Pernikahan Hans dan Maria pun berjalan dengan bahagia selama dua tahun, hingga pada akhirnya. Hans mengadakan acara perayaan untuk merayakan keberhasilan istrinya yang kini tengah menjalankan bisnis barunya di bidang desain busana.
"Selamat untuk istri ku tercinta Maria, kau memang wanita hebat yang tidak memanfaatkan jabatan suami ha ha ha, sangat mandiri sekali," ucap Hans dalam pidatonya untuk acara sang istri,Maria tersipu malu dan memukul gemas pada Hans saat itu.Setelah acara penyambutan, pidato dan potong kue, mereka pun masuk ke acara berdansa. Semua pasangan berdansa bersama, tak terkecuali Hans dan Maria.Di tengah tengah ia berdansa, Hans melihat seseorang yang begitu familiar memasuki ruangan pesta. Wanita itu terlihat mencari seseorang dengan gesture nya yang menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.Hans pun terkejut dengan apa yang ada di hadapannya. Ia yakin perempuan tersebut adalah Jessie. Bukannya terharu dan bahagia, Hans malah terlihat ketakutan dan marah saat melihat wanita tersebut.Di datangilah wanita yang sedang berdiri di ambang pintu tersebut."Ka....kau!" Hans tergagap dengan apa yang ada di hadapannya."Oh maaf, aku sedang mencari seseorang, apa kau bisa membantu ku?" ucap wanita tersebut yang seolah tak mengenal Hans."Jessie? Kau kah itu?" tanya Hans sambil membelalakkan matanya memastikan jika penglihatannya tidak salah."Jessie? Oh maaf nama ku Natalie, aku kemari mencari ayah ku, beliau mengajak ku pesta ini, namun, aku menyusulnya, jadi... Sekarang aku mencarinya," jawab wanita tersebut yang rupanya bernama Natalie,"Tidak, tidak mungkin, wajah mu suara mu persis sekali dengan Jessie," Hans terus saja mengatakan bahwa wanita itu adalah Jessie. Karena memang wajah, suara, serta gestur nya sangat mirip dengan Jessie."Oh tuan, mungkin Anda salah orang, mungkin aku hanya mirip dengan kenalan mu," jawab Natalie dengan suara yang lembut,Di tengah perbincangan mereka berdua, terdengarlah suara seseorang di belakang Hans yang memanggil Natalie."Natalie!" teriaknya sambil berjalan menuju Natalie."Ayah!" jawab Natalie, teriakan mereka pun mengundang tatapan para tamu yang ada di sana.Bahkan ayah dan ibu Jessie yang ada di ruangan itu pun ikut melihat ke arahnya,Betapa terkejutnya semua orang ketika melihat wanita yang begitu mirip dengan Jessie yang sudah meninggal tiga tahun lamanya,"Jessie," ucap ibu Jessie lirih, ia dan suaminya pun mendekati Natalie dengan air mata yang sudah tak tertahankan lagi."Natalie anak ku," ucap pria tua dengan jenggot putihnya,"Ayah, aku sedari tadi mencari mu, apa ayah begitu menikmati pestanya hingga mengabaikan pesan ku?" tanya Natalie kesal pada sang ayah,"Ha ha ha, kau bilang ingin memiliki Mama baru sayang, tentu ayah akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya ha ha," jawab pria tersebut yang di kenal sebagai tuan Mac.Tuan Mac adalah seorang pengusaha kaya yang juga memberikan investasi ke perusahaan baru milik Maria.Hans yang melihat fakta bahwa wanita yang di hadapannya bukanlah Jessie melainkan Natalie pun terlihat sedikit lega."Ma-maaf aku kira dia adalah Jessie," ucap Hans sambil menunduk pada tuan Mac,"Ha ha, tidak apa apa, Putri ku baru saja pulang dari luar negeri, pasti sangat sulit menemukan jalan kemari? Betul kan nak?" tanya tuan Mac sambil mengelus kepala putrinya."Tidak ayah, bagaimana aku lupa jalan untuk pulang," jawab Natalie, jawabannya pun membuat Hans terperanjat, seolah yang mengatakan hal tersebut adalah Jessie. "Maksud ku, kota ini kan juga kampung halaman ku, mana mungkin aku melupakan jalan yang pernah aku lalui dulu ha ha," sambil Natalie lagiIbu Jessie yang sedari tadi berjalan menuju Natalie pun akhirnya kini berada di hadapannya, dan