Share

111. Si Mesum

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2025-01-21 23:41:50
"Aku ingin makan disuap, Azalea."

Lea seketika menatap kaget dengan muka cengang pada suaminya.

"Kita makan didepan televisi. Aku ingin makan disuap olehmu sambil menonton," ucap Haiden kembali, memasang muka polos–tak merasa bersalah sedikitpun pada perkataannya.

"Maaf, Sayang?" Lea memiringkan kepala sedikit. Dia tak percaya dan masih tak menyangka dengan permintaan suaminya.

"Kau tidak bersedia?" Haiden bersedekap di dada, menampilkan muka dingin dan kesal secara bersamaan. "Baiklah. Aku kembali ke kantor," lanjutnya, segera beranjak dari sana.

Namun,, langkah Haiden berhenti seketika. Lea mencekal dan menghadang.

"I-iya iya. Kita makan depan televisi dan aku akan menyuapi Mas Haiden," ucap Lea, setengah panik karena suaminya merajuk dan masih tak menyangka.

Aneh! Mendadak Haiden ingin makan disuap dan di depan tv?

****

"Aku merasa sepertinya kau perlu belajar menjaga anak melalui aku, Azalea," ucap Haiden santai, setelah sebelumnya menelan makanan dalam mulut.

Dia
CacaCici

MyRe, dukung novel kita yah. Vote gems, hadiah, komentar manis di kolom review dan juga doa baik tentunya. Semoga suka dengan up date hari ini dan jumpa besok lagi yah ... Papaii IG CaCi:@deasta18

| 31
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
n0na_Ria
iya lah d manja orang cinta pertamanya hahaha
goodnovel comment avatar
Valenka Lamsiam
wkwkwkwk.... makin modus aja tingkahnya mas deden terlope lope. sehat² selalu kak caci..... suka suka suka sekali sama ceritanya. love u sekebon
goodnovel comment avatar
Khory Henziee
aduhhh.. menyesal emang datangnya belakangan, dasar orang tua gendeng
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dekapan Dingin Suami Panas   112. Yang Mulia Tak Terbantahkan

    "Justru itu, Mas, Lea sangat terlihat bahagia bersama Tuan Haiden. Dia sangat dimanjakan oleh Tuan Haiden." Yoga seketika menghela napas lega, tersenyum tipis tetapi dengan sebulir air mata yang jatuh dari pelupuk. "Syukurlah Lea bahagia," gumamnya pelan, tertawa kecil karena merasa senang. "Ada apa, Mas?" tanya Mira. Lagi-lagi suara kekehan Yoga terdengar. Tetapi bukan sebuah kekehan bahagia, melainkan kekehan miris yang penuh perasaan sesal. "Andai saja kita membesarkan anak-anak kita penuh cinta, tanpa membedakan satu dengan lainnya, mungkin keluarga kita tak akan hancur seperti ini." Ucapan suaminya berhasil membuat Mira menitihkan air mata, dia menganggukkan kepala–setuju dengan perkataan suaminya. "Kita hanya melihat Arumika sebagai putri kita, sedangkan Azalea Ariva, dia tumbuh tanpa dukungan dari orangtuanya. Hah, hebatnya anak itu tetap kuat, Mira." Yoga tersenyum miris diakhir kalimat, "seandainya pun Tuan Haiden ingin membunuhku, a-aku sudah pasrah. Tak ada lagi arti

    Last Updated : 2025-01-22
  • Dekapan Dingin Suami Panas   113. Aku Ingin Memulai Dengan Hal Baik

    Setelah Haiden pergi ke kantor, Lea juga segera pergi menemui Arumika. Dia terburu-buru karena takut kesiangan. Haiden memaksanya melakukan video call ketika siang nanti, oleh sebab itu Lea tak berani keluar saat siang. Dia pasti akan ketahuan oleh suaminya. Lea menarik kursi kemudian langsung duduk. "Kamu sudah lama menunggu?" tanya Lea. Dia sekarang berada di sebuah cafe yang jarang ditemui oleh keluarga suaminya. Dia melakukan itu supaya tak ada yang melapor hal-hal aneh pada keluarga Haiden. Masalah kemarin–Lea difitnah hamil anak Orion, sebetulnya masalah tersebut masih belum tuntas. Hanya saja, para pemitnah sampai sekarang masih belum pulih total. Sintia–tante suaminya, beberapa minggu lalu melakukan operasi rahang dan sampai sekarang masih dalam proses pemulihan. Begitu juga dengan suaminya, Tommi, yang juga sempat masuk rumah sakit karena perbuatan Haiden. Mungkin jika mereka sudah bangkit dan sehat, mereka pasti akan kembali menyerang Lea. Tapi tenang! Lea sudah berla

