Tuduhan tersebut berhasil membuat Kevin diam. Tidak mengelak atau bahkan membela dirinya sendiri. Dia merasa bahwa dengan membela dirinya tidak akan membuat April kembali pada kekecewaannya itu. Ya, dia dibawa ke sebuah tempat yang aman milik Angga. Dengan puluhan penjaga yang ditugaskan dengan sistem shift. Lalu di perjalanan pulang, April tidak satu mobil dengan Kevin. Sekarang, April sangat lelah untuk bicara. Bahkan hatinya sangat ingin agar dirinya tidak banyak memikirkan kejadian ini. "Maaf." Satu kata terucap pada pria yang membantu April selama ini. April menoleh pada Angga. Tidak mengatakan apa-apa, tapi tidak etis juga jika April membuat Angga merasa bersalah dengan semua ini. Jelas-jelas bahwa Angga sedang membantunya, pikir April. "Aku paham bagaimana perasaan kecewa itu datang. Terkadang memang kekecewaan tidak datang dari orang lain, tapi orang terdekat. Hidup ini penuh misteri. Kita tidak tahu jika di masa depan siapa yang akan berkhianat," ujarnya dengan mata yang
Di kediaman Angga, ada beberapa bodyguard miliknya. Mereka mengikuti Angga dan Apri, sebagian lagi menuntun Kevin ke penjara yang sudah Angga siapkan. Tanpa tahu menahu April, ternyata penjara itu sudah dibuat kemarin dengan cepat. Walau begitu, Angga tidak membuat tempat itu gelap dan lembab dan tanpa makanan. Angga membuatnya seperti kamar yang cukup ditinggali satu orang. Kevin hanya harus diam dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, agar Angga dan April dapat bebas bertanya. ***Seperti sekarang, sudah di hari keempat. April datang sendiri menemui Kevin di tempat tersebut. Tepat sekali saat jam makan siangnya, agar April terlihat sedang membawa sesuatu di tangannya untuk mantan sahabatnya itu. “Makan siang untukmu. Ini aku yang memasak. Satu karbohidrat tinggi serat, dua jenis sayuran, satu protein dan satu buah. Sempurna, bukan? Bahkan aku masih cukup peduli kepada orang yang sudah mengkhianati aku,” gertaknya yang membuat Kevin tidak bisa berkata apa-apa. “Terima kasih—”“Be
Di ruang tamu Angga, walaupun perlu waktu selama 10 hari, akhirnya Kevin menerima tawaran April dengan baik. Dia mengatakan semua rencana awal dengan Mahira. April mencatat, merekam dengan baik. Sedangkan Kevin sudah tidak peduli dengan dirinya sendiri. Dia sudah tidak peduli dengan nama baiknya, karirnya bahkan masa depannya setelah ini. Kevin juga berpikir bahwa April terlihat serius dengan kasus ini. Kevin juga tidak tahu kenapa April peduli dengan hal ini ketika dia bukanlah pengacara. Jika hanya sebatas menyayangi manusia, April bahkan tidak akan pergi sejauh ini, pikir Kevin. “Baiklah. Aku akan berterima kasih padamu karena ingin mengatakan semuanya dan memberikan semua bukti. Lalu, mengenai yang kamu cari, aku juga sudah punya jawaban. Jawaban dari kematian Ibumu,” ungkap April. Inilah yang Kevin tunggu-tunggu. Dia sudah malu menampakan wajahnya pada dunia, dan cita-citanya yang menjadi Dokter anak itu. Tapi dia berakhir menculik anak-anak untuk Mahira. Walau begitu, Kevin m
Menghentikan drama diantara keduanya. Mengedepankan sesuatu yang penting untuk April. Urusannya dengan Kevin, itu bisa setelah ini. Waktunya penggerebekan. April dan Angga tidak turun sendiri. Mereka menggunakan bodyguard, orang lain dan Pihak berwajib. Semua bukti sudah mereka serahkan, sebagai serangan awal, April membuat pesan anonim di media sosial terkait hal ini. Dengan setengah bukti yang di upload. Walau begitu, setengah bukti tersebut berhasil menggiring opini publik. Sesuai keinginan April. ***Di sebuah markas sekaligus tempat praktik ilegal, satu jam sebelum April memposting kejahatan Mahira ke publik. BRAK! "Angkat tangan kalian! Hentikan praktik ilegal ini!" perintah Polisi yang bekerja sama dengan Angga itu. Semua orang di dalam termasuk Mahira terkejut. Mereka tak bisa berkutik. Semuanya mengangkat tangan mereka. Beruntung, korban selanjutnya baru diberi obat bius. Sehingga operasi kepadanya belum dilakukan. "Mahira! Bagaimana ini?!" "Sial! Kenapa kita harus te
