Galuh masih setia di meja kerjanya. Dengan tumpukan berkas yang akan tetap ada yang menumpuk meskipun sudah dia kerjakan. Memang berat dan harus telaten, tapi karena pekerjaan sebagai sekretaris merupakan cita-citanya sejak kecil, seberat apapun kesehariannya bersama tumbukan berkas itu, tidak membuat Galuh mengeluh.
Seperti saat ini, jam pulang kantor tinggal setengah jam lagi. Tapi masih ada sekitar lima dokumen yang perlu dia teliti dan menyerahkannya kepada Ryu untuk di tanda tangani.Mata indah dengan bulu lentik yang menjadi ciri khas seorang gadis yang mempunyai nama lengkap Galuh Freyanita tersebut, terus bergerak mengamati huruf dan angka yang berjejer rapi di layar komputernya. Fokus, hingga tanpa dia sadari ada seseorang tengah berjalan mendekatinya.“Galuh,” panggil orang tersebut.Seketika perhatian Galuh teralihkan. Mengangkat pandangannya ke arah sosok pria di depannya. Yang tidak lain adalah orang kepercayaan Ryu.“Pak Hans?”Hans tersenyum tipis, kemudian menyerahkan sebuah bingkisan bertuliskan nama sebuah brand pakaian terkenal.Kening Galuh berkerut dalam. “Apa ini, Pak?” tanyanya tanpa berani menyentuh benda di depannya.“Itu dari pak Ryu. Beliau berpesan supaya kamu segera bersiap-siap,” jawab Hans. Setelah mengatakan itu, Hans berlalu meninggalkan Galuh begitu saja. Karena memang hanya itu pesan dari Ryu dan dia sendiri masih banyak pekerjaan lain.“Bersiap?” Galuh mengerutkan keningnya dalam. Seingatnya, tidak ada jawaban untuk mengiyakan ajakan sang bos. Tapi kenapa sekarang dia justru di minta untuk bersiap. Dan apa ini ... sebuah gaun berwarna pink soft berada di dalam bingkisan di tangannya.Bukannya senang mendapatkan gaun mewah dan yang pasti limited edition, Galuh justru merasa sedikit tidak nyaman. Membayangkan bagaimana reaksi keluarga Erlangga dan apa yang akan terjadi selanjutnya.Ting!Lamunan Galuh seketika buyar, kala satu pesan masuk ke ponselnya. Tertera nama ‘BOS RYU’ di layar ponsel yang menyala tersebut.[Setengah jam lagi kita berangkat. Jangan memakai make up yang tebal.]Membaca pesan dari sang bos, seketika bibir Galuh mencebik. Ingin rasanya membalas dengan penolakan, tapi dia masih sayang dengan pekerjaannya.“Lebih baik aku kirim pesan ke Shaka.” Galuh beralih mencari kontak sang kekasih dan mengirimkan pesan. Dia tak mau membuat hubungannya bermasalah karena salah paham. Terlebih Shaka termasuk pria yang posesif terhadap pasangan.[Shaka, malam ini aku diminta pak Ryu untuk menemaninya ke acara keluarga. Mungkin karena Hellena tak bisa.]Pesan tersebut langsung terkirim, dan tidak sampai 5 detik juga sudah terbaca. Namun, tidak ada balasan yang di kirim oleh Shaka. Membuat Galuh menghela nafas panjang.“Mungkin dia sibuk,” gumamnya sembari meletakkan kembali ponsel itu di atas meja.Baru saja hendak meraih kursornya untuk menutup file, sebuah panggilan masuk. Tertera nama sang kekasih di layar tersebut, membuat Galuh segera mengangkatnya.“Halo,” ucap Galuh setelah ponsel bersoftcase ungu itu menempel sempurna di telinga kirinya.“Halo, Galuh.”Seketika Galuh terdiam, bukan suara Shaka yang terdengar, melainkan suara Hellena. Itu artinya, Shaka tengah bersama Hellena sekarang.Dengan ragu, Galuh menjawab. “Hm ... Hellena?”“Iya. Ini aku. Apa kamu beneran di ajak Ryu ke acara keluarganya?”“I-iya,” jawab lirih. Ada rasa ragu sekaligus takut saat menjawab pertanyaan Hellena. Karena seharusnya Hellena-lah yang hadir menemani Ryu. Bukan dirinya yang hanya sebatas sekretaris.“Ah, syukurlah.”