Seketika April terdiam karena mulai mengerti situasi ini. Meskipun perasaannya ingin menolak bahwa ini tidak seperti yang dia pikirkan, tapi perasaan seolah-olah sulit untuk bekerja sama. “Maafkan Ibu, Nak. Kami yang melakukan itu semua. Rumormu dengan teman kecilmu itu kamilah yang melakukannya,” ungkapnya. Siapa yang tidak hancur, ketika keluarga laki-laki yang telah melakukan kejahatan ini. Seberapa besar, seberapa luas, April harus bersabar. Seberapa banyak pertanyaannya harus melayang di udara, tentang kenapa sesulit ini mendapat cinta yang damai? April memilikinya sejak dulu. “Apa?! Bu, kenapa Anda tega melakukan ini kepadaku?! Apa Ibu sadar bukan hanya aku yang merasa kecewa padamu?!” teriaknya. Urat nadi yang timbul itu tampak menakutkan. Seperti ada yang akan keluar dari leher dan pelipisnya. Haira menghampiri sang putra, berusaha meraih tangan anaknya. Namun Angga langsung menepisnya dengan kasar. “Kau salah, Bu! Aku bukanlah anak-anak yang akan mengangguk terus menerus
Tadinya, April harus menginap di rumah orang tua Angga. Tapi untuk melihat mereka dari dekat dengan sikap seperti itu, membuat April sedikit muak. Rasanya, permainan yang merugikan April ini tidak pernah berakhir. April pun memilih pulang ke rumahnya, bersama Angga. Menyembunyikan rasa sakit hatinya, dengan memikirkan perbuatan Tomi yang membuatnya geram. “April, aku ingin ke rumahmu dulu,” pinta Angga. April tersenyum sebagai balasannya. Tak ada lagi tenaga untuk melarang pria ini. April mempersilakan Angga masuk sesuka hati untuk hari ini. “Kenapa keberadaan manusia selalu membuatku lelah?” kata April di dalam hatinya. Begitu April tiba di rumahnya, dia langsung pergi ke ruang bawah tanah. Semua ide gilanya sudah hampir meledak, dan keinginan April untuk merealisasikan semuanya sangat besar. April berpikir dua kali, untuk tidak marah atau kecewa pada kejadian kecil ini. Walaupun tadi, April terbawa suasana. “Apakah ada yang perlu aku bantu?” kata Angga. April tidak menjawabn
Angga yang merupakan racun bagi April. Begitupun April yang menganggap Angga racun. Cinta itu bodoh. Jika itu racun, orang yang sedang jatuh cinta akan meneguk beberapa kali. Mereka adalah pasangan yang serasi jika dilihat dari segi penampilan dan pengetahuan. Tapi terlalu banyak yang bertolak belakang untuk menjadi alasan hubungan ini dipertahankan. Apalagi April, sudah menyadari dari awal bahwa hubungan mereka tidak akan baik. Namun Angga adalah orang yang keukeuh. Dia tidak akan menyerah walaupun racun sang gadis akan membunuhnya beberapa kali. “Begitulah. Aku sudah menjelaskan panjang lebar. Kamu juga sudah menandatanganinya walaupun dengan tatapan seperti itu. Kamu pasti sudah menganggap aku gila, tapi aku adalah pria yang akan melakukan banyak cara untuk membuatmu tidak jauh dariku.”Angga sedang membicarakan posisi April yang akan menjadi Sekretarisnya mulai besok. Smeentara Zayn, dipindahkan ke posisi yang tak kalah eontig lainnya. April duduk dengan kasar. Matanya sudah te
Sesuatu yang harus terjadi tetap terjadi. Tapi hal yang membahagiakan untuk Angga adalah ketika para wartawan dipaksa pulang oleh bodyguardnya yang sangat seram. Mereka, kini bisa tenang untuk meeting bersama klia dari luar negeri. Angga presentasi dengan baik, dan suara tepuk tangan dari berbagai penjuru juga memeriahkan ruangan ini. Setelah semuanya selesai, April berada pada tahap pekerjaan yang selanjutnya. Yaitu, memilih tempat makan siang bersama Angga dan klien dari luar negeri itu. “Pak, saya sudah membooking tempatnya. Kita bisa langsung berangkat saja,” kata April kepada Angga. Angga mengangguk sambil tersenyum yang penuh arti. April tahu dengan senyum seperti itu. Tangan April mengerat di samping sakunya, menahan untuk tidak menampar pria yang membuatnya kesal dengan senyuman itu. Pertemuan mereka diakhiri dengan makan siang itu. Semuanya berjalan lancar. Ada ras abangga dari pria itu kepada April. “Terima kasih, ya. Kamu sudah bekerja keras. Aku sudah menilai bahwa ka