    Last Updated : 2025-01-22
  • Dekapan Dingin Suami Panas   114. Cinta Nanda

    "Lea menemui Arumika dan sepertinya mereka sudah berdamai, Den," lapor Nanda pada Haiden, sedang bertelponan dengan Haiden. Kebetulan Nanda berada di tempat ini, ingin bertemu dengan Arga--sahabat lamanya (teman satu circle dengan Rafael). Nanda melihat Lea yang bertemu dengan Arumika. Sempat dia khawatir tetapi setelah mengamati, kekhawatiran itu lenyap. 'Humm. Awasi sampai Azalea pulang,' ucap Haiden dingin dari seberang sana. Tentu dia kesal, istrinya pergi keluar tanpa izin. Awas saja nanti! Setelah mengatakan itu, Haiden memutus sambungan telepon. Nanda menghela napas dan memilih tetap di sana. Melihat Lea dan Arumika pergi dari tempat itu, Nanda segera ikut pergi. Namun, sebelumnya Nanda mengirim pesan pada Arga jika dia tidak bisa datang dalam pertemuan mereka. Untungnya Arga tak masalah. Dan untungnya juga Lea pulang ke rumah, setelah sebelumnya mengantar Arumika pulang. Nanda menghela napas dan berniat kembali ke kantor. Akan tetapi di tengah jalan, dia melihat sebuah to

    Last Updated : 2025-01-22
  • Dekapan Dingin Suami Panas   115. Tiba-tiba Suamiku Bersemangat

    "Ayolah …." rengek Nanda yang saat ini sudah di ruangan Haiden–mengusik Haiden yang sedang sibuk bekerja dengan permintaan konyolnya. Haiden berdecak pelan, langsung melayangkan tatapan tajam pada Nanda. "Kau lihat aku sedang berkerja?" dingin Haiden. Nanda tiba-tiba menutup mata. "Tidak. Aku tidak melihatmu," jawabnya, membuat Haiden berdecak marah, mengambil pulpen kemudian melemparnya ke arah Nanda. "Ack." Nanda meringis karena ujung pulpen mendarat sempurna di keningnya. "Jangan mengganguku. Keluar!" marah Haiden. Nanda memnggelengkan kepala. "Tidak mau! Aku akan berbaring di depan pintumu jika kau tidak mempercepat pernikahanku dengan Nami." "Apa-apaan kau ini?!" geram Haiden, menatap sinis pada sang kepercayaan kesayangan. "Kau ini kenapa? Pulang-pulang langsung minta menikah." "Ada laki-laki yang mendekati Nami, Den. Ck, aku trauma yang namanya dengan perebut." Di awal kalimat Nanda cemberut, tetapi diakhir dia melayangkan tatapan sindiran pada Haiden. Haiden terlihat g

    Last Updated : 2025-01-23
  • Dekapan Dingin Suami Panas   116. Mata yang Ternoda

    "Ck, aku terjebak dengan Bos yang sangat bucin pada istrinya ini." Nanda mendumel pelan, kesal karena Haiden memaksanya ikut untuk berburu eskrim semangka. Nanda sedang asyik-asyiknya menonton film animasi kesukaannya, tetapi tiba-tiba Haiden memaksanya ikut mencari eskrim. Nanda sejujurnya malas, tetapi katanya Lea sedang mengidap. Baiklah, katakan dia belum move on dan dia tak tega pada Lea yang sedang hamil. "Kau bilang apa?" Haiden melayangkan tatapan tajam, menatap marah pada Nanda. "Tidak, Bos. Ehehehe …." Nanda cengenges lalu buru-buru beranjak dari sana–dia takut Haiden memukulnya. Saat ini mereka berada di sebuah minimarket. Haiden sibuk mengumpulkan semua es krim semangka yang ada di lemari pendingin, sepertinya pria galak namun bucin itu, berniat ingin memborong semua es krim semangka. Nanda memilih mencari jajanan, akan tetapi melihat sebuah odol anak kecil dengan karakter favoritnya, Nanda tanpa pikir panjang mengambilnya. "Nanda, cepatlah!" Suara Haiden memang

