Beranda / Romansa / Dangerous Feeling / Persetujuan sebelah pihak

Share

Persetujuan sebelah pihak

Penulis: Dyantii Sastravell
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 Author pov

“ kak Raven! “ Mata Elain terbelalak lebar, saat di depannya mendapati sang kakak yang tengah memeluknya, wajah Raven sengaja berada di dalam leher Elaine, menciuminya hingga meninggalkan bekas merah, Elaine terbangun sebab merasa terganggu, ia sontak kagek  dengan apa yang di lakukan oleh kakaknya.

“ akhirnya kau bangun juga sayang “ ujarnya parau, ia tak merubah posisinya, bau harum berasal dari aroma tubuh Elaine Sangat memabukkan indera penciuman Raven

“ kak,, lepasin. Kenapa kak Raven tidur di sini! “ Elaine geram karena kakaknya masuk dengan seenaknya ke dalam kamarnya.

“ memangnya kenapa kalau aku tidur disini hm?! “ ujarnya seraya menatap mata sayu Elaine, tatapan dingin tanpa ekspresi membuat Elaine berdetak tak karuan, antara takut dan marah, Elaine dirundung oleh dilema

“ kita kan bukan suami istri kak, kakak pergi sana, sebelum bunda lihat bisa kacau nanti “ Aira masih berada dalam pelukan Raven, dengan keadaan yang sedekat ini membuat dirinya berada dalam bahaya besar jika pria di hadapannya sampai hilang kendali.

“ Kita kan saudara sayang, itu tidak masalah bukan? orangtua kita juga sudah berangkat ke luar negeri untuk bulan madu, hanya ada kita berdua Disini “ Raven tersenyum devil, melihat Elaine yang ketakutan akan ulahnya membuat ia ingin semakin menggodanya lebih jauh lagi, melihat ekspresi yang berbeda-beda dalam waktu bersamaan membuat Raven ingin terus mengerjainya, ia harus menahan tawa.

“ kak,, kita bukan anak kecil lagi, aku sudah dewasa, pergilah “ elain masih berusaha keluar dari dekapan sang kakak, namun tenaganya tidak cukup untuk melawan Raven. Dia hanya mendengus kesal serasa menatap Raven was-was, apalagi dirumah sebesar ini hanya ada mereka berdua.

“ oh jadi kau bukan anak kecil lagi, kalau begitu bagaimana kita melakukan sesuatu yang biasa di lakukan oleh orang dewasa?! “ godanya kembali dengan seringai menyeramkan, ia menatap Elaine dengan tatapan penuh hasrat, membuat sang pemilik mata Elaine terbelalak lebar

“ ti-tidak, ma-na mungkin begitu “ Elaine memalingkan wajahnya kearah samping, malu rasanya menatap Raven yang kini tepat berada di depannya, hembusan nafas terasa hangat menelisik di cerug leher Elaine

“ Tapi, aku ingin melakukannya sedikit saja “ pintanya, ia langsung meraih dagu Elaine supaya menghadap kearahnya, dielusnya lembut bibir ranum Elaine, sang pemilik bibir itu merasakan sesuatu yang berbeda, ' bahaya ' pikirnya,

“ Kak jang-, “ Raven langsung mencium bibir Elaine, melumat dengan lembut.

“ Manis sekali sayang, apa Damian sering melakukan ini padamu Elaine?! “ tanyanya dengan sorot mata tajam, Seolah ia sedang memberi peringatan

“ Tidak pernah, dia bukan sepertimu yang brengsek Raven “ ujar Elaine dengan mata menatap tajam ke arah Raven, ia tidak terima dengan segala perlakuan yang di lakukan Raven terhadapnya dengan sesuka hati

“ bagus kalau begitu, Karena kau hanya milikku satu. Kau bilang aku brengsek? Hmm kurasa kamu belum tau ya arti dari kata itu sebenarnya bukan? Jika belum, akan aku tunjukkan bagaimana pria brengsek yang sebenarnya! “ ujarnya menatap kelam pada Elaine, Elaine merasa ucapannya kali ini salah besar, ia telah membangkitkan amarah singa jantan.

