Hari ini adalah Minggu, waktu untuk netflix and chill bagi Darla. Saat ini saja Darla sangat fokus menatap layar Macbook dihadapannya yang menampilkan series Riverdale, series favorit Darla.
Saat sedang fokus menonton, ponsel miliknya berbunyi. Menandakan sebuah notifikasi pesan dari aplikasi hijau berlogo gagang telepon. Lalu, Darla meraih Iphone miliknya yang dia simpan di nakas.
Mr. Possessive š
Siap"
Bntr lg gue jmpt.Pesan dari Dean itu membuat Darla langsung bangkit dari kegiatan rebahannya. Dean menyuruhnya bersiap, sedangkan Darla bahkan belum mandi. Cewek pendiam itu memang memiliki kebiasaan mandi saat siang hari jika weekend.
Kemana kak?
Mr. Possessive š
Jln. Ini wkend
Gue mau ngjk lo ngedte.Ketikan cowok itu terlalu singkat dan membuat Darla takut salah memahaminya.
Kakak ngetik apa?
Aku kurang paham heheMr. Possessive š
Ngedate
Gue ngjk lo ngedateCpt siap"."Astaga! Kak Dean mendadak banget, aku belum siap apapun. Gak siap mental juga buat dating pertama sama dia." lirih Darla.
Dean selalu tiba-tiba dalam melakukan segala hal. Membuat Darla yang memiliki mental yupi selalu tidak siap untuk menerima perilaku manis dari manusia kulkas tersebut.
Ah, Darla jadi ingat pembicaraannya dengan Auri saat membicarakan masa kecil Dean yang absurd. Sangat bertolak belakang dengan sikap dingin dan datarnya saat ini.
Flashback on.
"Hahaha. Serius, Bund? Kak Dean pernah nyedot air dari akuarium? Aduh, aku sampe sakit perut ngebayanginnya." Darla tertawa sambil memegangi perutnya
Auri ikut tertawa, "Iya, princess. Bunda dulu panik banget takut ada apa-apa sama Dean. Ayah sama Bunda langsung bawa Dean ke dokter. Untung gak terjadi apapun sama Dean." jelasnya kemudian.
Darla sungguh terkejut mendengar bahwa Dean, si manusia es itu memiliki tingkah absurd saat kecil. Sedangkan sekarang sikapnya sangat dingin. Ya, tapi selalu mampu membuat Darla senam jantung dengan sikap tak terduganya.
"Terus, apalagi tingkah absurd Kak Dean waktu kecil?" tanya Darla.
"Banyak! Bahkan, dia pernah nyoret-nyoret badan temennya waktu itu. Dengan polosnya Dean cuma bilang 'Aku lagi bikin tatto di badannya, Bun.' Bunda langsung minta maaf ke ibunya anak itu." ujar Auri.
Flashback off.
Darla kembali tertawa mengingat itu. Dia tersentak kaget saat mengingat bahwa dirinya harus bersiap-siap.
Dia pun pergi menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Tak lama, dia keluar dengan t-shirt putih polos dilapisi cardigan oversize berwarna maroon dan blue jeans sebagai bawahannya.
Tak lupa, dia selalu memakai kalung berlian pemberian Dean. Cowok itu akan marah jika mengetahui Darla tidak memakainya.
Darla duduk di meja riasnya. Dia memakai bedak bayi dan mengoleskan sedikit liptint di bibir tipisnya. Setelah merasa siap, dia berdiri untuk mengambil sling bag hitamnya.
"Sayang, ada Dean di bawah!" seru Serly dari luar kamar Darla.
"Iya, Mi. Darla turun sekarang." balasnya kemudian.
"Oke, Mami tunggu di bawah."
Darla pun keluar dari kamarnya. Kaki jenjangnya menuruni tangga dengan perlahan. Dia bisa melihat Dean yang sedang berbincang dengan Azka dan Serly di sofa.
"Nah, princess Ayah udah turun." sambut Azka tersenyum manis.
Darla balas tersenyum manis. Dia duduk di samping ayahnya. Dia menatap Dean yang juga tengah menatapnya.
"Yah, Bun, aku izin bawa Darla, ya." ucap Dean sopan, namun masih dengan raut datarnya.
"Okay. Jangan pulang terlalu malam. Tolong jaga Darla, saya percaya sama kamu." peringat Azka tegas.
"Kalau anak Mami ngerepotin, cubit aja." tambah Serly.
"Mami!" rengek Darla. Semua tersenyum melihat tingkah menggemaskan Darla.