    Last Updated : 2025-01-23
  • Dekapan Dingin Suami Panas   117. Hari Untuk Nanda

    "Ouh, kau lama karena kau melakukan adegan-- argk, kau menodai Lea?! Tidaaaaaak!" jerit Nanda horor, tak percaya sekaligus tercengang. Haiden langsung meletakkan dokumen secara kasar. Dia berdiri kemudian mengepalkan tangan. "Katakan, kau ingin kupukul dengan tangan kiri atau kanan?" geram Haiden, kesal karena Nanda menyebutnya telah menodai Lea. Hell! Lea itu istrinya. Bukankah yang dia lakukan dengan Lea adalah ibadah?"Sial salah." Nada menggaruk daun telinga, kemudian duduk secara kikuk ke tempat sebelumnya. "Maaf, Bos," ujarnya takut bercampur ragu ketika Haiden terus melayangkan tatapan dingin. "Lea itu istriku!" dingin Haiden, berdecak kesal lalu kembali duduk. Dia meraih dokumen lalu membukanya lagi. "Aku masih polos, Bos." Nanda cengengesan. "Cih." Haiden berdecis sinis. "Polos tetapi isi Drive penuh video tutorial berkembang biak, Heh?"Nanda melebarkan mata, buru-buru meraih HP kemudian langsung menghapus semua video tutorial di HP-nya. Lagi-lagi dia cengengesan, berke

    Last Updated : 2025-01-24
  • Dekapan Dingin Suami Panas   118. Nanda yang Jahil

    "Rafael saja-- Kakak kandung Ega, tidak pernah memerintah Ega seperti tadi." Arga menatap sinis ke arah Haiden, sedikit tak suka karena Haiden begitu enteng memerintah Reigha. "Apa yang kau permasalahkan, Ga? Haiden itu bukan hanya teman Reigha, tetapi kakak iparnya. Wajar saja Haiden menyuruh Reigha seperti tadi," tegur Rafael pada Arga. "Lagipula Haiden hanya menyuruh Ega menemani Nanda, bukan hal aneh.""Ck." Maxim berdecak, "kalau kau protes, kenapa bukan kau saja yang menemani Nanda keluar?" datar Maxim, geleng-geleng kepala karena merasa aneh pada Arga yang mempermasalahkan hal sepele seperti tadi. Namun, dia tahu kenapa Arga, Alvin dan yang lainnya cukup sinis pada Haiden. Ada masalah yang mungkin hanya kesalahan pahaman. "Katakan saja, to the poin." Haiden berucap santai, meriah buku milik Reigha yang terletak di atas meja kemudian membukanya. Hal tersebut semakin membuat Arga kesal. Bukankah Reigha sudah mengakatan untuk tak membuka buku itu, lalu kenapa pria ini lancang

    Last Updated : 2025-01-24
  • Dekapan Dingin Suami Panas   119. Haiden Menyingkirkan Nanda?

    Sedangkan Reigha, dia ikut-ikutan berhenti–di belakang Nanda. *** Rafael dengan ragu menanyakan hal yang mengganjal dalam benak–hal yang mereka perdebatkan beberapa hari ini bersama teman-temannya. "Aku bukan menuduhmu dan tolong jangan marah. Tapi-- benarkah kau menjodohkan Nanda dengan keluarga Pandora? Kau memaksa Nanda menikahi salah satu putri Pandora?" tanya Rafael hati-hati. Haiden dengan santai menganggukan kepala. "Aku memang menjodohkan Nanda dengan salah satu putri Pandora." "Kau tidak berhak mengatur Nanda, Haiden!" Arga menyahut dingin, mendapat anggukan dari Risky, Elang dan Alvin. Ini lah hal yang membuat mereka tak suka pada Haiden--sekarang. Karena mereka merasa Haiden terlalu ikut campur pada kehidupan Nanda. Haiden otoriter, kejam dan seenaknya. Bagaimanapun Nanda adalah sahabat mereka. Sedangkan Haiden-- Nanda baginya sekedar kepercayaan. Atau-- mentang-mentang Nanda hanya kepercayaannya, Haiden merasa seenaknya pada Nanda?! "Ya, Dude. Biarkan Nanda men

