“Bertanggung jawab? Apa yang sedang dibicarakan? Apa aku telah melakukan kesalahan?!” pikirnya dalam hati. Angga mulai memutar rekaman itu. “April, apa kamu punya pacar?” tanya Leo di dalam rekaman itu. “Pacar? Tidak ada, Leo. Aku seorang jomblo, hahaha.”Terdengar suara April yang yang sangat berisik disana. Bahkan April tidak berhenti tertawa untuk cerita Leo yang membosankan bagi Angga. Hanya saja, ada percakapan yang membuat April mulai berdegup kencang. “Sial! Setelah kalimat itu, ada kalimat yang berbahaya yang telah aku katakan pada Leo.”“Lalu kalimat ini, dengarkan!” kata Angga dan April pun mengangguk seperti anak anjing. Percakapan sakral di mulai dari rekaman itu …“Lalu siapa pria tertampan di kantor kita, April?” tanay Leo. Di dalam rekaman itu, April terdengar diam sebentar. Itu karena April sedang berpikir keras mencari orang tertampan. Sepertinya April kesulitan. Walaupun pada akhirnya April menyebutkan, “CEO Angga.”“Hah! Serius, deh. Aku tidak mengira kamu aka
“Bajingan gila itu! Untung saja aku tidak menelannya, hahaha! Dia pikir aku akan tertipu? Sudut mata wanita cerdas sudah melihat dengan jelas dia memasukan obat ke dalam minumanku. Tapi sayang sekali, ketika aku ingin menjahilinya dia juga malah menyadarinya. Ugh! Aku akan balas dendam padanya,” batin April yang berbicara sendiri di dalam kamar mandi dengan menatap cermin itu. TOK! TOK!“April, kamu berbohong, kan? Kamu sebenarnya diare, kan? Kamu menelannya, kan?” tanya Angga yang ingin menggodanya itu. Sekarang April seperti banteng. Setiap kali melihat Angga seperti sebuah kain merah. Ya, dia mungkin harus menabraknya dengan tubuhnya. Tapi membayangkannya saja jika itu terjadi, mungkin tubuh kecilnya akn terbang termakan angin, dan pria itu tidak akan tumbang sedikitpun seperti pohon. “Aish! Aku tidak diare! Memangnya aku bodoh, apa? Aku tidak mungkin tertipu oleh ide kampungan itu!” balasnya sambil menabrak punggung Angga dengan keras. Tapi sialnya, tubuh seperti pohon itu tida
Dekat. Wajah Angga semakin mendekati wajah April. Sontak, April menutup matanya pelan-pelan. Tidak lupa, dia juga memanyunkan bibirnya. Sedangkan April tidak tahu, jika Angga tidak menutup matanya, dan dia tengah melihat April yang seperti itu. “Puh! Bulu matamu jatuh. Sekarang sudah tidak ada.” Angga meniup mata April. Tentu saja April terkejut. Dia juga malu karena mengira Angga akan menciumnya. Sekarang, April pelan-pelan mendorong tubuhnya ke bawah, agar dia bisa kabur dari sela tangan Angga yang tidak penuh memblokirnya. Tapi Angga malah mengangkat tubuh April dan membawanya ke sebuah kursi. Lalu April diletakan di pahanya dengan cepat. Terkejut, begitulah yang dirasakan April sekarang. Tapi lebih dari itu, April merasa ada sesuatu yang aneh dengan jantungnya. “Setelah kamu masuk kesini, kamu tidak bisa lari dariku,” bisiknya. Membuat telinga April merah tersipu. April menundukan pandangannya. Mengalihkan pandangannya saat Angga menatap dari bawah, karena April duduk di pang