"Oke, kita pamit." Dean pun menarik lembut tangan Darla.
Hari ini Dean membawa mobil Land Rover hitam. Membuat Darla bedecak kagum, dirinya tahu bahwa mobil ini memiliki harga senila 4 Miliyar Rupiah.
Dean membukakan pintu mobil untuk gadisnya, "Makasih, Kak." balas Darla lembut.
"Hm."
Land Rover milik Dean pun berjalan membelah jalanan. Darla pun tidak tahu Dean akan mengajaknya pergi kemana.
ā” || ā” || ā”
Saat ini, mobil Dean berhenti di sebuah pantai. Darla cukup terkejut mengetahuinya. Untung saja outfit cewek itu tidak buruk untuk dipakai ke pantai.
"Kakak gak bilang kita mau ke pantai. Untung baju aku masih cocok buat jalan di pantai." dumel Darla.
Dean mengangkat sebelah alisnya, "Lo pakai apapun bakal tetep cantik, Dar. Gue bakal tetep suka." ujarnya.
"Ih! Bukan gitu maksud aku. Aduh, Kakak bisa gak sih jangan bikin aku baper terus." Darla menangkup pipinya yang bersemu.
"Lo tau gak? Gue suka banget liat lo blushing. You look so cute, Sweetie." bisik Dean.
"Ayok keluar." lanjutnya.
Mereka pun keluar dari Land Lover milik Dean. Saat sudah berada di area pantai, dahi Darla mengernyit heran. Di pantai ini tidak ada satu pengunjung pun selain mereka berdua.
"Kak? Kok sepi ya?"
"Oh, sengaja. Gue sewa pantai ini biar kita berdua." jawab Dean santai.
"Kak? Are you insane? Ini terlalu berlebihan kak."
Dean memegang bahu Darla, "Berlebihan? Harus berapa kali gue bilang? Gak ada yang berlebihan demi lo. Sejak hari dimana lo jadi milik gue, kebahagiaan lo jadi tanggung jawab gue. You're my princess, i'll do everythings for you."
Perkataan Dean membuat Darla terharu, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Dean mengusap pipi Darla.
"Kalau ini nangis bahagia, gue izinin. Tapi, gue gak akan izinin lo nangis karena sedih. Siapapun yang bikin lo nangis, i'll kill them."
"Tau gak, Kak? Aku ngerasa beruntung banget punya Kakak." ujar Darla tersenyum manis.
"No, we're lucky to have each other. Bukan cuma lo, gue juga beruntung bisa milikin lo." balas Dean.
"Kak! Bikin istana pasir, yuk!" ajak Darla semangat. Dean mengangguki ajakan Darla.
Dean akan melakukan apapun yang bisa membuat gadisnya bahagia, selama itu tidak membahayakan Darla dan asalkan bukan permintaan Darla untuk pergi darinya.
ā” || ā” || ā”
"Kak, baju aku basah. Terus gimana?" keluh Darla.
Dean dan Darla baru saja bermain jet sky. Alhasil, baju mereka berdua basah. Dan sialnya Darla tidak membawa baju ganti, dia tidak tahu Dean akan membawanya ke pantai.
"Gue bawa baju ganti, buat lo juga. Gue udah persiapin semua kok." jawab Dean.
"Loh? Kakak udah persiapan? Kenapa gak bilang dari awal sih!"
"Kejutan." singkat Dean.
Mereka pergi untuk berganti baju. Setelah ini, rencananya mereka akan akan makan siang di rumah makan yang ada di tepi pantai. Lalu, mereka akan menunggu sunset.
"Yuk! Kita makan." ajak Darla. Tangannya menarik tangan Dean menuju rumah makan.
'Gemes banget cewek gue.' batin Dean.
"Kak, aku mau lobster bakar ya." ujar Darla saat melihat list menu.
"Hm. Pesen apapun yang lo mau." jawab Dean.
"Kakak mau apa?"
"Samain aja kayak lo."
"Okay."
"Lobster bakar dua sama jus jeruknya juga dua ya, Mbak." pesan Darla pada pelayan rumah makan tersebut.
"Baik, Dek." pelayan tersebut pun mencatat pesana mereka lalu pergi.
"Dar," panggil Dean.
"Iya? Ada apa, Kak?"
Tangan Dean menggenggam tangan Darla yang ada diatas meja, "Kemarin gue belum sempet ngungkapin apa yang gue rasa ke lo. Gue langsung claim lo gitu aja."
