Share

Apa Akan Menikah?

last update Last Updated: 2024-07-16 10:51:21
Billy menoleh kanan dan kiri, dia terlihat bingung sampai melihat Alaric yang menatapnya.

“Apa?” tanya Billy masih bingung dengan maksud Claudia.

Alaric malah mengedikkan bahu, saat keduanya menoleh ke arah Claudia, mereka melihat wanita itu berjalan ke arahnya.

“Akhirnya kamu datang,” ucap Claudia sambil memberikan isyarat mata ke Billy.

Billy masih bingung dengan yang terjadi, terutama ucapan Claudia sebelum menunjuk dirinya.

“Bantu aku, please.” Claudia bicara dengan suara sangat lirih sampai yang terlihat hanya gerakan bibir.

Billy melihat Claudia panik, lantas memandang Vano yang berdiri menatap dirinya.

“Sudah mau pergi?” tanya Billy yang sepertinya langsung paham maksud Claudia.

“Iya, kita makan dulu sebelum aku balik ke perusahaan,” jawab Claudia kemudian menggandeng tangan Billy tanpa permisi.

Alaric terkejut melihat yang dilakukan teman istrinya itu, apalagi Billy yang syok karena Claudia menggandengnya begitu saja.

Vano terlihat sangat kesal. Dia mendekat ke Billy dan yang l
Aililea (din din)

Jangan lupa kasih komennya ya Kak. Yang mau kasih bintang 5 dan ulasan juga boleh, biar bintangnya Emily menyala, terima kasih yang sudah mau kasih bintang 5.

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
udah Claudia ajak aja Billy nikah beneran biar vano jauhin kamu.........
goodnovel comment avatar
Titin Susiyana
semoga idenya mama mia berhasil.... udah gak sabar liat si anyir kena azab.
goodnovel comment avatar
wardah
setuju bnget ini klo Claudia sama Billy kawal sampe halal yuk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Curhat Ke Kakak Ipar

    “Vano kuliah?” tanya Emily ke sang mama yang hari itu menjemputnya bersama Alaric. Emily sudah diperbolehkan pulang, tapi untuk sementara ini dia dan Alaric akan tinggal di rumah Aruna. “Entah, sejak semalam mami pulang ga lihat dia. Mungkin sibuk dengan tugas kuliahnya,” jawab Aruna sambil merapikan barang yang akan dibawa pulang. Emily mengangguk percaya saja, tapi sepertinya tidak dengan Alaric yang kemarin melihat kekecewaan dalam tatapan mata Vano. “Ini sudah semua, ayo pulang!” ajak Aruna lega karena akhirnya Emily bisa pulang dari rumah sakit. Mereka pun pulang ke rumah Aruna. Emily langsung masuk kamar karena harus banyak istirahat berdasarkan saran dokter kandungannya untuk menjaga kondisi janinnya agar tetap sehat. “Aku sudah bilang Papi agar kamu diberi cuti, minimal satu minggu untuk memastikan kondisimu baik-baik saja,” ujar Alaric sambil menarik selimut untuk menutupi kaki Emily. “Padahal aku sudah sehat dan masih bisa kerja,” balas Emily terlihat sedih karena dimi

    Last Updated : 2024-07-17
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Rencana Mertua

    Mia berada di mobil yang terparkir di pinggir jalan. Dia membaca pesan yang diterimanya, kemudian menoleh ke bahu jalan yang tampak beberapa toko berjajar di sana. “Benar di sini, kan?” Mia memperhatikan area pertokoan juga kafe di sisi jalan. Dia masih menunggu di sana cukup lama, hingga melihat apa yang diincarnya. Mia pun merapikan pakaian, kemudian turun dari mobil dengan sikap biasa saja. Mia berjalan menuju ke kafe, lantas masuk dan berjalan menuju kasir. Ada satu pelanggan di depannya yang sedang memesan minuman, tentu saja Mia di sana karena tujuan itu. “Terima kasih.” Mia mendengar wanita di depannya berterima kasih, hingga saat wanita itu membalikkan badan, dia dan wanita itu saling tatap. “Bibi.” Anya terkejut melihat Mia di sana. “Kamu ....” Mia terlihat seperti mengingat, padahal sebenarnya sudah tahu siapa wanita yang dilihatnya. “Anya, Bibi.” Anya bicara lembut sambil tersenyum ke Mia. “Oh Tuhan. Iya.” Mia mengangguk-angguk seperti baru ingat. “Bibi dengan siap

    Last Updated : 2024-07-17
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Bersalah Ke Menantu

