Share

Adip dengan Obsesinya

Penulis: Diary_9
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 16:15:42

Flashback Beberapa saat yang lalu …

“Adip, ini nggak bener, Dip, kalau Galang liat gimana?” Lila terperanjat ketika lengan kekar seseorang tiba-tiba melingkar di perutnya. 

Dan ternyata itu Adip, sahabat pacar Lila—Galang. Namun, Adip tidak menghiraukan ucapan lila, tidak menjawab hanya menghembuskan nafas hangat yang menyapu pori-pori kulit Lila.

“Dip, udah, ini rumah Galang!” Lila menyingkirkan tangan Adip yang mengunci pergerakannya, tetapi Adip malah mengeratkan pelukannya.

“Biarin gini dulu, lima menit, aku janji abis itu aku pergi.” pinta Adip, suaranya serak di belakang leher Lila, hembusan nafas Adip yang hangat membangkitkan gelenyar aneh dalam perut Lila.

Ya, Rengga Adipura atau sering Lila panggil Adip sebagai panggilan akrab, adalah sahabat dari pacar Lila, Galang Axelio.

Remaja berusia delapan belas tahun yang masih duduk di bangku sekolah menengah itu sering kali mendekati Lila diam-diam, meski tahu bahwa Lila adalah pacar sahabatnya, tetapi Adip tidak perduli, ia hanya ingin bersama gadis cantik nan polos yang menjadi incarannya sejak SMP dulu. Namun, Adip kalah cepat dengan Galang.

Seperti sekarang ini, Adip tiba-tiba memeluk Lila yang sedang tidur di kamar Galang dengan posisi miring dari belakang. Hal itu sering kali Adip lakukan ketika Lila sedang tidak bersama Galang. Bahkan, Adip juga sering menyelinap malam-malam ke kost Lila hanya untuk tidur bersamanya.

“Dip, udah lebih lima menit,” ucap Lila ingin beranjak, tetapi Adip tidak mau melepaskan pelukannya. 

“Kamu ngitung,” tanya Adip dengan suara parau. Pelukan Adip semakin erat, bahkan sepertinya Adip mulai gelisah.

“Iya, kan, kata kamu lima menit.”

Adip terkekeh, memang seperti itu Lila, polos terkesan lemot. Di dalam kamar dengan cahaya remang-remang ini, Adip menyalurkan rasa rindu yang sejak kemarin ia tahan-tahan. 

“Aku kangen sama kamu,” Adip lebih merapat membuat Lila semakin tidak nyaman, “Kemaren kamu mesra-mesraan sama Galang di depan aku, aku cemburu.”

“Lah, Galang kan pacar aku,” jawab Lila.

“Kan aku udah bilang, kalau ada aku jangan kayak gitu.”

“Kenapa? Kamu bukan siapa-siapa aku.”

Adip terdiam, ia merasa tertohok dengan ucapan telak Lila, memang benar Adip bukan siapa-siapa bagi Lila, tetapi kan harusnya Lila paham dengan perasaan Adip. Ah, Adip memang egois.

“Aku nurut buat nggak bilang-bilang sama Galang tentang kamu yang suka peluk-peluk aku,” Lila merubah posisinya menjadi berhadapan dengan Adip, dan posisi mereka sekarang jadi saling memeluk. “Aku cuma nggak mau persahabatan kalian rusak cuma gara-gara aku, tapi …”

“Tapi apa?” tanya Adip menatap mata Lila dalam-dalam, gadis cantik ini selalu berhasil membuat jantung Adip berdegup kencang. 

“Tapi, Dip, kita nggak bisa kayak gini terus, kamu jadi kayak nusuk Galang dari belakang tau nggak?” lanjut Lila.

“Kalau dari depan, nusuk kamu dong?” gurau Adip. Lila terperangah tak percaya dengan gurauan Adip yang menurutnya diluar nalar. 

