***BRAK!!!Kevin membanting pintu ruangannya dengan keras, terbakar amarah melihat pemberitaan yang tersebar di media cetak maupun elektronik. Semua headline news menulis tentang keintiman antara Hansen dan Sarah, yang semakin membuatnya cemburu dan marah adalah salah satu artikel yang menyatakan Hansen dan Sarah adalah pasangan yang ditakdirkan dari Surga. Dan hal yang membuatnya terbakar cemburu bagaimana Sarah dan Hansen tak sabar ditunggu media untuk segera melangsungkan pernikahan!Sarah hanya miliknya dan hanya akan jadi istrinya. Tidak ada pria yang bisa menjadi suaminya, hanya ia yang berhak!Kevin sangat cemburu melihat beberapa foto mereka yang menunjukkan keakraban mereka, bagaimana Hansen menggandeng Sarah dengan penuh kelembutan dan cara lelaki itu menatap Sarah seolah-olah memujanya.Hansen seperti menantangnya secara terbuka, dan Kevin menyadarinya. Lelaki itu sengaja menyinggungnya karena belum mengumumkan hubungannya dengan Sarah ke publik.“Kamu mau bermain denganku
***Reva tersenyum licik melihat foto-foto yang ada di tangannya, seolah-olah menemukan mainan baru. Akhirnya, ia menemukan titik lemah Kevin."Ternyata gadis ini adalah kesayangan Kevin. Aku bisa menggunakan gadis ini untuk menekan anak sombong itu, ternyata semudah ini mengetahui titik lemah dari pria sialan ini," ucap Reva sambil menatap satu per satu foto yang dipegangnya."Apakah kamu baru tahu bahwa gadis ini adalah kekasih baru Kevin?" tanya Reva dengan tatapan tajam."Aku baru tahu, Ibu juga tahu kalau Kevin pasti selalu menjaga dan melindungi orang-orang yang berada di sisinya." jawab Jasmine berbohong."Kamu yakin tidak berbohong padaku?" tanya Reva dengan nada tajam.Jasmine menjawab, "Apa gunanya aku berbohong pada ibuku? Selain itu, yang aku tahu, Kevin bersama Olivia dan aku tidak menyangka kalau kekasihnya bukan wanita itu.""Kamu benar-benar bodoh! Tidak berguna!" umpat Reva.Jasmine hanya bisa diam setiap kali Reva menghinanya seperti itu."Kamu harus sering mengunjun
***Suasana di villa milik Kevin pada Sabtu sore terasa berbeda; villa yang terletak di puncak Bogor digunakan untuk merayakan ulang tahun anaknya, Shopia. Tidak ada pesta mewah seperti tahun-tahun sebelumnya. Shopia hanya ingin merayakan hari ulang tahunnya dengan keluarga, permintaan yang sangat sederhana.Karena itu, Kevin hanya mengundang orang-orang terdekatnya. Cake ulang tahun sudah disiapkan, khususnya oleh Sarah. Perempuan itu sangat pandai dalam segala hal, dan Kevin merasa sangat beruntung."Ini sangat cantik! Apakah kamu yang membuatnya, Sarah?" tanya Zeline sambil menatap cake ulang tahun berwarna pink yang dihiasi dengan indah, sesuai dengan ukiran nama dan hiasan yang sering ia lihat di cake shop."Kenapa? Kamu tidak percaya bahwa aku yang membuatnya?" protes Sarah.Zeline tertawa, "Bukan tidak percaya, tapi aku tidak pernah membayangkan bahwa kamu bisa membuat cake seindah ini. Tingkat kesulitannya tinggi, lho.""Mudah kok jika kamu rajin dan sering berlatih," jawab Sa
***Suasana malam begitu dingin, dengan anak-anak yang telah terlelap setelah bermain sepanjang siang. Di halaman belakang, hanya orang dewasa yang masih sibuk berbincang-bincang, belum ada yang memutuskan untuk tidur.Sarah akhirnya keluar dari kamar setelah Shopia tertidur, dan berjalan menuju dapur. Saat ia melewati ruang baca, ia melihat Zeline sedang menatap sesuatu dengan tatapan dingin. Sarah berencana untuk menghampirinya, tetapi niat itu sirna saat ia melihat raut wajah sedih gadis itu. Zeline pergi dengan langkah lunglai.Sarah penasaran dengan apa yang dilihat Zeline sehingga membuatnya begitu sedih. Dengan langkah perlahan, ia mendekati ruang baca. Pintu terbuka sedikit, dan saat melihat melalui celah itu, Sarah terkejut bukan main.Ia melihat adegan yang tidak pantas: dua orang yang tengah bermesraan, menyatukan tubuh mereka dengan penuh gairah. Desahan samar terdengar di antara mereka.Sarah menghela nafas dengan keras, menggelengkan kepala, dan memutuskan untuk tidak me
***Semua