Bondan tak mau mendengarnya. Dia terus menarik tubuh April ke pelukannya. Beberapa kali dia ingin mencoba untuk mencium bibir April namun dia selalu galala karena April mendorong tubuhnya. Tapi Bondan berhasil mencium leher April yang jenjang dan mulus itu. “Tidak! Berhenti, Bondan!” teriaknya. KREK!Bondan berhasil merobek rok April. April membelalakan matanya tidak percaya. Sungguh, dia sangat ketakutan sekarang. Tangannya menyusup ke dalam dengan bebas. April ingin teriak sekencang-kencangnya, tapi tangan Bondan menutupi mulutnya dengan keras sampai dia kesulitan untuk bernafas. “ARGH! Sialan!” April berhasil menggigit tangan Bondan sampai meninggalkan bekas luka yang membuat pria itu merasa ngilu. April juga mendorong tubuh Bondan dengan keras agar dia bisa kabur. Tapi ternyata Bondan berhasil menarik pinggangnya dan dia mendekapnya sekali lagi. Kepalanya diletakkan pada pundak April dna dia menghisapnya kembali. April yang merasa kesal sekaligus takut, mulai menendang perut
Bondan tak mau mendengarnya. Dia terus menarik tubuh April ke pelukannya. Beberapa kali dia ingin mencoba untuk mencium bibir April namun dia selalu galala karena April mendorong tubuhnya. Tapi Bondan berhasil mencium leher April yang jenjang dan mulus itu. “Tidak! Berhenti, Bondan!” teriaknya. KREK!Bondan berhasil merobek rok April. April membelalakan matanya tidak percaya. Sungguh, dia sangat ketakutan sekarang. Tangannya menyusup ke dalam dengan bebas. April ingin teriak sekencang-kencangnya, tapi tangan Bondan menutupi mulutnya dengan keras sampai dia kesulitan untuk bernafas. “ARGH! Sialan!” April berhasil menggigit tangan Bondan sampai meninggalkan bekas luka yang membuat pria itu merasa ngilu. April juga mendorong tubuh Bondan dengan keras agar dia bisa kabur. Tapi ternyata Bondan berhasil menarik pinggangnya dan dia mendekapnya sekali lagi. Kepalanya diletakkan pada pundak April dna dia menghisapnya kembali. April yang merasa kesal sekaligus takut, mulai menendang perut
Bondan berhasil ditangkap hari ini, atas permohonan Angga yang merupakan CEO besar. Walaupun Bondan adalah anak seorang polisi dengan jabatan tinggi, tapi tidak ada yang bisa mengalahkan kekuasaan yang dimiliki Angga sekarang. “Tidak apa-apa. Sekarang kamu sudah aman, April.” Angga memeluk tubuh April yang dingin dan kotor. Betapa terpukulnya hati Angga, melihat wanita yang dia cintai dilecehkan oleh pria bajingan yang bahkan tidak mampu melindungi April seperti dirinya. Dia berlari ke arah April dengan sangat cepat, tapi dia merasa bahwa kakinya begitu sulit untuk berlari. Saat Angga melihat pria itu menyentuh tubuhnya dengan kasar dan penuh nafsu, dia merasa bahwa dunia berputar sangat lambat. “Maafkan aku. Andaikan saja aku tidak telat menolongmu,” ujar Angga. April tidak berkata apa-apa lagi. Dia sangat trauma dengan kejadian malam ini. Pria bajingan tetaplah sama. Tapi dia tidak mengira akan terjebak seperti ini ketika April percaya pada Bondan. April mengira bahwa Bondan ha