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Dekapan Dingin Suami Panas   232. Ekstra Part (ZeeNdi Pradebut)

    "A-apa? Aku dijodohin sama Papa?" Kaget dan panik Nindi. "Udah. Kamu mandi dulu. Nanti Mama bicarain ke kamu." Setelah sampai di kamar putrinya, Lachi mendorong Nindi masuk ke dalam kamar–menyuruh putrinya untuk segera mandi. *** "Jadi bagaimana? Masih ingin menikahi putri Paman?" tanya Danzel, di mana saat ini dia sedang berbicara dengan anak dari salah satu temannya lamanya di dunia bisnis. Sejak dulu pemuda ini sudah mendatanginya dan mengatakan keinginannya untuk memperistri putranya. Dulu, Danzel menertawakan karena anak ini masih remaja labil. Tapi meski begitu, dia menganggukkan kepala–setuju jika pria ini menikahi putrinya di masa depan. Sejujurnya Danzel tak terlalu serius dan menganggap itu hanya candaan ssmata. Danzel merasa anak ini tak akan bertahan lama dalam rasa sukanya pada Nindi. Dari remaja hingga dewasa–tak mungkin pria ini tak menemukan perempuan lain di luaran sana. Intinya, Danzel tak yakin jika pemuda ini bertahan dalam hal menyukai putrinya. Namu

  • Dekapan Dingin Suami Panas   231. Ekstra Part (ZeeNdi pradebut)

    Saat ini Nindi berada di kontrakan kecil miliknya. Hidupnya berubah drastis setelah empat bulan terakhir ini. Dia menjalani hari-hari penuh dengan kekurangan, dia berusaha bertahan di era miskin yang melanda dirinya karena ingin hidup mandiri seperti ibunya saat muda dulu. Neneknya bilang ibunya seorang perempuan mandiri yang tak pernah mengandalkan kekayaan orangtuanya. Nindi yang selama ini berfoya-foya dengan uang ayahnya, merasa tersindir. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk hidup sendiri. Dia memisah dari keluarga Adam, mencari pekerjaan secara mandiri di perusahaan lain, dan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan ekonomi yang serba kurang. Bagi Nindi ini cukup sulit karena dia terbiasa hidup penuh kemewahan. Namun, sejauh ini, Nindi menikmati kehidupan barunya. Derrttt'Nindi meraih handphone di atas meja nakas, samping ranjang kecil miliknya. Dia langsung mengangkat telepon dari sahabatnya, Clara. "Iya, Ra?" ucap Nindi, satu tangan menempelkan ponsel ke telinga, satu la

  • Dekapan Dingin Suami Panas   230. Extra Part (ZeeNdi Pra Debut)

    "Lihat penampilanmu sekarang, nggak terurus, buruk dan … harus aku akui, kamu jelek banget." "Yang penting aku masih hidup." "Iya, masalahnya, siapa yang mau pacaran sama kamu kalau kamu bentukannya begini, Nindi." Mendengar nama itu, seorang pria yang sedang menunggu pesanannya segera menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dia bisa melihat dua perempuan sedang duduk bersama, satu perempuan berpenampilan rapi dan satu lagi terlihat seperti gembel. Perempuan gembel itu-- rambutnya berminyak, wajah kusam, pakaian tak disetrika, dan sandal jepit yang dia kenakan sudah diikat tali plastik. Sepertinya sandalnya putus, dan dia mengakalinya dengan tali plastik. Diam-diam pria itu mengambil potret si perempuan gembel tersebut, setelah itu mengamati potret yang ia ambil dengan sangat serius. Sejujurnya meskipun berpenampilan gembel, perempuan ini masih tetap cantik. Hanya saja-- bukankah perempuan ini berasal dari keluarga terpandang, kenapa penampilannya seperti gembel? Apa pamannya–a