“Apa maksudmu? Bersyukur tentang apa?” terdengar sahutan di seberang sana. Jelas jika itu suara Shaka yang terdengar tidak bersahabat. Yang detik kemudian, langsung mendapat jawaban dari Hellena.“Iya. Aku bersyukur karena Ryu mengajak Galuh. Bukan wanita lain.”“Seharusnya mengajak yang lain saja. Galuh kan kekasihku."“Oh ayolah, Shak. Aku kan sudah bilang, pertemuan keluarga Ryu sangat private. Nggak mungkin bisa bawa orang sembarangan.”Berdebatan antara keduanya terdengar jelas di telinga Galuh. Mereka berdua terus mengutarakan pikiran masing-masing. Dengan Shaka yang tidak terima Ryu membawa Galuh, tapi Hellena yang justru mendukung keputusan Ryu.Kening Galuh berkerut mendengar kekasihnya dengan wanita yang kini berada di puncak popular itu berdebat. Dadanya sedikit sakit karena waktu mereka bersama ke lebih banyak dibandingkan waktu yang dia dan Shaka habiskan hanya untuk bicara dari hati ke hati. Namun, tidak bisa berbuat apa-apa karena semua sebab pekerjaan.“Pertemuan itu pasti bukan pertemuan biasa. Keluarga Erlangga hanya akan berkumpul jika ada hal penting.” Suara Shaka masih terdengar emosi dan tidak terima dengan jawaban Hellena. Seperti ada sesuatu yang dirasakan Shaka dan berhubungan dengan pertemuan itu.“Sudahlah Shak, percaya aja sama aku. Semua akan baik-baik saja. Lebih baik kita berangkat sekarang, karena sudah terlambat.”Hellena pun bicara kembali dengan Galuh, meyakinkan Galuh jika semua akan baik-baik saja. Dan tidak perlu khawatir ataupun cemas karena dia yakin tidak akan terjadi apapun. Pertemuan hanya acara rutin di keluarga Erlangga.Kediaman utama keluarga Erlangga. Semua keluarga sudah berkumpul. Mereka saling berbincang hangat. Membahas berbagai hal tentang keluarga juga bisnis yang mereka kerjakan saat ini. Terlebih beberapa dari mereka mempunyai bisnis yang sama. "Chandra, di mana Ryu? Kenapa dia belum sampai?" tanya Widuri, yang tidak lain adalah ibu kandungnya. Wanita berusia lebih dari setengah abad tersebut masih terlihat segar dan cantik. Kulit putih khas negara asalnya, membuat kecantikan alami terus terpancar. Widuri berjalan mendekati anak dan menantunya. Gaun berwarna hitam dengan bordiran putih yang melekat di tubuhnya menambah kesan mewah dan berkelas. Tidak heran, karena memang sejak kecil sudah bergelimang harta dan kemewahan. Sedangkan, Chandra yang saat itu tengah mengobrol dengan sang istri seketika berhenti dan menoleh saat mendengar suara orang terpenting di keluarganya. Dia sedikit gelisah, saat melihat Widuri yang menatapnya penuh tanya. Apalagi dengan menanyakan keberadaan anaknya ya
Jacky yang awalnya mengejek dan berniat menjatuhkan Ryu, mendadak mati kutu saat melihat seorang gadis cantik berdiri di belakangnya. Dia berusaha tetap tenang dan tidak terpengaruh akan keberadaan gadis tersebut. Karena yakin, jika itu hanya akal-akalan Ryu. Berbeda dengan kedua orang tua Ryu, mereka berdua justru tersenyum lebar. Rasa cemas dan tegang yang sebelumnya menyelimuti hati keduanya kini sirna. Sedangkan keluarga yang lain, hanya diam dengan berbagai pertanyaan menghampiri benak mereka. "Kemarilah!" seru Ryu pada gadis yang menjadi pusat perhatian tersebut. Gadis itu mengangguk kemudian berjalan mendekati Ryu tanpa mengatakan apapun. Dia hanya tersenyum tipis, menahan kegugupan yang memenuhi dadanya. Terlebih saat ini semua mata mengarah kepadanya.Ryu menatap gadis tersebut sekilas setelah berdiri tepat di sampingnya. Kemudian beralih menatap Jacky yang juga tengah menatapnya kesal. "Bagaimana?" tanya Ryu dengan wajah datarnya. Kening Jacky berkerut. "Apanya?" balas