Saat April tertidur, April merasakan sesuatu berputar di pipinya. Cukup menggelikan dan mengganggu istirahat April. Tapi karena itu berhasil membangunkan April, April pun membuka matanya pelan-pelan. Orang yang dia lihat pertama kali adalah Angga. “Jadi kamu yang dari tadi mengganggu tidurku?” kata April kepada pria dengan tubuh bagian atas yang telanajng itu. Angga tersenyum, mengusap pipi April dengan tangannya lembut. April senang, karena hari ini dia di suasana hati yang baik. April meraih tangan Angga yang memegang pipinya itu, lalu tangannya diletakkan di punggung tangan Angga dan April pun memejamkan mata sambil tersenyum. “Morning kiss?” pinta Angga dengan suara yang lembut. Tanpa bantahan seperti biasanya, April beranjak setengah duduk, lalu meraih wajah Angga yang lebih besar dari telapak tangannya itu. CUP!“Itu hanya kecupan. Aku ingin lebih dari itu,” kata Angga dengan wajah yang sengaja di imutkan seperti anak kecil. April mengalungkan tangannya di belakang leher A
“Sarapan sudah siap. Nasi goreng favoritmu. Mau aku suapin?” kata Angga sambil memberikan satu sendok dan membuatnya terbang seperti pesawat. “A-aku bisa makan sendiri,” jawab April sambil melahap semua makan di pirngnya itu. Bukan karena April lapar, tapi April merasa malu berhadapan seperti ini dengan Angga setelah melakukan hal gila semalam. “Haruskah aku tanyakan dia lagi? Semalam kami benar-benar melakukan itu? Duh, bagaimana ini? Aku benar-benar malu dan sedikit takut,” batinnya frustasi. Tidak ada yang terjadi semalam, selain April yang tertidur di pangkuan Angga. April sempat bangun dan itu pun hanya untuk muntah lalu mengenai pakaian Angga. Dia tidak keberatan dengan semua itu, tapi Angga hanya akan terus menggodanya sampai April ingat bahwa semalam tidak ada apa-apa. “A-Angga,” panggil April. Kedua telunjuknya sengaja tabrakan satu sama lain. April juga menampakkan ekspresi kucing yang menggoda sang majikan dengan wajah imutnya. Sedangkan Angga yang melihatnya seperti t
Di sebuah basecamp, tiga orang wanita tengah berkumpul. Tidak lupa, mereka menampakan ekspresi yang khawatir sekaligus kesal. “Bajingan itu! Kenapa dia bisa berhasil ditahan oleh Polisi? Sepanjang sejarah dia melakukan kesalahan, tidak pernah dia mendapatkan jeruji besi yang mengurung dirinya,” ungkap Camilla kepada dua temannya. Itu benar. Saat SMA, Bondan adalah anak yang nakal dan pembangkang. Kebiasaan dia yang merokok di Sekolah, merundung bahkan bergulat dengan musuhnya sulit dikendalikan oleh Kepala Sekolah sekalipun. Semua itu dibungkam oleh Ayahnya yang merupakan petinggi di sebuah Kepolisian. Ayah Bondan yang sama liciknya dengan Bondan itu, diduga sering memalsukan riwayat pelaku kriminal menjadi bersih tanpa jejak. Dia juga dekat dengan beberapa petinggi negara, jadi jika dia kesulitan, dia bisa meminta tolong kepada para petinggi Negara. Melihat dia dan mereka saling menguntungkan. “Aku yakin itu hanya akal-akalan Ayahnya saja. Mungkin sengaja dimasukan penjara agar
“Hah, baiklah. Aku sempat tidur dengannya,” jawab Icha dengan memutarkan bola matanya. Sebenarnya, Icha tidak mau mengatakan ini kepada mereka. Karena dia tahu, pasti dia akan mendapatkan ejekan setelahnya. Perlu diketahui, walaupun mereka hidup dalam satu circle selama SMA sampai sekarang, mereka sebenarnya senang mencari kelemahan teman satu sama lain. Walaupun sejak awal yang paling berkuasa dari semuanya adalah Camilla. Tapi Icha, Meira bahkan Bondan mendapatkan pemesatan karir, dibanding Camilla yang hanya menjadi pegawai kantoran. Ya, walaupun begitu, Camilla tidak turun kasta juga, karena dia mendapatkan suami dan mertua yang amat lebih kaya darinya. Jadi, mereka semua hanya mendekati posisi Camilla sekarang. “Apa?! Haruskah aku terkejut?!” kata Camilla sambil mengejek Icha dengan tingkahnya yang sangat centil.Camilla seperti itu karena berhasil menebak dengan hanya melihat personal Icha dan Bondan saja. Mereka adalah orang yang memiliki kemiripan dalam tanda kutip. Yang