Namanya juga dua insan hilang akal. Yang satu pura-pura menolak tidak mau, yang satunya lagi berambisi tidak peduli sang wanita mau atau tidak. Ditambah ruangan ini di desain khusus oleh pelayan hotel, yang mengira bahwa Angga dan April akan berbulan madu. Begitulah, ide Angga terbentuk karena ketidaksengajaan ini. Sekarang, Angga yang pemberani seperti raja hutan itu malah terlihat seperti kucing tidak berdaya. Dia gugup, untuk melakukan langkah selanjutnya. Padahal Angga sudah sangat keren membuat April berbaring di kasurnya. “Dia kenapa berhenti, sih? Ini dia bercanda atau gimana, ya? Membuatku malu saja. Hah, kecelakaan ini seolah-olah aku juga menginginkannya. jika sudah seperti ini, tidak ada cara lain lagi,” batin April yang sedari tadi menunggu aksi Angga. April bangun dengan cepat. Punggung kekar yang memunggungi tubuh April, sedikit mme buatnya sakit hati. Ini seperti April sedang diberi harapan palsu olehnya. Ingin sekali April marah, tapi pada akhirnya hanya bisa menghe
“Terima kasih sudah memberiku tumpangan,” ucap April tanpa melihat mata Angga. Sekarang Angga tahu, tatapan itu bukanlah benci. Tentang komitmen dan aturan yang April buat dengan Angga, ternyata itu bukanlah seperti yang Angga kira. Itu adalah sebuah usaha agar cinta April tidak semakin dalam kepadanya. Juga agar Angga dapat membencinya dengan celah yang April buat seperti sifat buruk April yang sengaja ditujukan kepada Angga. “April, di masa depan, siapa pria yang akan kau nikahi?” tanya Angga tiba-tiba. Padahal April hampir membuka pintu rumahnya untuk masuk. April memutar tubuhnya dan melihat Angga, lalu menjawab, “Seseorang yang bersedia mencintaiku dan melindungiku sampai mati. Tapi jauh sebelum itu, aku akan menikah dengannya setelah aku bisa berdamai dengan diriku sendiri.” Senyum yang tipis terlukis di wajah April. Angga ikut tersenyum. Dia merasa bahwa itu adalah jawaban yang melegakan, terlepas Angga masih tidak tahu siapa yang akan menikah dengan April. “April, aku
Di dalam rumah Camilla, dia membuat para pelayan rumahnya ketakutan. Itu karena Camilla yang tiba-tiba minta diantarkan ke sebuah hotel. Camilla tidak terbiasa tidak sarapan, jadi dia mulai marah-marah karena Kokinya masih belum membuatkannya sarapan. “Apa kamu tidak dengar?! Aku tidak mau sarapan di luar jadi cepat buatkan aku sarapan!” teriak Camilla pada kokinya. “B-baik, Nyonya,” jawab Koki itu. Dia bersama tiga pelayan pergi ke dapur dengan terburu-buru. Melihat tangan mereka sangat terampil dan cepat, membuat siapapun yakin karena mereka terbiasa diburu-buru oleh sang pemilik rumah.Menunggu dua menit sarapan yang Camilla inginkan masih belum selesai, Camilla pun melempar guci mahal ke lantai. Tidak ada yang terkejut saat melihatnya. Walaupun mereka sering melihat Camilla yang seperti itu, tapi mereka tidak bisa menahan jantungnya.“Apa aku membayarmu mahal untuk waktu yang lama seperti itu?!” seenaknya pada koki dan tiga pelayan yang membantunya. Sedangkan kepala pelayan dan
DEG! Tak disangka, jika Camilla mencurigai dirinya seperti itu karena insiden Leo yang hilang malam tadi. Leo yang sedang memilih pakaian di lemari nya itu sempat terkejut. Tapi dia tidak bodoh, jadi dia berusaha menyembunyikan ekspresi itu. Leo berbalik arah. “Apa maksudmu? Aku pergi bersama semua tim divisi, tentu saja,” jawabnya dengan tenang. Sedangkan Camila masih memikirkan semua tim divisi yang merupakan seorang wanita. Camilla kesulitan untuk mengetahui siapa mereka semua karena Camilla bekerja di tempat yang berbeda. “Hah! Biar kau jelaskan, ya. Sebelum ya aku minta maaf karena mmebuatmu khawatir. Aku pergi makan bersama semua tim kemarin. Tapi aku tidak sadar jika aku terlalu banyak minum, dan tidak ada yang tahu dimana rumahku. Jadi mereka mengirimku ke penginapan terdekat karena waktu itu sudah sangat malam,” jelasnya dengan bohong. “Kenapa April tidak menghubungiku jika kamu mabuk? Aku, kan bisa menjemputmu,” balasnya. Sejenak, sebutan nama wanita itu mengingatkanny
