Beranda / Romansa / Dalam Pelukan Sang CEO / 71. Melepaskan Segalanya Demi Dia

Share

71. Melepaskan Segalanya Demi Dia

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-07 11:58:49

***

Reva tersenyum licik melihat foto-foto yang ada di tangannya, seolah-olah menemukan mainan baru. Akhirnya, ia menemukan titik lemah Kevin.

"Ternyata gadis ini adalah kesayangan Kevin. Aku bisa menggunakan gadis ini untuk menekan anak sombong itu, ternyata semudah ini mengetahui titik lemah dari pria sialan ini," ucap Reva sambil menatap satu per satu foto yang dipegangnya.

"Apakah kamu baru tahu bahwa gadis ini adalah kekasih baru Kevin?" tanya Reva dengan tatapan tajam.

"Aku baru tahu, Ibu juga tahu kalau Kevin pasti selalu menjaga dan melindungi orang-orang yang berada di sisinya." jawab Jasmine berbohong.

"Kamu yakin tidak berbohong padaku?" tanya Reva dengan nada tajam.

Jasmine menjawab, "Apa gunanya aku berbohong pada ibuku? Selain itu, yang aku tahu, Kevin bersama Olivia dan aku tidak menyangka kalau kekasihnya bukan wanita itu."

"Kamu benar-benar bodoh! Tidak berguna!" umpat Reva.

Jasmine hanya bisa diam setiap kali Reva menghinanya seperti itu.

"Kamu harus sering mengunjun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Pelukan Sang CEO   72. Berhentilah Merasa Tidak Pantas

    ***Suasana di villa milik Kevin pada Sabtu sore terasa berbeda; villa yang terletak di puncak Bogor digunakan untuk merayakan ulang tahun anaknya, Shopia. Tidak ada pesta mewah seperti tahun-tahun sebelumnya. Shopia hanya ingin merayakan hari ulang tahunnya dengan keluarga, permintaan yang sangat sederhana.Karena itu, Kevin hanya mengundang orang-orang terdekatnya. Cake ulang tahun sudah disiapkan, khususnya oleh Sarah. Perempuan itu sangat pandai dalam segala hal, dan Kevin merasa sangat beruntung."Ini sangat cantik! Apakah kamu yang membuatnya, Sarah?" tanya Zeline sambil menatap cake ulang tahun berwarna pink yang dihiasi dengan indah, sesuai dengan ukiran nama dan hiasan yang sering ia lihat di cake shop."Kenapa? Kamu tidak percaya bahwa aku yang membuatnya?" protes Sarah.Zeline tertawa, "Bukan tidak percaya, tapi aku tidak pernah membayangkan bahwa kamu bisa membuat cake seindah ini. Tingkat kesulitannya tinggi, lho.""Mudah kok jika kamu rajin dan sering berlatih," jawab Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Dalam Pelukan Sang CEO   73. Butuh Teman Hidup

    ***Suasana malam begitu dingin, dengan anak-anak yang telah terlelap setelah bermain sepanjang siang. Di halaman belakang, hanya orang dewasa yang masih sibuk berbincang-bincang, belum ada yang memutuskan untuk tidur.Sarah akhirnya keluar dari kamar setelah Shopia tertidur, dan berjalan menuju dapur. Saat ia melewati ruang baca, ia melihat Zeline sedang menatap sesuatu dengan tatapan dingin. Sarah berencana untuk menghampirinya, tetapi niat itu sirna saat ia melihat raut wajah sedih gadis itu. Zeline pergi dengan langkah lunglai.Sarah penasaran dengan apa yang dilihat Zeline sehingga membuatnya begitu sedih. Dengan langkah perlahan, ia mendekati ruang baca. Pintu terbuka sedikit, dan saat melihat melalui celah itu, Sarah terkejut bukan main.Ia melihat adegan yang tidak pantas: dua orang yang tengah bermesraan, menyatukan tubuh mereka dengan penuh gairah. Desahan samar terdengar di antara mereka.Sarah menghela nafas dengan keras, menggelengkan kepala, dan memutuskan untuk tidak me

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Dalam Pelukan Sang CEO   74. Menyentuh Hatimu, Bukan Tubuhmu