"Gue gak bisa romantis dan gue gak bisa ngomong panjang lebar juga. Intinya, gue cinta sama lo. You're the one that changing my life into the happier version." lanjutnya.
"K-kak?"
"So, will you be my girl?" lugas Dean, matanya menatap teduh Darla.
"Yes. I'm yours, Kak." balas Darla cepat. Dirinya tidak bisa mengungkiri bahwa hatinya pun telah jatuh pada cowok datar di hadapannya ini.
"I love you, Cupcake." ucap Dean.
"I love you too, my prince charming."
Lalu, makanan mereka datang. Mereka mengisi perut mereka dengan keadaan hati yang bahagia.
ā” || ā” || ā”
Saat ini Darla sedang menyenderkan kepalanya di bahu tegap milik Dean. Mereka berdua duduk di pasir pantai menghadap ke arah matahati tenggelam. Ya, mereka sedang melihat indahnya sunset.
"Cantik banget ya, Kak." celetuk Darla tiba-tiba.
Dean menggeleng, "You're always be the prettiest for me."
"Bisa gak sih stop gombal, Kak? Aku capek baper tau!" rajuk Darla, bibirnya mengerucut lucu.
"Gue gak gombal. Semua yang gue omongin itu kenyataan." jawab Dean.
"Astaga, Dean Gevariel yang dingin ini bisa manis banget, ya." ledek Darla sambil tertawa.
Tiba-tiba, Dean menangkup pipi Darla. Tatapannya turun pada bibir tipis Darla, diusapnya bibir Darla tersebut.
Dengan perlahan Dean mendekatkan wajahnya pada wajah Darla. Mata Darla membulat saat merasakan bibirnya menempel dengan bibir milik Dean.
This is her first kiss!
Di temani indahnya sunset, Darla kehilangan ciuman pertamanya. Darla berharap dia mendapatkan kebahagiannya pada sosok yang sedang menciumnya ini. Pada Dean si cowok sedingin antartika yang hanya mencair saat bersamanya.
"CIEE! YANG KEMARIN NGEDATE NIH! GIMANA? LANCAR?" teriak Marissa heboh saat melihat Darla memasuki kelas.Teriakan Marissa tersebut menarik seluruh atensi murid yang berada di kelasnya. Membuat Darla meringis malu saat melihatnya."Aduh, pelan-pelan aja, Ris. Kan malu jadinya diperhatiin sama satu kelas." gerutu Darla saat sudah berada di hadapan Marissa.Marissa hanya terkekeh. Dia menyedot susu kotak yang sedari tadi dia pegang. Selain pecinta Shawn Mendes, cewek itu juga sangat menyukasi susu kotak."Qia mana, Ris? Kok belum kelihatan?" tanya Darla saat menyadari teman sebangkunya itu tidak ada. Sedangkan Marissa, dia duduk di belakangnya bersama cewek bernama Fenty."Qia izin gak masuk. Dia mau pergi sama keluarganya, ada acara mendadak gitu katanya." jelas Marissa yang direspon anggukan oleh Darla.Marissa menepuk bahu Darla, "Heh! Pertanyaan gue belum lo jawab. Giman
"Makasih ya udah nyanyi buat aku semalem, Kak." ucap Darla pada Dean yang saat ini sedang menyuapinya.Mereka berdua sedang menghabiskan waktu istirahat sekolah di rooftoop. Dean bilang jika dia merindukan waktu berduanya dengan Darla di rooftoop sekolah mereka ini."Lo seneng denger suara nyanyi gue?" tanya Dean."Suka banget! Suara Kak Dean bagus banget, hehe." jawab Darla dengan cengiran lucunya."Gue bakal sering nyanyi kalau gitu. Apapun yang bikin lo bahagia, gue bakal sering lakuin itu." Dean mengatakan kalimat itu dengan ekspresi datas andalannya."Aku gak mau wortelnya, Kak." ujar Darla saat melihat Dean menyendokan potongan wortel untuknya.Dean berdecak, "Wortel bagus buat kesehatan, Dar. Makan!"Akhirnya pun Darla pasrah menerima suapan dari Dean. Dirinya sedikit merasa badmood karena entah kenapa tidak ada satu orang
"Kak, jangan marah dong!" bujuk Darla pada Dean yang saat ini mendiaminya.Cowok dingin itu memang mendiaminya sejak satu jam lalu. Hal itu dikarenakan rasa cemburu Dean saat melihat Darla berbincang dengan seorang cowok yang merupakan teman satu kelompok Darla."Aku sekelompok sama Ardan itu dipilih sama Pak Roni. Itu bukan kemauan aku, Kak." jelas Darla prustasi."Gak usah sebut nama cowok itu! Lo suka sama dia? Terus aja bela dia." ujar Dean ketus."Astaga, aku gak suka sama dia. Aku juga gak belain dia. Aku cuma jelasin apa yang sebenernya.""Lo bisa nolak buat satu kelompok sama dia. Gue kan udah bilang, gue gak suka lo deket-deket sama cowok lain." balas Dean tak mau kalah.Darla menghela nafas lelah, "Kak? Ya masa aku nolak, nanti yang ada aku malah dimarahin sama Pak Roni.""Kalau dia emang berani marahin lo, bilang aja sama gue."