Beberapa bulan kemudian sudah terlewati. Masa-masa membingungkan, masa-masa sulit terlewati. Walaupun begitu, April tidak bisa tenang setelah melewati masa itu. Selain karena masa hidupnya masih panjang, misi dia masih berjalan sepertiganya. Masih terlalu jauh untuk tenang apalagi lengah. Sekarang, tidak pernah April sangka jika wanita itu akan datang pada reuni dengan teman SMA nya. Lebih parahnya, semua teman dekat April enggan untuk datang. April menebak, yang tersisa dari acara ini adalah sisa-sisa sampah yang pernah merundungnya dahulu. Termasuk Camilla. Drrt!“April, kamu akan datang ke reuni SMA?” tanya dia di dalam teleponnya. “Tidak tahu. Aku sedang sibuk, Camilla,” jawab April. Tut! Camilla langsung mematikan sambungannya. April mendengus kesal, karena sedekat apapun hubunganmu dengan Camilla, dia tidak pernah menganggap teman yang lebih manusia dan normal. Tapi seorang pengikut. Sekarang, April sudah berada di depan restoran bernuansa klasik itu. Jujur, April menyukai
“Jacob! Tunggu aku!” teriak seorang anak perempuan yang cantik dan imut. “Tidak mau! Pergi, kamu!” Jacob mendorong tubuh anak perempuan seusianya di sekolah.Tapi anak perempuan tersebut tidak menangis walaupun Jacob mendorongnya keras. Dia berusaha untuk bangkit dengan coklat yang terbungkus rapi di sebuah tupperware. “Aku tahu dia akan melemparnya. Jadi aku yang cantik ini memiliki ide untuk membungkus dengan rapat agar tak jatuh,” gumam anak perempuan itu. “Jacob!” panggilnya lagi. Jacob terus berlari ke arah Ibunya—April. “Mama!” rengeknya. Dua memeluk tubuh April yang sedang menggendong Hailey Endaru—Adik Jacob.“Kenapa, sayang? Itu temanmu, kan? Kenapa sikapmu seperti itu kepada teman?” tanya April. Jacob malah menggerakkan pundaknya enggan dengan mulut yang cemberut. “Hai, kamu menyukai anakku?” tanya Angga kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu mengangguk dengan semangat. “Aku menyukai Jacob, Om. Aku mau memberikan cokelat ini tapi Jacob malah berlari. Ini cokla
“April!” lirihnya. Bahkan seorang Angga yang tidak takut apapun memiliki ketakutan akan istrinya yang meninggalkannya selama ini. Bahkan Angga yang pernah menjadi relawan di suatu Negara yang terdapat genosida itu tidak bisa dipungkiri, jika matanya enggan terbuka untuk melihat mata istri yang tertutup. Dengan keberanian yang tersisa, Angga menandatangani dokumen itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Di tidak bisa berpikir jernih. Dia hancur, melebihi apapun. “Wanita yang kudapatkan dengan penuh perjuangan agar tidak pergi, tapi kenapa dia malah tetap pergi dengan cara yang lain?” batin Angga. April sudah merasakan firasatnya dari awal. Sejak April memaksa untuk mengantarnya ke makam orang tuanya ternyata saat itulah April tahu dirinya akan menyusul pergi orang tuanya. “Sabar, Nak. Jangan seperti ini. Kasihan anakmu,” ucap Haira. Haira tak bisa menahan air matanya. Pasalnya, dia tahu seberapa besar cinta Angga kepada April.Dia juga terkejut, jika April yang dikenal