Tidak ada yang menyadari, bahwa tempat mereka sering berkumpul sekarang, sudah menjadi hak milik Angga. Angga bahkan lebih hati-hati dan memikirkan detailnya lebih dari April. Setelah April dilecehkan oleh Bondan, Angga mencari identitas Bondan secara mendalam, termasuk tempat yang sering Bondan kunjungi. Walaupun Angga sebenarnya tidak mengira, jika mereka akan datang ke tempat itu. Dan rekaman yang tersembunyi menampakan mereka saat ini, membuat banyak informasi ke dalam komputer bahkan kepala April dan Angga. “Mereka mengira bahwa mereka sedang memenangkan sesuatu. Tapi sebenarnya mereka sedang menempatkan diri di ujung pedang yang kita asah dengan darah,” kata April kepada Angga. “Bukan hanya bisa terluka tapi juga beracun,” sambung Angga. “Binggo!”Angga dan April sudah melakukan kerja yang bagus hari ini. Angga menyimpan data penting itu di beberapa file. April sekarang sedang memegang ponselnya karena mendapatkan pesan dari Camilla. “Jam 12 nanti, aku akan pergi ke rumah C
“Jacob! Tunggu aku!” teriak seorang anak perempuan yang cantik dan imut. “Tidak mau! Pergi, kamu!” Jacob mendorong tubuh anak perempuan seusianya di sekolah.Tapi anak perempuan tersebut tidak menangis walaupun Jacob mendorongnya keras. Dia berusaha untuk bangkit dengan coklat yang terbungkus rapi di sebuah tupperware. “Aku tahu dia akan melemparnya. Jadi aku yang cantik ini memiliki ide untuk membungkus dengan rapat agar tak jatuh,” gumam anak perempuan itu. “Jacob!” panggilnya lagi. Jacob terus berlari ke arah Ibunya—April. “Mama!” rengeknya. Dua memeluk tubuh April yang sedang menggendong Hailey Endaru—Adik Jacob.“Kenapa, sayang? Itu temanmu, kan? Kenapa sikapmu seperti itu kepada teman?” tanya April. Jacob malah menggerakkan pundaknya enggan dengan mulut yang cemberut. “Hai, kamu menyukai anakku?” tanya Angga kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu mengangguk dengan semangat. “Aku menyukai Jacob, Om. Aku mau memberikan cokelat ini tapi Jacob malah berlari. Ini cokla
“April!” lirihnya. Bahkan seorang Angga yang tidak takut apapun memiliki ketakutan akan istrinya yang meninggalkannya selama ini. Bahkan Angga yang pernah menjadi relawan di suatu Negara yang terdapat genosida itu tidak bisa dipungkiri, jika matanya enggan terbuka untuk melihat mata istri yang tertutup. Dengan keberanian yang tersisa, Angga menandatangani dokumen itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Di tidak bisa berpikir jernih. Dia hancur, melebihi apapun. “Wanita yang kudapatkan dengan penuh perjuangan agar tidak pergi, tapi kenapa dia malah tetap pergi dengan cara yang lain?” batin Angga. April sudah merasakan firasatnya dari awal. Sejak April memaksa untuk mengantarnya ke makam orang tuanya ternyata saat itulah April tahu dirinya akan menyusul pergi orang tuanya. “Sabar, Nak. Jangan seperti ini. Kasihan anakmu,” ucap Haira. Haira tak bisa menahan air matanya. Pasalnya, dia tahu seberapa besar cinta Angga kepada April.Dia juga terkejut, jika April yang dikenal
