Home / CEO / Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan / Ciuman Kedua dan Dinner bersama Mertua

Share

Ciuman Kedua dan Dinner bersama Mertua

Author: Dearmyr
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Mikael tertawa geli mengingat masa lalunya beberapa waktu lalu sebelum menikah dimana rumor bahwa ia adalah seorang penyuka sesama jenis beredar di kantornya sendiri, apalagi jika bukan karena ia yang selalu sendiri di usianya yang cukup matang bahkan sudah lebih dari stabil dalam hal apapun terutama finansial? Tapi yasudahlah, semua sudah berlalu, batinnya.

"Heh! Senyam-senyum sendiri. Kemasukan kamu, El?" celetuk Vony.

El bergidik ngeri saat melihat tatapan Vony yang seakan ingin membunuhnya, "Kenapa tatapan kamu? Naksir?"

"Naksir bayangannya."

"Ah mengaku saja lah!"

"Ssttt! Aku jadi lupa mau ngomong apa." Livony mengetuk-ngetukkan jari pada dagunya, "Ah, iya!" Ia lalu mengerutkan kedua alisnya dan memelototi Mikael lalu memukul-mukul bahunya dari seberang meja,

"Gila kamu ya! Kenapa ga bilang ada tante Dini! Udah mati kutu aku gara-gara kamu padahal niatku cuma kesini karena asistenmu suruh aku interview formalitas atau apalah itu untuk jadi scriptwriter!"

Mikael sumringah, "Nah! Aku juga mau membicarakan itu."

"Eh! Tunggu dulu! Aku masih marah ya! Gila kamu! Kamu pikir bisa seenaknya gitu! Kalo aku salah ngomong atau bikin tante serangan jantung karena spontan bocorin semuanya akibat gugup gimana?"

Tanpa sadar Mikael sudah beranjak bangun dari kursi mewahnya dan berada di sebelah Livony, ia lalu memutar kursi Vony yang semula berhadapan dengan kursi utamanya menjadi ke arah tubuhnya dari samping, "Kamu udah ga bener sih ini kalo gini, nanti ...."

'Cup'

"Iya, aku minta maaf, Vony! Udah ya marahnya?"

Semburat merah tergambar jelas di wajah mungil Livony, emosinya mereda seketika tergambarkan dengan matanya yang membelalak terkejut.

‘Sial,’ batin Livony, "Kalo main nyosor begini terus dan gue cuma diem bisa-bisa keterusan anak ini."

Livony spontan mencubit lengan Mikael keras. Terlampau keras hingga Mikael menjerit kesakitan.

"Ah, sial! Oke, aku tidak akan mengulangi ciuman tak diundang itu!"

"Good."

"Sial, padahal bibirmu sendiri yang menarik perhatianku."

"Sialan."

"Satu umpatan lagi bibirku akan mendarat di wajahmu lagi, Livony."

"Coba saj ...."

"Jangan coba-coba mengancamku lagi."

‘Sial, aku kalah,’ batin Livony. Tentu saja ia bisa membantah dan jika Mikael nekat melakukan hal 'tidak senonoh' padanya lagi ia bisa berteriak.

Namun sialnya, Vony mulai menikmati semua itu. Jadi ia hanya bisa bungkam.

Dan mengacungkan jari tengah ke wajah Mikael yang membuat pria itu membelalak lalu memelototinya.

"Apa? Aku hanya diam!"

"Definisi mengumpat seribu gaya."

"Protes saja kerjaanmu, El!"

Mikael yang ingat watak keras Livony segera mengalah dan menyudahi perdebatan tidak berkesudahan ini, "Ya sudah! Oke, Vony."

Ia lalu menghela napasnya, "Omong-omong soal scriptwriter, aku berencana meminta bantuanmu untuk mengisi lowongan tersebut yang sedang kosong di kantor ini. Tentunya kamu akan mendapat gaji yang menjanjikan dan bonus jika mencapai target dan kinerjamu berkualitas. Apa kamu bersedia?"

‘Tawaran menarik,’ batin Livony.

"Lowongan yang sedang kosong itu berarti aku cuma isi sementara waktu? Berapa lama?"

"Sampai saya menemukan penggantimu. Atau jika sekalipun kesepakatan kita selesai dan kamu bersedia untuk menjadi karyawan tetap, dan kinerjamu bagus tentunya, kamu bisa mengisi lowongan ini secara permanen."

"Really?"

"Yup!" Mikael mengangguk mantap yang membuat senyum cantik dan anggun Livony merekah. Menjadi Scriptwriter adalah impiannya sejak lama, ia hanya menulis di blog pribadinya selama ini dan sekarang impiannya dapat ia gapai di depan mata. Tapi tunggu, tidak ada yang gratis, bukan? Batinnya.