orang sudah siap untuk pulang ke rumah masing-masing. Kevin harus pergi ke Jepang lagi untuk urusan pekerjaannya. Dia menatap lembut dan mencium anaknya, Shopia, yang masih tertidur. Lalu, dia mencium kening Sarah."Nanti kamu diantar oleh Bastian, ya," kata Kevin.Sarah mengangguk meskipun masih merasa kesal dengan Bastian."Sayang, jangan terus marah padanya. Kemarin dia terus meracau dan frustasi, tidak mengerti mengapa kamu seperti memusuhi dia, dia walaupun begitu, dia sangat lembut dan sensitif hatinya," ujar Kevin sambil tertawa ringan."Semoga dia sadar, dia harusnya paham kenapa aku bersikap tidak ramah padanya," ucap Sarah kesal."Sayang, mereka sudah dewasa dan tahu tentang konsekuensi dari keputusan mereka, mereka juga pasti sudah tahu dampaknya," kata Kevin."Harusnya mereka tetap memegang adat ketimuran dan tidak melakukan hal-hal di luar batas," kata Sarah tegas."Kita tidak bisa mengendalikan mereka jika mereka menikmatinya," ujar Kevin."Apa kamu juga ingin
***Sarah terus merasa tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menghadapi kekerasan Hansen yang tidak juga menyerah mendekatinya. Lelaki itu tidak bergeming meskipun Sarah sudah dengan jelas menolaknya. Sarah sudah mencoba segala cara untuk membuat Hansen sadar bahwa ia tidak bisa membalas perasaan yang sering ditunjukkan oleh Hansen.Namun, Hansen tidak pernah mundur, meskipun ia tahu bahwa hati Sarah hanya untuk Kevin. Bahkan saat ini, Hansen sering datang ke butik dan mengajaknya bertemu klien dengan dalih bahwa ia adalah atasannya saat ini.Benar, Hansen memang atasannya saat ini. Lelaki itu adalah pemegang saham terbesar dari semua bisnis milik Zeline, dengan saham empat puluh persen. Zeline memiliki saham dua puluh persen, dan sisanya dimiliki oleh beberapa orang.Sarah tidak bisa menolak perintah Hansen karena pria itu adalah atasannya saat ini. Perempuan itu harus bersikap profesional dan menyingkirkan urusan pribadinya.Namun, bagaimana dengan Hansen? Lelaki itu tidak memanfaat
***Kevin memandangi layar ponsel miliknya dengan campuran rasa cemburu dan amarah saat melihat kedekatan antara Hansen dan Sarah. Lelaki itu tampak sangat berusaha untuk mendekati Sarah, terutama ketika Sarah sibuk dengan perjalanan bisnisnya. Kevin memandang foto-foto yang dikirimkan kepadanya dengan perasaan sesal di dadanya. Dia menyesal telah memenuhi permintaan Sarah untuk berhenti menjadi asistennya, karena sekarang gadis itu tidak lagi mudah dijangkau baginya. Apalagi Hansen dengan begitu mudahnya mendekati wanitanya, calon istrinya.Jika saja Sarah masih menjadi asistennya, mungkin saat ini mereka sedang menikmati suasana romantis di Tokyo. Kevin menyadari bahwa ia harus bertindak cepat untuk menghentikan upaya Hansen. Lelaki itu tampaknya serius dengan perasaannya pada Sarah. Ia tidak mau menyesal dan melepaskan sesuatu yang sudah menjadi miliknya.Kevin tidak ingin membiarkan Sarah terus terlibat dengan Hansen. Dia merasa Hansen memanfaatkan kepemilikan sahamnya di perusaha
***Sarah sedang merapikan meja kerjanya, bersiap untuk pulang lebih awal karena ingin istirahat setelah seharian mengikuti Hansen. Kadang-kadang dia heran mengapa harus mengikuti Hansen untuk bertemu klien, padahal dia bukan manajer pemasaran di perusahaan Zeline. Sarah merasa seolah Hansen mengikatnya, dan dia hanya bisa berdoa agar lelaki baik itu segera menemukan pasangan yang tepat.Setelah berpamitan pada para karyawan, Sarah bergegas keluar karena taksi online yang ia pesan sudah menunggu. Saat naik ke taksi, dia melihat Hansen menuju butik. Sarah merasa lega karena dia sudah keluar dan tak perlu memberi alasan untuk menolak Hansen.“Terima kasih, Tuhan,” gumam Sarah bersyukur.***Sarah melepaskan penatnya dengan merebahkan tubuhnya di kasur. Tiba-tiba, Kevin terlintas dalam pikirannya, dan dia sangat merindukan lelaki itu. Beberapa detik kemudian, layar gadgednya berbunyi dan nama Kevin terpampang di sana.Sarah tersenyum bahagia, rindunya sedikit terobati."Sayang," sapanya