Beranda / Romansa / Dekapan Dingin Suami Panas / 167. Makan Siang Bersama Kakak

Share

167. Makan Siang Bersama Kakak

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-16 15:43:51
Alana buru-buru mengambil tomat bentuk love tersebut lalu buru-buru memasukkannya dalam mulut.

"Kau ikhlas memberikannya untukku, Alana?" tanya Ethan, menutup kembali kotak bekal. Dia menyandar ke kursi kerja, bersedekap dingin di dada sembari menatap datar ke arah Alana.

Senyum tipis muncul di bibir pria tampan itu, geli melihat Alana sedang mengunyah tomat tadi secara terburu-buru. Insiden tomat love-- lumayan mengejutkan bagi Ethan. Namun, raut muka panik Alana lebih menarik!

"Tentu saja." Alana menelan susah payah tomat tersebut. Dia suka tomat tetapi dia memakannya karena panik, hingga rasanya menelannya sangat sulit. "Tomat enak, Kak," lanjut Alana, diakhiri cengiran khas dan tatapan malu pada Ethan.

'Sepertinya Kak Ethan tidak mempermasalahkan tomat lope-lope tadi. Iss, siapa yang naro tomat lope-lope di bekal Kak Ethan sih?' batin Alana, masih menyengir pada Ethan.

"Aku pamit, Kak," ujar Alana gugup, bergerak kikuk dan beranjak dari ruangan Ethan.

"Cih." Ethan
CacaCici

Holla, MyRe. Apa kabar? Semoga kalian sehat selalu dan dalam keadaan berbahagia. Semoga kalian suka yah dengan bab ini. Dukung novel kita dengan cara vote gems, hadiah yang banyak, review manis dan doa baik tentunya. IG Author:@deasta18

| 23
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (8)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huhuhu ... betul, Kak. Kacian Ethan kita ....⁠·⁠´⁠¯⁠`⁠(⁠>⁠▂⁠<⁠)⁠´⁠¯⁠`⁠·⁠.ಥ⁠‿⁠ಥ
goodnovel comment avatar
CacaCici
Keknya semua kakak gitu deh, Kak, suka nyalah nyalahin adik. .⁠·⁠´⁠¯⁠`⁠(⁠>⁠▂⁠<⁠)⁠´⁠¯⁠`⁠·⁠..⁠·⁠´⁠¯⁠`⁠(⁠>⁠▂⁠<⁠)⁠´⁠¯⁠`⁠·⁠. Tapi Samuel kita baik yah, Kak. Cuma khawatir adiknya gagal lagi. (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠).⁠·⁠´⁠¯⁠`⁠(⁠>⁠▂⁠<⁠)⁠´⁠¯⁠`⁠·⁠.
goodnovel comment avatar
CacaCici
Hihihi ... oke, Kakku. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)(⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dekapan Dingin Suami Panas   168. Dia Harta Berharga Mahendra

    "Apa terlalu kentara?" tanya Ethan dengan nada datar, berhasil membuat Luke terkejut–batuk-batuk karena tersedak makanan sendiri. Alana mendongak pada Luke dan Ethan, dia meraih tissue kemudian menyerahkannya pada Luke. "Ini, Pak." "Terimakasih, Nona," jawab Luke gugup, efek masih terkejut mendengar ucapan Ethan barusan. Ethan suka Alana! Mereka kembali makan dalam keheningan. Alana kembali kepikiran pada masalah tadi, di mana Samuel memarahi Ethan karena masalah konsep iklan yang telah dipakai oleh rival perusahaan. Semua disalahkan pada Ethan, dan Alana merasa kasihan. Di sisi lain, Ethan juga memikirkan masalah yang terjadi di perusahaan. Dia sedang bertanya pada dirinya sendiri, apakah memang benar ini kesalahannya?Setelah mereka selesai makan, Alana masih di sana. Alana mencuti-curi pandang pada Ethan yang tengah sibuk mencari solusi dari masalah ini. "Bagaimana, Tuan? Apa kita memakai konsep lama saja untuk iklan?" tanya Luke, "aku sudah berbicara dengan Tuan Samuel, dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Dekapan Dingin Suami Panas   169. Mama dan Papa

