningalkan aku!" kata Ayna dengan tubuh bergetar."Ayah bisa jelaskan padamu alasan ayah meninggalkan kamu, Nak!" balas ayah Ayna. "Jika kamu ada waktu, ayah ingin kita bicara dari hati ke hati. Jika kamu sudah siap, kamu bisa tentukan tempatnya, ayah akan menemui kamu," kata ayah Ayna tersenyum penuh kasih pada sang anak."Ayah pamit, ini nomor ponsel ayah, hubungi ayah jika kamu sudah siap bertemu dengan pria tua ini," ucap ayah A
"Bagaimana apa Ayna mau membujuk ibu?" tanya Riko yang sudah tidak sabar mendengar cerita David, padahal David baru saja masuk ke rumah.David diam melihat setiap sudut rumah kemudian menatap Riko. "Ibu dimana?" tanya David masih mencemaskan sang ibu."Ibu ada di kamar," jawab Riko meski dia merasa kesal karena David justru balik bertanya padanya."Apa ibu masih sangat marah?" tanya David lagi. Perasaannya masih belum bisa tenang saat sang ibu belum mengucapkan kata memaafkan padanya."Masih!" jawab Riko dengan tidak bersemangat.David membuang nafas berat saat mendengar jawaban Riko. "Lalu? bagaimana dengan, Ay?" tanya Riko kembali bertanya tentang Ayna."Ay setuju," jawab David membuat Riko tersenyum lega. Meski Riko tidak tahu Ayna akan berhasil meluluhkan hati ibunya atau tidak! Tapi yang Riko tahu sang ibu sangat menyayangi Ayna."Syukurlah, aku berharap Ayna bisa membujuk ibu untuk memaafkan kita," ucap Riko penuh harap.
Pagi telah tiba, langit yang tadinya gelap kini berangsur-angsur mulai terlihat cerah. Matahari mulai merangkak naik menerangi alam semesta. Cahayanya menghangatkan setiap orang yang memulai aktivitas paginya.Pagi ini, meski Mirna kecewa dengan kedua anaknya. Mirna tak mengabaikan tugasnya sebagai seorang ibu. Pagi, setelah salat subuh, Mirna membuatkan sarapan untuk putranya.Selesai membuat sarapan. Mirna pergi ke halaman belakang, menyiram dan membersihkan rumput liar ya