Beranda / Romansa / Dendam Membara Kekasih CEO / Pria, Wanita Dan Mie Instan

Share

Pria, Wanita Dan Mie Instan

Penulis: Gelukkid
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Ramyeon meokgo gallae?”

DEG! DUAR!

Jika Leo adalah anime, dia harus menyemburkan darah dari hidungnya. Pertanyaan April yang membuat Leo berdebar. Beruntung, leo bukanlah karakter fiksi. Dia adalah manusia yang jika merasa malu lalu berdebar, hanya sel darah merah yang merangkak naik ke atas wajahnya.

“Hah! Hahaha! Bercanda!”

April terus menertawakan Leo yang terus menerus merasa malu itu. Dia bahkan sempat melempar setu cup mie ke tubuh Leo. April tidak berpikir rasa apa yang Leo inginkan. Tapi walaupun begitu, Leo ikut tertawa. Dia mulai melupakan semua hal yang mengganjalnya.

“Kemarilah, Leo,” panggil April.

April mengambil mie instan milik Leo itu, lalu membantu untuk menyeduhnya. Lagi-lagi, April tidak peduli jika orang-orang memiliki takaran air, bumbu dan kepedasan yang berbeda.

“Ini adalah mie favoritku. Saat aku bekerja di tempat kerjaku yang pertama, aku makan mie ini setiap hari,” ujar April sambil tersenyum walaupun yang dikenang adalah masa pahit.

Sebelum Ap
Gelukkid

Setelah ini pergi ke hotel, setelah itu?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bubu Twit02
bikin jantungan aja:(
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Satu Kamar Untuk Berdua? Bagaimana Ini?

    Di sebuah penginapan hotel … April dan Leo sedang memesan kamar untuk mereka, masing-masing. “Selamat malam, Kak. Kami ingin memesan dua kamar untuk malam ini saja. Apakah kalian memiliki dua kamar yang kosong?” tanya April kepada sang Resepsionis itu. “Malam, Kak. Kami hanya memiliki satu kamar yang kosong untuk saat ini,” balas Resepsionis itu. April dan Leo pun saling menatap satu sama lain. Mereka berdua tidak ada yang merasa nyaman jika harus tidur bersama. Walaupun nanti mereka tidak perlu tidur satu kasur, karena mereka bisa meminta kasur tambahan untuknya. Tetap saja, satu atap, satu ruangan. Bohong, jika Leo tidak akan melakukan hal gila. “Jika Anda sepasang suami istri, Anda—” “Berikan kami kunci kamar itu,” sanggah Leo dengan cepat. Transaksi mereka pun selesai. Sementara itu, April masih terkejut dengan keputusan yang diambil oleh Leo. Walaupun ini sangat darurat, tetap saja, kenapa Leo terlihat tidak keberatan. Dia juga memasang wajah yang dingin. “Ada apa d

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Manipulatif

    “Jangan memanggil orang yang sedang mandi. Itu tidak sopan,” balas April dengan nada yang kesal. Siapa yang berani memanggil April saat sedang mandi kecuali Ibunya dulu. Itupun karena ada urusan mendesak. Seorang pria asing mengetuk pintu dan memanggil orang yang sedang mandi. Sungguh, April ingin segera pergi. Leo orang yang menjengkelkan lebih dari Angga. “B-baiklah,” jawab Leo dengan suara yang kecil. Ternyata, Leo hanya ingin memberitahu April bahwa Leo akan pergi dari hotel itu dan membiarkan April menginap seorang diri. Leo sudah bulat dengan keputusannya. Dia juga bekerja sama dengan resepsionis dan mengatakan bahwa Leo datang seorang diri. “Camilla akan menjemputku, karena mobilku rusak. Kemudian, April bisa tidur sendirian. Aku lebih khawatir jika dia bersamaku,” katanya. Tidak perlu lama untuk Leo menunggu kedatangan istrinya itu. Dia sudah datang lebih cepat dari dugaan. “Huh, apakah aku pria yang tidak memiliki perasaan? Aku seolah-olah sedang menyakiti perasaa

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Menyusup Ke Kamar Hotel Wanita

