April hidup dengan menderita sampai sekarang. Jika duku ada orang tua yang bisa menghentikannya, sekarang tidak. April akan berjalan bersama dendamnya
Tentu saja, April tidak mungkin berkata dengan terus terang seperti itu. “Baiklah. Aku akan mengizinkanmu,” jawab Camilla. “Sebelum kamu pergi, seharusnya kita berfoto dulu untuk membuktikan kepada Lro bahwa kita benar-benar sedang bertemu karena saling merindukan,” kata April sambil meminta ponsel kepada Camilla. Camilla pun mengambil ponsel keluaran terbaru itu di dalam sakunya. Dia memegang ponsel tersebut dengan tangan kanan, lalu mengklik tombol kamera. CEKREK!Dua manusia yang dulu bermusuhan memasang wajah cantik mereka, dengan senyum paling lebar. Camilla menguploadnya di sosial media miliknya. Kurang dari satu menit, banyak komentar dari teman Camilla dulu di SMA yang bertanya kenapa mereka bisa akur. Tapi Camilla malah tidak peduli karen adi ingin April membantunya supaya Leo sangat terpikat kepadanya. “Sudah! Kamu puas?!” kata Camilla sambil berdiri memasukan kembali ponsel ke dalam tas miliknya. “Hampir malam, aku harus pergi.”“Kau akan melakukan itu dengannya, Camil
Keesokan harinya, di siang hari, April mendapatkan pesan dari Angga, partner balas dendamnya. Angga memberikan fakta-fakta lain tentang Leo. Itu karena April memintanya malam kemarin dan Angga baru bisa memberikan balasannya siang ini. “Leo menyukai wanita yang anggun. Dulu, dia pernah menyukai wanita yang merupakan penyanyi di sebuah bar. Tapi cintanya bertepuk sebelah tangan, karena wanita itu sudah memiliki kekasih. Leo juga menyukai wanita dengan kulit yang putih dan senang mengenakan dress hitam. Huh, apalagi yang ingin kamu tahu? Lebih baik aku mengirim detail tentang pria gila itu kepadamu lewat dokumen!” Begitulah pesan yang Angga berikan kepada April. “Baiklah, tolong sisanya kirim kepadaku,” balas April. DING! Angga mengirimkan sebuah file sebanyak tiga halaman yang berisi poin-poin fakta tentang Leo. Angga mendapatkannya setelah menyuruh Sekretarisnya untuk mencari. “Terima kasih. Berkatmu, aku tahu apa yang harus aku lakukan,” ujar April di dalam pesan itu. Se
“Baiklah, Angga. Jadi untuk siapa pakaian mewah yang banyak ini sampai memenuhi punggungku?” tanya Sekretaris Zayn itu. Benar bahwa punggung dia penuh dengan kantong-kantong besar itu. Tubuh Zayn tenggelam ketika dia mereka memenuhi tubuhnya. Tapi Zayn senang, karena Angga sepertinya sudah benar-benar jatuh cinta kepada wanita. Dulu, Angga merupakan anak yang penuh ambisi. Dia tidak pernah menyukai wanita dalam 31 tahun dia hidup. Bukan karena Angga yang tidak normal. Tapi Angga saat itu sedang fokus pada kehidupannya untuk membangun karir. “Ada seseorang. Dia bukan Mawar, Zayn. Dia seorang wanita yang cantik dan unik. Aku akan memberikan semua pakaian ini untuknya,” jawab Angga sambil terus berjalan keluar toko itu dengan wajah yang tersenyum. Angga ingat bahwa April datang dan pergi dari rumahnya dengan pakaian yang bagus, tapi dia tidak memakai alas kaki. Sekarang, Angga juga membeli banyak alas kaki untuknya. Walaupun di rumah April sudah banyak, tapi Angga ingin memberikannya
Jatah cuti para karyawan hanya berlangsung selama tiga hari. Jadi, April pulang hari ini namun terpisah dengan Camilla dan Leo. Camilla dan Leo mendapatkan jadwal lebih awal, sedangkan April setelahnya. Saat ini, April di dalam pesawat dengan tenang. Dia tidak perlu memakai pakaian yang dapat membuat penyamaran tentang dirinya. “Ibu dan Bapak sekalian, sembari kita mulai untuk mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja Anda berada dalam posisi tegak. Pastikan juga sabuk pengaman Anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi di depan Anda atau di penyimpanan atas. Terima kasih,” ucap salah seorang pramugari tersebut. Setelah April tiba di bandara, seorang pria dengan jas biru dongker sampai lutut itu melambaikan tangan kepadanya. April tersenyum dengan hangat lalu berjalan ke arah pria itu. “Terimalah.” Angga memberikan bunga tulip berwarna merah muda kepada April. April menerima bunga itu dengan cepat. Dia mencium perlahan bunga itu. Cantik