    Setelah masalah kemarin, akhirnya Ethan bisa meyakinkan para petinggi perusahaan untuk menggunakan konsep yang idenya berasal dari Alana. Sedangkan Samuel, meskipun awalnya dia berat dan ragu, tetapi akhirnya dia memberikan kesempatan pada Ethan. Semua sudah fix dan besok mereka akan berangkat ke lokasi shooting. Karena temanya fantasi, mereka shooting di sebuah bangunan tua yang memiliki kemiripan dengan kastil. Alana sangat tak sabar karena dia merasa tertantang! Meskipun hanya sekedar iklan, tetapi iklan ini setara dengan film. Dia juga akan menampilkan skill aktingnya yang luar biasa, dan dia mengambil peran sebagai ratu vampire. Durasi iklan sekitar 30 detik per part. Sedangkan total keseluruhan iklan adalah dua menit, sehingga ada 4 part dalam iklan ini. Sayangnya, ada masalah. Mereka belum menemukan aktor cilik yang bisa memerankan si anak kecil berambut putih. Tetapi tenang! Di mana ada Alana, maka masalah akan teratasi. "Halo, Kakak ipar kesayanganku." Alana menghubung

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Dekapan Dingin Suami Panas   170. Nikah Muda?

    "Mama, Abi dan Papa boleh kan makan ice kyim?" seru Abizar pada Alana, tersenyum lebar sehingga memperlihatkan deretan giginya yang mungil. Mata Alana melotot lebar, jantungnya sudah hampir pecah dalam sana dan tubuhnya sudah panas dingin. Dia sangat malu dan rasanya ingin hilang dari peradaban ini. "Abizar!" pekik Alana pelan, buru-buru menghampiri keponakannya tersebut. "Kamu--" Belum sempat Alana menegur keponakannya tersebut, seorang ibu tiba-tiba mendekat padanya. "Lucu sekali putranya. Sudah berapa tahun, Neng?" tanya ibu tersebut ramah, mencubit pelan pipi Abizar. Tubuh Alana menegang kaku, diam-diam melirik tak enak pada Ethan. Coba saja Alana punya nomor telepon para alien, dia pasti sudah menghubunginya–meminta pada alien supaya membawanya dari bumi ini. Alana bukan hanya sekadar malu, tetapi benar-benar malu hingga ke akarnya. "Ma-masih tiga tahun, Ibu," jawab Alana kikuk, tersenyum kaku pada ibu tersebut. Kembali dia mencuri pandang pada Ethan. Sialnya Alana ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Dekapan Dingin Suami Panas   171. Si Empuk yang Membuat Membeku

    "Ma-maaf," ucap Ethan pelan, langsung keluar dari canpervan. Ethan menghela napas panjang, menunduk sedikit untuk menatap tangannya yang tremor. Sial! Dia sudah biasa melihat perempuan dengan pakaian terbuka, bahkan melihat perempuan yang hampir telanjang pun pernah. Akan tetapi Ethan biasa saja, namun kenapa melihat Alana yang tubuhnya masih tertutup dalaman, jantung Ethan berdebat kencang. Bahkan sekarang dia tremor. Ethan membuka beberapa kancing kemeja supaya angin malam masuk. Hell! Dia kepanasan tanpa sebab. Sialnya, tubuh seksi Alana terus mengiyang dalam kepalanya. Ethan kembali menghela napas, setelah itu beranjak dari sana untuk menenangkan diri. *** Alana gelisah, gugup dan tak nyaman karena memikirkan kejadian tadi–di mana Ethan melihat tubuhnya yang hanya mengenakan dalaman. Sebenarnya, Alana mengenakan celana pendek ketat. Akan tetapi tetap saja pahanya terlihat. Lagipula bagian atas, Alana mengenakan bra tanpa tali dan Ethan pasti melihat itunya. 'Arkggg … Kak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Dekapan Dingin Suami Panas   172. Kenakalan yang Terulang Kembali

