Share

Oke, Aku Kabulkan!

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-12 17:02:56
Pak Akhtara semakin menjadi menantu kesayangan karena berhasil menyelamatkan muka Mama dari amukan para Ibu-Ibu kompleks. Dengan nominal sepuluh juta untuk membayar biaya makan siang besok di salah satu rumah makan yang tidak jauh dari sini.

Jika suamiku bukan Pak Akhtara, entah akan seperti apa wajah kedua orang tuaku itu! Karena sepuluh juta bukan uang yang sedikit kalau hanya untuk sekedar mengembalikan harga diri!

“Bisa-bisanya Mama ngumbar janji kayak gitu! Gimana kalau hari ini kami nggak pulang kampung?!” Kesalku ketika tiba di rumah.

Pak Akhtara langsung meraih pundakku dan sedikit meremasnya lalu tersenyum ke arah kedua orang tuaku.

“Ma, Pa, kami pamit ke kamar dulu. Saya capek banget. Soalnya nyupir sendirian,” ucap Pak Akhtara.

Lalu beliau segera membawaku ke dalam kamarku yang sempit. Tidak seperti kamar kami di rumahnya yang luas. Bahkan bisa digunakan untuk meletakkan tiga lemari sekaligus. Belum lagi ranjang king size-nya.

Setelah menutup pintunya Pak Akhtara memandangku
Juniarth

:-/

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Yuni Wulandari
betul...sama kak... males banget maj nerusinnya
goodnovel comment avatar
Anita
lama2 ga suka sama ceritanya
goodnovel comment avatar
Gibran Ahmad
semoga hadza datang ke tempat bisnis nya jihan & Akhtara,biar status jihan terungkap!biar sadar dia ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Lebih Dekat, Sayang

    Menangis untuk kedua kalinya karena putus cinta.Jika dulu aku berpisah dengan lelaki masa lalu karena pria itu ternyata sudah memiliki istri dan anak, maka sekarang aku berpisah dengan Mas Hadza karena kesalahpahaman.“Han, lo kenapa?” Tanya Vita, teman satu kubikelku.Kepalaku hanya menggeleng sembari menunduk dengan kedua siku tangan sebagai tumpuan di atas meja.Laptop yang sedari tadi menyala dan menunjukkan notifikasi inputan dari gudang, kubiarkan saja tanpa mengolahnya.“Lo sedih karena apa sih?! Gue perhatiin dari tadi lo nggak semangat,” ucapnya dengan menyentuh pundakku.Kembali aku hanya menggeleng tanpa mau bersuara. Atau air mata ini akan jatuh membasahi pipi.“Sekarang udah jam sembilan, Han. Kalau lo tetap kayak gini ntar pelaporan data ke Pak Akhtara nggak selesai. Orangnya bisa marah.”Nah ini ….Pak Akhtara adalah atasanku. Beliau yang akan menerima laporan audit gudang yang kukerjakan. Maka dari itulah, aku sedikit tidak memperdulikan pekerjaan ini karena beranggapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Minggu Depan Melamarmu

    [Pesan dariku : Pak, jadi jemput saya jam berapa?][Pesan dari Pak Akhtara : Satu jam-an lagi, sayang. Kenapa?]Aku menimbang-nimbang balasan pesan dari Pak Akhtara lalu kembali membalasnya.[Pesan dariku : Pengen martabak yang enak.][Pesan dari Pak Akhtara : Saya belikan. Ada lagi?][Pesan dariku : Kabari kalau udah dekat stand ya, Pak? Biar saya langsung ke depan.][Pesan dari Pak Akhtara : Oke, sayang.]Usai mendapat balasan dari Pak Akhtara, jantungku bertalu-talu tidak karuan sambil menatap ke arah jalanan. Tidak sadar aku meremas ponsel dengan kaki berjalan ke utara lalu ke selatan, kembali lagi ke utara lalu ke selatan lagi. Sedang kedua mataku tidak lepas dari menatap satu demi satu kendaraan yang melewati jalanan depan stand. Hingga ..."Mbak Jihan?"Aku terkejut setengah mati lalu menatap ketiga karyawanku yang sudah bersiap pulang. "Astaga!" ucapku dengan menegusap dada."Maaf, Mbak, ngagetin. Kami mau izin pulang dulu. Stand udah bersih."Kepalaku mengangguk lalu berkata