Darla berjalan menyusuri koridor Moonlight Highschool yang masih terlihat lenggang. Hanya terlihat beberapa murid rajin yang memang hobby untuk datang pagi. Dan, Darla memang termasuk ke dalam golongan murid rajin tersebut.Darla, cewek chubby tersebut memang selalu datang awal ke sekolah. Entah apa alasannya. Kadang dia membeli sarapan -sepotong sandwich- di kafetaria sekolah atau hanya duduk manis di kelas, membaca novel sembari menunggu kedua sahabatnya datang.Pagi ini Darla berencana membaca novel di taman belakang sekolahnya, suatu hal yang belum pernah Darla lakukan. Cewek itu memeluk sebuah novel sambil berjalan di koridor yang akan membawanya ke taman belakang. Entah hanya perasaannya saja, tapi Darla merasa seseorang menguntitnya di koridor ini. Mencoba menoleh ke belakang, tapi Darla tidak menemukan seorang pun disana. Berusaha tidak menghiraukan, Darla melanjutkan langkahnya.Darla duduk di se
"Aduh! Gara-gara Marissa sama Qia, aku jadi penasaran kan sama Kak Dean." Darla menggerutu pelan, matanya tak lepas dari laptop di hadapannya yang menampilkan informasi tentang keluarga Gevariel."Keluarga Gevariel merupakan keluarga konglomerat nomer 1 di Asia. Tuan Rayden Gevariel dan Nyonya Auri Gevariel memiliki seorang putra bernama Dean Alston Gevariel. Kekayaan keluarga Gevariel saat ini diperkirakan sebesar $22.3 B." itulah yang tertulis di salah satu artikel yang Darla baca.Ingin tahu reaksi Darla setelah membaca artikel tersebut? Mulutnya terbuka lebar dengan mata yang membulat sempurna. Awalnya dia penasaran dengan alasan Dean bisa seterkenal itu. Bukan hanya Dean, bahkan seantero sekolah mengenal keluarga Gevariel. Mereka selalu mengagung-agungkan keluarga tersebut. Dia tidak tahu kalau keputusannya untuk menggali informasi tentang Dean akan membuatnya terkejut.Di artikel ini disebutkan bahwa keluarg
Berita tentang Dean dan Darla yang berangkat bersama sukses menggemparkan Moonlight Highschool pagi ini.Bagaimana tidak? Seorang Dean Alston Gevariel yang dikenal dingin dan tak tersentuh tiba-tiba keluar dari mobilnya bersama Darla. Bahkan tangan kekar Dean bertengger manis di pinggang ramping Darla. Membuat para murid Moonlight Highschool semakin menjerit heboh."DEAN GANTENG BANGET ASTAGA!""Ih, itu kok Dean sama Darla?""Mereka pacaran?""AAAA POTEK HATI GUE!""Kak Dean kok mau sih sama dia?""Cantikan gue kali sama Darla. Cewek jelek itu pasti kegatelan sama Dean."Ucapan terakhir itu membuat Dean menghentikan langkahnya, Darla yang berada di rangkulannya pun menjadi ikut berhenti.Dean mendekati seorang siswi yang tadi berani menghina gadisnya. Cowok dengan aura
Hari ini tepat seminggu Darla menjadi kekasih Dean, atau lebih tepatnya mungkin dipaksa menjadi kekasih Dean.Darla tidak menyangkal, dia mulai merasa nyaman dengan sosok Dean. Ya, meskipun cowok itu memiliki sifat posesif yang tinggi.Selama satu minggu ini, keseharian Darla dipenuhi aturan dari manusia posesif bernama Dean. Darla tidak boleh berdekatan dengan cowok lain, jika Darla ingin pergi kemanapun harus dengan seizin Dean, bahkan makanan Darla pun sekarang harus diawasi Dean.Dean dan sikap pemaksanya.Hari ini, Dean mengajak Darla untuk makan di kantin saat jam istirahat. Selama satu minggu terakhir ini mereka memang selalu makan di rooftop saat jam istirahat.Alasannya, Dean ingin menyembunyikan Darla dari para sahabatnya yang terus memaksa ingin berkenalan dengan Darla. Dan, setelah bosan dipaksa, akhirnya hari ini Dean akan memperkenalkan Darla pada ketiga sah