  • Dekapan Dingin Suami Panas   229. Ending

    "Apa mereka sedang menggunjing istri yah?" timpal Ziea, membuat semua orang menoleh padanya. "Ahahah, tidak mungkin, Ziea." Serena tertawa dengan anggun, menatap lucu pada Ziea. "Positif thinking, pasti membahas mobil. Para pria kan suka begitu," tebak Lea, kali ini mendapat anggukkan dari yang lainnya karena itu masuk diakal dan mereka setuju. "Ah ya ampun!! Pria yang pake kemeja hitam, ganteng sekali." Lea senyum-senyum manis. "Kak Deden?" Ziea memicingkan mata, mendapat anggukan dari Lea. "Tampan kan?!" Lea menaik turunkan alis. "Aduh. Tobat, Lea, tobat! Kamu sudah tua, Sayang!" Ziea mengomeli Lea, tetapi Lea tidak peduli–tetap memuji ketampanan suaminya. "Ada Alana loh di sini. Kamu tidak malu?" "Enggak apa-apa, Aunty. Alana sudah biasa kok," jawab Alana santai. "Pantas anteng, ternyata sudah biasa." Serena tertawa kecil. "Itu adek Kak Zana kan?" bisik Kanza pelan pada Anna, menatap seorang pria yang baru masuk. Pria itu tinggi, berpenampilan rapi dan p

  • Dekapan Dingin Suami Panas   228. Obrolan Pria Es

    *** Ethan memasuki rumahnya dengan langkah cool. Hari ini dia pulang lebih cepat dari kantor karena orangtua dan mertuanya sayang ke rumah. Keluarga yang lain juga akan datang, untuk menjenguk Alana yang sedang hamil. Sebenarnya ini kebiasaan keluarga Mahendra yang sangat kekeluargaan. Namun, karena daddynya tak mau kalah dan pada akhirnya yang lain ikut-ikutan. Jadilah hari ini mereka semua datang ke rumah ini. Ah, kakaknya juga datang. Namun, Samuel lebih dulu sampai ke sini dibandingkan Ethan yang merupakan tuan rumah. "Nyonya ada di mana?" tanya Ethan pada salah satu maid, ketika maid itu tergesa-gesa keluar dari sebuah ruangan lalu memberi hormat padanya saat melewatinya. Maid tersebut terlihat panik, segera menyembunyikan buku nyonya-nya ke belakang tubuh. "Ah-- itu, Tuan, Nyonya di-di halaman belakang bersama keluarga." "Humm." Ethan berdehem singkat. "Apa yang kau sembunyikan? Perlihatkan sekarang!" titah Ethan kemudian. Maid tersebut dengan ragu memperlihatkan buku

  • Dekapan Dingin Suami Panas   227. Masa Lalu

    "Ngapain kamu ke sini?" tanya Alana, melayangkan tatapan tajam ke arah seorang laki-laki. Karena mendapat laporan dari maid–ada seorang pria di depan gerbang rumah, Alana langsung ke sana untuk memeriksa. Alana sejujurnya malas, akan tetapi dia tak ingin membuat keributan. Dia takut pria itu nekat ke dalam atau Ethan tiba-tiba pulang dan salah paham pada si pria itu. Jadi lebih baik Alana turun tangan. "Alana, akhirnya kau bersedia menemuiku." Pria itu begitu senang setelah melihat Alana datang. Dia tersenyum lebar, layaknya seseorang yang telah menemukan berlian langka di dunia. Pria itu mendekat tetapi Alana mundur. "Ck, kamu ngapain datang ke sini, Hendru?!" ketus Alana, menatap sinis dan tak suka pada Hendru. Alana sudah muak dengan Hendru karena pria ini sangat mengganggunya. Hendru meninggalkan kenangan buruk bagi Alana, tetapi pria ini muncul dengan gampangnya dihadapannya, tanpa merasa bersalah sedikit pun atau tak malu sama sekali. "Aku ingin meminta maaf pa