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Mana Sudi Aku Hamil Anaknya

    Kriingg ....Aku buru-buru membasuh wajah ketika panggilan dari ponselku mengalun keras. Usai mengusap wajah yang basah itu dengan tisyu, aku segera mengangkat panggilan."Halo.""Sayang, saya udah di depan."“Tunggu bentar, Pak."Aku segera mematikan lampu dapur lalu meraih tas kerja dan ....Mataku menatap paper bag berlogo pastry ternama berisi kue red velvet yang dibelikan Mas Hadza. Haruskah aku membawanya pulang?Tapi ....Ah, ya sudahlah. Lebih baik kubawa pulang saja kue ini dari pada dimakan semut.Aku segera menyambar paper bag itu lalu bergegas keluar dari stand. Lalu memasukkan kunci ke dalam tas usai memastikan pintu terkunci rapat.Mobil sedan hitam Pak Akhtara sudah terparkir di seberang jalan lalu aku menuruni tiga anak tangga teras menuju bahu jalan. Kemudian pintu bagian kemudi mobil terbuka, menampilkan Pak Akhtara yang masih memakai dasi dan kemeja biru bergarisnya.Beliau memberiku kode dari seberang agar aku tidak menyeberang. Kemudian beliau menyeberangi jalanan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kesempatan Emas Yang Luar Biasa

    Ada yang berbeda dengan Pak Akhtara hari ini.Belum selesai aku mencetak laporan inputan gudang, Vita yang baru saja keluar dari ruangan beliau terlihat menundukkan wajah sambil berjalan ke arah kubikel. Dengan membawa laporan di tangan."Kenapa, Vit?" Tanyaku setelah dia mendudukkan pantatnya di kursi.Lalu jemarinya membuka laporan yang dikerjakan hingga terpampang banyak sekali coretan."Baru kali ini gue kerja lalu dapat coretan sebanyak ini, Han.""Kok bisa?" Tanyaku heran."Nah itulah. Padahal gue ngerjainnya kayak biasanya. Tapi kenapa bisa salah di depan Pak Akhtara? Padahal biasanya gue ngerjain model kayak gini juga nggak masalah. Aneh kan beliau?"Aku berpikir sejenak sembari mencerna ucapan Vita."Masak sih Pak Akhtara kayak gitu?" Tanyaku memastikan."Lha ini buktinya."Lalu Vita melihat mesin pencetak hasil laporanku yang hampir selesai."Coba aja lo masuk sama bawa laporan. Dan rasakan omelannya Pak Akhtara! Keriting kuping gue denger orangnya ngomel hari ini. Heran dah!

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Erat, Hangat, Dan Nyaman

    Usai menghadiri acara makan-makan bersama keluarga besarnya, aku dan Pak Akhtara kemudian undur diri kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan, beliau lebih banyak diam dan hanya fokus mengemudi. Begitu tiba di rumah pun, beliau langsung masuk kamar dan membersihkan diri. Sedang aku memilih menuju dapur untuk membuatkannya minuman dingin.Pikirku, jika mendekati Pak Akhtara dengan membuatkannya segelas minuman dingin lalu bisa mencairkan suasana, mengapa tidak?Bukankah dengan beliau merasa nyaman dengan perhatianku, maka rahasianya bisa kukorek lebih dalam.Aku meletakkan segelas es teh di meja rias lalu memeluk Pak Akhtara dari belakang. Wangi sabun dan shampo menguar dari tubuhnya yang sudah sangat segar. Lalu tangannya bergerak melepas eratan tanganku dan memutar tubuhnya hingga menghadapku. "Saya buatin es teh biar Bapak nggak sepaneng. Dari tadi saya perhatiin Bapak kayak banyak masalah."Beliau mengambil kedua tanganku dan digenggam. Sedang aku mendongak untuk menatap kedua matan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Nggak Betah Tanpa Nyentuh Kamu