“ Ah bukan itu maksudku kak- “

“ Apa sekarang kau sedang mencoba menggodaku gadis kecil ? “ tanyanya tepat di sebelah telinga Elaine, melumatnya perlahan

“ hmm kak,, jangan..”

“ Kau lupa dengan kesepakatan yang telah kau setujui?! “ kini Raven menatap mata Elaine yang berkaca-kaca,

“ Kesepakatan tentang apa? “ rupanya Elaine lupa, membuat Raven merubah posisinya, kini ia terbangun dari tidurnya dengan ekspresi kembali semula, aura dingin yang menguar di udara, suasana malam itu kembali mencekam

“ mari kita perjelas kesepakatan yang telah kau setujui saat pernikahan ibumu terjadi “ ujarnya seraya melangkah menjauh dari ranjang, ia kembali dengan membawa secarik kertas dengan tulisan yang telah tercantum di dalamnya

“ tanda tangani ini “ Raven menyerahkan kertas itu pada Elaine, Elaine pun mengambil dan menatap isi berkas itu terlebih dahulu

“ ini maksudnya apa? “ Elaine mendongak, menatap Raven yang berdiri di depannya dengan tatapan mengintimidasi, ia tidak habis pikir dengan isi yang berada di kertas itu

“ Kau ingin menolak? “ bukannya menjawab, Raven malah kembali bertannya, seketika Elaine termenung, ia ingat sekarang bahwa hidupnya sudah berbeda, apalagi jika sampai Raven membuat bunda Naya menderita, itu tidak boleh terjadi.

“ Baiklah, aku akan menerima ini “ ujarnya lemah, tatapannya kembali sendu, tak apa jika ia harus mengorbankan dirinya demi kebahagiaan sang bunda yang selama ini telah memberi kasihsayang

“ goodgilrs “

 Elaine pun menandatangani surat perjanjian tersebut, tercantum beberapa poin yang jika di lihat membuat kerugian besar yang akan di alami Elaine, namun lagi-lagi ia harus menerima demi bundanya 

“ mulai besok, kesepakatan ini berlaku “ ujarnya kemudian berjalan menjauh menuju pintu keluar, Elaine masih diam terpaku dengan keadaan semula, pikirannya kini melayang ke udara

Mengingat kembali poin pertama dimana dirinya harus tinggal bersama dengan Raven di apartemen yang dekat dengan kampus mereka, membuat hati Elaine menciut, ia sudah tidak bisa terlepas dari jeratan Raven, menjadi saudara tiri nyatanya tidak membuat Raven berhenti mengejarnya, ia malah semakin gencar untuk memiliki Elaine, dengan cara apapun.

Elain salah mengira, ia begitu merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia melupakan sosok Raven yang terkenal dengan ke-brengsekanya itu, sosok nya yang begitu angkuh namun membuat para wanita semakin dibuatnya kagum, membuat Raven semakin merasa terbang tinggi, tak jarang bahkan ketika Raven menginginkan wanita hanya untuk sebagai pemuas nafsunya semata, ia akan memanfaatkan mahasiswa di kampus yang mengejarnya, namun hanya sebatas one night time.

“ Aku memang sudah gila, harus mengorbankan cinta pertama yang selalu aku harapkan bisa termiliki, namun saat semua harapan itu terjadi, dengan mudahnya takdir mempermainkan hatiku, kenapa harus Raven?! “ Elaine bermonolog seorang diri, ia kemudian merebahkan dirinya kembali, menatap Lamat-lamat atap kamarnya, namun pikirannya terbang kesegara arah.

 “ bagaimana nasibku jika mulai besok aku harus tinggal berdua dengan Raven? Apa yang harus aku katakan pada Damian? Arh sial, semua ini gara-gara kesepakatan sialan itu! “ Elaine geram dengan apa yang barusan terjadi, ia mengacak-acak rambutnya seperti orang gila.