  • Dekapan Dingin Suami Panas   226. Berani Memanggil Mas

    Alana terdiam di depan pintu ruangan Ethan. Dia sudah membuat kopi untuk Ethan akan tetapi dia tak berani untuk mengantarnya akibat dia … memanggil Ethan dengan embel-embel 'mas. Dia melakukannya tanpa sadar dan sekarang dia sangat malu. "Tapi sepertinya Kak Ed juga tidak sadar kalau tadi aku memangilnya Mas," gumam Alana pelan, mengenal napas pela untuk menenangkan diri. Setelah itu, dia membuka pintu ruangan Ethan dan langsung masuk. "Ini kopinya, Kak," ucap Alana pelan, meletakkan kopi di dekat suaminya. Ethan mendongak, sejenak mengamati wajah cantik istrinya lalu tiba-tiba menyunggingkan smirk tipis. "Aku suka." Alana mengerutkan kening, "tapi Kak Ethan belum mencoba kopinya," jawabnya bingung. "Aku suka dipanggil mas olehmu," lanjut Ethan, berhasil membuat pipi Alana memerah dan terasa panas. 'Astaga, jadi Kak Ed sadar? Hah, kok jantungku berdebar-debar kencang? Apakah ini tanda-tanda …- tidak!' Alana langsung membalik tubuh, meletakkan tangan di dada untuk merasakan

  • Dekapan Dingin Suami Panas   225. Hal yang Aneh

    "Ugh, Kak Ethan sangat tampan!" gumam Alana pelan, senyum malu-malu ketika melihat suaminya turun dari mobil. Pipinya panas, menyembulkan semu merah yang mempercantik wajahnya. Melihat Ethan berjalan ke rumah, jantung Alana berdebar kencang. Dia segera beranjak dari sana, berjalan buru-buru dan kembali ke tempat semula. "Nyonya, ke-kenapa anda kembali ke sini? Nyonya tidak ingin menyambut Tuan yah?" tanya salah satu maid, cukup bingung karena Alana berlari kecil dari pintu utama. Bukankah seharusnya Alana membukakan pintu untuk suaminya dan menyambutnya? "Ekhm." Alana berdehem singkat, melirik maid dengan wajah datar, "untuk apa?""Jadi … kenapa kami disuruh memantau Tuan, Nyo-Nyonya?" bingung maid tersebut. "Ck." Alana berdecak, "kalian saja yang menyambutnya. Sana sana."Para maid segera beranjak dari sana, menyisakan Alana di ruangan tersebut. Alana meraih novel di atas meja kemudian menutup ke wajah, dia kembali tersenyum malu-malu–mengingat paras Ethan yang sangat tampan.

  • Dekapan Dingin Suami Panas   224. Kau Tidak dilepas Tetapi dijadikan Mainan

    Mata Tia melebar mendengarkan perkataan Ebrahim. Dia mulai panik dan muali takut. "Ta-tapi … Alana jahat padaku, dan Tuan Ethan melakukan hal buruk padaku, Tu-Tuan Ebrahim," ucap Tia dengan nada gemetar, "anda terkenal baik dan selalu berpihak pada kebenaran." "Dan kebenarannya, kau berencana mencelakai adikku. Aku berniat merebut suami adikku, dan kau menusuk adikku dari belakang," jawab Ebrahim santai, "sekarang kutanya padamu, kau ingin mati di tanganku atau tetap hidup lebih lama dalam lingkar penderitaan yang Ethan ciptakan untukmu." Deg deg deg' Mata Tia melebar, reflek mundur bahkan berakhir terjatuh ke lantai karena lemas dan drop mendengar ucapan Ebrahim. Dia kira dia selamat bila meminta bantuan Ebrahim, akan tetapi status hidupnya malah diperjelas–hanya sebatas mati dan menderita. "Ku sarankan kau memilih Ethan, siapa tahu kau berobat dan Ethan melepasmu," ucap Ebrahim dengan menyunggingkan smirk tipis. Dia sedang menjebak perempuan ini. Faktanya, sekalipun Tia berub

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status