    Biasanya, stand-ku menjual seratus porsi makanan. Tapi hari ini aku menaikkannya menjadi seratus dua puluh lima porsi. Aku tidak mau mengembalikan pelanggan dan akan memenuhi permintaan mereka.Dan keputusan ini kuambil berdasarkan penilaian pribadiku. Tidak meminta pertimbangan Pak Akhtara atau Qhiyas yang lebih berpengalaman di dunia bisnis kuliner ini.Ah … untuk apa?Jika pelanggan banyak akan terus kutambahi porsi yang ada. Jika pelanggan kurang dari seratus dua puluh lima orang, aku akan menyuruh karyawan untuk tidak terus menyajikan menu bila tidak ada orderan.Bukankah bila rezeki datang itu tidak boleh ditolak?“Kalau ada yang pesan, baru kalian gorengin dulu. Pokoknya jangan ada menu yang tersisa. Kalian paham?”“Tapi asistennya Mas Qhiyas nggak ngasi info nambah porsi tuh, Mbak?”“Udah lah. Nurut sama aku. Kan yang punya bisnis ini aku. Kenapa mesti nurut sama asistennya Qhiyas?”Ketiga karyawanku mengangguk paham lalu aku membuat segelas espresso dingin. Ada seseorang yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Tempat Halal Menyalurkan Hasrat

    Aku segera menyembunyikan ponsel di belakang tubuh dan memasang senyum senatural mungkin di depan Mas Hadza."Yang nelfon Papa lah, Mas."Kemudian aku mengutak atik ponsel dan melakukan panggilan ke nomer Papa. Namun sebelum panggilan itu berubah 'berdering', aku segera menekan tombol merah. Dan jadilah, nomer Papa terpampang paling atas. Lalu aku menunjukkan layar ponselku padanya. "Tuh kan, aku ditelfon Papa."Mas Hadza nampak berpikir lalu aku segera menggandeng lengannya untuk naik ke lantai dua. "Ambil tas dulu yuk. Aku pengen nonton, Mas."Yang terpenting, aku bisa mengalihkan perhatian Mas Hadza terkait siapa yang baru saja menghubungiku. Jangan sampai dia mengetahui rahasia terbesarku yang sebenarnya telah menikah dengan atasannya. Dan Pak Akhtara yang nun jauh disana, pasti sedang kelimpungan karena aku mematikan ponsel sepihak tanpa salam apapun.Aku terlalu bodoh karena menerima panggilan darinya dengan posisi membelakangi anak tangga. Akhirnya aku tidak mengetahui kedat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Tunduk Karena Perkara Ranjang

    Tidak berjumpa denganku baru setengah bulan saja Pak Akhtara sudah seperti singa kelaparan.Begitu tiba di rumah, beliau langsung menarikku ke kamar lalu menuntaskan kerinduannya. Beliau melepas seluruh pakaianku dengan sedikit tergesa-gesa lalu memimpin permainan halal itu.Meski sedikit tergesa-gesa namun tetap lembut dan aku menikmatinya. Meski saat bercinta dengan Pak Akhtara, yang ada di mataku adalah Mas Hadza.Usai mendapatkan ronde pertama, Pak Akhtara kembali melanjutkan kerinduannya padaku."Sayang, jangan capek dulu ya?"Bagaimana aku merasa capek jika sedari tadi Pak Akhtara lah yang paling banyak bergerak. Aku hanya menerima apa yang beliau lakukan padaku hingga ronde kedua berakhir dengan begitu manis."Sayang, ini benar-benar luar biasa."Kemudian Pak Akhtara menurunkan selimut yang kami pakai untuk menutupi raga kami saat bercinta. Lalu membaringkan tubuhnya di sebelahku dan menyelimuti raga kami berdua."Kamu benar-benar racun yang bikin saya mati kalau nggak nyentuh k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23