Kandungan April sudah menginjak sembilan bulan. Mungkin hanya menghitung hari April melahirkan. April memiliki permintaan sebelum dia melahirkan. Dia ingin pergi ke makam orang tuanya. Angga sudah meminta April untuk pergi saat sudah melahirkan beberapa bulan saja, tapi April bersikeras untuk pergi ke makam orang tuanya hari ini. Tak mau tahu, Angga pun menuruti keinginan April itu. Sekarang, April sudah berada di depan makam mereka. April cukup kuat melangkah dengan perut besarnya. Sementara Angga memayungi tubuh April yang terkena sengatan matahari. “Ayah, Ibu … Maaf karena telat datang kemari. Terakhir kali sebelum aku menikah, ya. Aku datang kemari bersama suamiku lagi. Lihatlah, dia rela memberikan payungnya padahal dia juga kepanasan seperti itu. Mirip sekali dengan Ayah. Aku tidak akan berlama-lama, Ayah. Aku hanya ingin memberikan bunga ini untuk kalian.”April menyimpan buket yang memiliki warna yang sama dengan buket di makam Ibunya. “Aku ingin mengatakan secara langsun
Momen romantis setelah pernikahan. Angga dan April memiliki hari libur, jadi mereka fokus untuk menghabiskan waktu di rumah April. Mereka masih tinggal di kawasan yang masih memiliki hawa penuh dendam itu.“Angga, temani aku ke ruang bawah tanah, yu,” pintanya. “Dengan senang hati, Tuan Putri,” balas Angga sambil mengecup punggung tangan April. April dan Angga akhirnya masuk ke tempat yang buat itu. Tempat dimana hawa dendam lebih kuat. Tempat yang menyimpan memori kenangan yang buruk. “Apa yang ingin kau lakukan di tempat ini?” tanya Angga. “Aku merasa sesak dengan ruangan ini. Informasi penting tentang orang yang kubalas, lalu foto-foto yang tidak ingin aku lihat juga masih ada. Aku ingin mencabut semua foto tu dan membakarnya. Lalu aku tidak mau melihat satu barang ini di rumahku lagi. Bagaimana jika kita menyingkirkan semuanya?” tanya April. Angga mengerti karena sejak awal, April tidak menyukai tempat ini. Tempat ini memang sangat mendukung untuk misi April, tapi tempat ini
Air susu dibalas dengan air tuba. Perilaku tak terpuji Toni itu akhirnya mendapatkan balasan yang setimpal walau tak perlu merenggut nyawa. Tapi hukuman ini angkah pantas bagi Tomi. Perusahaan bangkurut seecpat mengedipkan magta. Meski begitu, perusahaan ini diambil alih oleh April. Meski dia harus memulainya lagi dari nol, tapi April tidak ragu untuk menarik banyak saham, karena sejak awal, perusahaan ini memanglah milik Ayahnya. “Bersama dokumen rahasia ini, akan membangun kembali perusahaan yang Ayah bangun dengan susah payah sampai meninggalkan nyawa pada Pria tua bengis sepryi dia,” gummanya smabik emlikhta Tomi yang sednag diseret oleh Petugas Kepolisian. Di luar Perusahaan yang bangkrut ini, terdapat banyak media TV Swasta maupun Negeri yang mengolok-olok Tomi dengan senjaya miliknya. Entah itu ponsel, mic, atau mulut para wartawan yang pedas. “Pak Tomi, apakah Anda menyesal telah membunuh banyak orang?”“Pak Tomi, apakah Anda tidak memiliki niatan untuk minta maaf?”“Untu
Setelah mengadakan pernikahan, pasangan pengantin baru biasanya akan melakukan malam pertama. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tapi ini akan menjadi waktu mereka menghabiskan malam pertama dengan keadaan sadar.April memakai pakaian yang menampilkan lekuk tubuh langsingnya. Paha yang mulus sangat terekspos. Dadanya yang terbelah menjadi bagian yang indah juga pasti tidak akan berhenti ditatap oleh Angga. “Hah, tenanglah. Aku tidak boleh gugup seperti ini. Aku yakin bisa melakukannya dengan baik dan cepat,” gumamnya sambil menganggukan kepalanya dengan percaya diri. “Eh, cepat? T-tapi dia selalu melakukan pemanasan dengan lama sekali. Tidak tidak! Jangan takut. Setidaknya, dia hanya akan melakukannya satu sekali.”KLEK!Angga membuka pintu kamar itu tanpa mengetuk dulu. Dia datang dengan handuk kimononya. Belahan dadanya sangat terekspos di tempat yang memiliki cahaya yang terang ini.“Pakaian itu sangat cocok untukmu,” kata Angga dengan tengil. Dia bahkan memberikan satu kedipan m
