Sungguh tak terduga. Angga memeluk tubuh April di tempat yang sedang sepi itu. Mereka saling menyautkan rasa cintanya. Walaupun hanya April yang bingung dengan situasi seperti ini. Tapi Aperil tak bisa menolaknya karena hal ini juga bagian dari yang dirindukan. Sementara Angga cukup kesal dengan interaksi April Leo. Hal ini menjadi pelampiasan untuk Angga, selebihnya. April mendorong tubuh Angga. “ Cukup, cukup! Ada apa denganmu hari ini? Kau terlihat kasar sekali padaku.” Deru nafas terdengar menggema dan merdu. Menghiasi tempat yang hanya terdapat mereka berdua. Rasanya, lebih megah dna romantis karena Angga tidak memikirkan resikonya. “Tidak ada,’ jawabnya. Menggelengkan kepalanya. “Eh? Be-begitu, ya. Kalau begitu, ayo! Kita masih ada banyak pekerjaan,” ajaknya. ***Disamping itu, Victoria Mahisa—Artis papan atas. Yang sejak berumur tujuh tahun sudah berkarir di dunia entertainment. Kini, sedang mendapat banyak pertanyaan dari Manajer bahkan asisten make up nya. “Ria, kamu b
Victoria, namanya sekarang sedang melambung di media sosial. Dia bahkan menempati peringkat pertama sebagai perbincangan paling trending. Mirisnya, banyak orang yang mendukung hubungan keduanya. Walaupun beberapa diantaranya sudah mengetahui hubungan CEO dengan karyawan di kantornya. Sifat anggun dan terlihat positive vibes Victoria mampu mengalahkan argumen tidak sedap. Para fansnya seolah olah sudah banyak tahu tentang kepribadian Ria. sehingga, mereka tak segan membelanya. “Victoria! Itu dia keluar! Ayo kita temui dia!” Para wartawan sudah menunggu Artis papan tas tersebut sejak lama. Demi mendapatkan informasi mengenai hubungannya dengan seorang CEO. “Kak Ria, apakah benar Anda kekasih CEO itu?”“Kak Ria, nada menjadi topik terhangat sekarang. Bagaimana Anda menjelaskannya kepada kami tentang gosip yang ramai diperbincangkan itu. Kami dan semua fans Kak Ria perlu konfirmasi yang langsung.”Sang Manajer bersama pengawalnya berusaha keras untuk menghadang mereka. Namun Ria seng
“Kau masih sama, Angga. Apakah kamu selalu dingin seperti ini? Dari dulu kamu orang yang tidak ingin terlibat dengan hal seperti ini, ya. Bagaimana ini? Kita terlibat pada gosip lagi, nih.”“Kita harus menyelesaikan ini, Victoria! Aku sudah liat pernyataan ambigumu itu yang membuat banyak masyarakat berpikir bahwa kita memang memiliki hubungan—”“Bukannya memang begitu?”“Aku menyangkalnya! Aku tidak pernah menyukaimu, sedikitpun. Dari dulu sampai kapanpun. Victoria, ingat! Kamu harus menghentikan halu mu saat ini juga. Jangan mengharap aku akan menyukaimu, karena aku mencintai orang lain. Sebenarnya kau tidak suka jika harus bertemu denganmu seperti ini. Tapi bagaimana lagi? Aku ingin kamu mengatakannya pada media sekarang juga kebenarannya,” pinta Angga.”:Victoria tersenyum saat melihat teman masa kecilnya ini banyak bicara. Angga berubah banyak hal, menurut Victoria. Dari mulai tubuhnya yang menjadi lebih tinggi, tangannya yang kekar, dan wajahnya yang semakin tegas seperti pahata
Ide gemilang dari pria yang jarang lengah. April memang khawatir, tapi Angga tahu sifat Victoria yang masih sama. Dia adalah rubah yang licik. Penuh dengan tipu daya, tapi Angga bukan orang yang sama lagi seperti saat remaja, dia lebih hati-hati pada Victoria setelah itu. “April, aku dekat dengan beberapa media TV nasional. Mereka memiliki rasa tunduk yang lebih padaku, dari pada Artis seperti Victoria. Tapi tenang saja, aku hanya akan mengumumkan fakta dari mulut mereka.”“Maksudmu?” tanya April heran. Dia belum mengerti senjata apa yang akan Angga miliki. “Ini juga menjadi tugasmu, April. Berikan ini kepada nomor yang tertera. Tidak butuh waktu satu menit, mereka akan segera mengumumkannya untukku. Karena namaku lebih mereka tunggu dari pada namanya. Tapi karena Victoria sedang menjadi perbincangan yang hangat, ini akan menjadi keuntungan mereka dua kali lipat.” April melaksanakan perintah Angga saat itu juga. Membuat Email berisi rekaman Angga yang tengah berbincang dengan Victo