    "Sorry," ucap Ethan pelan, mendorong pelan tubuh Alana dari atas tubuhnya setelah itu segera mengambil posisi duduk. Ethan menoleh ke arah lain, mengerjap beberapa kali sembari berusaha menenangkan diri sendiri. Entah ini rezki atau cobaan!Ethan segera berdiri lalu tanpa mengatakan apa-apa, dia masuk dalam toilet. Sedangkan Alana, dia masih terduduk lemas di lantai. Bukit indahnya telah di-disentuh oleh seorang pria. Dan pria itu tak lain adalah kakak kakak iparnya sendiri. Nunu nananya telah ternodai! Alana menoleh pada nunu nananya, langsung menyilangkan tangan di depan dada dengan tampang muka masih cengang dan kaku. Sekarang, dia semakin tak ada muka! Ingin menyalahkan Ethan, tetapi yang terjadi tadi murni kecelakaan. Penyebab kecelakaan itu juga Alana sendiri. Gila! Alana berdiri kemudian berjalan lunglai ke arah kulkas kecil. Wajahnya masih syok dan bola matanya terasa berkedut-kedut. Satu hari ini, full nasib buruk! Ceklek' Mendengar pintu toilet tersebut, Alana pura-pu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Dekapan Dingin Suami Panas   173. Alana Kekasihku

    Namun, Alana jauh lebih terkejut ketika Ethan berdehem–mengiyakan ucapan Abizar. "Hmm." Ethan berdehem singkat, setelah itu menarik Alana ke dekat perapian. Alana hanya bisa menurut, terlalu cengang karena Ethan mengiyakan ucapan Abizar. Oh my God! Apa kata orang?! "Duduk lah di sini," ucap Ethan, mempersilahkan Alana supaya duduk di sebuah kursi–dekat dengan perapian. Alana menurut, duduk di kursi yang dipersilahkan oleh Ethan tersebut. Pria itu juga duduk di sebelahnya, memangku Abizar yang terlihat nyaman dalam dekapan Ethan. "Papa, Abi ingin tidul di sini." Abi kembali bersuara, menepuk pelan paha Ethan–isyarat kalau dia mengantuk tetapi tak ingin kembali ke canpervan. "Abi--" Alana melototi Abizar, menegur anak kecil itu agar berhenti memanggil papa pada Ethan. "Humm, tidurlah," jawab Ethan santai, sama sekali tak mempermasalahkan Abi yang memanggilnya papa. "Sepertinya kamu sengaja yah, Alana, menyuruh Abizar memanggil Papa pada Tuan Ethan. Supaya kamu dik

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Dekapan Dingin Suami Panas   174. Alana Takut dilamar

    "Aku memang berencana melamarmu. Jadi-- itu bukan salah paham," ucap Ethan santai, menatap Alana yang masih berdiri dengan tatapan intens. Deg deg deg'Alana menatap tak percaya pada Ethan, matanya melebar dan mulut menganga. Tidak mungkin! Ethan pasti bercanda. "Ahahaha … Kak Ethan pasti bercanda. Kita kan sepupu, jadi mana mungkin?" "Aku tidak bercanda." Ethan berkata dingin, "secepatnya aku akan melamarmu." "Kak Ethan," pekik Alana horor. Jantungnya berdebar kencang dan dia mulai berkeringat dingin. Dia tidak mau! Alana tak ingin dilamar oleh Ethan, lebih tepatnya tak mau memiliki hubungan dengan pria ini. Ethan kakaknya, sepupunya!"Kenapa?" Ethan menaikkan sebelah alis. "Usiamu sudah layak untuk diperistri. Apa salahnya?" "Aku nggak mau menikah dengan Kak Ethan." Alana memekik syok. "Alasan?" Ethan menatap Alana kembali, memperhatikan prempuan itu secara lekat. Sebenarnya sudah lama Ethan tertarik pada Alana karena Alana memang cantik dan mempesona. Sama seperti manusia p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Dekapan Dingin Suami Panas   175. Rumah untuk Siapa?