Langit yang membiru berubah menjadi gelap. Dia menunjukan kemeriah bintang yang mati jutaan tahun yang lalu dan bersinar di waktu yang tepat. Sinar bulan menerangi alam semesta ini. Alam pun mendukung kemeriahan pernikahan April dan Angga. Sorak sorai suara ratusan manusia yang berbahagia di pernikahan dua insan ini. Mereka bernyanyi di atas alunan piano yang menyejukan. Siang tadi, mereka sudah melakukan akad nikahnya dan sekarang sudah sah menjadi suami istri. Sedangkan malam ini merupakan acara jamuan penting bersama keluarga, kerabat dan sahabat terdekat. April dan Angga beberapa kali melangkah pada tamu yang menghadiri acaranya. “Se-selamat atas pernikahan kalian, ya. Aku turun bersukacita,” kata Sekretaris Zayn kepada dua insan itu. “Terima kasih. Kau carilah jodoh supaya hidupmu tidak melulu monokrom seperti itu,” balas Angga dengan candaanya.Orang yang mendengarnya antara harus tertawa atau terkejut. Pasalnya, Angga bukanlah orang yang bisa bercanda seperti itu di depan
Pernikahannya semakin dekat dan April ingin memberitahu orang-orang terdekatnya mengenai hari bahagianya. Termasuk Leo. Dia pergi sendirian untuk menemui leo di daerah pegunungan yang terdapat panti asuhan. Akses menuju ke tempat itu cukup mudah. Suasananya yang masih asri dan hawa dingin di pagi hari. Ya, April sengaja datang lebih pagi untuk menemui Leo. Setidaknya, dia ingin berlama-lama bersama orang yang cukup berjasa untuk hidupnya. Saat kaki menapak tanah yang lembab. April menemukan pria dengan bentuk tubuh yang dikenainya. Pria itu mengenakan pakaian yang tipis dengan wara yang sudah pudar. “Leo!” panggilnya dengan suara yang lantang. Semnetara Leon yang sedang mengaikan paaian anak-anak itu tampak mengenali suara yang tidak bisa dia lupakan. “Suara itu …” Leo membalikan badannya dengan wajah yang pucat dan lingkar hitam di bawah matanya. “Leo!” April berlari ke arahnya. Dia memeluk tubuh yang kehilangan banyak otot itu. Pelukan yang erat, dan inilah yang paling Leo rin
“Sayang, apakah kamu siap?” tanya Angga yang dibalas dengan anggukan gadis cantik ini. Mereka sudah berada di depan rumah orang tua Angga. Walaupun Angga sering tampil rapi dengan jas hitamnya, tapi kini dia ingin tampil lebih bebas untuk menyesuaikan pakaian April. Sedangkan April terlihat anggun dengan gaun merah mudanya. Riasan tipis yang memuat wajahnya fresh juga membuat Apri lebih cantik. Angga memberikan tangannya agar tanga April dapat menggandengnya. “Aku siap,” jawabnya sambil melempar senyum yang lebih lebar. Inilah, senyum yang tidak pernah April tunjukan pada siapapun setelah kematian orang tuanya. Akhirnya, pria pembernai ini dapat membangunka senyumyang sudah lama tidur itu. “Ayah, Ibu. Kami datang,” ucap mereka dengan kompak. Mereka memeluk satu sama lain. Apalagi kehadiran April sudah sangat ditunggu-tunggu. “Ibu rindu sekali kepada kalian. Apakah kalian sangat sibuk sampai sudah lama tidak menemui Ibu? Bercanda hahaha. Meski begitu, Ibu sudah membuatkan masak