Share

Part 84. Pengorbanan Mom

Pria itu memandang ke arahku. Tatapannya tajam, dan bola matanya berwarna merah darah. Apa beliau ayahku? Entahlah. Aku tak ingin berasumsi terlalu jauh dan hanya menerka saja, karena postur dan penampilannya tak jauh dari yang kutahu. Saat itu, bukankah aku hanya melihat sekilas saja?

“Apa kau ayahku?” tanyaku. Dengan langkah terseok akibat punggung menimpa batu, juga kaki yang belum pulih, aku mendekatinya. Ia yang tengah membantu ibu untuk duduk sontak menatapku dengan tajam.

“Aku tahu jika wajah kami hampir mirip. Namun, ayolah ... kenapa anaknya juga salah mengenaliku?” Ia menunduk, lalu melanjutkan, “Lihatlah, Lun! Putra dari Ced mengira aku ayahnya. Lucu, kan?”

Apa? Jadi ia bukan ayahku? Apa semacam saudara, atau bahkan kembaran? Akan tetapi, aku tidak pernah mendengar Paman Sean mengatakan ayah memiliki kembaran. Salahkan saja rupa, rambut, postur dan warna kulit yang hampir serupa itu. Juga, aku yang tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status