“Ihhh, nyebelin banget kamu! Rasain nih, hm! Rasain!” 

“Aduh, aduh, udah! Lila! Stop! Haha!” 

Lila menggelitik perut Adip sampai Adip memohon ampun untuk menghentikan, tetapi Lila tidak peduli, ia tidak mau berhenti menggelitikinya sampai rasa kesalnya tersalurkan.

“Nah, nah, rasain kamu ya! Besok-besok kalau ngomong di jaga!”

“Iya—ampun, Lila! Haha!”

“Ampun-ampun, ha? Tobat nggak? Ha?!”

Lila semakin bersemangat menggelitiki Adip meski wajah cowok itu sudah memerah. Jika bukan Lila yang melakukannya, mungkin orang itu sudah Adip telan hidup-hidup.

Bukanya Adip kalah dengan perempuan, tetapi Adip hanya ingin membiarkan Lila melakukan sesukanya. Apalagi pada tubuhnya, Adip malah sangat senang menerima sentuhan-sentuhan lila.

Namun, kemakluman Adip malah di salah gunakan oleh Lila. Adip sudah tidak tahan, wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus, rasanya Adip mau meledak sekarang juga. Jadi…

“Lila stop!”

Deru nafas dua remaja itu saling beradu kencang lewat mulut, mata mereka saling berpandang dengan jarak tak lebih dari satu jengkal, detak jantung bertalu-talu berlomba siapa yang lebih cepat.

Adip mengukung tubuh Lila dengan posisi dirinya berada di atas Lila dan memegang erat kedua tangannya untuk mengunci pergerakan Lila.

“Aku bilang stop, Lila,” ucap Adip dengan suara serak dan berat, tetapi malah terdengar seksi di telinga Lila. Astaga, Lila tidak boleh berpikiran seperti itu, ingat Galang!.

“Dip, pindah,” bisik Lila setelah sekian detik acara tatap menatap mereka berlangsung, ia mengerjap beberapa kali merasa tersipu hingga pipinya bersemu merah.

Namun, Adip tidak mendengarkan ucapan Lila, cowok itu sedang menikmati pemandangan yang membuatnya terpesona setiap hari dengan kecantikan Alila Jemima Atmarini.

“Dip?”

“Hmm?”

“P-pindah dong, aku gerah,” ucap Lila tergagap. Siapa yang tidak salting coba? jika dipandangi oleh cowok sedekat itu, apalagi cowok tampan macam Adip, yang ketampanannya mirip artis kpop, Felix Straykids. Pastilah dalam hati Lila meleleh, tetapi Lila masih menguatkan iman untuk tidak berpaling dari Galang.

“La, kamu cantik banget,” gumam Adip mendekatkan wajahnya perlahan. Jantung Lila berdegup lebih kencang membayangkan yang akan terjadi beberapa detik berikutnya.

“La, boleh?” tanya Adip dengan suara serak, tatapanya sayu menatap Lila yang seperti tidak nyaman. Sudah Adip bilang kan, jika Adip tidak peduli Lila suka ataupun tidak dengannya, Adip tetap mencintai Lila.

“B-boleh apa?” jawab Lila gugup, matanya berpendar kemana pun asal tidak bertatapan dengan Adip.

“La, dikit ya?” pinta Adip lagi. Belum juga Lila memberikan jawaban, Adip sudah memajukan wajahnya. Namun, Adip harus menelan pil kecewa karena Lila lebih dulu memalingkan wajah sebelum bibir mereka bertemu.

Keadaan menjadi canggung seketika, Adip yang merasa tertolak. Adip, memejamkan matanya menahan kekesalan yang maenghampirinya karena Lila berani menolaknya. 

Mengapa Lila seperti itu? Bukanya Lila sudah terbiasa melakukannya bersama Galang? Adip kan juga ingin merasakan seperti apa manisnya? 