    Sementara itu, di hotel, April sedang membaca surat dari Leo. Surat itu berisi, “April, maafkan aku. Aku meninggalkanmu di hotel ini sendiri. Kita tidak mungkin tidur bersama dan kamu juga terlihat tidak nyaman saat aku mengiyakan resepsionis tadi. Maaf karena membuatmu tidak nyaman sejak pertama kali kita tiba di restoran. Maaf membuatmu harus menginap karena kita sempat kecelakaan. Aku akan mengemudi dengan baik nanti. Aku pergi bersama Camilla. Tenang saja, dia tidak tahu apa-apa. Dari Leo.” “Cih!” April memutar kedua bola matanya. Meremas surat itu dan membuangnya ke sembarang arah. Sambil membuka kimononya, dia berbaring di kasur tanpa mengenakan satu helai kain pun. Lalu, dia menatap atap langit itu dengan smirk nya. “Biar aku tebak, Leo. Kamu takut hilang kendali, bukan? Padahal aku sudah menyiapkan diri dengan baik. Aku sudah memakai banyak parfum, aku juga sudah berpikir dengan lama aku harus apa,” kata April yang malah dia terlihat sedikit kecewa. April mengangkat

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Bukan Siapa-Siapa Tapi Berani Meminta Penjelasan

    “Aku mengikutimu sejak awal,” balas Angga. “Kenapa?” tanya April dengan ekspresi yang takut. April juga mendorong tubuhnya ke belakang. “Itu karena kamu pergi dengan bajingan itu. April, aku meminta izin untuk memecat Leo sekarang. Seperti yang kamu bilang, dia tidak akan mati jika hanya tidak bekerja di perusahaanku,” ujar Angga. Angga terus mendorong tubuhnya ke depan. Dia membuat April terpojok dengan tubuh yang tingginya itu. “Jangan. Akan ada masalah antara kamu dan Tomi. Bukankah Leo anak dari Tomi? Tomi mungkin akan mendesakmu atau bahkan mendesak Mawar untuk membuatnya kembali di perusahaan kamu,” balas April. April berhasil lepas dari cengkraman Angga. Dia pergi ke tempat tidur dan mulai menyelimuti tubuhnya dengan ketat. Sekarang, April terlihat seperti manusia salju. Hanya wajah cantik dan imutnya yang terlihat. Angga duduk walaupun memunggungi tubuh gadis itu. “Apa kamu melakukan sesuatu disini? Dimana dia menyentuhmu? Bagaimana perasaanmu setelah itu? Apa kamu mul

  • Dendam Membara Kekasih CEO   April Curiga Kepada Leo, Tentang Pembunuhan Orang Tuanya

    “Apa kamu tidak tidur?” tanya April. “Aku sudah tidur tadi siang, bukan? Di rumahmu?!” balas Angga. “Ah, kau benar. Aku masih punya rekamannya saat kamu tertidur.” April mulai menggodanya. Rekaman Angga yang sedang tertidur seperti peri. April punya senjata untuk membuat Angga merasa malu. Padahal, Angga selalu tidur dengan wajah yang tampan. Hanya saja, Angga tidak merasa percaya diri. “Baiklah, aku ingin berbicara dengan serius. Ada yang ingin kukatakan kepadamu, Angga. Dan ada yang ingin aku pinta darimu,” kata April. Kini, Angga sedang mendengarkannya dengan serius. “Saat aku menunggu Leo yang pergi ke kamar mandi, aku menemukan ponsel lain milik Leo,” ujarnya. Angga menyipitkan matanya sambil berpikir. “Maksudmu dia memiliki ponsel yang lain?” tanya Angga untuk memastikan. April mengangguk sebagai jawaban dari Angga yang benar. “Kau tahu? Siapa yang menghubunginya?” tanya April. “Tomi.”“Binggo!” jawabnya dengan satu jentikan jarinya itu. “Dia memberikan pesan tentang

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Sebentar, Kenapa Pria Ini Malah Tidur Di Sampingku?

    Angga membantu April untuk berdiri. Laki-laki tetap sama pikirannya ketika melihat hal itu. Angga langsung membuang muka setelah melihat apa yang sedang April pakai itu. April menutupi dadanya, lalu berkata, “Dia yang memberikan aku pakai ini,” ungkapnya sambil mendesah. Angga menoleh pada pakaian seksi itu. “Harusnya aku membeli baju yang pantas untukmu. Aku kesal, pria itu sepertinya sengaja membelikan kamu baju dengan model yang seperti itu. Untuk sementara, pakailah dulu. Besok pagi akan ada baju kerja untukmu. Setelah itu, aku akan membakar pakaian murahan itu,” ungkapanya. Jujur, bukan berarti Angga juga tidak pernah membelikan pakaian seksi itu. Tapi karena yang memberikannya adalah Leo, Angga merasa marah. Dia tidak mau tubuh April terekspos bebas di depan Leo. “Kita akan bekerja besok, ya?” tanya April sambil melihat jendela yang setengah tertutup oleh gorden putih itu. “Kenapa? Kau tidak ingin bekerja?” tanya Angga. “Kamu bisa tinggal di rumah selama beberapa hari terle