    ***Semua orang sudah siap untuk pulang ke rumah masing-masing. Kevin harus pergi ke Jepang lagi untuk urusan pekerjaannya. Dia menatap lembut dan mencium anaknya, Shopia, yang masih tertidur. Lalu, dia mencium kening Sarah."Nanti kamu diantar oleh Bastian, ya," kata Kevin.Sarah mengangguk meskipun masih merasa kesal dengan Bastian."Sayang, jangan terus marah padanya. Kemarin dia terus meracau dan frustasi, tidak mengerti mengapa kamu seperti memusuhi dia, dia walaupun begitu, dia sangat lembut dan sensitif hatinya," ujar Kevin sambil tertawa ringan."Semoga dia sadar, dia harusnya paham kenapa aku bersikap tidak ramah padanya," ucap Sarah kesal."Sayang, mereka sudah dewasa dan tahu tentang konsekuensi dari keputusan mereka, mereka juga pasti sudah tahu dampaknya," kata Kevin."Harusnya mereka tetap memegang adat ketimuran dan tidak melakukan hal-hal di luar batas," kata Sarah tegas."Kita tidak bisa mengendalikan mereka jika mereka menikmatinya," ujar Kevin."Apa kamu juga ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Dalam Pelukan Sang CEO   75. Kamu adalah Duniaku

    ***Sarah terus merasa tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menghadapi kekerasan Hansen yang tidak juga menyerah mendekatinya. Lelaki itu tidak bergeming meskipun Sarah sudah dengan jelas menolaknya. Sarah sudah mencoba segala cara untuk membuat Hansen sadar bahwa ia tidak bisa membalas perasaan yang sering ditunjukkan oleh Hansen.Namun, Hansen tidak pernah mundur, meskipun ia tahu bahwa hati Sarah hanya untuk Kevin. Bahkan saat ini, Hansen sering datang ke butik dan mengajaknya bertemu klien dengan dalih bahwa ia adalah atasannya saat ini.Benar, Hansen memang atasannya saat ini. Lelaki itu adalah pemegang saham terbesar dari semua bisnis milik Zeline, dengan saham empat puluh persen. Zeline memiliki saham dua puluh persen, dan sisanya dimiliki oleh beberapa orang.Sarah tidak bisa menolak perintah Hansen karena pria itu adalah atasannya saat ini. Perempuan itu harus bersikap profesional dan menyingkirkan urusan pribadinya.Namun, bagaimana dengan Hansen? Lelaki itu tidak memanfaat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Dalam Pelukan Sang CEO   76. Cinta Tak Mudah Ditebak

    ***Kevin memandangi layar ponsel miliknya dengan campuran rasa cemburu dan amarah saat melihat kedekatan antara Hansen dan Sarah. Lelaki itu tampak sangat berusaha untuk mendekati Sarah, terutama ketika Sarah sibuk dengan perjalanan bisnisnya. Kevin memandang foto-foto yang dikirimkan kepadanya dengan perasaan sesal di dadanya. Dia menyesal telah memenuhi permintaan Sarah untuk berhenti menjadi asistennya, karena sekarang gadis itu tidak lagi mudah dijangkau baginya. Apalagi Hansen dengan begitu mudahnya mendekati wanitanya, calon istrinya.Jika saja Sarah masih menjadi asistennya, mungkin saat ini mereka sedang menikmati suasana romantis di Tokyo. Kevin menyadari bahwa ia harus bertindak cepat untuk menghentikan upaya Hansen. Lelaki itu tampaknya serius dengan perasaannya pada Sarah. Ia tidak mau menyesal dan melepaskan sesuatu yang sudah menjadi miliknya.Kevin tidak ingin membiarkan Sarah terus terlibat dengan Hansen. Dia merasa Hansen memanfaatkan kepemilikan sahamnya di perusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Dalam Pelukan Sang CEO   77. Pria Menyebalkan