“Jangan, aku aja nggak pernah kayak gitu sama Galang,” Lila mencoba melepaskan cekalan tangan Adip, tetapi tenaganya tidak begitu kuat, “Aku selama ini diem kamu kayak gini sama aku, bukan karena aku juga ada perasaan sama kamu, Dip. Aku cuma nggak mau kalau kamu sama Galang jadi musuhan, apa lagi kalian udah sahabatan dari kecil.”

Ya, Lila sebenarnya risih dan merasa sangat bersalah pada Galang karena diam-diam menutupi kelakuan Adip yang seperti terobsesi padanya. Namun, jika Lila mengatakannya pada Galang, maka pasti persahabatan mereka akan hancur.

“Kamu bisa cari cewek lain, jangan aku, aku pacar Galang, sahabat kamu sendiri,” lanjut Lila mulai menaikan nada bicaranya, tetapi si bebal ini malah mendengus dan terus menatapnya tanpa beralih.

“Udah, lepasin aku, aku mau ke Galang.”

Adip mengangkat sebelah alisnya, “Kalau aku nggak mau?” 

“Aku bakal teriak.”

“Teriak aja, paling nanti mereka jadi tau hubungan kita selama ini,” ucap Adip santai.

“Aku hitung, ya,” Lila menatap tajam mata Adip, “Satu.”

“Dua,” sahut Adip tersenyum menyebalkan.

“Ti—”

Ceklek

Flashback off

Bab terkait

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Adip dan Lukanya

    "jadi selama ini Lo suka sama cewek gue, Dip?" tanya Galang dengan rahang mengeras.Adip meliriknya malas pada Galang, “Iy—”“Enggak …” sergah Lila menyela ucapan Adip, ia memegang lengan Galang dengan wajah panik, takut jika Adip akan berterus terang tentang perasaanya sekarang, “iya kan, Dip? Kamu nggak suka sama aku, kan. Tadi itu cuma salah paham kan, Dip.”“Aku—”“Adip kira tadi nggak ada aku di sini, jadi Adip mau tiduran, ehhh ternyata aku juga tidur di sini juga. Iya kan, Dip?” cerocos Lila menatap Adip meminta persetujuan. “Mana ada nggak sengaja sampai tindihan gitu, dianya aja yang kegatelan. Sini lo, gue abisin lo, ya.”“Galang! Udah jangan! Jangan berantem lagi aku takut!” Lila memeluk tubuh Galang yang akan kembali menerjang Adip. Dua teman Adip reflek pasang badan melindungi cowok itu, sementara Adip berlaku santai seperti tidak takut jika kembali dipukuli oleh Galang.“Woy, Lang, sabar dong! Jangan main hakim sendiri!” cecar indra sembari mengusap dadanya.Seketika Ga

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kamar Kost Alila

    “A-apa? Menikah?” Ayah sampai gugup mendengar ucapan konyol Adip.Semua orang terperangah mendengar ucapan Adip, apa anak itu sudah gila? Dirinya saja masih hidup menumpang orang tuanya, omong kosong macam apa ini?“Maksud kamu apa, Dip? Jangan bercanda kamu! Kamu menghamili anak orang? Ha?!” timpal ibunya. Adip memejamkan matanya frustasi, nafasnya masih terengah-engah di bawah kaki ayahnya. “Adip, bicara yang benar!” desis sang ayah.“Aku … aku mau menikah, sama Lila karena—”“Apa?! Kamu menghamili pacar temenmu sendiri! Memang anak kurang ajar kamu!”BughAyah menendang perut Adip sebelum cowok itu menyelesaikan ucapannya hingga Adip terkulai lemah ke lantai. Memang selalu seperti itu, mereka tidak mau mendengarkan penjelasan Adip terlebih dahulu. Memukul adalah cara ayah mendidik anak sejak kecil. Lebih tepatnya mendidik Adip karena kakak Adip adalah sosok anak yang penurut.“Sebagai hukumannya, kamu dilarang ke luar rumah sampai besok!” ucap ayah dengan nafas memburu, ia berali