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Sisi Lain Angga

    BUGH! “Jangan! Pergi ke kamarmu, sekarang! Aku tahu kamu punya kamar sendiri, jadi kenapa kamu malah tidur di sampingku?!” jerit April. Setelah gadis itu menendang milik Angga yang akan menjadi masa depan cerahnya, April juga memegang kanvas bunga. Dia hampir mengayunkan kanvas bunga itu dan berniat menakuti Angga dengan berpura-pura akan melemparnya. “Ugh, b-baiklah. Jangan menendangku seperti itu. Ini adalah teman yang akan membuat kita memiliki anak, April—” “Cukup! Jangan katakan itu lagi! Pergi ke kamarmu, sekarang!” teriak April dengan wajah yang ngeri. Ya, April jika sudah benar-benar marah maka manusia tidak bisa membedakannya bahwa April ini manusia atau Iblis. Dia sangat menakutkan, dan Angga menyadari itu. “B-baiklah. Tolong simpan kanvas bunga itu, ya. Aku akan pergi ke kamarmu sekarang. Ah! Ya, seperti itu. Tolong simpan itu,” ucap Angga. Angga menahan rasa sakitnya setelah di tendang April. Angga lupa, bahwa April pernah belajar bela diri, jadi April sangat ku

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Tendangan Gadis Penuh Dendam Yang Mematikan

    Keesokan harinya, Angga mengetuk pintu kamar April. Ini masih pagi, dan untuk mereka pergi bekerja hanya membutuhkan waktu selama empat jam lagi. Tapi Angga adalah orang yang terbiasa bangun pagi, bahkan jika dia memiliki waktu dua jam untuk tidur kemarin. TOK! TOK! “Aku Angga. Aku mengantarkan baju kerja untukmu,” ujar Angga kepada April yang sedang membuka pintunya. April terbangun karena suara ketukan pintu. Rambut gadis itu seperti singa, tapi April tetap cantik dengan wajah tanpa make up nya. CEKREK!April mengambil wajah April dengan kameranya. Angga puas tertawa, karena dia akhirnya memiliki koleksi foto April yang baru. Lebih unik dan lucu karena wajah April ini tanpa make up dan dengan rambut yang naik. “Hey, kenapa kamu malah bercanda pagi-pagi seperti ini? Ugh, harusnya aku menendangmu lebih keras kemarin. Milikmu, tidak apa-apa?” tanya April yang sedang mengambil pakaiannya itu. “Maksudmu ini?” Angga menunjukan benda yang tertutup celananya itu. BUGH! April melempa

Bab terbaru

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Akhir Kisah Membanggakan

    “Jacob! Tunggu aku!” teriak seorang anak perempuan yang cantik dan imut. “Tidak mau! Pergi, kamu!” Jacob mendorong tubuh anak perempuan seusianya di sekolah.Tapi anak perempuan tersebut tidak menangis walaupun Jacob mendorongnya keras. Dia berusaha untuk bangkit dengan coklat yang terbungkus rapi di sebuah tupperware. “Aku tahu dia akan melemparnya. Jadi aku yang cantik ini memiliki ide untuk membungkus dengan rapat agar tak jatuh,” gumam anak perempuan itu. “Jacob!” panggilnya lagi. Jacob terus berlari ke arah Ibunya—April. “Mama!” rengeknya. Dua memeluk tubuh April yang sedang menggendong Hailey Endaru—Adik Jacob.“Kenapa, sayang? Itu temanmu, kan? Kenapa sikapmu seperti itu kepada teman?” tanya April. Jacob malah menggerakkan pundaknya enggan dengan mulut yang cemberut. “Hai, kamu menyukai anakku?” tanya Angga kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu mengangguk dengan semangat. “Aku menyukai Jacob, Om. Aku mau memberikan cokelat ini tapi Jacob malah berlari. Ini cokla

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Kembar?

    “April!” lirihnya. Bahkan seorang Angga yang tidak takut apapun memiliki ketakutan akan istrinya yang meninggalkannya selama ini. Bahkan Angga yang pernah menjadi relawan di suatu Negara yang terdapat genosida itu tidak bisa dipungkiri, jika matanya enggan terbuka untuk melihat mata istri yang tertutup. Dengan keberanian yang tersisa, Angga menandatangani dokumen itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Di tidak bisa berpikir jernih. Dia hancur, melebihi apapun. “Wanita yang kudapatkan dengan penuh perjuangan agar tidak pergi, tapi kenapa dia malah tetap pergi dengan cara yang lain?” batin Angga. April sudah merasakan firasatnya dari awal. Sejak April memaksa untuk mengantarnya ke makam orang tuanya ternyata saat itulah April tahu dirinya akan menyusul pergi orang tuanya. “Sabar, Nak. Jangan seperti ini. Kasihan anakmu,” ucap Haira. Haira tak bisa menahan air matanya. Pasalnya, dia tahu seberapa besar cinta Angga kepada April.Dia juga terkejut, jika April yang dikenal