memeluk erat Natalie."E-eh! Apa ini?" Natalie terlihat terkejut ketika ibu Jessie memeluknya,"Jessie, Jessie anak ku, kau masih hidup sayang," ucap ibu Jessie sambil memegang kedua pipi Natali."Emmm, nyonya maaf, tapi saya bukan Jessie," ucap Natalie sambil melepas kedua tangan ibu Jessie dari pipinya."Apa? Kenapa? Kau adalah Jessie anak ku," ibu Jessie seolah tidak ingin mempercayai kenyataan bahwa yang di hadapannya bukanlah Jessie Putri yang telah lama meninggal."Maaf nyonya Julliant, Natalie adalah anak ku, dia baru saja pulang dari luar negeri," ucap tuan Mac, ayah Jessie pun menarik istrinya mundur karena sadar jika wanita yang ada di hadapannya bukanlah sang anak, melainkan orang lain yang hanya mirip dengannya."Sayang, tenangkan dirimu!" suruh ayah Jessie pada istrinya, "Tuan Mac, maaf kan istri ku, mungkin dia belum bisa menerima kenyataan bahwa Jessie kami telah tiada," ucap tuan Julliant dengan nada dan raut wajah yang sedih,"Ohh,, maafkan aku nyonya, aku tidak tahu jika hal buruk menimpa keluarga kalian. Aku yakin Jessie bahagia di sana karena melihat ayah serta ibunya sangat mencintainya," ucap Natalie dengan sangat sopan.Akhirnya mereka pun membubarkan kerumunan yang fokus pada Natalie malam itu. Maria yang memperhatikan suaminya dari jauh pun merasa kesal, karena Hans terlihat sangat perduli pada Natalie, bahkan ia mengambilkan setelah sampanye."Kau memang tidak dapat di percaya," ucap Maria sambil meneguk sampanye yang ada di tangannya,Ia pun berjalan menuju sang suami yang tengah asyik mengobrol dengan Natalie,"Sayang," sapa Maria sambil menggandeng lengan sang suami,"Oh, Natalie, perkenalkan dia adalah bintang malam ini, Maria, dia istri ku," ucap Hans memperkenalkan Maria pada Natalie,"Ohh, yaa selamat untuk mu, perkenalkan nama ku Natalie," ucap Natali sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan,"Yah, aku sudah mendengarkan keributannya sejak tadi, selamat datang," jawab Maria tanpa menyambut tangan Natalie kalau itu,Natali pun menarik tangannya mundur dan menunjukkan ekspresi malu bercampur sedih, Hans yang menyadari hal itu pun berusaha untuk mencairkan suasana,"Ha ha ha, yah begitulah istri ku, dia agak kikuk jika dengan orang baru," ucap Hans, namun hal itu membuat Maria makin marah pada suaminya, ia menyeret Hans ke tempat yang agak sepi,"Begitu cara mu merayu wanita? Apa karena dia mirip Jessie?" tanya Maria dengab spontan,"Sayang, apa yang kau maksud? Aku sedang menyelamatkan karir mu, kau ingat kan? Ayah Natalie adalah investor terbesar di perusahaan mu, bahkan kita menemukannya tanpa di sengaja kan? Kau ingin usaha yang baru saja kau rintis ini hancur karena rasa cemburu mu?" Hans mengingatkan istrinya agar tidak berlebihan pada Natalie dan harus bersikap baik karena tuan Mac."Huhh! Baiklah, tapi jangan terlalu dekat dengannya, aku sangat tidak suka!" ucap Maria mengancam sang suami dengan wajah imutnnya,"Ha ha ha! Tenang saja sayang, aku hanya mencintai mu," jawab Hans sambil memeluk istrinya tersebut.Di kejauhan Natalie yang melihat adegan tersebut tersenyum tipis sambil meminum sampanye nya.Sedangkan di atas tangga, Evan hanya memperhatikan ketigainya dengan tenang seolah sedang mengamati sesuatu yang penting.Waktu terus berjalan, Hans menjalani aktivitas nya seperti biasa, karena kantor Maria berada di tempat yang agak jauh, mereka pun lebih sering mengobrol lewat pesan singkat.Hari itu berjalan seperti biasanya, Hans dan Maria pulang bersama. Dari kejauhan terlihat seseorang mengamati keduanya tanpa mereka sadari.Orang tersebut terlihat mengirim foto pada temannya, dengan pesan yang bertuliskan,"Mereka sudah menaiki mobil,"Tidak ada yang aneh selama perjalanan Hans dan Maria, hingga akhirnya mereka berhenti di lampu merah."Brakk!"Tiba tiba, sesuatu menabrak bemper belakang mobil Hans. Ia dan Maria pun sedikit terantuk lada bagian depan mobil. Hans yang terlihat emosi pun turun dari mobilnya berniat untuk menegur orang yang menabrak mobilnya."Nona! Hei! Turun lah!" teriak Hans dengan marah, sambil mengetuk kaca mobil orang itu,Perlahan kaca mobil pun turun, dan terlihat Natalie yang menyetir mobil tersebut."Ma-maafkan saya," ucap Natalie tergagap karena takut,"Oh? Natalie?" sapa