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Di Grebek Waga

    “Dip, tadi kamu masuk nggak ada yang lihat, kan?” tanya Lila mulai panik, suara orang-orang di depan semakin riuh meneriaki Lila untuk membuka pintu. “Mbak kita tau di dalam ada laki-laki yang menginap!” Brak brak brak“Dip, gimana?”“A-aku ngumpet di kamar mandi, kamu buka pintu, oke? Jangan panik, usahakan kamu bisa alihin perhatian mereka, hm.” “Tapi aku takut kalau nanti—”Adip menempelkan telunjuknya ke bibir Lila, “Jangan takut, kamu yang tenang, oke?”Lila mengangguk paham, lalu Adip beranjak lalu berjalan tergesa-gesa ke arah kamar mandi.Brak brak brak“Iya sebentar!” teriak Lila memastikan Adip masuk ke dalam kamar mandi.Setelah Adip tidak terlihat, giliran Lila yang berlari ke arah pintu masuk. Ia menggenggam erat pegangan pintu, mengambil nafas dalam-dalam lalu memutar kuncinya.Ceklek Baru saja pintu dibuka, empat orang dewasa dan ibu kost langsung nyelonong masuk ke dalam kamar Lila. Mencari-cari seseorang yang tadi membuat bapak-bapak yang sedang ronda curiga.“Man

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Tidak!

    “Saya tidak setuju! Apa-apaan kalian? Anak saya ini masih di bawah umur!”Suara ibu Lila bergema di ruangan itu, tangan kirinya menggebrak meja hingga cangkir bekas minum mereka bergetar. Membuat setiap pasang mata di sana tertuju padanya. “Bu, tenang dulu sebentar,” tegur pak RT.“Tenang-tenang, omong kosong bapak ini sudah keterlaluan!” Ia berdiri dengan wajah memerah, tatapannya tajam menusuk langsung ke arah Pak RT. Sementara telunjuknya lurus mengarah ke wajah Pak RT tanpa sedikit pun menyembunyikan kemarahannya. Pak RT menelan ludah, tetapi tidak gentar.“Bu, ini sudah aturan kami. Mereka tertangkap basah di satu kamar!” katanya, mencoba menahan tekanan emosi yang membuncah dalam suaranya.Ibu Lila mendengus tak percaya, melayangkan pandangannya ke arah seluruh warga yang mengangguk-angguk, seolah mendukung pernyataan Pak RT tanpa berpikir dua kali. “Kalian bahkan tidak melihat apa yang mereka lakukan! Siapa yang bisa pastikan mereka berbuat yang tidak-tidak?” katanya sinis.P

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Baku Hantam

    “Ngapain kalian di kamar berduaan?”Adip dan Lila terperanjat ketika pintu di buka dari luar. Dengan santai Adip akhirnya menyerah, ia melepaskan cekalan tangannya dan beralih berbaring di samping Lila dengan tangan kanan ia gunakan sebagai bantalan. Bibirnya menyunggingkan senyum malas disertai decakan samar. Matanya terpejam, sepertinya Adip lebih kecewa karena gagal mencium Lila daripada ketahuan berduaan dengan Lila, oleh Galang.Sementara Lila, gadis itu tampak panik. Ia beranjak lalu berlari ke arah Galang yang berdiri dengan wajah datar di tengah pintu, tetapi nafasnya memburu.“Lang, aku sama Adip— Galang!” Galang melangkah cepat ke arah Adip yang tampak santai di tempat tidur. “Duh, gawat.”BughGalang langsung menimpa tubuh Adip dan menghajar Adip tanpa ampun. Kepalan tangannya menghujam wajah tampan Adip hingga Adip terkulai lemas.“Galang! Udah, berhenti, Galang!” Lila berusaha menarik tubuh Galang, tetapi Galang begitu kuat menghajar Adip yang tidak melawan sedikitpun.“

Bab terbaru

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Tidak!