"Semua ini. Semua keuntungan yang aku dapat paska kesepakatan kita, pasti ada bayarannya, kan?"

"Ah! Cerdas."

"Lelaki brengsek!"

"Bagaimana kalau kita menikah sungguhan?"

"Lebih baik aku mati."

"Yasudah, berarti tawaranmu hanya berhenti di karyawan sementara."

"Deal."

Mikael merasa sesak, antara sedih karena menyaksikan trauma masa kecil Livony masih tertanam kokoh dalam jiwanya, dan karena Livony lebih memilih membuang jauh impiannya sejak lama sekalipun yang ia nikahi adalah dirinya.

"Dua kali ditolak atau kita tidak akan bersamapun, aku gak akan berhenti jagain kamu seperti janjiku, Von. Sampai kapanpun itu, janjiku masih sama seperti dulu."

Livony merasa sesak, kecemasan. Penyakit kejiwaannya entah mengapa kambuh.

'Sial' batin Vony.

"Sorry, El. Aku harus pergi dulu. Aku perlu pulang ke tempatku dulu, aku janji akan kembali ke apart tepat waktu."

Mikael merasa Vony tidak menghiraukan penuturannya sekaligus merasa ada yang aneh, tentu ia tahu kecemasannya kambuh, itulah mengapa ia akan membiarkannya pergi karena sendiri adalah hal yang ia butuhkan saat kambuh. Namun.. ada yang janggal dari semburat ekspresi dan tatapan yang muncul dari Livony, dan sialnya Mikael belum mengetahui itu.

"Jam 4 sore kita bertemu lagi di apart."

"Oke." Livony pun bergegas pergi sebelum Mikael kembali memanggilnya,

"Livony!"

Vony menoleh tergesa, "Apa lagi, Mikael?"

"Hati-hati."

Mereka pun berpisah dengan dua hati yang saling bergemuruh penuh tanda tanya. Mikael kembali dengan kesibukannya dan Vony, dengan urusannya. Yang tak ada seorang pun di dunia tahu bahkan termasuk Mikael, malaikat penjaganya sejak kecil.

Di sisi lain Livony mengelus dada saat mencapai base ment tempatnya memarkirkan motor matic pink kesayangannya, ia melihat ke layar ponselnya yang menampilkan jatuh tempo hutangnya besok.

Sial, batin Livony. Ia bahkan belum mendapatkan pemasukkan apapun saat ini dan angka-angka hutang sialan itu sudah muncul saja di layar ponselnya. Ia berdecih, "Hutang sialan, kau pikir aku punya pohon uang? Hah?!"

Ia lalu menjalankan motornya ke suatu tempat yang tidak pernah ia bayangkan akan ia datangi sebelumnya, klub malam.

Related chapters

  • Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan   Awal Pernikahan Sialan dengan Mr. M

    Livony Zea, seorang penulis dengan kepribadian yang garang, 25 tahun, memandang hidup dengan prinsip yang unik dan kuat. Satu hal yang membuatnya memilih untuk menemukan kebahagiaan dalam rencananya yang unik yaitu menua bersama sepuluh kucing dan dua anak hasil adopsi tanpa menikah, semua itu karena ia membenci pria. Menurutnya semua lelaki sama saja, brengsek. Hingga suatu hari, Livony melangkah menuju pusat adopsi hewan dan bertemu seorang CEO muda, dan agak gila. Keduanya tertarik pada seekor kucing yang sama. Himalaya putih dengan mata biru."Saya sudah mengincar kucing seperti ini dari lama untuk diadopsi. Apa urusannya dengan Anda? Silahkan pilih kucing lainnya di sini.""Saya juga tertarik padanya. Kucing ini memiliki daya tarik luar biasa dan saya akan memberikannya untuk keponakan saya sebagai hadiah ulang tahun. Silahkan ikhlaskan kucing ini karena saya akan bayar mahal, saat ini juga."Pertentangan pun dimulai, dengan kucing menjadi simbol persaingan antara dua kepribadia

  • Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan   Pertemuan yang Direncanakan

    Vony tidak bisa lagi menahan air matanya, ia tidak menyangka statusnya akan berubah dalam sekejap mata dengan cara kotor seperti ini. Pun ia tahu kehidupannya akan sangat terbantu oleh imbalan yang diberikan, ia tidak bisa menyembunyikan kegelisahan hati terkecilnya. Kenangan masa kecilnya kembali menyeruak ke permukaan. Tangannya yang bergetar dan berubah sedingin es tidak berhenti memainkan cincin hitam di tangan kirinya untuk mengalihkan kegugupan yang menyeruak dalam raganya.Entah sudah beberapa kali ia mendongakkan kepala agar air matanya tidak tumpah, napasnya yang terengah-engah dan sedikit tertahan menyita perhatian Mikael. Ia jelas bisa membaca dan memahami reaksi Vony, "Ketakutan terbesarmu masih sama kaya dulu, Von," ucapnya dalam hati. Mikael lalu menarik telapak tangan 'mempelai' wanitanya itu dan menggenggam lembut tangan Vony dibalik meja Akad. Tatapannya terus menjurus ke depan dimana sang penghulu merapikan posisinya mempersiapkan diri.Vony tersentak pelan saat tan

  • Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan   Puzzle Antara 2 Kepribadian

    Mentari pagi menyinari ruangan kamar Vony dan Mikael, Vony mengerjapkan matanya silau saat Mikael menatapnya dengan senyum yang ... melegakan, tidak asing, dan anehnya menghanyutkan baginya itu. Mikael yang baru saja membuka tirai yang menampilkan view padatnya jalanan dan matahari terbit itu menyapa Vony yang sekarang terduduk sambil mengucap kedua matanya dan menguap itu.Rambutnya yang berantakan, muka naturalnya tanpa make-up tebal namun elegan yang biasa ia kenakan, semua itu memukau Mikael dengan sempurna.‘Cantik,’ batin Mikael, ‘Lucu dan menggemaskan, masih sama seperti dulu.’"Apa liat-liat, El?" Ketus Vony dengan suara paraunya, "Kenapa senyum-senyum gitu? Cantik ya? Tau."Mikael tertawa renyah dan memutar bola matanya pura-pura jengah. Vony dan sarkas penuh percaya dirinya. Sebuah dua kesatuan yang sangat ia rindukan."Waktunya sarapan, istriku.""Najis.""Mending kamu segera mengganti pakaian dan turun bersamaku," perintah Mikael, matahari yang menyinari wajah serta bibir

  • Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan   Kepemimpinan yang Menantang

    Mikael memandangi ibunya di depan meja kantornya sekarang, ia mengerjap bingung dengan wajah antusias mamanya yang tidak berhenti membicarakan 'momongan' dari satu jam yang lalu. "Laki-laki dan perempuan ya, El-ku sayang. Mama mohon!"Mikael menelan ludah, bagaimana harus menjelaskan situasinya tanpa bertindak gegabah pada dua orang wanita yang sangat dicintainya, Vony dan Dini-mamanya."Udahlah, Ma ... El baru aja menikah tiga hari yang lalu. El sama Vony juga sudah sepakat untuk menunda momongan. El minta tolong jangan dibahas dulu, apalagi di depan Livony."Dini menggelengkan kepala sambil menggoyangkan jari telunjuknya tanda tidak setuju. "Mana bisa?!" El hanya bisa memijat dahinya kebingungan, "Mama justru ingin anak kembar dari kalian.""Astaga, Mama! Kita sama-sama gak punya garis keturunan kembar, ma! Apalagi ini?" bantah Mikael semakin pusing dibuatnya."Pokoknya mama mau— ehh menantu kesayangan mama!"Mikael menoleh ke arah pintu dan membelalakkan matanya ke arah Livony yan

Latest chapter

  • Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan   Ciuman Kedua dan Dinner bersama Mertua

    Mikael tertawa geli mengingat masa lalunya beberapa waktu lalu sebelum menikah dimana rumor bahwa ia adalah seorang penyuka sesama jenis beredar di kantornya sendiri, apalagi jika bukan karena ia yang selalu sendiri di usianya yang cukup matang bahkan sudah lebih dari stabil dalam hal apapun terutama finansial? Tapi yasudahlah, semua sudah berlalu, batinnya. "Heh! Senyam-senyum sendiri. Kemasukan kamu, El?" celetuk Vony. El bergidik ngeri saat melihat tatapan Vony yang seakan ingin membunuhnya, "Kenapa tatapan kamu? Naksir?" "Naksir bayangannya." "Ah mengaku saja lah!" "Ssttt! Aku jadi lupa mau ngomong apa." Livony mengetuk-ngetukkan jari pada dagunya, "Ah, iya!" Ia lalu mengerutkan kedua alisnya dan memelototi Mikael lalu memukul-mukul bahunya dari seberang meja, "Gila kamu ya! Kenapa ga bilang ada tante Dini! Udah mati kutu aku gara-gara kamu padahal niatku cuma kesini karena asistenmu suruh aku interview formalitas atau apalah itu untuk jadi scriptwriter!" Mikael sumringah,

  • Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan   Kepemimpinan yang Menantang