Setelah pertemuan dengan Natalie hari itu, Hans terus saja mengajak Natalie untuk bertemu kembali."Hah, apa karena wajahnya yang sangat mirip dengan Jessie ya? Atau karena memang tubuhnya aaarrgghhhh... Dia sexy sekali saat mengenakan dress mininya. Yahh.. Beda jauh dengan Jessie yang selalu mengenakan dress tertutup." Hans terus saja memikirkan Natalie, seolah ia lupa jika saat ini dia sudah memiliki istri.Suara ketukan pintu pun membuyarkan lamunan Hans. "Tok tok," "Ehemm.. Silahkan masuk!" Hans yang tadinya sedang melamun pun berubah mencari kesibukan seolah ia tengah membaca beberapa berkas yang ada di mejanya.Di balik pintu masuklah Natalie dengan dress merahnya dan tas kecil di tangannya."Maaf tuan Hans, aku sudah lancang qkemari tanpa memberi kabar pada mu," ucap Natalie malu,"Oh! Natalie, tidak apa apa, duduklah!" suruh Hans dengan wajah sumringah nya,"Emmm tuan Hans, bisakah kau temani aku ke satu acara? Disini aku memiliki sedikit kenalan, dan juga teman teman ku men
Pagi hari di kediaman tuan Mac. Terlihat Natalie tengah sarapan bersama sang ayah."Natalie, daripada tidak melakukan apa apa di kota ini, bagaimana kalau kau buka butik saja? Yaaahhh sekedar mencari kesibukan, kau tau kan sayang? Uang ayah tidak akan pernah habis walau sudah ku buang kesana kemari ha ha ha," ucap tuan Mac yang kala itu mengkhawatirkan putrinya yang terlihat tak memiliki kesibukan,"Ayah ada ada saja," jawab Natalie dengan senyuman manisnya, "tapi ide ayah juga tidak buruk, emmm bagaimana jika bekerja sama dengan perusahaan tekstil yang ayah bantu tahun lalu?" lanjut Natalie sambil tetap menikmati sarapannya,"Emmm, akan ayah pikirkan lagi, oh ya malam nanti akan di adakan pesta di kediaman keluarga Jandee, jangan lupa kau harus menemani ayah ya," ajak tuan Mac pada Putri semata wayangnya,"Tenang saja ayah, kemana pun ayah pergi aku akan menemani ayah," jawab Natalie,"Ha ha ha, nikmatilah sarapan mu nak," suruh tuan Mac dengan raut wajah bahagianya.Natalie pun hany
Hans pun memacu mobil Natalie dan mengantarnya ke mall terdekat untuk membeli stelan.Di tempat lain, terlihat Maria yang datang ke kantor Hans siang itu. Maria segera berjalan menuju ruangan suaminya, namun, ruangan itu pun kosong tanpa ada seorang pun di sana.Maria yang merasa bingung pun berjalan menuju ruang sekretaris suaminya, terlihat di sana sang sekretaris pun tak ada di tempatnya, sehingga Maria pun mengira jika suaminya tengah menghadiri pertemuan di ruang meeting.Maria yang makin penasaran akan keberadaan suaminya pun berjalan menuju ruang meeting dengan perasaan yang sedikit gelisah. Dan benar saja, kegelisahan Maria semakin bertambah ketika melihat ruang meeting yang kosong. Ketika hendak meninggalkan ruang meeting, Maria berpapasan dengan seorang karyawan yang dulunya adalah teman kantor Maria."Hei! Santha! Buru buru sekali? Mau kemana?" tanya Maria pada Santha,"Oh hai Maria, uppss apa aku harus memanggil mu nyonya juga? Ha ha ha," ejek Santha,"Ahh tidak perlu sep