    “Saya tidak setuju! Apa-apaan kalian? Anak saya ini masih di bawah umur!”Suara ibu Lila bergema di ruangan itu, tangan kirinya menggebrak meja hingga cangkir bekas minum mereka bergetar. Membuat setiap pasang mata di sana tertuju padanya. “Bu, tenang dulu sebentar,” tegur pak RT.“Tenang-tenang, omong kosong bapak ini sudah keterlaluan!” Ia berdiri dengan wajah memerah, tatapannya tajam menusuk langsung ke arah Pak RT. Sementara telunjuknya lurus mengarah ke wajah Pak RT tanpa sedikit pun menyembunyikan kemarahannya. Pak RT menelan ludah, tetapi tidak gentar.“Bu, ini sudah aturan kami. Mereka tertangkap basah di satu kamar!” katanya, mencoba menahan tekanan emosi yang membuncah dalam suaranya.Ibu Lila mendengus tak percaya, melayangkan pandangannya ke arah seluruh warga yang mengangguk-angguk, seolah mendukung pernyataan Pak RT tanpa berpikir dua kali. “Kalian bahkan tidak melihat apa yang mereka lakukan! Siapa yang bisa pastikan mereka berbuat yang tidak-tidak?” katanya sinis.P

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Di Grebek Waga

    “Dip, tadi kamu masuk nggak ada yang lihat, kan?” tanya Lila mulai panik, suara orang-orang di depan semakin riuh meneriaki Lila untuk membuka pintu. “Mbak kita tau di dalam ada laki-laki yang menginap!” Brak brak brak“Dip, gimana?”“A-aku ngumpet di kamar mandi, kamu buka pintu, oke? Jangan panik, usahakan kamu bisa alihin perhatian mereka, hm.” “Tapi aku takut kalau nanti—”Adip menempelkan telunjuknya ke bibir Lila, “Jangan takut, kamu yang tenang, oke?”Lila mengangguk paham, lalu Adip beranjak lalu berjalan tergesa-gesa ke arah kamar mandi.Brak brak brak“Iya sebentar!” teriak Lila memastikan Adip masuk ke dalam kamar mandi.Setelah Adip tidak terlihat, giliran Lila yang berlari ke arah pintu masuk. Ia menggenggam erat pegangan pintu, mengambil nafas dalam-dalam lalu memutar kuncinya.Ceklek Baru saja pintu dibuka, empat orang dewasa dan ibu kost langsung nyelonong masuk ke dalam kamar Lila. Mencari-cari seseorang yang tadi membuat bapak-bapak yang sedang ronda curiga.“Man

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kamar Kost Alila

    “A-apa? Menikah?” Ayah sampai gugup mendengar ucapan konyol Adip.Semua orang terperangah mendengar ucapan Adip, apa anak itu sudah gila? Dirinya saja masih hidup menumpang orang tuanya, omong kosong macam apa ini?“Maksud kamu apa, Dip? Jangan bercanda kamu! Kamu menghamili anak orang? Ha?!” timpal ibunya. Adip memejamkan matanya frustasi, nafasnya masih terengah-engah di bawah kaki ayahnya. “Adip, bicara yang benar!” desis sang ayah.“Aku … aku mau menikah, sama Lila karena—”“Apa?! Kamu menghamili pacar temenmu sendiri! Memang anak kurang ajar kamu!”BughAyah menendang perut Adip sebelum cowok itu menyelesaikan ucapannya hingga Adip terkulai lemah ke lantai. Memang selalu seperti itu, mereka tidak mau mendengarkan penjelasan Adip terlebih dahulu. Memukul adalah cara ayah mendidik anak sejak kecil. Lebih tepatnya mendidik Adip karena kakak Adip adalah sosok anak yang penurut.“Sebagai hukumannya, kamu dilarang ke luar rumah sampai besok!” ucap ayah dengan nafas memburu, ia berali