TBC

Bab terkait

  • Dangerous Feeling   Bertemu Damian

    Siang itu, di kota Bandung dengan terik sinar matahari yang membakar kulit putihku, tak ingin lama menunggu diluar maka ku putuskan untuk lebih dulu masuk ke cafe, aku memesan es coffee capuccino sembari menunggu seseorang segera datang, tak biasanya dia terlambat seperti ini “ maaf aku terlambat karena jalanan macet, apa kau sudah lama sayang?” rasa bersalah juga lelah begitu nampak pada raut wajahnya yang putih itu, seketika aku berdiri lalu aku pun langsung menghambur ke dalam pelukannya “ aku merindukanmu Damian” ujarku seraya mengeratkan pelukanku, ia kemudian merespon pelukanku, mengusap perlahan pucuk kepalaku yang hanya sebatas dadanya “ aku juga sangat merindukanmu sayang, ayo kita duduk “ ia melepaskan pelukannya, membiarkan aku duduk tepat di depannya, aku tetap memandangi wajah teduh miliknya, ia masih sama seperti beberapa tahun silam, bedanya rahangnya semakin kokoh,dan halisnya nampak menghitam “ Ada apa dengan kekasihku ini hmm? Tidak

  • Dangerous Feeling   Tipu daya Raven

    “ Kedepannya kita akan sering melakukan ini sayang” aku terpaku dengan apa yang ia katakan, seketika pikiranku traveling kemana-mana, apa yang di maksud dengan kata ‘sering’ oh tidak mungkin “ aku ga mau kak, aku mohon jangan hiks “ aku mulai khawatir, aku tau Raven tak pernah main-main dengan perkataannya, itu terjadi saat aku di hukum seharian di kamar bersamanya, tentu saja kami tidak melakukan itu, aku dengannya hanya saling berpelukan diatas ranjang tidak lebih dari itu. Tapi kali ini rasanya seperti berbeda “ selagi bunda dan papah ga ada di rumah, dan sebelum kita pindah ke apartemenku, aku akan memilikimu Elaine, aku tak rela jika ada yang berani menyentuhmu selain aku seorang!” tatapan yang menggoda, namun terselip rasa takut yang begitu hebat dalam hatiku “ jang-an kak,, aku ga mau!” teriakku, tepat di hadapannya, seketika aku terdiam dibuatnya “Hmm” ia menciumku dengan kasar, tanpa peduli air mataku semakin deras. “ Diam!” bentaknya

  • Dangerous Feeling   Kesakitan yang nikmat

    “ Diam dan nikmati saja” ujarnya dengan tatapan menusuk “ kak jangan ku mohon hmm ah “ “ diam, atau bundamu akan mendengarnya sayang” tangan Raven mulai menelusuri setiap lekuk tubuh Elaine yang kini tengah berada dibawahnya. “ Hiks,, jang-ahh hm geli kak “ pekik Elaine menahan sentuhan yang mulai turun menuju bawah, tangan Raven menyelusup masuk ke dalam perut Elaine, menyentuh kedua gunung kembar milik Elaine yang begitu besar juga kenyal, tangannya tak henti memilin puncak dadanya, membuat si pemilik mendesah pelan “ lepaskan sayang” Raven menyeringai penuh kemenangan, sebentar lagi ia akan mendapatkan Elaine sepenuhnya, setelah ia menunggu selama satu Minggu penuh untuk tidak menyentuh Elaine, sialnya ia pun tak bisa melampiaskannya kepada wanita jalang yang sering ia pakai untuk memuaskannya, entah mengapa tiba-tiba saja juniornya tak ingin bangun bahkan telah di goda seperti biasanya. Hingga ia harus bermain solo bersama Lux dengan membayangkan