April tersenyum sebagai tanda balasannya. Sejak hari itu, kekacauan sedikit terjadi pada kehidupan Angga. April juga disibukkan dengan misi dan pekerjaannya sebagai sekretaris pribadi Angga itu. Sampai di waktu dua bulan itu, mereka baru menemui waktu yang lebih senggang dari biasanya. April biasanya selalu menggunakan waktu luang untuk misi balas dendamnya, namun terkadang April ingin melakukan me time, untuk recharge negeri. Seperti hari ini. “April, jangan karena kamu memiliki waktu senggang dan bisa bersantai, ya. Ini adalah waktu yang tepat untuk kencan,” ungkapnya. April menghela nafas. Ya, sudah jelas dia sedang bersama Angga yang cukup posesif. Pandangan April mengenai waktu untuk menyendiri pasti direbut oleh Angga agar menjadi waktu mereka. “Sejak kapan aku menjadi kekasihmu? Dasar pria brengsek!” balasnya. Membalikan dan memutar kedua bola matanya. Perasaan kesal ditengah malam yang seharusnya menjadi malam yang paling damai. “Sudahlah, aku ingin tidur sekarang karena
Sebuah kejutan yang sangat mengejutkan. Angga menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu. Sedari tadi, Angga menatapnya dengan pandangan serigala yang lapar. Tak bisa, dia sudah tak bisa meninggalkan kesempatan ini. “April, kamu tidak bisa menolak,” ucapnya, dan Angga membuat kecupan itu semakin dalam. Suara dua benda yang saling menyatu menjadi suara satu-satunya di keheningan tetangga yang terlelap. April mendorong tubuh Angga, karena dengan begitulah benda di bawah hidungnya akan terlepas dari tautannya. April menghirup udara kasar. Angga benar-benar tak memberinya waktu untuk bernafas. “Hentikan, Angga. Pulanglah. Bukankah kamu juga sudah lelah juga?” kata April. Nafasnya terengah-engah. Matanya menatap Angga dengan kesal. Tapi berbeda dengan Angga, pria itu tidak peduli dengan apa yang dikatakannya. Sekarang, Angga memilih egonya sendiri. Dia kembali mengecup bibir April dalam-dalam. Walaupun April beberapa kali menolak, tapi akhirnya dia membalas Angga. Memejamkan mata dan
“Akhirnya, hari ini datang juga.” April memegang beberapa dokumen kurang dari 10 lembar itu. Tak hanya dokumen, April juga mengantongi hal-hal berharga lainnya di dalam tas khusus. Walaupun tas itu tidak terlihat begitu mencurigakan, karena warnanya yang sangat manis dan feminim. Sebuah bom yang terbungkus rapi di dalamnya, April siap untuk meluncurkan sesuatu yang dapat meledakan seseorang beserta orang terdekatnya. “Hal ini membuatku gugup. Setelah bom ini berhasil diledakan, dia pasti langsung lumpuh. Tapi jika dia mati, itu bukan urusanku. Malahan, itu lebih baik, bukan? Baiklah, aku akan memperlihatkan sisi jahatku pada dunia. Dunianya, hahaha!” tawanya keras. Negara ini yang dibungkus seindah mungkin sedang mengupas cangkangnya sedikit demi sedikit, dan mulai memperlihatkan sisi gelap di dalamnya. Para pejabat rendah, Artis yang polos memperlihatkan sisi iblisnya, dan para penggerak Negara—Pemilik perusahaan besar yang kotor. Sesuatu yang kotor ditutupi dengan selimut tebal
Perbuatan Camilla di masa lalu menjadi jejak yang sangat buruk untuknya begitupun semua orang yang berhubungan dengannya. Dunianya palsu. Ketika dia mendapati titik hitam dihatinya, semua orang berpencar untuk menjauhinya. Kejamnya, tidak ada satu orangpun yang ada di samping Camilla. TRING! TRING! TRING!Bunyi dering mematikan. Para pekerja perusahaan besar di bawah naungan Tomi menghubungi banyak hal tentang beberapa kerugian yang di dapati. Bayangkan, Negara ini adalah Negara yang akan hancur, ketika etika yang diajarkan dan dijunjung tinggi berbelok padahal lain. Mka, itu sebuah bencana. “Halo, ya, maaf ya Pak. Mengenai skandal yang Bapa katakan, akan kami urusi secepat mungkin.” “Halo, ya?!” “Maaf, Bu. Kami sedang sibuk sekarang.” “ARGHHHHHH” teriak tomi, di dalam ruang kerjanya. Pria keriput yang sudah meninggalkan jejak uban, dan pemilik tampang sangarnya itu kini tenag frustasi pada keadaan perusahaan yang berbalik. Jika kemarin nama perusahaanya harus, kini bau busuk.