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Kematian Setelah Melahirkan

    Kandungan April sudah menginjak sembilan bulan. Mungkin hanya menghitung hari April melahirkan. April memiliki permintaan sebelum dia melahirkan. Dia ingin pergi ke makam orang tuanya. Angga sudah meminta April untuk pergi saat sudah melahirkan beberapa bulan saja, tapi April bersikeras untuk pergi ke makam orang tuanya hari ini. Tak mau tahu, Angga pun menuruti keinginan April itu. Sekarang, April sudah berada di depan makam mereka. April cukup kuat melangkah dengan perut besarnya. Sementara Angga memayungi tubuh April yang terkena sengatan matahari. “Ayah, Ibu … Maaf karena telat datang kemari. Terakhir kali sebelum aku menikah, ya. Aku datang kemari bersama suamiku lagi. Lihatlah, dia rela memberikan payungnya padahal dia juga kepanasan seperti itu. Mirip sekali dengan Ayah. Aku tidak akan berlama-lama, Ayah. Aku hanya ingin memberikan bunga ini untuk kalian.”April menyimpan buket yang memiliki warna yang sama dengan buket di makam Ibunya. “Aku ingin mengatakan secara langsun

  • Dendam Membara Kekasih CEO    Melepas Trauma Masa Lalu, Membangun Kehidupan Baru

    Momen romantis setelah pernikahan. Angga dan April memiliki hari libur, jadi mereka fokus untuk menghabiskan waktu di rumah April. Mereka masih tinggal di kawasan yang masih memiliki hawa penuh dendam itu.“Angga, temani aku ke ruang bawah tanah, yu,” pintanya. “Dengan senang hati, Tuan Putri,” balas Angga sambil mengecup punggung tangan April. April dan Angga akhirnya masuk ke tempat yang buat itu. Tempat dimana hawa dendam lebih kuat. Tempat yang menyimpan memori kenangan yang buruk. “Apa yang ingin kau lakukan di tempat ini?” tanya Angga. “Aku merasa sesak dengan ruangan ini. Informasi penting tentang orang yang kubalas, lalu foto-foto yang tidak ingin aku lihat juga masih ada. Aku ingin mencabut semua foto tu dan membakarnya. Lalu aku tidak mau melihat satu barang ini di rumahku lagi. Bagaimana jika kita menyingkirkan semuanya?” tanya April. Angga mengerti karena sejak awal, April tidak menyukai tempat ini. Tempat ini memang sangat mendukung untuk misi April, tapi tempat ini

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Tomi Berhasil Mendapatkan Balasannya

    Air susu dibalas dengan air tuba. Perilaku tak terpuji Toni itu akhirnya mendapatkan balasan yang setimpal walau tak perlu merenggut nyawa. Tapi hukuman ini angkah pantas bagi Tomi. Perusahaan bangkurut seecpat mengedipkan magta. Meski begitu, perusahaan ini diambil alih oleh April. Meski dia harus memulainya lagi dari nol, tapi April tidak ragu untuk menarik banyak saham, karena sejak awal, perusahaan ini memanglah milik Ayahnya. “Bersama dokumen rahasia ini, akan membangun kembali perusahaan yang Ayah bangun dengan susah payah sampai meninggalkan nyawa pada Pria tua bengis sepryi dia,” gummanya smabik emlikhta Tomi yang sednag diseret oleh Petugas Kepolisian. Di luar Perusahaan yang bangkrut ini, terdapat banyak media TV Swasta maupun Negeri yang mengolok-olok Tomi dengan senjaya miliknya. Entah itu ponsel, mic, atau mulut para wartawan yang pedas. “Pak Tomi, apakah Anda menyesal telah membunuh banyak orang?”“Pak Tomi, apakah Anda tidak memiliki niatan untuk minta maaf?”“Untu

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Malam Pertama Yang Penuh Gairah