Bab terbaru

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Bahagia Selamanya

    POV AKHTARA Satu tahun kemudian ... "Selamat, Pak. Bayinya lahir sehat. Perempuan."Aku yang sedang menemani Jihan melahirkan secara sesar itu pun tidak kuasa menahan haru dan bahagia karena kami dipercaya Tuhan untuk merawat cipataan-Nya yang sangat lucu dan menggemaskan.Adiknya Akhtira. Setelah suster membersihkan putri kami tercinta, aku segera menggendongnya. Lalu melafadzkan suara adzan di telinganya. Dengan mata berkaca-kaca, aku mencium pipinya penuh cinta. Lalu memberikannya pada Jihan yang masih terbaring di atas meja operasi. "Mau Ayah kasih nama siapa?""Aksara Badsah Ubaid."Kemudian Jihan terlihat sedikit memanyunkan bibir."Aku yang hamil susah payah, tapi nama kedua anakku mirip Ayah semua." Protesnya. "Ya udah saya ganti.""Diganti apa?""Aksara Febriana Ubaid."Jihan menganggukkan kepala setuju dengan melakukan skin ship bersama putri kami. "Namanya kelihatan ada ceweknya. Kalau yang pertama kayak laki-laki, Yah.""Apapun yang kamu mau, Sayang."Kemudian aku da

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Janji Tak Akan Berpisah Lagi

    POV AKHTARARumah megahku yang berada di Bogor terasa begitu sepi, dingin, dan mati. Tidak ada suara tawa atau celotehan Akhtira.Dulu aku mendiami rumah ini hanya untuk menaruh lelap, berganti pakaian, dan berpesta dengan rekan-rekan bisnis. Bukan sebagai tempat untuk melepas kepenatan atau mendulang kebahagiaan.“Dulu saya suka pulang ke rumah ini karena ada kamu, Han,” ucapku.Sambil bergelung dengan satu selimut yang sama dengan Jihan. Di kamar yang ia tempati dulu.“Gombal. Nyatanya Bapak juga masih keluar sama Merissa padahal ada saya di rumah.”Kemudian aku membawanya dalam pelukan hingga kulit kami saling bersentuhan.“Saya nemenin Merissa belanja doang. Dan sengaja pulang agak malam biar kamu cemburu.”Tangan Jihan kemudian memukul dadaku.“Jahat!”Aku tersenyum lalu mencium kening dan memeluknya.“Saya jahat sama kamu dan jahat sama diri saya sendiri. Saya pengen cepat pulang, ketemu kamu, lalu mendapatkan hak saya. Tapi saya sengaja ngulur-ngulur waktu biar kamu cemburu. Soa

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Ingin Kamu Padahal Masih Sore

    POV AKHTARA“Pa, aku sama Ayahnya Tira mau ke Bogor,” ucap Jihan ketika kami semua duduk di kursi meja makan.“Ngapain ke Bogor?!” Tanya Papanya Jihan ketus.Jihan yang sedang menyuapi Akhtira kemudian menatapku yang duduk di sebelah putraku itu.Kemudian Papanya Jihan langsung menatapku dengan ekspresi tidak suka.“Mau merencanakan apa lagi kamu, Akhtara?! Nggak usah bawa-bawa Jihan pergi jauh dari kami! Kami nggak percaya sama kamu!”Inilah alasan kuat mengapa Jihan dan Akhtira tidak diperbolehkan untuk tinggal seatap saja denganku. Mereka berpikir jika aku masihlah jahat seperti dulu. Dan sudah pasti aku harus sabar dan kuat menghadapi sikap mereka.“Aku khawatir kamu udah bikin rencana di Bogor lalu Jihan sama Tira nggak pulang-pulang! Kalau kamu mau ke Bogor, pergi aja sendiri sana!”“Meski Jihan udah kembali jadi hakmu, tapi aku sebagai Papanya nggak mau kejadian buruk itu kembali terulang!”Usai menelan makanan, aku menatap Papanya Jihan, mertuaku.Aku menyadari mengapa amarah b