  • Dangerous Feeling   Satu kali lagi Elaine

    “ sekali lagi kau menghinaku, akan ku buat kau menjadi jalang sungguhan Elaine, jangan pernah mencoba untuk melawanku. Jika kau tak sanggup menanggung akibatnya.” Ujarnya dengan nafas berat, Raven tak peduli dengan keadaan Elaine yang semakin merintih kesakitan pada area intinya.“ ahhh kak stop “ erang Elain tak mampu membuat Raven berhenti, baginya tubuh Elain begitu nikmat untuk di hentikan barang sedetik saja. Dari sekian banyak wanita yang telah ia jelajahi hanya milik Elaine lah yang mampu membuat kelelakiannya meminta untuk terus di puaskan“ Jadilah jalangku mulai saat ini Elaine!” erangan Raven disertai hentakan yang kuat masuk lebih dalam lagi untuk menyemburkan segala benih yang tersisaPelepasan yang mungkin tak dapat di hitung lagi membuat tubuh Raven ambruk di samping tubuh polos Elaine, mengatur nafas perlahan-lahan keringat di sekujur tubuhnya menjadi sanksi atas pergulatannya dengan Elaine begitu panas, sedangkan tubuh gadis disampingnya begitu pa

  • Dangerous Feeling   Tinggal di apartemen

    Author POV Siang berlalu begitu saja, Elaine Natalie harus menelan kenyataan pahit saat terbangun dari tidurnya, seluruh raga dan jiwanya hancur berserakan, bukan hanya itu saja melainkan mimpi dan cita-cita nya selama ini harus rela ia lepas begitu saja di kemudian hari yang entah itu kapan, di liriknya pria dewasa muda masih terlelap, Elain membenci sang kakak ttirinya “ Maafkan aku Damian, aku tidak bisa menjaga diri dengan baik “ Tepat pukul tiga sore, Elaine bergegas merapikan diri sebelum kedua orangtuanya kembali pulang, mau tak mau Elaine harus membangunkan sang kakak yang masih tertidur di kamar milik Elaine “ kak, bangun!” Elaine menggoyangkan pelan tubuh Raven, namun Raven tak memberi respon “ Kak bangun ini udah sore !” pekik Elaine kembali, berharap sang kakak segera terbangun “ hmm apa sih sayang, belum cukup ya masih mau lagi hm?” “ ih ga gitu, nanti bunda pulang kak, kakak kalo mau tidur lagi lanj

  • Dangerous Feeling   Siapa pemilik kamar itu?

    “ Menikmati sesuatu yang sedikit berbahaya” seringai kecil terlihat di sudut bibir tipisnyaaku tidak mengerti maksud dari perkataan kak Raven, tak ingin menanggapi akupun mengalihkan pandanganku ke luar jendela, melihat jalanan yang remang, langit temaram terasa begitu gelap di hiasi beberapa bintang yang menemani sang rembulan yang nampak bersembunyi dibalik awan kelabuKak Raven melanjukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, membuat aku sedikit was-was, meski jalanan terasa lengah oleh pengendara motor juga mobil tetap saja seharusnya kak Raven tidak perlu menambah kecepatan lajunya, lagi pula aku masih ingin hidup, tentu jika aku punya pilihan aku tak ingin hidup bersama dengan pria setengah tak waras ini“ Kau ingin membuatku mati dan sekejap kak?!”“ jangan ngebut kak Raven!”Aku menggerutu kesal saat kak Raven bahkan tak memperdulikan teguran dariku,

  • Dangerous Feeling   Layani aku Elaine

    Ketika Elaine menertawakan Raven, tanpa sadar sosok yang sedang dia bicarakan ternyata tepat berada di depan pintu yang belum sempat Elaine tutup karena pikirannya tertuju pada seisi ruang kamar tidur yang cukup menarik Raven tak suka jika ada yang meremehkan kemampuan dirinya, apalagi saat ini dia mendengar dengan jelas bahwa Elaine sedang memperoloknya, padahal Elaine sama sekali tidak bermaksud seperti itu “ kau menertawakan apa Elaine?!” tanya Raven saat posisinya tepat di belakang Elaine dengan kedua tangan yang melingkar di perutnya Mata Elaine terbelalak lebar “ kak Raven ngapain disini?” tanya Elaine gugup, apakah kak Raven mendengar apa yang telah ia katakan barusan? “ jawab pertanyaan ku sayang” hembusan nafasnya terasa menggelitiki ceruk lehernya, dimana Raven menyandarkan kepalanya tepat diatas bahu Elaine “ maafkan aku kak Raven, aku tidak bermaksud seperti itu” ujar Elaine pelan “ kau ingin tau ini kamar siapa hm?”