    "Alana!" peringat Haiden, melayangkan tatapan dingin pada putrinya. "Da-daddy … Kak Ethan harus pulang ke rumahnya. Pasti Aunty Serena dan Uncle Rafael sudah menunggunya pulang. Ma-makanya Kak Ethan tidak boleh mampir," ucap Alana, menyeru penuh semangat untuk meyakinkan daddy dan mommynya. Ethan mengeluarkan handphone kemudian memperlihatkan layar yang kosong, tak ada notifikasi ataupun pop up. "Tak ada yang mencariku," jawab Ethan. Sebenarnya cukup miris, akan tetapi memang begitulah faktanya. Memangnya kapan anak kedua dicari?! Alana seketika merasa bersalah, wajahnya muram–menggaruk pipi karena tak enak pada Ethan. "Uncle mencari dan menunggumu pulang. Cepat masuk," ucap Haiden terkesan santai dan sederhana, tetapi hangat bagi Ethan. Ethan menganggukkan kepala, tersenyum tipis pada orangtua Alana lalu masuk dalam rumah. Sejenak dia menoleh pada Alana, menyunggingkan smirk tipis untuk menakut-nakuti perempuan itu. Yah, dia tahu Alasan Alana melarangnya mampir, t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18

Bab terbaru

  • Dekapan Dingin Suami Panas   232. Ekstra Part (ZeeNdi Pradebut)

    "A-apa? Aku dijodohin sama Papa?" Kaget dan panik Nindi. "Udah. Kamu mandi dulu. Nanti Mama bicarain ke kamu." Setelah sampai di kamar putrinya, Lachi mendorong Nindi masuk ke dalam kamar–menyuruh putrinya untuk segera mandi. *** "Jadi bagaimana? Masih ingin menikahi putri Paman?" tanya Danzel, di mana saat ini dia sedang berbicara dengan anak dari salah satu temannya lamanya di dunia bisnis. Sejak dulu pemuda ini sudah mendatanginya dan mengatakan keinginannya untuk memperistri putranya. Dulu, Danzel menertawakan karena anak ini masih remaja labil. Tapi meski begitu, dia menganggukkan kepala–setuju jika pria ini menikahi putrinya di masa depan. Sejujurnya Danzel tak terlalu serius dan menganggap itu hanya candaan ssmata. Danzel merasa anak ini tak akan bertahan lama dalam rasa sukanya pada Nindi. Dari remaja hingga dewasa–tak mungkin pria ini tak menemukan perempuan lain di luaran sana. Intinya, Danzel tak yakin jika pemuda ini bertahan dalam hal menyukai putrinya. Namu

  • Dekapan Dingin Suami Panas   231. Ekstra Part (ZeeNdi pradebut)

    Saat ini Nindi berada di kontrakan kecil miliknya. Hidupnya berubah drastis setelah empat bulan terakhir ini. Dia menjalani hari-hari penuh dengan kekurangan, dia berusaha bertahan di era miskin yang melanda dirinya karena ingin hidup mandiri seperti ibunya saat muda dulu. Neneknya bilang ibunya seorang perempuan mandiri yang tak pernah mengandalkan kekayaan orangtuanya. Nindi yang selama ini berfoya-foya dengan uang ayahnya, merasa tersindir. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk hidup sendiri. Dia memisah dari keluarga Adam, mencari pekerjaan secara mandiri di perusahaan lain, dan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan ekonomi yang serba kurang. Bagi Nindi ini cukup sulit karena dia terbiasa hidup penuh kemewahan. Namun, sejauh ini, Nindi menikmati kehidupan barunya. Derrttt'Nindi meraih handphone di atas meja nakas, samping ranjang kecil miliknya. Dia langsung mengangkat telepon dari sahabatnya, Clara. "Iya, Ra?" ucap Nindi, satu tangan menempelkan ponsel ke telinga, satu la

  • Dekapan Dingin Suami Panas   230. Extra Part (ZeeNdi Pra Debut)

    "Lihat penampilanmu sekarang, nggak terurus, buruk dan … harus aku akui, kamu jelek banget." "Yang penting aku masih hidup." "Iya, masalahnya, siapa yang mau pacaran sama kamu kalau kamu bentukannya begini, Nindi." Mendengar nama itu, seorang pria yang sedang menunggu pesanannya segera menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dia bisa melihat dua perempuan sedang duduk bersama, satu perempuan berpenampilan rapi dan satu lagi terlihat seperti gembel. Perempuan gembel itu-- rambutnya berminyak, wajah kusam, pakaian tak disetrika, dan sandal jepit yang dia kenakan sudah diikat tali plastik. Sepertinya sandalnya putus, dan dia mengakalinya dengan tali plastik. Diam-diam pria itu mengambil potret si perempuan gembel tersebut, setelah itu mengamati potret yang ia ambil dengan sangat serius. Sejujurnya meskipun berpenampilan gembel, perempuan ini masih tetap cantik. Hanya saja-- bukankah perempuan ini berasal dari keluarga terpandang, kenapa penampilannya seperti gembel? Apa pamannya–a