Setelah kejadian di gedung kosong tersebut, Hans semakin hari selalu memikirkan Natalie, bahkan ia semakin sering mengirim pesan romantis dan perhatian pada Natalie.Sedangkan sikapnya terhadap Maria pun semakin berubah. Hans menjadi pribadi yang dingin bahkan terkadang ia lupa pada Maria.Hal ini tentu membuat Maria sangat kesal, jika Maria meminta penjelasan pada Hans atas sikapnya, Hans menjadi mudah naik pitam dan menyebut Maria sebagai wanita yang menjengkelkan.Maria tak tinggal diam, ia mengutus seseorang untuk menata matai Hans di kantor. Sehinga Maria pun dapat mengetahui gerak gerik Hans."Makan sianglah dengan ku," Maria mengirim pesan singkat pada Hans,Di tempat lain, Hans mengabaikan pesan dari Maria, karena ia sudah berada di restoran untuk makan siang bersama Natalie.Hans tersenyum bahagia melihat Natalie berjalan menuju ke arahnya. Kala itu, Natalie mengenakan dress mini warna hitam di lengkapi dengan tas kecil di tangannya. Style nya sangat simple namun terlihat coc
Keesokan harinya, Maria pun bersiap menuju butik milik Natalie. Maria mencoba lebih tenang kali ini, ia tidak ingin terlihat bodoh dihadapan Natalie karena emosinya.Maria pun sampai dan memarkirkan mobilnya, ia berjalan dengan kepalanya yang tegak dan menatap butik milik Natalie.Dari dalam butik, Natalie sudah mengetahui kedatangan Maria, karena kaca depan yang langsung mengarah keluar.Natalie menarik napas panjang dan berjalan mempersilahkan Maria untuk masuk,"Wahh, kita kedatangan tamu, nyonya silahkan masuk!" Natalie mempersilahkan Maria masuk dengan nada yang lembut,Tanpa menjawab apa pun, Maria langsung masuk dan duduk di kursi sofa yang sudah di sediakan di ruangan tersebut."Bagaimana nyonya bisa tahu kalau saya membuka butik disini?" tanya Natalie sambil menaruh segelas teh di hadapan Maria,Maria tetap tak menjawab Natalie, ia asyik memutar matanya dan melihat ke sekeliling."Selera mu bagus juga," ucap Maria memuji Natalie."Terima kasih nyonya, mungkin nyonya ingin men
Setelah kejadian tersebut, Natalie dan Hans pun resmi memiliki hubungan gelap, mereka merahasiakannya dari semua orang.Hans lebih sering datang ke butik Natalie, karena hal itu lebih aman dari pada Natalie yang datang menghampirinya.Hal itu tak di ketahui Maria, Hans sangat pandai menutupi perbuatannya. Bahkan, Hans pun mulai membeli ponsel baru yang ia pakai khusus untuk menghubungi Natalie.Hari demi hari pun berganti, Hans dan Natalie makin sering bertemu. Saat itu mereka sedang berada di ruangan milik Natalie. Ruangan tertutup dan tanpa ada orang yang bisa masuk.Hans mulai merayu Natalie,"Hari ini kau nampak begitu cantik," ucap Hans sambil membelai rambut hitam Natalie,"Ahh, tuan bisa saja," Natalie tersipu mendengar perkataan Hans,Saat itu mereka sedang duduk di sofa yang tersedia di ruangan Natalie, Hans mulai memandangi rok mini milik Natalie, terlihat belahan paha yang begitu bersih dan lembut.Hans mulai menelan ludahnya seakan ia tak sabar untuk mencicipi Natalie. Han
Keadaan rumah Hans makin tidak terkontrol, Maria merasa jika suaminya kian berubah. Hans mulai sering pulang larut, biasanya Hans selalu mengajak Maria pulang bersama sekitar jam 6 sore.Hal itu sangat mengganggu Maria, ia pun akhirnya mencurahkan isi hatinya pada sang mertua.Hari itu ia dan ibu Hans tengah duduk bersantai di ruang keluarga, di temani secangkir teh dan serial televisi favorit ibu Hans."Ehem, ibu.. Ada yang ingin aku bicarakan," ucap Maria memecah konsentrasi mertuanya."Oo? Apa itu?" tanya ibu Hans tanpa menoleh pada Maria,"Emm bagaimana kalau misalkan saja Hans... Emmmmm..." Maria berbicara dengan gugup membuat ibu Hans pun akhirnya menoleh ke arahnya,"Apa yang ingin kau sampaikan? Kenapa kau gugup seperti itu?" tanya ibu Hans,"Emmm, ibu bagaimana kalau Hans tiba tiba selingkuh? Ee.. Ini hanya perkiraan ku saja, aku hanya ingin tau pendapat ibu," ucap Maria dengan wajah yang khawatir,"Apa yang kau takutkan? Bukan kah kau juga pernah menjadi selingkuhannya?" mer