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Kangen Dia

    POV AKHTARA Dengan jarak sedekat ini sambil menatap wajah cantik Jihan, aku benar-benar terlena. Wanita yang ada di hadapanku saat ini telah resmi menjadi istriku, pendamping hidupku. Tidak ada kata terlarang untuk menyentuh wajahnya dengan kedua tanganku. Bahkan aku dihalalkan untuk menyentuhnya lebih dari ini. Andai tidak lupa akan janjiku untuk membuatnya nyaman terlebih dahulu, mungkin aku bisa memilikinya saat ini juga.Kemudian aku menurunkan kedua tangan dari wajahnya lalu berdiri dari bersimpu dan mundur dua langkah. Sungguh, berdekatan dengan Jihan membuat naluriku sebagai seorang pria tergugah sepenuhnya.Kini aku benar-benar tahu mengapa saat bersama Merissa, aku tidak pernah sukses menjadi pria sejati. Jawabannya sudah pasti karena aku tidak mencintai dia sama sekali dan hatiku benar-benar menginginkan Jihan seorang. "Kenapa, Pak?" Aku menggeleng sembari tersenyum. "Saya cuma mau kamu nyaman dulu, Han. Saya takut kalau nggak menjaga sikap, justru kamu yang terpaksa."

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Apakah Secepat Ini?

    POV AKHTARA Usiaku hampir menyentuh angka empat puluh lima tahun. Sedang Jihan masih berusia tiga puluh tahun. Perbedaan usia kami membuat ia lebih cocok menjadi keponakanku. Dan sebagai pria yang sudah berumur, siapa yang tidak senang jika memiliki istri yang masih muda, cantik, dan solehah?Inilah yang disebut dengan perhiasan dunia. Apalagi dia telah melahirkan keturunanku yang sehat dan tampan, Akhtira."Khilaf?" Tanya Jihan keheranan.Dengan bersedekap sambil menyandarkan punggung pada pintu kamar hotel yang kami tempati, aku fokus menikmati wajah cantik Jihan yang penuh dengan riasan pengantin dari kejauhan.Sungguh cantik!Lalu aku mengangguk sekilas. "Maksudnya?""Kalau kemarin saya cuma bisa mencintai kamu tanpa bisa memiliki, maka berbeda dengan sekarang. Saya boleh mencintai kamu sedalam apapun karena kamu resmi hanya akan menjadi milik saya aja, Han."Jihan nampak sedikit salah tingkah dengan ucapanku lalu dia membuang muka. Imut dan menggemaskan sekali.Andai aku tidak

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jangan Lepaskan Jihan Lagi

    POV AKHTARA Aku sudah tidak merasa asing lagi dengan sebutan 'perjanjian pra nikah'. Karena ketika aku akan menikahi Jihan untuk kedua kalinya dan memberinya madu dengan menikahi Merissa, aku menggunakan perjanjian pra nikah dengan alasan untuk melindungi harta bendaku. Saat itu, aku mencampuradukkan hal yang disebut cinta dan sayang dengan racun bernama dendam. Hingga aku menganggap Jihan dan Merissa adalah sama-sama perempuan yang harus kuwaspadai mana kala akan mengeruk hartaku semata.Tapi ternyata, aku keliru besar. Karena saat menikahi Jihan untuk kedua kalinya, dia benar-benar sudah berubah. Hanya aku saja yang tidak menyadari. Hingga tega menduakannya dengan Merissa. "Aku restui niat baikmu kembali menikahi Jihan untuk ketiga kalinya, Akhtara."Aku langsung tersenyum lega dengan perasaan bahagia tiada terkira mendengar ucapan Papanya Jihan. Meski beliau mengatakannya dengan ekspresi yang datar dan acuh. "Agama cuma ngasih kamu batas menikahi Jihan hanya tiga kali. Dan jang