Ryu Kaviar Erlangga, pria berusia 30 tahun yang saat ini menjabat sebagai CEO di perusahaan utama milik keluarga Erlangga sekaligus pria yang namanya masuk dalam daftar 10 pengusaha tersukses di dunia. Kesuksesan yang dia dapat dari jerih payah dan usahanya sendiri selama 10 tahun mengelola Erlangga Sejahtera, membuat namanya semakin melambung tinggi di dunia bisnis. Pengusaha-pengusaha besar yang sebagian besar berada di luar negeri pun tidak segan dan ragu untuk mendatangi Ryu, guna mengajukan kerja sama. Terlebih Ryu mempunyai sikap tegas dan sangat bertanggung jawab. Tak ayal, mereka rela menunggu lama hanya untuk bisa menjalin kerja sama dengan Ryu. Namun, siapa sangka. Di balik kesuksesan yang kini mengelilingi pria bermata tajam itu, kisah asmaranya tidak sesukses bisnisnya. Dia mempunyai kekasih, seorang aktris yang saat ini tengah berada di puncak popularitasnya. Dan seperti pada umumnya, untuk melindungi karir yang sejak dulu di impikan, Hellena-kekasih Ryu, meminta untuk
Ryu menahan kesalnya saat membaca pesan yang masuk ke ponselnya. Bagaimana tidak, pesan itu di kirim oleh sepupunya. Yang tidak lain adalah anak dari adik sang papa yang sejak dulu menjadi saingannya untuk menduduki kursi CEO di perusahaan utama milik keluarga Erlangga. JACKY : [Kuharap hari ini kau bekerja dengan sungguh-sungguh. Karena mulai besok pagi, kursi CEO Erlangga Sejahtera akan jatuh ke tanganku.] Genggaman tangan Ryu mengerat hingga terlihat otot-otot pergelengan tangannya yang menonjol dengan begitu besar dan kekar. Jelas jika dia sangat tidak suka dengan kiriman Jacky. Sudah sejak lama Jacky ikut campur masalah perusahaan itu. Padahal dia sendiri sudah mendapatkan bagian, yaitu mengelola cabang perusahaan yang ada di Amerika. Meskipun tidak sebesar Erlangga Sejahtera, tapi perusahaan itu juga perusahaan keluarga Erlangga yang cukup maju.‘Sampai kapanpun, aku tidak akan menyerahkan perusahaan ini pada orang serakah sepertimu,’ batin Ryu penuh tekad. Perusahaan itu
Jacky yang awalnya mengejek dan berniat menjatuhkan Ryu, mendadak mati kutu saat melihat seorang gadis cantik berdiri di belakangnya. Dia berusaha tetap tenang dan tidak terpengaruh akan keberadaan gadis tersebut. Karena yakin, jika itu hanya akal-akalan Ryu. Berbeda dengan kedua orang tua Ryu, mereka berdua justru tersenyum lebar. Rasa cemas dan tegang yang sebelumnya menyelimuti hati keduanya kini sirna. Sedangkan keluarga yang lain, hanya diam dengan berbagai pertanyaan menghampiri benak mereka. "Kemarilah!" seru Ryu pada gadis yang menjadi pusat perhatian tersebut. Gadis itu mengangguk kemudian berjalan mendekati Ryu tanpa mengatakan apapun. Dia hanya tersenyum tipis, menahan kegugupan yang memenuhi dadanya. Terlebih saat ini semua mata mengarah kepadanya.Ryu menatap gadis tersebut sekilas setelah berdiri tepat di sampingnya. Kemudian beralih menatap Jacky yang juga tengah menatapnya kesal. "Bagaimana?" tanya Ryu dengan wajah datarnya. Kening Jacky berkerut. "Apanya?" balas