    Setelah mengadakan pernikahan, pasangan pengantin baru biasanya akan melakukan malam pertama. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tapi ini akan menjadi waktu mereka menghabiskan malam pertama dengan keadaan sadar.April memakai pakaian yang menampilkan lekuk tubuh langsingnya. Paha yang mulus sangat terekspos. Dadanya yang terbelah menjadi bagian yang indah juga pasti tidak akan berhenti ditatap oleh Angga. “Hah, tenanglah. Aku tidak boleh gugup seperti ini. Aku yakin bisa melakukannya dengan baik dan cepat,” gumamnya sambil menganggukan kepalanya dengan percaya diri. “Eh, cepat? T-tapi dia selalu melakukan pemanasan dengan lama sekali. Tidak tidak! Jangan takut. Setidaknya, dia hanya akan melakukannya satu sekali.”KLEK!Angga membuka pintu kamar itu tanpa mengetuk dulu. Dia datang dengan handuk kimononya. Belahan dadanya sangat terekspos di tempat yang memiliki cahaya yang terang ini.“Pakaian itu sangat cocok untukmu,” kata Angga dengan tengil. Dia bahkan memberikan satu kedipan m

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Pernikahan Angga dan April

    Langit yang membiru berubah menjadi gelap. Dia menunjukan kemeriah bintang yang mati jutaan tahun yang lalu dan bersinar di waktu yang tepat. Sinar bulan menerangi alam semesta ini. Alam pun mendukung kemeriahan pernikahan April dan Angga. Sorak sorai suara ratusan manusia yang berbahagia di pernikahan dua insan ini. Mereka bernyanyi di atas alunan piano yang menyejukan. Siang tadi, mereka sudah melakukan akad nikahnya dan sekarang sudah sah menjadi suami istri. Sedangkan malam ini merupakan acara jamuan penting bersama keluarga, kerabat dan sahabat terdekat. April dan Angga beberapa kali melangkah pada tamu yang menghadiri acaranya. “Se-selamat atas pernikahan kalian, ya. Aku turun bersukacita,” kata Sekretaris Zayn kepada dua insan itu. “Terima kasih. Kau carilah jodoh supaya hidupmu tidak melulu monokrom seperti itu,” balas Angga dengan candaanya.Orang yang mendengarnya antara harus tertawa atau terkejut. Pasalnya, Angga bukanlah orang yang bisa bercanda seperti itu di depan

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Mengunjungi Leo Di Panti Asuhan

    Pernikahannya semakin dekat dan April ingin memberitahu orang-orang terdekatnya mengenai hari bahagianya. Termasuk Leo. Dia pergi sendirian untuk menemui leo di daerah pegunungan yang terdapat panti asuhan. Akses menuju ke tempat itu cukup mudah. Suasananya yang masih asri dan hawa dingin di pagi hari. Ya, April sengaja datang lebih pagi untuk menemui Leo. Setidaknya, dia ingin berlama-lama bersama orang yang cukup berjasa untuk hidupnya. Saat kaki menapak tanah yang lembab. April menemukan pria dengan bentuk tubuh yang dikenainya. Pria itu mengenakan pakaian yang tipis dengan wara yang sudah pudar. “Leo!” panggilnya dengan suara yang lantang. Semnetara Leon yang sedang mengaikan paaian anak-anak itu tampak mengenali suara yang tidak bisa dia lupakan. “Suara itu …” Leo membalikan badannya dengan wajah yang pucat dan lingkar hitam di bawah matanya. “Leo!” April berlari ke arahnya. Dia memeluk tubuh yang kehilangan banyak otot itu. Pelukan yang erat, dan inilah yang paling Leo rin

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Mengumumkan Pernikahan

    “Sayang, apakah kamu siap?” tanya Angga yang dibalas dengan anggukan gadis cantik ini. Mereka sudah berada di depan rumah orang tua Angga. Walaupun Angga sering tampil rapi dengan jas hitamnya, tapi kini dia ingin tampil lebih bebas untuk menyesuaikan pakaian April. Sedangkan April terlihat anggun dengan gaun merah mudanya. Riasan tipis yang memuat wajahnya fresh juga membuat Apri lebih cantik. Angga memberikan tangannya agar tanga April dapat menggandengnya. “Aku siap,” jawabnya sambil melempar senyum yang lebih lebar. Inilah, senyum yang tidak pernah April tunjukan pada siapapun setelah kematian orang tuanya. Akhirnya, pria pembernai ini dapat membangunka senyumyang sudah lama tidur itu. “Ayah, Ibu. Kami datang,” ucap mereka dengan kompak. Mereka memeluk satu sama lain. Apalagi kehadiran April sudah sangat ditunggu-tunggu. “Ibu rindu sekali kepada kalian. Apakah kalian sangat sibuk sampai sudah lama tidak menemui Ibu? Bercanda hahaha. Meski begitu, Ibu sudah membuatkan masak

DMCA.com Protection Status