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Mari Berdamai

    POV AKHTARA Satu unit motor untuk kaum lelaki baru saja kubayar lunas. Dan kini motor itu tengah dinaikkan ke mobil pick up menuju alamat Farhan. "Apa Farhan mau menerimanya, Pak?" Tanya Faris yang duduk di sebelahku."Saya nggak peduli dia mau menerima hadiah dari saya atau nggak, Ris. Karena saya berniat memberikan hadiah itu sebagai ucapan terima kasih ia pernah berjasa dalam kehidupan Jihan dan Akhtira. Saya nggak mau jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Kami duduk bersebelahan dengan menatap proses motor seharga lima puluh juta itu akhirnya berhasil dinaikkan ke atas bak mobil. Segala kelengkapannya kuserahkan pada pihak penjual motor. "Kamu urus sisanya ya, Ris. Saya mau ketemu Tira."Kemudian aku menyetir mobil dan sengaja singgah sebentar ke salah satu mall untuk mengunjungi salah satu gerai yang menjual mainan. Apalagi jika bukan untuk membelikan Tira mainan baru. Putraku itu ternyata tidak mudah untuk didekati. Dan sepertinya aku harus membelikan mainan yang sangat m

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kesempatan Terakhir

    POV AKHTARA Sepasang tiket VIP dari biro perjalanan ke tanah suci sudah siap di tangan. "Apa kamu yakin ini adalah cara terbaik bikin kedua orang tua Jihan mau merestui hubungan saya sama Jihan, Ris?" Tanyaku."Kita coba saja dulu, Pak. Kalau Bapak ngasih harta atau rumah baru, belum tentu orang tua Bu Jihan luluh. Justru marah yang iya. Tapi kalau hadiah sepaket perjalanan ke tanah suci, saya rasa itu adalah hadiah terbaik sepanjang masa."Apa yang dikatakan Faris ada benarnya. "Oke. Saya akan hubungi Jihan kalau nanti malam mau bertamu ke rumahnya.""Semoga semuanya lancar, Pak."Hampir satu minggu ini aku dan Faris berpikir tentang hadiah terbaik untuk kedua orang tua Jihan agar sudi menerimaku lagi. Dan pilihan kami jatuh pada tanah suci. Dan selama satu minggu itu pula, aku selalu memikirkan Jihan dan Akhtira. Apakah Jihan mendapat omongan yang tidak mengenakkan dari kedua orang tuanya karena memilihku?Ataukah semuanya baik-baik saja tidak seperti dugaanku?Sebab, satu minggu

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Beri Saya Maaf

    POV AKHTARA“Maaf katamu?” Tanya Farhan dengan suara sinis.“Waktu Jihan merawat Akhtira sendirian, dihina orang lain perempuan nggak benar karena melahirkan tanpa suami, lalu Akhtira dihina anak haram, siapa yang jadi tameng untuk mereka heh?!”Aku tidak menjawab dan hanya menatap Farhan. Membiarkan dia menyelesaikan ucapannya. “Aku!” Dia menepuk dadanya dengan wajah benar-benar kesal.“Bukan kamu! Yang tiba-tiba datang ngambil semua yang aku usahakan!” ucapnya dengan menunjuk dadaku.“Kamu memang ayah kandung Akhtira, tapi aku yang lebih banyak berjasa ke mereka! Aku menyayangi mereka itu tulus!”“Dan Jihan nggak mungkin berpaling kalau bukan karena kamu pakai acara pura-pura mau mati! Biar apa, heh?! Dapat simpati Jihan dengan cara pintas? Iya?!”Kepalaku menggeleng dengan menatap Farhan yang begitu kecewa dan sakit hati.“Munafik!”“Saya nggak perlu menjelaskannya ke kamu karena saya tahu kamu nggak butuh itu, Far.”Tanpa berkata lagi, Farhan kemudian menaiki motornya dengan ekspr

DMCA.com Protection Status