  • Dangerous Feeling   Melayani Revan, lagi!

    Ketika Elaine menertawakan Raven, tanpa sadar sosok yang sedang dia bicarakan ternyata tepat berada di depan pintu yang belum sempat Elaine tutup karena pikirannya tertuju pada seisi ruang kamar tidur yang cukup menarikRaven tak suka jika ada yang meremehkan kemampuan dirinya, apalagi saat ini dia mendengar dengan jelas bahwa Elaine sedang memperoloknya, padahal Elaine sama sekali tidak bermaksud seperti itu“ kau menertawakan apa Elaine?!” tanya Raven saat posisinya tepat di belakang Elaine dengan kedua tangan yang melingkar di perutnyaMata Elaine terbelalak lebar “ kak Raven ngapain disini?” tanya Elaine gugup, apakah kak Raven mendengar apa yang telah ia katakan barusan?“ jawab pertanyaan ku sayang” hembusan nafasnya terasa menggelitiki ceruk lehernya, dimana Raven menyandarkan kepalanya tepat diatas bahu Elaine“ maafkan aku kak Raven, aku tidak bermaksud seperti itu” ujar Elaine pelan&

Bab terbaru

  • Dangerous Feeling   Melayani Revan, lagi!

    Ketika Elaine menertawakan Raven, tanpa sadar sosok yang sedang dia bicarakan ternyata tepat berada di depan pintu yang belum sempat Elaine tutup karena pikirannya tertuju pada seisi ruang kamar tidur yang cukup menarikRaven tak suka jika ada yang meremehkan kemampuan dirinya, apalagi saat ini dia mendengar dengan jelas bahwa Elaine sedang memperoloknya, padahal Elaine sama sekali tidak bermaksud seperti itu“ kau menertawakan apa Elaine?!” tanya Raven saat posisinya tepat di belakang Elaine dengan kedua tangan yang melingkar di perutnyaMata Elaine terbelalak lebar “ kak Raven ngapain disini?” tanya Elaine gugup, apakah kak Raven mendengar apa yang telah ia katakan barusan?“ jawab pertanyaan ku sayang” hembusan nafasnya terasa menggelitiki ceruk lehernya, dimana Raven menyandarkan kepalanya tepat diatas bahu Elaine“ maafkan aku kak Raven, aku tidak bermaksud seperti itu” ujar Elaine pelan&

  • Dangerous Feeling   Layani aku Elaine

    Ketika Elaine menertawakan Raven, tanpa sadar sosok yang sedang dia bicarakan ternyata tepat berada di depan pintu yang belum sempat Elaine tutup karena pikirannya tertuju pada seisi ruang kamar tidur yang cukup menarik Raven tak suka jika ada yang meremehkan kemampuan dirinya, apalagi saat ini dia mendengar dengan jelas bahwa Elaine sedang memperoloknya, padahal Elaine sama sekali tidak bermaksud seperti itu “ kau menertawakan apa Elaine?!” tanya Raven saat posisinya tepat di belakang Elaine dengan kedua tangan yang melingkar di perutnya Mata Elaine terbelalak lebar “ kak Raven ngapain disini?” tanya Elaine gugup, apakah kak Raven mendengar apa yang telah ia katakan barusan? “ jawab pertanyaan ku sayang” hembusan nafasnya terasa menggelitiki ceruk lehernya, dimana Raven menyandarkan kepalanya tepat diatas bahu Elaine “ maafkan aku kak Raven, aku tidak bermaksud seperti itu” ujar Elaine pelan “ kau ingin tau ini kamar siapa hm?”

  • Dangerous Feeling   Siapa pemilik kamar itu?