Sungguh tak terduga. Angga memeluk tubuh April di tempat yang sedang sepi itu. Mereka saling menyautkan rasa cintanya. Walaupun hanya April yang bingung dengan situasi seperti ini. Tapi Aperil tak bisa menolaknya karena hal ini juga bagian dari yang dirindukan. Sementara Angga cukup kesal dengan interaksi April Leo. Hal ini menjadi pelampiasan untuk Angga, selebihnya. April mendorong tubuh Angga. “ Cukup, cukup! Ada apa denganmu hari ini? Kau terlihat kasar sekali padaku.” Deru nafas terdengar menggema dan merdu. Menghiasi tempat yang hanya terdapat mereka berdua. Rasanya, lebih megah dna romantis karena Angga tidak memikirkan resikonya. “Tidak ada,’ jawabnya. Menggelengkan kepalanya. “Eh? Be-begitu, ya. Kalau begitu, ayo! Kita masih ada banyak pekerjaan,” ajaknya. ***Disamping itu, Victoria Mahisa—Artis papan atas. Yang sejak berumur tujuh tahun sudah berkarir di dunia entertainment. Kini, sedang mendapat banyak pertanyaan dari Manajer bahkan asisten make up nya. “Ria, kamu b
Victoria, namanya sekarang sedang melambung di media sosial. Dia bahkan menempati peringkat pertama sebagai perbincangan paling trending. Mirisnya, banyak orang yang mendukung hubungan keduanya. Walaupun beberapa diantaranya sudah mengetahui hubungan CEO dengan karyawan di kantornya. Sifat anggun dan terlihat positive vibes Victoria mampu mengalahkan argumen tidak sedap. Para fansnya seolah olah sudah banyak tahu tentang kepribadian Ria. sehingga, mereka tak segan membelanya. “Victoria! Itu dia keluar! Ayo kita temui dia!” Para wartawan sudah menunggu Artis papan tas tersebut sejak lama. Demi mendapatkan informasi mengenai hubungannya dengan seorang CEO. “Kak Ria, apakah benar Anda kekasih CEO itu?”“Kak Ria, nada menjadi topik terhangat sekarang. Bagaimana Anda menjelaskannya kepada kami tentang gosip yang ramai diperbincangkan itu. Kami dan semua fans Kak Ria perlu konfirmasi yang langsung.”Sang Manajer bersama pengawalnya berusaha keras untuk menghadang mereka. Namun Ria seng
“Kau masih sama, Angga. Apakah kamu selalu dingin seperti ini? Dari dulu kamu orang yang tidak ingin terlibat dengan hal seperti ini, ya. Bagaimana ini? Kita terlibat pada gosip lagi, nih.”“Kita harus menyelesaikan ini, Victoria! Aku sudah liat pernyataan ambigumu itu yang membuat banyak masyarakat berpikir bahwa kita memang memiliki hubungan—”“Bukannya memang begitu?”“Aku menyangkalnya! Aku tidak pernah menyukaimu, sedikitpun. Dari dulu sampai kapanpun. Victoria, ingat! Kamu harus menghentikan halu mu saat ini juga. Jangan mengharap aku akan menyukaimu, karena aku mencintai orang lain. Sebenarnya kau tidak suka jika harus bertemu denganmu seperti ini. Tapi bagaimana lagi? Aku ingin kamu mengatakannya pada media sekarang juga kebenarannya,” pinta Angga.”:Victoria tersenyum saat melihat teman masa kecilnya ini banyak bicara. Angga berubah banyak hal, menurut Victoria. Dari mulai tubuhnya yang menjadi lebih tinggi, tangannya yang kekar, dan wajahnya yang semakin tegas seperti pahata
Ide gemilang dari pria yang jarang lengah. April memang khawatir, tapi Angga tahu sifat Victoria yang masih sama. Dia adalah rubah yang licik. Penuh dengan tipu daya, tapi Angga bukan orang yang sama lagi seperti saat remaja, dia lebih hati-hati pada Victoria setelah itu. “April, aku dekat dengan beberapa media TV nasional. Mereka memiliki rasa tunduk yang lebih padaku, dari pada Artis seperti Victoria. Tapi tenang saja, aku hanya akan mengumumkan fakta dari mulut mereka.”“Maksudmu?” tanya April heran. Dia belum mengerti senjata apa yang akan Angga miliki. “Ini juga menjadi tugasmu, April. Berikan ini kepada nomor yang tertera. Tidak butuh waktu satu menit, mereka akan segera mengumumkannya untukku. Karena namaku lebih mereka tunggu dari pada namanya. Tapi karena Victoria sedang menjadi perbincangan yang hangat, ini akan menjadi keuntungan mereka dua kali lipat.” April melaksanakan perintah Angga saat itu juga. Membuat Email berisi rekaman Angga yang tengah berbincang dengan Victo