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Adip dan Lukanya

    "jadi selama ini Lo suka sama cewek gue, Dip?" tanya Galang dengan rahang mengeras.Adip meliriknya malas pada Galang, “Iy—”“Enggak …” sergah Lila menyela ucapan Adip, ia memegang lengan Galang dengan wajah panik, takut jika Adip akan berterus terang tentang perasaanya sekarang, “iya kan, Dip? Kamu nggak suka sama aku, kan. Tadi itu cuma salah paham kan, Dip.”“Aku—”“Adip kira tadi nggak ada aku di sini, jadi Adip mau tiduran, ehhh ternyata aku juga tidur di sini juga. Iya kan, Dip?” cerocos Lila menatap Adip meminta persetujuan. “Mana ada nggak sengaja sampai tindihan gitu, dianya aja yang kegatelan. Sini lo, gue abisin lo, ya.”“Galang! Udah jangan! Jangan berantem lagi aku takut!” Lila memeluk tubuh Galang yang akan kembali menerjang Adip. Dua teman Adip reflek pasang badan melindungi cowok itu, sementara Adip berlaku santai seperti tidak takut jika kembali dipukuli oleh Galang.“Woy, Lang, sabar dong! Jangan main hakim sendiri!” cecar indra sembari mengusap dadanya.Seketika Ga

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Adip dengan Obsesinya

    Flashback Beberapa saat yang lalu …“Adip, ini nggak bener, Dip, kalau Galang liat gimana?” Lila terperanjat ketika lengan kekar seseorang tiba-tiba melingkar di perutnya. Dan ternyata itu Adip, sahabat pacar Lila—Galang. Namun, Adip tidak menghiraukan ucapan lila, tidak menjawab hanya menghembuskan nafas hangat yang menyapu pori-pori kulit Lila.“Dip, udah, ini rumah Galang!” Lila menyingkirkan tangan Adip yang mengunci pergerakannya, tetapi Adip malah mengeratkan pelukannya.“Biarin gini dulu, lima menit, aku janji abis itu aku pergi.” pinta Adip, suaranya serak di belakang leher Lila, hembusan nafas Adip yang hangat membangkitkan gelenyar aneh dalam perut Lila.Ya, Rengga Adipura atau sering Lila panggil Adip sebagai panggilan akrab, adalah sahabat dari pacar Lila, Galang Axelio.Remaja berusia delapan belas tahun yang masih duduk di bangku sekolah menengah itu sering kali mendekati Lila diam-diam, meski tahu bahwa Lila adalah pacar sahabatnya, tetapi Adip tidak perduli, ia hanya

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Baku Hantam

    “Ngapain kalian di kamar berduaan?”Adip dan Lila terperanjat ketika pintu di buka dari luar. Dengan santai Adip akhirnya menyerah, ia melepaskan cekalan tangannya dan beralih berbaring di samping Lila dengan tangan kanan ia gunakan sebagai bantalan. Bibirnya menyunggingkan senyum malas disertai decakan samar. Matanya terpejam, sepertinya Adip lebih kecewa karena gagal mencium Lila daripada ketahuan berduaan dengan Lila, oleh Galang.Sementara Lila, gadis itu tampak panik. Ia beranjak lalu berlari ke arah Galang yang berdiri dengan wajah datar di tengah pintu, tetapi nafasnya memburu.“Lang, aku sama Adip— Galang!” Galang melangkah cepat ke arah Adip yang tampak santai di tempat tidur. “Duh, gawat.”BughGalang langsung menimpa tubuh Adip dan menghajar Adip tanpa ampun. Kepalan tangannya menghujam wajah tampan Adip hingga Adip terkulai lemas.“Galang! Udah, berhenti, Galang!” Lila berusaha menarik tubuh Galang, tetapi Galang begitu kuat menghajar Adip yang tidak melawan sedikitpun.“

DMCA.com Protection Status