    “Maaf ya, Emi. Mama harus jelek-jelekin kamu demi menjalankan misi.”Emily terkejut mendengar suara sang mertua saat menghubunginya. Mia terdengar seperti menangis dan menyesal ketika bicara.“Mama kenapa minta maaf. Aku aja ga tahu mama bicara apa, kenapa harus minta maaf?” tanya Emily keheranan.Mia menjelaskan kalau sudah bertemu Anya dan sepertinya berhasil mengambil hati Anya. Dia juga terpaksa berkata tak menyukai Emily yang membuatnya merasa bersalah.Emily malah tertawa kecil karena sang mertua sampai berpikiran seperti itu. Dia pun mencoba memahami posisi dan tindakan sang mertua semuanya karena terpaksa.“Ma, kita sudah sepakat dengan rencana ini. Mama jangan merasa bersalah. Misal memang itu demi lancarnya rencana kita, ya ga papa misal Mama mau menjelekkan atau bagaimana,” ujar Emily menjelaskan.“Mama hanya merasa bersalah,” balas Mia.“Tidak usah merasa bersalah, Ma. Aku terima kasih karena Mama sampai ikut turun tangan membantu menyelesaikan masalah kami,” ucap Emily ba

    Last Updated : 2024-07-17
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Berjalan Dengan Baik

    Siang itu Mia pergi menemui Anya. Mereka sudah membuat janji untuk jalan-jalan bersama. “Bibi sebenarnya mau mencari baju untuk acara lusa. Apa kamu mau nemenin bibi nyari baju?” tanya Mia saat berjalan bersama Anya. “Tentu saja,” balas Anya sambil tersenyum senang. Mia mengangguk mendengar balasan Anya. Mereka pun masuk ke salah satu butik langganan Mia. “Lusa itu ulang tahun Al. Bibi rencana ingin membuat pesta kecil-kecilan, tapi ya tetap saja istrinya pasti akan ikut,” ucap Mia sambil memilih pakaian yang tergantung di butik itu. Anya baru ingat jika memang benar lusa ulang tahun Alaric. Dia berpikir untuk memanfaatkan kesempatan itu. “Anya, apa kamu mau datang ke acara yang bibi buat?” tanya Mia menawari. Anya cukup terkejut mendengar pertanyaan Mia, tapi bukankah itu bagus karena dia bisa menunjukkan ke Alaric dan Emily kalau Mia sekarang ada di pihaknya. “Tapi, apa itu tidak masalah? Aku takutnya akan ada masalah jika datang. Aku tidak mau mengganggu acara kalian

    Last Updated : 2024-07-17
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Dapat Petunjuk

    “Seharusnya kamu tidak usah pulang,” ucap Emily saat Alaric menyajikan makan siang untuknya.Alaric hanya tersenyum mendengar ucapan Emily. Dia kemudian meletakkan piring berisi steak ayam di hadapan Emily.“Kamu bilang kalau akan bosan sendirian di rumah. Jadi aku berpikir jika harus sesekali pulang untuk memastikan kamu tidak bosan, dan tidak keluar tanpa izin,” ujar Alaric lalu menarik kursi yang berhadapan dengan Emily.Emily tertawa mendengar ucapan suaminya. Alaric dan yang lainnya sangat posesif karena mencemaskan dirinya.“Aku sekarang tidak bandel kok. Aku nurut semua ucapan kalian,” ucap Emily lantas mengambil sendok yang sudah disediakan Alaric dan bersiap makan.“Kamu bilang tidak bandel, tapi berapa kali kamu melanggar laranganku dan terjadi hal buruk kepadamu, hm?”Alaric mengingatkan bagaimana Emily melanggar peringatannya lalu berakhir dengan tragedi tak terduga.Emily me

    Last Updated : 2024-07-18
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Mertua Tahu

    Alaric pulang ke rumah setelah berhasil mendapatkan petunjuk. Dia bertemu dengan Ansel yang baru saja keluar dari ruang kerja.“Kebetulan ketemu Papi, ada yang mau aku bahas,” ucap Alaric.“Tentu, masuklah!” Ansel mempersilakan Alaric masuk ruang kerjanya.Mereka berdua masuk ke ruang kerja Ansel. Di sana Alaric mengeluarkan salinan chat yang dilakukan Anya.“Mama berhasil menyelidiki ponsel Anya, meski tak banyak yang didapat, aku rasa ada sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk,” ujar Alaric kemudian memberikan kertas yang dibawa ke Ansel.Ansel menerima kertas pemberian Alaric, melihat beberapa percakapan yang dilakukan Anya dan seseorang.“Aku menduga jika nomor itu yang memberikan informasi soal Emi. Aku sudah menyelidikinya dan cukup terkejut mengetahui kalau pria itu adalah selingkuhan bibiku,” ucap Alaric menjelaskan.“Apa ini ada sangkutpautnya dengan bibimu lagi? Apa dia mas

