Angga yang merupakan racun bagi April. Begitupun April yang menganggap Angga racun. Cinta itu bodoh. Jika itu racun, orang yang sedang jatuh cinta akan meneguk beberapa kali. Mereka adalah pasangan yang serasi jika dilihat dari segi penampilan dan pengetahuan. Tapi terlalu banyak yang bertolak belakang untuk menjadi alasan hubungan ini dipertahankan. Apalagi April, sudah menyadari dari awal bahwa hubungan mereka tidak akan baik. Namun Angga adalah orang yang keukeuh. Dia tidak akan menyerah walaupun racun sang gadis akan membunuhnya beberapa kali. “Begitulah. Aku sudah menjelaskan panjang lebar. Kamu juga sudah menandatanganinya walaupun dengan tatapan seperti itu. Kamu pasti sudah menganggap aku gila, tapi aku adalah pria yang akan melakukan banyak cara untuk membuatmu tidak jauh dariku.”Angga sedang membicarakan posisi April yang akan menjadi Sekretarisnya mulai besok. Smeentara Zayn, dipindahkan ke posisi yang tak kalah eontig lainnya. April duduk dengan kasar. Matanya sudah te
Sesuatu yang harus terjadi tetap terjadi. Tapi hal yang membahagiakan untuk Angga adalah ketika para wartawan dipaksa pulang oleh bodyguardnya yang sangat seram. Mereka, kini bisa tenang untuk meeting bersama klia dari luar negeri. Angga presentasi dengan baik, dan suara tepuk tangan dari berbagai penjuru juga memeriahkan ruangan ini. Setelah semuanya selesai, April berada pada tahap pekerjaan yang selanjutnya. Yaitu, memilih tempat makan siang bersama Angga dan klien dari luar negeri itu. “Pak, saya sudah membooking tempatnya. Kita bisa langsung berangkat saja,” kata April kepada Angga. Angga mengangguk sambil tersenyum yang penuh arti. April tahu dengan senyum seperti itu. Tangan April mengerat di samping sakunya, menahan untuk tidak menampar pria yang membuatnya kesal dengan senyuman itu. Pertemuan mereka diakhiri dengan makan siang itu. Semuanya berjalan lancar. Ada ras abangga dari pria itu kepada April. “Terima kasih, ya. Kamu sudah bekerja keras. Aku sudah menilai bahwa ka
Sungguh tak terduga. Angga memeluk tubuh April di tempat yang sedang sepi itu. Mereka saling menyautkan rasa cintanya. Walaupun hanya April yang bingung dengan situasi seperti ini. Tapi Aperil tak bisa menolaknya karena hal ini juga bagian dari yang dirindukan. Sementara Angga cukup kesal dengan interaksi April Leo. Hal ini menjadi pelampiasan untuk Angga, selebihnya. April mendorong tubuh Angga. “ Cukup, cukup! Ada apa denganmu hari ini? Kau terlihat kasar sekali padaku.” Deru nafas terdengar menggema dan merdu. Menghiasi tempat yang hanya terdapat mereka berdua. Rasanya, lebih megah dna romantis karena Angga tidak memikirkan resikonya. “Tidak ada,’ jawabnya. Menggelengkan kepalanya. “Eh? Be-begitu, ya. Kalau begitu, ayo! Kita masih ada banyak pekerjaan,” ajaknya. ***Disamping itu, Victoria Mahisa—Artis papan atas. Yang sejak berumur tujuh tahun sudah berkarir di dunia entertainment. Kini, sedang mendapat banyak pertanyaan dari Manajer bahkan asisten make up nya. “Ria, kamu b
Victoria, namanya sekarang sedang melambung di media sosial. Dia bahkan menempati peringkat pertama sebagai perbincangan paling trending. Mirisnya, banyak orang yang mendukung hubungan keduanya. Walaupun beberapa diantaranya sudah mengetahui hubungan CEO dengan karyawan di kantornya. Sifat anggun dan terlihat positive vibes Victoria mampu mengalahkan argumen tidak sedap. Para fansnya seolah olah sudah banyak tahu tentang kepribadian Ria. sehingga, mereka tak segan membelanya. “Victoria! Itu dia keluar! Ayo kita temui dia!” Para wartawan sudah menunggu Artis papan tas tersebut sejak lama. Demi mendapatkan informasi mengenai hubungannya dengan seorang CEO. “Kak Ria, apakah benar Anda kekasih CEO itu?”“Kak Ria, nada menjadi topik terhangat sekarang. Bagaimana Anda menjelaskannya kepada kami tentang gosip yang ramai diperbincangkan itu. Kami dan semua fans Kak Ria perlu konfirmasi yang langsung.”Sang Manajer bersama pengawalnya berusaha keras untuk menghadang mereka. Namun Ria seng