    “ Menikmati sesuatu yang sedikit berbahaya” seringai kecil terlihat di sudut bibir tipisnyaaku tidak mengerti maksud dari perkataan kak Raven, tak ingin menanggapi akupun mengalihkan pandanganku ke luar jendela, melihat jalanan yang remang, langit temaram terasa begitu gelap di hiasi beberapa bintang yang menemani sang rembulan yang nampak bersembunyi dibalik awan kelabuKak Raven melanjukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, membuat aku sedikit was-was, meski jalanan terasa lengah oleh pengendara motor juga mobil tetap saja seharusnya kak Raven tidak perlu menambah kecepatan lajunya, lagi pula aku masih ingin hidup, tentu jika aku punya pilihan aku tak ingin hidup bersama dengan pria setengah tak waras ini“ Kau ingin membuatku mati dan sekejap kak?!”“ jangan ngebut kak Raven!”Aku menggerutu kesal saat kak Raven bahkan tak memperdulikan teguran dariku,

  • Dangerous Feeling   Tinggal di apartemen

    Author POV Siang berlalu begitu saja, Elaine Natalie harus menelan kenyataan pahit saat terbangun dari tidurnya, seluruh raga dan jiwanya hancur berserakan, bukan hanya itu saja melainkan mimpi dan cita-cita nya selama ini harus rela ia lepas begitu saja di kemudian hari yang entah itu kapan, di liriknya pria dewasa muda masih terlelap, Elain membenci sang kakak ttirinya “ Maafkan aku Damian, aku tidak bisa menjaga diri dengan baik “ Tepat pukul tiga sore, Elaine bergegas merapikan diri sebelum kedua orangtuanya kembali pulang, mau tak mau Elaine harus membangunkan sang kakak yang masih tertidur di kamar milik Elaine “ kak, bangun!” Elaine menggoyangkan pelan tubuh Raven, namun Raven tak memberi respon “ Kak bangun ini udah sore !” pekik Elaine kembali, berharap sang kakak segera terbangun “ hmm apa sih sayang, belum cukup ya masih mau lagi hm?” “ ih ga gitu, nanti bunda pulang kak, kakak kalo mau tidur lagi lanj

  • Dangerous Feeling   Satu kali lagi Elaine

    “ sekali lagi kau menghinaku, akan ku buat kau menjadi jalang sungguhan Elaine, jangan pernah mencoba untuk melawanku. Jika kau tak sanggup menanggung akibatnya.” Ujarnya dengan nafas berat, Raven tak peduli dengan keadaan Elaine yang semakin merintih kesakitan pada area intinya.“ ahhh kak stop “ erang Elain tak mampu membuat Raven berhenti, baginya tubuh Elain begitu nikmat untuk di hentikan barang sedetik saja. Dari sekian banyak wanita yang telah ia jelajahi hanya milik Elaine lah yang mampu membuat kelelakiannya meminta untuk terus di puaskan“ Jadilah jalangku mulai saat ini Elaine!” erangan Raven disertai hentakan yang kuat masuk lebih dalam lagi untuk menyemburkan segala benih yang tersisaPelepasan yang mungkin tak dapat di hitung lagi membuat tubuh Raven ambruk di samping tubuh polos Elaine, mengatur nafas perlahan-lahan keringat di sekujur tubuhnya menjadi sanksi atas pergulatannya dengan Elaine begitu panas, sedangkan tubuh gadis disampingnya begitu pa

  • Dangerous Feeling   Kesakitan yang nikmat

    “ Diam dan nikmati saja” ujarnya dengan tatapan menusuk “ kak jangan ku mohon hmm ah “ “ diam, atau bundamu akan mendengarnya sayang” tangan Raven mulai menelusuri setiap lekuk tubuh Elaine yang kini tengah berada dibawahnya. “ Hiks,, jang-ahh hm geli kak “ pekik Elaine menahan sentuhan yang mulai turun menuju bawah, tangan Raven menyelusup masuk ke dalam perut Elaine, menyentuh kedua gunung kembar milik Elaine yang begitu besar juga kenyal, tangannya tak henti memilin puncak dadanya, membuat si pemilik mendesah pelan “ lepaskan sayang” Raven menyeringai penuh kemenangan, sebentar lagi ia akan mendapatkan Elaine sepenuhnya, setelah ia menunggu selama satu Minggu penuh untuk tidak menyentuh Elaine, sialnya ia pun tak bisa melampiaskannya kepada wanita jalang yang sering ia pakai untuk memuaskannya, entah mengapa tiba-tiba saja juniornya tak ingin bangun bahkan telah di goda seperti biasanya. Hingga ia harus bermain solo bersama Lux dengan membayangkan