    Last Updated : 2024-07-18
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Ketahuan Dalangnya

    Ansel memperlihatkan nama yang didapat Alaric ke kakek Emily.“Kenapa kamu memperlihatkan nama ini? Mau apa?” tanya kakek Emily sambil menatap Ansel.“Anaknya ternyata melakukan tes DNA ‘ku dan Emi tanpa sepengetahuan kami. Beberapa hari lalu, informasi soal Emi bukan anak kandungku tersebar dan itu membuat Emi sedih,” jawab Ansel menjelaskan.Alaric diam mendengarkan percakapan antara mertua dan kakek mertuanya itu. Dia melihat kakek Emily yang terkejut mendengar cerita Ansel.“Emi tahu kalau dia bukan anak kandungmu?” tanya Kakek lalu menghela napas kasar.Alaric melihat mertuanya mengangguk menjawab pertanyaan kakek.“Aku hanya mau memastikan, apa benar nama itu kakeknya Emi? Jika benar, berarti pria itu dan maminya Emi saudara?” tanya Ansel memastikan.Alaric masih bingung dengan silsilah keluarga Ansel, apalagi Emily memiliki keluarga yang berbeda.Kakek Emily menghela napas kasar, dia berpikir sambil memegang ujung tongkat dengan erat.Alaric dan Ansel menunggu pria tua itu bicar

    Last Updated : 2024-07-18
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Mulai Memancing

    “Jangan membahas soal bagaimana silsilah dan kelakuan buruk kakek kandung Emi kepadanya.”Alaric mengingat ucapan sang mertua sebelum mereka turun dari mobil. Dia kini sudah berdiri di depan pintu kamar, menarik napas panjang lalu mengembuskan pelan sebelum akhirnya masuk kamar.“Kamu sudah pulang? Dari mana saja? Mobilmu sudah terparkir di garasi sejak tadi, tapi kamu tidak ada, aku telepon juga ponselmu mati!”Baru saja masuk kamar, Alaric sudah mendapat berondongan pertanyaan dari istrinya.Alaric melihat wajah cemberut istrinya. Dia mendekat untuk menjelaskan.“Tadi Papi ngajak keluar untuk mencari tahu soal nomor yang menghubungi Anya dan disinyalir sebagai orang yang membocorkan statusmu,” ujar Alaric saat sudah berdiri di depan Emily.Emily menurunkan kedua tangan yang tadinya berkacak pinggang ketika mendengar ucapan Alaric.“Sudah dapat pelakunya?” tanya Emily penasaran.Alaric mengangguk-angguk, kemudian mengajak istrinya untuk duduk bersamanya.“Siapa pelakunya?” tanya Emil

    Last Updated : 2024-07-18

Latest chapter

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Ekstra Part 2

    Vano baru saja selesai rapat saat membaca pesan dari Sabrina. Dia sangat terkejut membaca pesan dari Sabrina hingga terburu-buru meninggalkan tempat rapat begitu selesai, membuat semua orang sampai keheranan.Vano pergi ke rumah sakit. Dia mencari Sabrina di poliklinik, hingga bertemu dengan sang bibi.“Bi, Sabrina dan Mami ke sini?” tanya Vano.“Dia di ruang inap, tadi sudah diperiksa dan karena tekanan darahnya rendah serta dia pusing dan mual, jadi aku menyarankan untuk rawat inap,” jawab sang bibi.Vano sangat panik mendengar jawaban sang bibi.“Dia dirawat di ruang mana?” tanya Vano dengan wajah panik.Sang bibi tersenyum melihat kepanikan Vano, lalu memberitahu di mana Sabrina sekarang.Vano pergi ke ruang inap dengan terburu-buru, hingga akhirnya bertemu Sabrina yang berbaring lemas dengan selang infus terpasang di tangan.“Bagaimana kondisinya, Mi?” tanya Vano saat menghampiri Sabrina.“Dia baik, kamu jangan cemas,” jawab Oma Aruna.“Baik apanya, dia sampai dirawat seperti ini,