    ***Sarah sedang merapikan meja kerjanya, bersiap untuk pulang lebih awal karena ingin istirahat setelah seharian mengikuti Hansen. Kadang-kadang dia heran mengapa harus mengikuti Hansen untuk bertemu klien, padahal dia bukan manajer pemasaran di perusahaan Zeline. Sarah merasa seolah Hansen mengikatnya, dan dia hanya bisa berdoa agar lelaki baik itu segera menemukan pasangan yang tepat.Setelah berpamitan pada para karyawan, Sarah bergegas keluar karena taksi online yang ia pesan sudah menunggu. Saat naik ke taksi, dia melihat Hansen menuju butik. Sarah merasa lega karena dia sudah keluar dan tak perlu memberi alasan untuk menolak Hansen.“Terima kasih, Tuhan,” gumam Sarah bersyukur.***Sarah melepaskan penatnya dengan merebahkan tubuhnya di kasur. Tiba-tiba, Kevin terlintas dalam pikirannya, dan dia sangat merindukan lelaki itu. Beberapa detik kemudian, layar gadgednya berbunyi dan nama Kevin terpampang di sana.Sarah tersenyum bahagia, rindunya sedikit terobati."Sayang," sapanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Dalam Pelukan Sang CEO   78. Bunga yang Terbuang

    ***Sarah terdiam, menatap rangkaian bunga Gardenia yang tiba-tiba dikirimkan padanya. Ia tak tahu siapa pengirimnya. Lalu, dia mengambil gadgetnya dan menelepon seseorang."Ada apa, sayang?" tanya Kevin di ujung telepon. Pria itu terkejut karena Sarah menghubunginya."Terima kasih atas bunga Gardenia yang kamu kirimkan pagi ini, aku sangat menyukainya," ucap Sarah sambil menatap mesra bunga di tangannya, sesekali mencium wanginya."Bunga? Siapa pengirimnya?" tanya Kevin penasaran."Lho, bukankah bunga ini dikirim dari kamu?" Sarah bertanya agak panik."Aku tidak mengirimkan bunga apapun. Apakah itu salah kirim?" Kevin mulai was-was."Namanya tertulis untukku, dan pengirimnya menyatakan rasa kagum padaku. Apakah itu kamu? Pasti ini kamu, kn?" Sarah bertanya lagi untuk memastikan.Tak ada jawaban dari Kevin, lalu Sarah berkata, "Tunggu sebentar, aku akan datang ke sana." Kevin menutup teleponnya tanpa berkata apa-apa.Sekali lagi, Kevin mengakhiri obrolan tanpa pamit di ujung telepon.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Dalam Pelukan Sang CEO   79. Yang Sedang Cemburu

    ***Sarah merenung, menggumamkan pikirannya tentang kecemburuan seorang lelaki. Bagaimana rasa cemburu itu terasa lucu dan seperti tingkah laku anak kecil. Kecemburuan yang berlebihan memang berbahaya, bisa mengubah seseorang dan membuatnya bertindak di luar batas kewajaran.Sarah kadang merasa tidak bisa mempercayai betapa kecemburuan Kevin kadang-kadang membuatnya sesak. Lelaki itu sangat posesif, bahkan terhadap angin yang berhembus pun Kevin bisa merasa cemburu karena angin bebas menyentuhnya.Sangat menyebalkan, bukan?Setelah peristiwa pemberian bunga oleh Hansen, Kevin menjadi sangat protektif padanya. Dia selalu mengendalikan Sarah, melarangnya berinteraksi dengan lelaki lain, bahkan mengantar jemput Sarah setiap saat, kecuali jika Sarah sangat sibuk, maka sopirnya yang menggantikan tugas tersebut.Meski Sarah protes dan menyampaikan keberatannya, Kevin tidak menghiraukannya sama sekali.Meski Sarah merasa kesal, namun bagaimanapun juga, Kevin adalah tempat yang paling nyaman

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09

Bab terbaru

  • Dalam Pelukan Sang CEO   245. Kaulah Semestaku (TAMAT)

    ***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena

  • Dalam Pelukan Sang CEO   244. Menunggu Kehadiranmu di Dunia

    ***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu

  • Dalam Pelukan Sang CEO   243.Kebahagiaan yang Baru

    ***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai

  • Dalam Pelukan Sang CEO   242. Melepaskanmu

    ***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo

  • Dalam Pelukan Sang CEO   241. Lupakan Dia agar Kamu Bahagia

    ***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar

  • Dalam Pelukan Sang CEO   240. Bahagia Kembali Terbit

    ***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da

  • Dalam Pelukan Sang CEO   239. Pembuktian Cinta

    ***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah

  • Dalam Pelukan Sang CEO   238. Berkat yang Tuhan Kirim

    ***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean

  • Dalam Pelukan Sang CEO   237. Kau adalah Takdirku

    ***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In

DMCA.com Protection Status