"Kak, jangan marah dong!" bujuk Darla pada Dean yang saat ini mendiaminya.Cowok dingin itu memang mendiaminya sejak satu jam lalu. Hal itu dikarenakan rasa cemburu Dean saat melihat Darla berbincang dengan seorang cowok yang merupakan teman satu kelompok Darla."Aku sekelompok sama Ardan itu dipilih sama Pak Roni. Itu bukan kemauan aku, Kak." jelas Darla prustasi."Gak usah sebut nama cowok itu! Lo suka sama dia? Terus aja bela dia." ujar Dean ketus."Astaga, aku gak suka sama dia. Aku juga gak belain dia. Aku cuma jelasin apa yang sebenernya.""Lo bisa nolak buat satu kelompok sama dia. Gue kan udah bilang, gue gak suka lo deket-deket sama cowok lain." balas Dean tak mau kalah.Darla menghela nafas lelah, "Kak? Ya masa aku nolak, nanti yang ada aku malah dimarahin sama Pak Roni.""Kalau dia emang berani marahin lo, bilang aja sama gue."
"Makasih ya udah nyanyi buat aku semalem, Kak." ucap Darla pada Dean yang saat ini sedang menyuapinya.Mereka berdua sedang menghabiskan waktu istirahat sekolah di rooftoop. Dean bilang jika dia merindukan waktu berduanya dengan Darla di rooftoop sekolah mereka ini."Lo seneng denger suara nyanyi gue?" tanya Dean."Suka banget! Suara Kak Dean bagus banget, hehe." jawab Darla dengan cengiran lucunya."Gue bakal sering nyanyi kalau gitu. Apapun yang bikin lo bahagia, gue bakal sering lakuin itu." Dean mengatakan kalimat itu dengan ekspresi datas andalannya."Aku gak mau wortelnya, Kak." ujar Darla saat melihat Dean menyendokan potongan wortel untuknya.Dean berdecak, "Wortel bagus buat kesehatan, Dar. Makan!"Akhirnya pun Darla pasrah menerima suapan dari Dean. Dirinya sedikit merasa badmood karena entah kenapa tidak ada satu orang
"CIEE! YANG KEMARIN NGEDATE NIH! GIMANA? LANCAR?" teriak Marissa heboh saat melihat Darla memasuki kelas.Teriakan Marissa tersebut menarik seluruh atensi murid yang berada di kelasnya. Membuat Darla meringis malu saat melihatnya."Aduh, pelan-pelan aja, Ris. Kan malu jadinya diperhatiin sama satu kelas." gerutu Darla saat sudah berada di hadapan Marissa.Marissa hanya terkekeh. Dia menyedot susu kotak yang sedari tadi dia pegang. Selain pecinta Shawn Mendes, cewek itu juga sangat menyukasi susu kotak."Qia mana, Ris? Kok belum kelihatan?" tanya Darla saat menyadari teman sebangkunya itu tidak ada. Sedangkan Marissa, dia duduk di belakangnya bersama cewek bernama Fenty."Qia izin gak masuk. Dia mau pergi sama keluarganya, ada acara mendadak gitu katanya." jelas Marissa yang direspon anggukan oleh Darla.Marissa menepuk bahu Darla, "Heh! Pertanyaan gue belum lo jawab. Giman
Hari ini adalah Minggu, waktu untuk netflix and chill bagi Darla. Saat ini saja Darla sangat fokus menatap layar Macbook dihadapannya yang menampilkan series Riverdale, series favorit Darla.Saat sedang fokus menonton, ponsel miliknya berbunyi. Menandakan sebuah notifikasi pesan dari aplikasi hijau berlogo gagang telepon. Lalu, Darla meraih Iphone miliknya yang dia simpan di nakas.Mr. Possessive šSiap"Bntr lg gue jmpt.Pesan dari Dean itu membuat Darla langsung bangkit dari kegiatan rebahannya. Dean menyuruhnya bersiap, sedangkan Darla bahkan belum mandi. Cewek pendiam itu memang memiliki kebiasaan mandi saat siang hari jika weekend.Kemana kak?Setelah membalas pesan Dean, cewek itu langsung mematikan Macbook-nya. Tak lama, b