    Mikael memandangi ibunya di depan meja kantornya sekarang, ia mengerjap bingung dengan wajah antusias mamanya yang tidak berhenti membicarakan 'momongan' dari satu jam yang lalu. "Laki-laki dan perempuan ya, El-ku sayang. Mama mohon!"Mikael menelan ludah, bagaimana harus menjelaskan situasinya tanpa bertindak gegabah pada dua orang wanita yang sangat dicintainya, Vony dan Dini-mamanya."Udahlah, Ma ... El baru aja menikah tiga hari yang lalu. El sama Vony juga sudah sepakat untuk menunda momongan. El minta tolong jangan dibahas dulu, apalagi di depan Livony."Dini menggelengkan kepala sambil menggoyangkan jari telunjuknya tanda tidak setuju. "Mana bisa?!" El hanya bisa memijat dahinya kebingungan, "Mama justru ingin anak kembar dari kalian.""Astaga, Mama! Kita sama-sama gak punya garis keturunan kembar, ma! Apalagi ini?" bantah Mikael semakin pusing dibuatnya."Pokoknya mama mau— ehh menantu kesayangan mama!"Mikael menoleh ke arah pintu dan membelalakkan matanya ke arah Livony yan

  • Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan   Puzzle Antara 2 Kepribadian

    Mentari pagi menyinari ruangan kamar Vony dan Mikael, Vony mengerjapkan matanya silau saat Mikael menatapnya dengan senyum yang ... melegakan, tidak asing, dan anehnya menghanyutkan baginya itu. Mikael yang baru saja membuka tirai yang menampilkan view padatnya jalanan dan matahari terbit itu menyapa Vony yang sekarang terduduk sambil mengucap kedua matanya dan menguap itu.Rambutnya yang berantakan, muka naturalnya tanpa make-up tebal namun elegan yang biasa ia kenakan, semua itu memukau Mikael dengan sempurna.‘Cantik,’ batin Mikael, ‘Lucu dan menggemaskan, masih sama seperti dulu.’"Apa liat-liat, El?" Ketus Vony dengan suara paraunya, "Kenapa senyum-senyum gitu? Cantik ya? Tau."Mikael tertawa renyah dan memutar bola matanya pura-pura jengah. Vony dan sarkas penuh percaya dirinya. Sebuah dua kesatuan yang sangat ia rindukan."Waktunya sarapan, istriku.""Najis.""Mending kamu segera mengganti pakaian dan turun bersamaku," perintah Mikael, matahari yang menyinari wajah serta bibir

  • Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan   Pertemuan yang Direncanakan

    Vony tidak bisa lagi menahan air matanya, ia tidak menyangka statusnya akan berubah dalam sekejap mata dengan cara kotor seperti ini. Pun ia tahu kehidupannya akan sangat terbantu oleh imbalan yang diberikan, ia tidak bisa menyembunyikan kegelisahan hati terkecilnya. Kenangan masa kecilnya kembali menyeruak ke permukaan. Tangannya yang bergetar dan berubah sedingin es tidak berhenti memainkan cincin hitam di tangan kirinya untuk mengalihkan kegugupan yang menyeruak dalam raganya.Entah sudah beberapa kali ia mendongakkan kepala agar air matanya tidak tumpah, napasnya yang terengah-engah dan sedikit tertahan menyita perhatian Mikael. Ia jelas bisa membaca dan memahami reaksi Vony, "Ketakutan terbesarmu masih sama kaya dulu, Von," ucapnya dalam hati. Mikael lalu menarik telapak tangan 'mempelai' wanitanya itu dan menggenggam lembut tangan Vony dibalik meja Akad. Tatapannya terus menjurus ke depan dimana sang penghulu merapikan posisinya mempersiapkan diri.Vony tersentak pelan saat tan

  • Dari Petshop Turun ke Hati CEO Tampan   Awal Pernikahan Sialan dengan Mr. M

    Livony Zea, seorang penulis dengan kepribadian yang garang, 25 tahun, memandang hidup dengan prinsip yang unik dan kuat. Satu hal yang membuatnya memilih untuk menemukan kebahagiaan dalam rencananya yang unik yaitu menua bersama sepuluh kucing dan dua anak hasil adopsi tanpa menikah, semua itu karena ia membenci pria. Menurutnya semua lelaki sama saja, brengsek. Hingga suatu hari, Livony melangkah menuju pusat adopsi hewan dan bertemu seorang CEO muda, dan agak gila. Keduanya tertarik pada seekor kucing yang sama. Himalaya putih dengan mata biru."Saya sudah mengincar kucing seperti ini dari lama untuk diadopsi. Apa urusannya dengan Anda? Silahkan pilih kucing lainnya di sini.""Saya juga tertarik padanya. Kucing ini memiliki daya tarik luar biasa dan saya akan memberikannya untuk keponakan saya sebagai hadiah ulang tahun. Silahkan ikhlaskan kucing ini karena saya akan bayar mahal, saat ini juga."Pertentangan pun dimulai, dengan kucing menjadi simbol persaingan antara dua kepribadia

DMCA.com Protection Status