“Tidak! Berhenti! Apa yang sedang kamu lakukan?” April mendorong tubuh Angga ke belakang. Dia meminta Angga untuk pergi dari rumahnya saat itu. Angga sebenarnya tidak mengerti, tapi Angga mengira bahwa April sedang terbawa suasana. “Sepertinya dia tidak menginginkannya,” gumam Angga di depan pintu luar rumah April. Angga pun pergi dengan kepala yang menunduk. Dia hanya merasa sudah berpikir banyak tentang April yang terlihat mau mencintainya. Tapi sepertinya April belum bisa membuka hatinya. Sedangkan April duduk di pintu rumahnya. Dengan rambut yang menyusul untuk turun ke bawah, dengan tangan yang memegang jantung yang berdetak meminta lompat, April benar-benar masih sama terkejutnya. “Apa yang sudah aku lakukan kepadanya? Kenapa saat dia memelukku, aku bereaksi dan malah ingin menciumnya. Bodoh, apa yang sedang aku lakukan?! Apa aku sudah kehilangan akal?! Ini sudah malam, sebaiknya aku pergi tidur.” Tapi saat April berjalan ke kamarnya, sebuah cermin yang menempel dengan
April menatap Angga dengan ngeri. Dia kehabisan kata-kata, karena Angga ingin April melakukan sesuatu untuknya. “April, kenapa kamu melamun?” tanya Angga sambil mengambil sesuatu di sakunya. “Seingatku, jika pria mengodok saku setelah membuka pakaiannya, maka dia akan …”“Ini. Bantu menempelkan ini pada punggungku.”Hampir saja membuat April gila. April bahkan sudah berpikir dengan aneh-aneh karena momennya sangat pas. Ternyata, Angga mengeluarkan koyo. Angga meminta tolong supaya April menempelkan koyo itu pada punggungnya. PLAK!“Argh! April, kenapa kamu menampar punggungku?” Sekarang, bukan hanya sakit yang Angga rasakan. Tapi juga perih karena April menamparnya dengan sangat keras.“Kamu membuatku terkejut saja. Aku pikir kamu sedang mengeluarkan benda lain,” balas April tanpa rasa bersalah. April pun mulai membantu Angga dengan menempelkan banyak koyo di punggungnya. Jujur, punggung Angga sangat lebar dan kekar. Ada satu bekas jahitan berbentuk lurus dan miring. “Kapan dia
Dia adalah pemilik perusahaan DE sebelumnya, sebelum sesukses sekarang. Angga bekerja lebih baik dari Ayahnya. Tidak ada yang bangga kepada anak semata wayangnya itu. Selain masalah asmara Angga yang tidak pernah tumbuh sampai sekarang. Untuk itulah, mereka menjodohkan Angga dengan Mawar. “Bu, Nona Mawar dan keluarganya sudah tiba. Apakah Anda ingin menyambut mereka?”Seorang wanita, pelayan rumah ini menuntun langkah mereka menuju pintu depan. Sementara Angga masih duduk dengan tangan yang memegang garpu. Dia terlihat tidak suka dengan momen ini. Matanya hanya menatap steak yang dia acak-acak sejak tadi. April membisikan sesuatu di telinga Angga. “Waktunya tersisa 45 menit lagi. Kamu tidak perlu khawatir. Selain itu, ada aku disampingmu,” ungkapnya. Setelah mendengar kata penenang tersebut, Angga mulai mengangkat simpul senyumnya. Jujur, perjodohan ini membuat Angga tidak nyaman. Bukan kesalahan Angga kenapa dia belum bisa jatuh cinta kepada wanita di tengah kesibukannya.Tapi ke
Di dunia ini, ada dua hal yang Angga benci. Pertama, pengkhianatan. kedua, perjodohan. Angga sudah menolak beberapa kali untuk perjodohan ini, tapi orang tua mereka khawatir. Mereka juga menginginkan penerus Angga untuk perusahaannya yang sukses itu. “Ada apa dengan ekspresinya Dia terlihat tidak suka dengan perjodohan ini, ya,” batin April. Sesuatu yang dipaksakan orang lain tidak akan berjalan dengan berhasil. Jika berhasil pun, kemungkinannya sangat kecil. Apalahi kepribadian Angga dan Mawar sangat berbeda. April menoleh ke arah Mawar yang tersenyum malu-malu. “Tunanganmu sangat cantik. Andai dia tidak sedikit gila, aku rela bilang bahwa dia sempurna,” kata April di dalam hatinya. “Karena anak saya sangat sibuk, sepertinya kita harus mencari waktu senggang anak saya. Bagaimana Sekretaris April, bisakah Anda mencari waktu yang pas untuk pernikahan mereka?” tanya Janu. April membuka tabletnya. Dia memeriksa dari bulan sekarang sampai bulan ketiga. Tidak ada waktu untuk men