  • Dekapan Dingin Suami Panas   229. Ending

    "Apa mereka sedang menggunjing istri yah?" timpal Ziea, membuat semua orang menoleh padanya. "Ahahah, tidak mungkin, Ziea." Serena tertawa dengan anggun, menatap lucu pada Ziea. "Positif thinking, pasti membahas mobil. Para pria kan suka begitu," tebak Lea, kali ini mendapat anggukkan dari yang lainnya karena itu masuk diakal dan mereka setuju. "Ah ya ampun!! Pria yang pake kemeja hitam, ganteng sekali." Lea senyum-senyum manis. "Kak Deden?" Ziea memicingkan mata, mendapat anggukan dari Lea. "Tampan kan?!" Lea menaik turunkan alis. "Aduh. Tobat, Lea, tobat! Kamu sudah tua, Sayang!" Ziea mengomeli Lea, tetapi Lea tidak peduli–tetap memuji ketampanan suaminya. "Ada Alana loh di sini. Kamu tidak malu?" "Enggak apa-apa, Aunty. Alana sudah biasa kok," jawab Alana santai. "Pantas anteng, ternyata sudah biasa." Serena tertawa kecil. "Itu adek Kak Zana kan?" bisik Kanza pelan pada Anna, menatap seorang pria yang baru masuk. Pria itu tinggi, berpenampilan rapi dan p

  • Dekapan Dingin Suami Panas   228. Obrolan Pria Es

    *** Ethan memasuki rumahnya dengan langkah cool. Hari ini dia pulang lebih cepat dari kantor karena orangtua dan mertuanya sayang ke rumah. Keluarga yang lain juga akan datang, untuk menjenguk Alana yang sedang hamil. Sebenarnya ini kebiasaan keluarga Mahendra yang sangat kekeluargaan. Namun, karena daddynya tak mau kalah dan pada akhirnya yang lain ikut-ikutan. Jadilah hari ini mereka semua datang ke rumah ini. Ah, kakaknya juga datang. Namun, Samuel lebih dulu sampai ke sini dibandingkan Ethan yang merupakan tuan rumah. "Nyonya ada di mana?" tanya Ethan pada salah satu maid, ketika maid itu tergesa-gesa keluar dari sebuah ruangan lalu memberi hormat padanya saat melewatinya. Maid tersebut terlihat panik, segera menyembunyikan buku nyonya-nya ke belakang tubuh. "Ah-- itu, Tuan, Nyonya di-di halaman belakang bersama keluarga." "Humm." Ethan berdehem singkat. "Apa yang kau sembunyikan? Perlihatkan sekarang!" titah Ethan kemudian. Maid tersebut dengan ragu memperlihatkan buku

  • Dekapan Dingin Suami Panas   227. Masa Lalu

    "Ngapain kamu ke sini?" tanya Alana, melayangkan tatapan tajam ke arah seorang laki-laki. Karena mendapat laporan dari maid–ada seorang pria di depan gerbang rumah, Alana langsung ke sana untuk memeriksa. Alana sejujurnya malas, akan tetapi dia tak ingin membuat keributan. Dia takut pria itu nekat ke dalam atau Ethan tiba-tiba pulang dan salah paham pada si pria itu. Jadi lebih baik Alana turun tangan. "Alana, akhirnya kau bersedia menemuiku." Pria itu begitu senang setelah melihat Alana datang. Dia tersenyum lebar, layaknya seseorang yang telah menemukan berlian langka di dunia. Pria itu mendekat tetapi Alana mundur. "Ck, kamu ngapain datang ke sini, Hendru?!" ketus Alana, menatap sinis dan tak suka pada Hendru. Alana sudah muak dengan Hendru karena pria ini sangat mengganggunya. Hendru meninggalkan kenangan buruk bagi Alana, tetapi pria ini muncul dengan gampangnya dihadapannya, tanpa merasa bersalah sedikit pun atau tak malu sama sekali. "Aku ingin meminta maaf pa