Hari ini tepat seminggu Darla menjadi kekasih Dean, atau lebih tepatnya mungkin dipaksa menjadi kekasih Dean.Darla tidak menyangkal, dia mulai merasa nyaman dengan sosok Dean. Ya, meskipun cowok itu memiliki sifat posesif yang tinggi.Selama satu minggu ini, keseharian Darla dipenuhi aturan dari manusia posesif bernama Dean. Darla tidak boleh berdekatan dengan cowok lain, jika Darla ingin pergi kemanapun harus dengan seizin Dean, bahkan makanan Darla pun sekarang harus diawasi Dean.Dean dan sikap pemaksanya.Hari ini, Dean mengajak Darla untuk makan di kantin saat jam istirahat. Selama satu minggu terakhir ini mereka memang selalu makan di rooftop saat jam istirahat.Alasannya, Dean ingin menyembunyikan Darla dari para sahabatnya yang terus memaksa ingin berkenalan dengan Darla. Dan, setelah bosan dipaksa, akhirnya hari ini Dean akan memperkenalkan Darla pada ketiga sah
Berita tentang Dean dan Darla yang berangkat bersama sukses menggemparkan Moonlight Highschool pagi ini.Bagaimana tidak? Seorang Dean Alston Gevariel yang dikenal dingin dan tak tersentuh tiba-tiba keluar dari mobilnya bersama Darla. Bahkan tangan kekar Dean bertengger manis di pinggang ramping Darla. Membuat para murid Moonlight Highschool semakin menjerit heboh."DEAN GANTENG BANGET ASTAGA!""Ih, itu kok Dean sama Darla?""Mereka pacaran?""AAAA POTEK HATI GUE!""Kak Dean kok mau sih sama dia?""Cantikan gue kali sama Darla. Cewek jelek itu pasti kegatelan sama Dean."Ucapan terakhir itu membuat Dean menghentikan langkahnya, Darla yang berada di rangkulannya pun menjadi ikut berhenti.Dean mendekati seorang siswi yang tadi berani menghina gadisnya. Cowok dengan aura
"Aduh! Gara-gara Marissa sama Qia, aku jadi penasaran kan sama Kak Dean." Darla menggerutu pelan, matanya tak lepas dari laptop di hadapannya yang menampilkan informasi tentang keluarga Gevariel."Keluarga Gevariel merupakan keluarga konglomerat nomer 1 di Asia. Tuan Rayden Gevariel dan Nyonya Auri Gevariel memiliki seorang putra bernama Dean Alston Gevariel. Kekayaan keluarga Gevariel saat ini diperkirakan sebesar $22.3 B." itulah yang tertulis di salah satu artikel yang Darla baca.Ingin tahu reaksi Darla setelah membaca artikel tersebut? Mulutnya terbuka lebar dengan mata yang membulat sempurna. Awalnya dia penasaran dengan alasan Dean bisa seterkenal itu. Bukan hanya Dean, bahkan seantero sekolah mengenal keluarga Gevariel. Mereka selalu mengagung-agungkan keluarga tersebut. Dia tidak tahu kalau keputusannya untuk menggali informasi tentang Dean akan membuatnya terkejut.Di artikel ini disebutkan bahwa keluarg
Darla berjalan menyusuri koridor Moonlight Highschool yang masih terlihat lenggang. Hanya terlihat beberapa murid rajin yang memang hobby untuk datang pagi. Dan, Darla memang termasuk ke dalam golongan murid rajin tersebut.Darla, cewek chubby tersebut memang selalu datang awal ke sekolah. Entah apa alasannya. Kadang dia membeli sarapan -sepotong sandwich- di kafetaria sekolah atau hanya duduk manis di kelas, membaca novel sembari menunggu kedua sahabatnya datang.Pagi ini Darla berencana membaca novel di taman belakang sekolahnya, suatu hal yang belum pernah Darla lakukan. Cewek itu memeluk sebuah novel sambil berjalan di koridor yang akan membawanya ke taman belakang. Entah hanya perasaannya saja, tapi Darla merasa seseorang menguntitnya di koridor ini. Mencoba menoleh ke belakang, tapi Darla tidak menemukan seorang pun disana. Berusaha tidak menghiraukan, Darla melanjutkan langkahnya.Darla duduk di se