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Ekstra Part 1

    Sabrina duduk sambil menikmati cokelat hangat pagi itu, hingga satu tangannya yang bebas dari cangkir, digenggam sampai jemarinya bertautan dengan tangan lain. Sabrina menoleh Vano, melihat suaminya itu tersenyum sambil menggenggam erat tangannya. Vano duduk di samping Sabrina yang duduk di bangku panjang. Mereka berlibur di pantai, menikmati kebersamaan mereka setelah sah menjadi suami-istri. “Kamu tidak pesan kopi?” tanya Sabrina sambil menyandarkan kepala di pundak Vano. “Sudah, tinggal menunggu datang saja,” jawab Vano lalu memiringkan kepala hingga menyentuh kepala Sabrina. Keduanya saling bersandar satu sama lain, menatap hamparan pasir putih bersamaan dengan deburan ombak yang menghantam pantai. “Kamu yakin tidak masalah tinggal sama mami?” tanya Vano memastikan. Sabrina mengerutkan alis mendengar pertanyaan Vano. “Kenapa masih tanya lagi?” tanya Sabrina keheranan. Dia mengangkat kepala dari pundak Vano, lalu memandang suaminya itu. “Ya, aku hanya memastikan saja, takut

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Akhir

    “Nggak mau pulang. Mau bobok sama Om Vano!” Athalia merengek menolak pulang saat kedua orang tuanya mengajak selepas pulang setelah pesta. Vano hanya mengusap tengkuk melihat kelakuan absurd keponakan satunya itu. Alaric sampai pusing, kenapa anaknya sampai bandelnya seperti itu. “Pulang beli es krim, ya.” Emily membujuk agar Athalia mau pulang. “Nggak mau!” Athalia menolak sampai memeluk kaki Vano. Sabrina menahan tawa dengan kelakuan Athalia, lalu dia ikut membujuk. “Papa mau beli bunga sama balon, Thalia nggak mau ikut?” tanya Sabrina ke Athalia. Athalia langsung menoleh ke sang papa, hingga melihat ayah dan ibunya terkejut mendengar ucapan Sabrina. “Ah, benar. Papa dan mama mau beli bunga, kamu nggak mau ikut?” tanya Emily mengiakan ucapan Sabrina. Athalia tiba-tiba bangun dan melepas kaki Vano, kemudian menggandeng tangan ibunya. “Ayo! Nanti kamarku harus dikasih bunga-bunga,” celoteh Athalia. Alaric dan Emily lega karena Athalia mau dibujuk, akhirnya mereka mengajak p

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Hari Pernikahan

    Mereka masih menautkan bibir, sampai terlena hingga sejenak lupa akan status mereka sekarang.Sabrina melepas pagutan bibir mereka, lalu sedikit mendorong dada Vano agar menjauh darinya.“Airnya sudah panas,” ucap Sabrina sambil masih menunduk karena malu.Vano mematikan mesin pemanas air, lantas kembali memandang Sabrina.Sabrina menatap Vano, melihat wajah pria itu yang merah mungkin dia juga.“Sekadar ciuman boleh, tapi jangan melebihi batas,” ujar Sabrina mengingatkan.Vano langsung mengulum bibir sambil memulas senyum.“Aku tidak mau kita berhubungan sebelum menikah. Kamu paham maksudku, kan?” tanya Sabrina kemudian agar Vano tak salah paham dengan ucapannya.“Hm … ya, tentu,” balas Vano sedikit canggung karena dia terlalu impulsif. Dia tentunya takkan marah dengan keinginan Sabrina yang mencoba menjaga diri sampai mereka benar-benar sah menjadi suami istri.Van

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Jangan Khilaf

    Setelah bertunangan, Vano dan Sabrina sering menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Mereka jarang jalan di tempat umum karena Raditya melarang, pria tua itu takut kalau terjadi sesuatu lagi dengan Sabrina, padahal ada Vano yang menjaganya. Seperti hari ini, mereka berada di apartemen menonton film seolah berada di bioskop. Vano duduk sambil melingkarkan tangan di belakang pundak Sabrina, sehingga gadis itu bisa bersandar di dadanya. “Besok Mami mengajak fitting gaun untuk pernikahan kita,” ucap Vano sambil melihat ke film yang sedang mereka tonton. Sabrina sedang mengunyah snack, lalu menoleh ke kalender yang ada di meja hias. Tak terasa sudah dua bulan semenjak mereka bertunangan, pantas saja Oma Aruna sudah ingin melakukan fitting baju. “Iya,” balas Sabrina menoleh sekilas ke Vano. Mereka kembali fokus ke film, hingga ponsel Sabrina yang ada di meja berdering. Sabrina menegakkan badan, lalu mengambil benda pipih itu dan melihat sang papa yang menghubungi. “Papa telepon, aku