"Keponakanku tersayang juga salah satu korbanmu. Saya sudah mendengarnya hari ini. Bersama banyak bukti-bukti di dalamnya—""Wah!" PROK! PROK! PROK! Mahira menepuk telapak tangannya. Wajahnya kini lebih bersemangat dari sebelumnya. Seolah-olah dia sedang menemukan surga. "Bagaimana bisa ekspresimu biasa saja seperti itu? Apakah Anda senang keponakan Anda mati? Apakah Anda tidak merasakan gejolak api lalu menyembur hebat ke arahku? Apa apaan ekspresimu itu? Dasar manusia kolot tidak menyenangkan! Apa jangan-jangan kematiannya adalah anugerah?" kata Mahira dengan ekspresi ngerinya. Detektif itu terdiam sejenak. Dia ingin sekali marah melebihi apapun. Tapi dia sangat keras berusaha untuk menahannya. "Keponakan saya sudah saya besarkan seperti anak saya sendiri. Sejak dia masih bayi, dia tinggal dengan saya karena kakak saya meninggal saat melahirkannya. Tentu saja saat tahu bahwa dia meninggal saya sangat sedih. Tentu saja saya juga marah mendengar fakta bahwa dia dibunuh olehmu. Ta
Butuh waktu sekitar dua minggu untuk menggiring opini publik terkait nama baik Camilla. Dimulai dari April yang menyebarkan kebaikan Camilla dari dulu sampai sekarang. Dengan menyewa buzzer untuk hal ini. Camilla kagum kepada April dengan usahanya. Hanya perlu mengumpulkan berbagai kegiatan amal yang terkumpul dari file milik Camilla walaupun dilakukan dengan terpaksa. Tapi hal itu terlihat berguna untuk posisi Camilla sekarang. Tak hanya itu, April dan para buzzer juga berpura-pura membuat postingan dan curhatan pengalaman Camilla yang baik hati. ***Di sebuah villa mewah, Camilla dan gadis penyelamat duduk bersebelahan. Yang mengejutkannya adalah, tidak disangka bahwa April tetap kabur ketika media mulai melambungkan namanya. Hanya karena Icha dan managernya sering meneror untuk meminta bantuan padanya. “Hah, telingaku sakit karena Icha dan Manager gila itu terus menghubungiku. Mereka meminta bantuan karena namanya hampir jatuh, gara-gara Mahira kriminal itu. Si Mahitra memang m
Alasan Camilla tertidur bukan karena kandungan teh yang diberi obat tidur oleh April. Atau teh yang sengaja mengandung racun berbahaya. Melainkan Camila yang mengonsumsi obat tidur itu sendiri, di hadapan April. Semua itu dia lakukan karena akhir-akhir ini dia tidak memiliki kualitas tidur yang baik. April meminta Leo untuk mengangkat tubuh Camilla di tempat tidur yang hangat. Walau sedari tadi, matanya terlihat curi-curi pandang kepada April. April menggubrisnya dengan satu jari berkuku merah yang digigit perlahan pada bibir mungilnya. Ya, sebut saja menggoda. “Hah! Camilla sudah tidur. Apakah kamu juga ingin tidur sekarang?” tanya Leo. Matanya mengatakan hal lain. Seperti berharap bahwa jawabannya sesuai keinginannya. “Belum. Aku masih ingin mencari udara segar,” jawab April sambil berjalan lebih dulu, meninggalkan Leo. Walaupun Leo bisa menyusulnya dengan dua langkah kakinya. Beruntung. Leo tersenyum hangat. Senyum kemenangan. Pria itu melangkahkan kakinya dua kali, untuk sampa
Semilir angin memaksa masuk pada jendela kamar tidur yang masih terbuka. Ini bukan villa, tapi hotel yang sengaja dipesan oleh Icha, wanita malam yang menculik pria mabuk. "Tidurkan dia disana," perintah wanita itu kepada pria yang lebih tua darinya, lengkap dengan jas hitam yang melekat ketat pada tubuhnya. "Apa yang akan Anda lakukan padanya?" tanya pria berotot itu dengan dingin. Sambil dua jari tangan kirinya menurunkan topi agar hanya setengah wajah yang tampak saat ini. BUGH! Icha menendang lutut pria itu. Sontak, pria tersebut hanya bisa meringis kesakitan, tanpa berkutip apapun setelahnya. Telinganya sudah bersiaga mendengar ocehan. Hatinya sudah siap menggelar karpet terluas. Karena setelah ini dia tau, akibat dari pertanyaan bodohnya. "Dasar bajingan gila! Bodoh! Tidak tahu diri! Miskin! Bagaimana orang rendahan sepertimu bertanya kepadaku tentang hal itu? Kamu tidak lebih dari sampah bagiku! Ingat! Kamu tidak berhak bertanya. Setelah kamu mendapatkan bayarannya, kamu h