Kandungan April sudah menginjak sembilan bulan. Mungkin hanya menghitung hari April melahirkan. April memiliki permintaan sebelum dia melahirkan. Dia ingin pergi ke makam orang tuanya. Angga sudah meminta April untuk pergi saat sudah melahirkan beberapa bulan saja, tapi April bersikeras untuk pergi ke makam orang tuanya hari ini. Tak mau tahu, Angga pun menuruti keinginan April itu. Sekarang, April sudah berada di depan makam mereka. April cukup kuat melangkah dengan perut besarnya. Sementara Angga memayungi tubuh April yang terkena sengatan matahari. “Ayah, Ibu … Maaf karena telat datang kemari. Terakhir kali sebelum aku menikah, ya. Aku datang kemari bersama suamiku lagi. Lihatlah, dia rela memberikan payungnya padahal dia juga kepanasan seperti itu. Mirip sekali dengan Ayah. Aku tidak akan berlama-lama, Ayah. Aku hanya ingin memberikan bunga ini untuk kalian.”April menyimpan buket yang memiliki warna yang sama dengan buket di makam Ibunya. “Aku ingin mengatakan secara langsun
Momen romantis setelah pernikahan. Angga dan April memiliki hari libur, jadi mereka fokus untuk menghabiskan waktu di rumah April. Mereka masih tinggal di kawasan yang masih memiliki hawa penuh dendam itu.“Angga, temani aku ke ruang bawah tanah, yu,” pintanya. “Dengan senang hati, Tuan Putri,” balas Angga sambil mengecup punggung tangan April. April dan Angga akhirnya masuk ke tempat yang buat itu. Tempat dimana hawa dendam lebih kuat. Tempat yang menyimpan memori kenangan yang buruk. “Apa yang ingin kau lakukan di tempat ini?” tanya Angga. “Aku merasa sesak dengan ruangan ini. Informasi penting tentang orang yang kubalas, lalu foto-foto yang tidak ingin aku lihat juga masih ada. Aku ingin mencabut semua foto tu dan membakarnya. Lalu aku tidak mau melihat satu barang ini di rumahku lagi. Bagaimana jika kita menyingkirkan semuanya?” tanya April. Angga mengerti karena sejak awal, April tidak menyukai tempat ini. Tempat ini memang sangat mendukung untuk misi April, tapi tempat ini
Air susu dibalas dengan air tuba. Perilaku tak terpuji Toni itu akhirnya mendapatkan balasan yang setimpal walau tak perlu merenggut nyawa. Tapi hukuman ini angkah pantas bagi Tomi. Perusahaan bangkurut seecpat mengedipkan magta. Meski begitu, perusahaan ini diambil alih oleh April. Meski dia harus memulainya lagi dari nol, tapi April tidak ragu untuk menarik banyak saham, karena sejak awal, perusahaan ini memanglah milik Ayahnya. “Bersama dokumen rahasia ini, akan membangun kembali perusahaan yang Ayah bangun dengan susah payah sampai meninggalkan nyawa pada Pria tua bengis sepryi dia,” gummanya smabik emlikhta Tomi yang sednag diseret oleh Petugas Kepolisian. Di luar Perusahaan yang bangkrut ini, terdapat banyak media TV Swasta maupun Negeri yang mengolok-olok Tomi dengan senjaya miliknya. Entah itu ponsel, mic, atau mulut para wartawan yang pedas. “Pak Tomi, apakah Anda menyesal telah membunuh banyak orang?”“Pak Tomi, apakah Anda tidak memiliki niatan untuk minta maaf?”“Untu
Setelah mengadakan pernikahan, pasangan pengantin baru biasanya akan melakukan malam pertama. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tapi ini akan menjadi waktu mereka menghabiskan malam pertama dengan keadaan sadar.April memakai pakaian yang menampilkan lekuk tubuh langsingnya. Paha yang mulus sangat terekspos. Dadanya yang terbelah menjadi bagian yang indah juga pasti tidak akan berhenti ditatap oleh Angga. “Hah, tenanglah. Aku tidak boleh gugup seperti ini. Aku yakin bisa melakukannya dengan baik dan cepat,” gumamnya sambil menganggukan kepalanya dengan percaya diri. “Eh, cepat? T-tapi dia selalu melakukan pemanasan dengan lama sekali. Tidak tidak! Jangan takut. Setidaknya, dia hanya akan melakukannya satu sekali.”KLEK!Angga membuka pintu kamar itu tanpa mengetuk dulu. Dia datang dengan handuk kimononya. Belahan dadanya sangat terekspos di tempat yang memiliki cahaya yang terang ini.“Pakaian itu sangat cocok untukmu,” kata Angga dengan tengil. Dia bahkan memberikan satu kedipan m