Kediaman utama keluarga Erlangga. Semua keluarga sudah berkumpul. Mereka saling berbincang hangat. Membahas berbagai hal tentang keluarga juga bisnis yang mereka kerjakan saat ini. Terlebih beberapa dari mereka mempunyai bisnis yang sama. "Chandra, di mana Ryu? Kenapa dia belum sampai?" tanya Widuri, yang tidak lain adalah ibu kandungnya. Wanita berusia lebih dari setengah abad tersebut masih terlihat segar dan cantik. Kulit putih khas negara asalnya, membuat kecantikan alami terus terpancar. Widuri berjalan mendekati anak dan menantunya. Gaun berwarna hitam dengan bordiran putih yang melekat di tubuhnya menambah kesan mewah dan berkelas. Tidak heran, karena memang sejak kecil sudah bergelimang harta dan kemewahan. Sedangkan, Chandra yang saat itu tengah mengobrol dengan sang istri seketika berhenti dan menoleh saat mendengar suara orang terpenting di keluarganya. Dia sedikit gelisah, saat melihat Widuri yang menatapnya penuh tanya. Apalagi dengan menanyakan keberadaan anaknya ya
Galuh masih setia di meja kerjanya. Dengan tumpukan berkas yang akan tetap ada yang menumpuk meskipun sudah dia kerjakan. Memang berat dan harus telaten, tapi karena pekerjaan sebagai sekretaris merupakan cita-citanya sejak kecil, seberat apapun kesehariannya bersama tumbukan berkas itu, tidak membuat Galuh mengeluh. Seperti saat ini, jam pulang kantor tinggal setengah jam lagi. Tapi masih ada sekitar lima dokumen yang perlu dia teliti dan menyerahkannya kepada Ryu untuk di tanda tangani. Mata indah dengan bulu lentik yang menjadi ciri khas seorang gadis yang mempunyai nama lengkap Galuh Freyanita tersebut, terus bergerak mengamati huruf dan angka yang berjejer rapi di layar komputernya. Fokus, hingga tanpa dia sadari ada seseorang tengah berjalan mendekatinya. “Galuh,” panggil orang tersebut. Seketika perhatian Galuh teralihkan. Mengangkat pandangannya ke arah sosok pria di depannya. Yang tidak lain adalah orang kepercayaan Ryu. “Pak Hans?” Hans tersenyum tipis, kemudian menyer
Ryu menahan kesalnya saat membaca pesan yang masuk ke ponselnya. Bagaimana tidak, pesan itu di kirim oleh sepupunya. Yang tidak lain adalah anak dari adik sang papa yang sejak dulu menjadi saingannya untuk menduduki kursi CEO di perusahaan utama milik keluarga Erlangga. JACKY : [Kuharap hari ini kau bekerja dengan sungguh-sungguh. Karena mulai besok pagi, kursi CEO Erlangga Sejahtera akan jatuh ke tanganku.] Genggaman tangan Ryu mengerat hingga terlihat otot-otot pergelengan tangannya yang menonjol dengan begitu besar dan kekar. Jelas jika dia sangat tidak suka dengan kiriman Jacky. Sudah sejak lama Jacky ikut campur masalah perusahaan itu. Padahal dia sendiri sudah mendapatkan bagian, yaitu mengelola cabang perusahaan yang ada di Amerika. Meskipun tidak sebesar Erlangga Sejahtera, tapi perusahaan itu juga perusahaan keluarga Erlangga yang cukup maju.‘Sampai kapanpun, aku tidak akan menyerahkan perusahaan ini pada orang serakah sepertimu,’ batin Ryu penuh tekad. Perusahaan itu
Ryu Kaviar Erlangga, pria berusia 30 tahun yang saat ini menjabat sebagai CEO di perusahaan utama milik keluarga Erlangga sekaligus pria yang namanya masuk dalam daftar 10 pengusaha tersukses di dunia. Kesuksesan yang dia dapat dari jerih payah dan usahanya sendiri selama 10 tahun mengelola Erlangga Sejahtera, membuat namanya semakin melambung tinggi di dunia bisnis. Pengusaha-pengusaha besar yang sebagian besar berada di luar negeri pun tidak segan dan ragu untuk mendatangi Ryu, guna mengajukan kerja sama. Terlebih Ryu mempunyai sikap tegas dan sangat bertanggung jawab. Tak ayal, mereka rela menunggu lama hanya untuk bisa menjalin kerja sama dengan Ryu. Namun, siapa sangka. Di balik kesuksesan yang kini mengelilingi pria bermata tajam itu, kisah asmaranya tidak sesukses bisnisnya. Dia mempunyai kekasih, seorang aktris yang saat ini tengah berada di puncak popularitasnya. Dan seperti pada umumnya, untuk melindungi karir yang sejak dulu di impikan, Hellena-kekasih Ryu, meminta untuk