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Hari Pertunangan

    Hari pertunangan Sabrina dan Vano pun tiba. Pertunangan mereka diadakan di rumah Vano sesuai dengan kesepakatan Raditya dan Opa Ansel.Malam itu halaman samping rumah disulap menjadi tempat pesta untuk pertunangan yang terlihat romantis. Acara itu didatangi keluarga terdekat dan rekan kerja Sabrina di divisinya.“Rumah Pak Vano ternyata sangat besar,” celetuk salah satu staff yang datang.“Pastilah, perusahaannya saja besar. Lupa kalau dia anak pemilik perusahaan,” timpal yang lain.“Iya, lupa,” balas staff itu sampai membuat yang lain tertawa.Sabrina keluar bersama ayahnya memakai gaun elegan hingga membuatnya tampak begitu cantik.Vano sudah menatap tanpa berkedip saat melihat Sabrina. Dia tak menyangka kalau hari ini tiba lalu tinggal menunggu hari lain yang luar biasa tiba.Sabrina tersenyum saat melihat Vano menatapnya, hingga akhirnya mereka berdiri berhadapan untuk melakukan prosesi pertunan

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Mau Jadi Istri Kedua?

    Hari berikutnya, Vano masih menemani Sabrina di apartemen. Pagi itu bersama Sabrina di sofa untuk mengganti perban gadis itu.“Tahan bentar,” ucap Vano saat membersihkan luka Sabrina sebelum diperban lagi.Sabrina melirik ke lengannya. Dia agak meringis karena terasa sedikit perih.Vano membungkus luka itu lagi dengan perlahan setelah selesai dibersihkan.Sabrina menatap Vano yang serius mengganti perban, hingga dia bertanya, “Apa kamu yakin kalau keputusanmu ingin menikah tidak terburu-buru?”Sabrina merasa Vano mengatakan itu hanya spontan saja.Vano melirik Sabrina, lalu menjawab, “Kamu juga setuju, kan? Lalu kenapa sekarang tanya?”“Ya, aku hanya syok saja. Tidak menyangka kamu akan semudah itu bilang mau menikahiku,” balas Sabrina.“Aku serius mengatakan itu,” ucap Vano sambil merapikan perban yang baru saja selesai dipasang.Vano kini menatap Sabrina, memb

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Mau Diajak Pulang

    Sabrina mengajak Raditya duduk agar bisa mengobrol dengan nyaman. Vano juga ikut bersama keduanya tapi hanya menjadi pendengar saja.“Bagaimana kejadiannya sampai kamu diserang seperti itu?” tanya Raditya penasaran.Sabrina menceritakan dari awal dan akhir apa yang terjadi sampai membuatnya terluka.“Aku hanya masih nggak nyangka kalau dia masih dendam karena dulu aku kabur, Pa. Dia bilang dihajar habis-habisan dan ganti rugi, makanya begitu melihatku dia mau membawaku,” ujar Sabrina menjelaskan.“Dia sudah salah karena menjualmu, lalu dengan enaknya bilang dendam. Dia benar-benar harus diberi pelajaran!” geram Raditya karena pria itu sangat jahat.“Tapi Papa tidak usah terlalu cemas, sekarang pelakunya juga sudah ditangkap,” kata Sabrina menenangkan sang papa.Saat mereka masih mengobrol, terdengar suara bel yang membuat mereka menoleh ke pintu.“Biar aku lihat siapa yang datang,” kata Vano.Vano berdiri menuju pintu, lalu mel

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Perhatiannya Vano

    Sabrina terbangun karena lapar. Dia melihat Vano yang baru saja masuk kamar. “Kamu sudah bangun.” Vano langsung mendekat ke ranjang. Sabrina hendak bangun tapi kesusahan karena lengannya sakit. Vano dengan sigap membantu, lalu memastikan Sabrina duduk dengan nyaman. “Aku lapar,” ucap Sabrina karena siang tadi belum makan dan sudah ada tragedi yang membuatnya terluka. “Untung saja aku pesan makanan. Baru saja sampai dan kamu bangun. Biar aku ambilkan ke sini,” kata Vano hendak berdiri. “Aku makan di luar saja, tidak nyaman makan di sini,” kata Sabrina bersiap turun dari ranjang. Vano langsung membantu Sabrina turun dari ranjang karena lengan Sabrina yang terluka tidak bisa dibuat banyak gerak. Vano benar-benar perhatian ke Sabrina. Dia berjalan sambil memperhatikan Sabrina agar tak jatuh, padahal Sabrina bisa berjalan dengan baik karena lengannya saja yang sakit bukan seluruh tubuh. Sabrina sudah duduk di kursi meja makan. Vano membuka pembungkus makanan, lalu mengambil

DMCA.com Protection Status