Langit yang membiru berubah menjadi gelap. Dia menunjukan kemeriah bintang yang mati jutaan tahun yang lalu dan bersinar di waktu yang tepat. Sinar bulan menerangi alam semesta ini. Alam pun mendukung kemeriahan pernikahan April dan Angga. Sorak sorai suara ratusan manusia yang berbahagia di pernikahan dua insan ini. Mereka bernyanyi di atas alunan piano yang menyejukan. Siang tadi, mereka sudah melakukan akad nikahnya dan sekarang sudah sah menjadi suami istri. Sedangkan malam ini merupakan acara jamuan penting bersama keluarga, kerabat dan sahabat terdekat. April dan Angga beberapa kali melangkah pada tamu yang menghadiri acaranya. “Se-selamat atas pernikahan kalian, ya. Aku turun bersukacita,” kata Sekretaris Zayn kepada dua insan itu. “Terima kasih. Kau carilah jodoh supaya hidupmu tidak melulu monokrom seperti itu,” balas Angga dengan candaanya.Orang yang mendengarnya antara harus tertawa atau terkejut. Pasalnya, Angga bukanlah orang yang bisa bercanda seperti itu di depan
Pernikahannya semakin dekat dan April ingin memberitahu orang-orang terdekatnya mengenai hari bahagianya. Termasuk Leo. Dia pergi sendirian untuk menemui leo di daerah pegunungan yang terdapat panti asuhan. Akses menuju ke tempat itu cukup mudah. Suasananya yang masih asri dan hawa dingin di pagi hari. Ya, April sengaja datang lebih pagi untuk menemui Leo. Setidaknya, dia ingin berlama-lama bersama orang yang cukup berjasa untuk hidupnya. Saat kaki menapak tanah yang lembab. April menemukan pria dengan bentuk tubuh yang dikenainya. Pria itu mengenakan pakaian yang tipis dengan wara yang sudah pudar. “Leo!” panggilnya dengan suara yang lantang. Semnetara Leon yang sedang mengaikan paaian anak-anak itu tampak mengenali suara yang tidak bisa dia lupakan. “Suara itu …” Leo membalikan badannya dengan wajah yang pucat dan lingkar hitam di bawah matanya. “Leo!” April berlari ke arahnya. Dia memeluk tubuh yang kehilangan banyak otot itu. Pelukan yang erat, dan inilah yang paling Leo rin
“Sayang, apakah kamu siap?” tanya Angga yang dibalas dengan anggukan gadis cantik ini. Mereka sudah berada di depan rumah orang tua Angga. Walaupun Angga sering tampil rapi dengan jas hitamnya, tapi kini dia ingin tampil lebih bebas untuk menyesuaikan pakaian April. Sedangkan April terlihat anggun dengan gaun merah mudanya. Riasan tipis yang memuat wajahnya fresh juga membuat Apri lebih cantik. Angga memberikan tangannya agar tanga April dapat menggandengnya. “Aku siap,” jawabnya sambil melempar senyum yang lebih lebar. Inilah, senyum yang tidak pernah April tunjukan pada siapapun setelah kematian orang tuanya. Akhirnya, pria pembernai ini dapat membangunka senyumyang sudah lama tidur itu. “Ayah, Ibu. Kami datang,” ucap mereka dengan kompak. Mereka memeluk satu sama lain. Apalagi kehadiran April sudah sangat ditunggu-tunggu. “Ibu rindu sekali kepada kalian. Apakah kalian sangat sibuk sampai sudah lama tidak menemui Ibu? Bercanda hahaha. Meski begitu, Ibu sudah membuatkan masak