  • Dekapan Dingin Suami Panas   226. Berani Memanggil Mas

    Alana terdiam di depan pintu ruangan Ethan. Dia sudah membuat kopi untuk Ethan akan tetapi dia tak berani untuk mengantarnya akibat dia … memanggil Ethan dengan embel-embel 'mas. Dia melakukannya tanpa sadar dan sekarang dia sangat malu. "Tapi sepertinya Kak Ed juga tidak sadar kalau tadi aku memangilnya Mas," gumam Alana pelan, mengenal napas pela untuk menenangkan diri. Setelah itu, dia membuka pintu ruangan Ethan dan langsung masuk. "Ini kopinya, Kak," ucap Alana pelan, meletakkan kopi di dekat suaminya. Ethan mendongak, sejenak mengamati wajah cantik istrinya lalu tiba-tiba menyunggingkan smirk tipis. "Aku suka." Alana mengerutkan kening, "tapi Kak Ethan belum mencoba kopinya," jawabnya bingung. "Aku suka dipanggil mas olehmu," lanjut Ethan, berhasil membuat pipi Alana memerah dan terasa panas. 'Astaga, jadi Kak Ed sadar? Hah, kok jantungku berdebar-debar kencang? Apakah ini tanda-tanda …- tidak!' Alana langsung membalik tubuh, meletakkan tangan di dada untuk merasakan

  • Dekapan Dingin Suami Panas   225. Hal yang Aneh

    "Ugh, Kak Ethan sangat tampan!" gumam Alana pelan, senyum malu-malu ketika melihat suaminya turun dari mobil. Pipinya panas, menyembulkan semu merah yang mempercantik wajahnya. Melihat Ethan berjalan ke rumah, jantung Alana berdebar kencang. Dia segera beranjak dari sana, berjalan buru-buru dan kembali ke tempat semula. "Nyonya, ke-kenapa anda kembali ke sini? Nyonya tidak ingin menyambut Tuan yah?" tanya salah satu maid, cukup bingung karena Alana berlari kecil dari pintu utama. Bukankah seharusnya Alana membukakan pintu untuk suaminya dan menyambutnya? "Ekhm." Alana berdehem singkat, melirik maid dengan wajah datar, "untuk apa?""Jadi … kenapa kami disuruh memantau Tuan, Nyo-Nyonya?" bingung maid tersebut. "Ck." Alana berdecak, "kalian saja yang menyambutnya. Sana sana."Para maid segera beranjak dari sana, menyisakan Alana di ruangan tersebut. Alana meraih novel di atas meja kemudian menutup ke wajah, dia kembali tersenyum malu-malu–mengingat paras Ethan yang sangat tampan.

  • Dekapan Dingin Suami Panas   224. Kau Tidak dilepas Tetapi dijadikan Mainan

    Mata Tia melebar mendengarkan perkataan Ebrahim. Dia mulai panik dan muali takut. "Ta-tapi … Alana jahat padaku, dan Tuan Ethan melakukan hal buruk padaku, Tu-Tuan Ebrahim," ucap Tia dengan nada gemetar, "anda terkenal baik dan selalu berpihak pada kebenaran." "Dan kebenarannya, kau berencana mencelakai adikku. Aku berniat merebut suami adikku, dan kau menusuk adikku dari belakang," jawab Ebrahim santai, "sekarang kutanya padamu, kau ingin mati di tanganku atau tetap hidup lebih lama dalam lingkar penderitaan yang Ethan ciptakan untukmu." Deg deg deg' Mata Tia melebar, reflek mundur bahkan berakhir terjatuh ke lantai karena lemas dan drop mendengar ucapan Ebrahim. Dia kira dia selamat bila meminta bantuan Ebrahim, akan tetapi status hidupnya malah diperjelas–hanya sebatas mati dan menderita. "Ku sarankan kau memilih Ethan, siapa tahu kau berobat dan Ethan melepasmu," ucap Ebrahim dengan menyunggingkan smirk tipis. Dia sedang menjebak perempuan ini. Faktanya, sekalipun Tia berub

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status