“Kau masih sama, Angga. Apakah kamu selalu dingin seperti ini? Dari dulu kamu orang yang tidak ingin terlibat dengan hal seperti ini, ya. Bagaimana ini? Kita terlibat pada gosip lagi, nih.”“Kita harus menyelesaikan ini, Victoria! Aku sudah liat pernyataan ambigumu itu yang membuat banyak masyarakat berpikir bahwa kita memang memiliki hubungan—”“Bukannya memang begitu?”“Aku menyangkalnya! Aku tidak pernah menyukaimu, sedikitpun. Dari dulu sampai kapanpun. Victoria, ingat! Kamu harus menghentikan halu mu saat ini juga. Jangan mengharap aku akan menyukaimu, karena aku mencintai orang lain. Sebenarnya kau tidak suka jika harus bertemu denganmu seperti ini. Tapi bagaimana lagi? Aku ingin kamu mengatakannya pada media sekarang juga kebenarannya,” pinta Angga.”:Victoria tersenyum saat melihat teman masa kecilnya ini banyak bicara. Angga berubah banyak hal, menurut Victoria. Dari mulai tubuhnya yang menjadi lebih tinggi, tangannya yang kekar, dan wajahnya yang semakin tegas seperti pahata
Ide gemilang dari pria yang jarang lengah. April memang khawatir, tapi Angga tahu sifat Victoria yang masih sama. Dia adalah rubah yang licik. Penuh dengan tipu daya, tapi Angga bukan orang yang sama lagi seperti saat remaja, dia lebih hati-hati pada Victoria setelah itu. “April, aku dekat dengan beberapa media TV nasional. Mereka memiliki rasa tunduk yang lebih padaku, dari pada Artis seperti Victoria. Tapi tenang saja, aku hanya akan mengumumkan fakta dari mulut mereka.”“Maksudmu?” tanya April heran. Dia belum mengerti senjata apa yang akan Angga miliki. “Ini juga menjadi tugasmu, April. Berikan ini kepada nomor yang tertera. Tidak butuh waktu satu menit, mereka akan segera mengumumkannya untukku. Karena namaku lebih mereka tunggu dari pada namanya. Tapi karena Victoria sedang menjadi perbincangan yang hangat, ini akan menjadi keuntungan mereka dua kali lipat.” April melaksanakan perintah Angga saat itu juga. Membuat Email berisi rekaman Angga yang tengah berbincang dengan Victo
April tersenyum sebagai tanda balasannya. Sejak hari itu, kekacauan sedikit terjadi pada kehidupan Angga. April juga disibukkan dengan misi dan pekerjaannya sebagai sekretaris pribadi Angga itu. Sampai di waktu dua bulan itu, mereka baru menemui waktu yang lebih senggang dari biasanya. April biasanya selalu menggunakan waktu luang untuk misi balas dendamnya, namun terkadang April ingin melakukan me time, untuk recharge negeri. Seperti hari ini. “April, jangan karena kamu memiliki waktu senggang dan bisa bersantai, ya. Ini adalah waktu yang tepat untuk kencan,” ungkapnya. April menghela nafas. Ya, sudah jelas dia sedang bersama Angga yang cukup posesif. Pandangan April mengenai waktu untuk menyendiri pasti direbut oleh Angga agar menjadi waktu mereka. “Sejak kapan aku menjadi kekasihmu? Dasar pria brengsek!” balasnya. Membalikan dan memutar kedua bola matanya. Perasaan kesal ditengah malam yang seharusnya menjadi malam yang paling damai. “Sudahlah, aku ingin tidur sekarang karena
Sebuah kejutan yang sangat mengejutkan. Angga menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu. Sedari tadi, Angga menatapnya dengan pandangan serigala yang lapar. Tak bisa, dia sudah tak bisa meninggalkan kesempatan ini. “April, kamu tidak bisa menolak,” ucapnya, dan Angga membuat kecupan itu semakin dalam. Suara dua benda yang saling menyatu menjadi suara satu-satunya di keheningan tetangga yang terlelap. April mendorong tubuh Angga, karena dengan begitulah benda di bawah hidungnya akan terlepas dari tautannya. April menghirup udara kasar. Angga benar-benar tak memberinya waktu untuk bernafas. “Hentikan, Angga. Pulanglah. Bukankah kamu juga sudah lelah juga?” kata April. Nafasnya terengah-engah. Matanya menatap Angga dengan kesal. Tapi berbeda dengan Angga, pria itu tidak peduli dengan apa yang dikatakannya. Sekarang, Angga memilih egonya sendiri. Dia kembali mengecup bibir April dalam-dalam. Walaupun April beberapa kali menolak, tapi akhirnya dia membalas Angga. Memejamkan mata dan