  • Dangerous Feeling   Tipu daya Raven

    “ Kedepannya kita akan sering melakukan ini sayang” aku terpaku dengan apa yang ia katakan, seketika pikiranku traveling kemana-mana, apa yang di maksud dengan kata ‘sering’ oh tidak mungkin “ aku ga mau kak, aku mohon jangan hiks “ aku mulai khawatir, aku tau Raven tak pernah main-main dengan perkataannya, itu terjadi saat aku di hukum seharian di kamar bersamanya, tentu saja kami tidak melakukan itu, aku dengannya hanya saling berpelukan diatas ranjang tidak lebih dari itu. Tapi kali ini rasanya seperti berbeda “ selagi bunda dan papah ga ada di rumah, dan sebelum kita pindah ke apartemenku, aku akan memilikimu Elaine, aku tak rela jika ada yang berani menyentuhmu selain aku seorang!” tatapan yang menggoda, namun terselip rasa takut yang begitu hebat dalam hatiku “ jang-an kak,, aku ga mau!” teriakku, tepat di hadapannya, seketika aku terdiam dibuatnya “Hmm” ia menciumku dengan kasar, tanpa peduli air mataku semakin deras. “ Diam!” bentaknya

  • Dangerous Feeling   Bertemu Damian

    Siang itu, di kota Bandung dengan terik sinar matahari yang membakar kulit putihku, tak ingin lama menunggu diluar maka ku putuskan untuk lebih dulu masuk ke cafe, aku memesan es coffee capuccino sembari menunggu seseorang segera datang, tak biasanya dia terlambat seperti ini “ maaf aku terlambat karena jalanan macet, apa kau sudah lama sayang?” rasa bersalah juga lelah begitu nampak pada raut wajahnya yang putih itu, seketika aku berdiri lalu aku pun langsung menghambur ke dalam pelukannya “ aku merindukanmu Damian” ujarku seraya mengeratkan pelukanku, ia kemudian merespon pelukanku, mengusap perlahan pucuk kepalaku yang hanya sebatas dadanya “ aku juga sangat merindukanmu sayang, ayo kita duduk “ ia melepaskan pelukannya, membiarkan aku duduk tepat di depannya, aku tetap memandangi wajah teduh miliknya, ia masih sama seperti beberapa tahun silam, bedanya rahangnya semakin kokoh,dan halisnya nampak menghitam “ Ada apa dengan kekasihku ini hmm? Tidak

  • Dangerous Feeling   Persetujuan sebelah pihak

    Author pov “ kak Raven! “ Mata Elain terbelalak lebar, saat di depannya mendapati sang kakak yang tengah memeluknya, wajah Raven sengaja berada di dalam leher Elaine, menciuminya hingga meninggalkan bekas merah, Elaine terbangun sebab merasa terganggu, ia sontak kagek dengan apa yang di lakukan oleh kakaknya. “ akhirnya kau bangun juga sayang “ ujarnya parau, ia tak merubah posisinya, bau harum berasal dari aroma tubuh Elaine Sangat memabukkan indera penciuman Raven “ kak,, lepasin. Kenapa kak Raven tidur di sini! “ Elaine geram karena kakaknya masuk dengan seenaknya ke dalam kamarnya. “ memangnya kenapa kalau aku tidur disini hm?! “ ujarnya seraya menatap mata sayu Elaine, tatapan dingin tanpa ekspresi membuat Elaine berdetak tak karuan, antara takut dan marah, Elaine dirundung oleh dilema “ kita kan bukan suami istri kak, kakak pergi sana, sebelum bunda lihat bisa kacau nanti “ Aira masih berada dalam pe

DMCA.com Protection Status