Home / Romansa / Dalam Pelukan Sang CEO / 67. Kenapa Begitu Rumit?

Share

67. Kenapa Begitu Rumit?

Author: ISMI
last update Last Updated: 2024-05-06 12:10:32

***

Setelah sekian lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing, ketiga sahabat ini, Kevin, Sebastian, dan Christian, akhirnya meluangkan sedikit waktunya untuk bertemu dan menikmati sore hari. Kevin sengaja meminta kedua sahabatnya untuk datang ke tempat biasa di mana mereka sering bertemu, ia mengundang kedua sahabatnya untuk menghadiri ulang tahun anaknya, Shopia.

Ulang tahun anaknya kali ini tidak diadakan dengan pesta yang meriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Permintaan Shopia hanya ingin merayakan di villa bersama orang-orang terdekatnya saja, maka Kevin memutuskan hanya mengundang orang-orang yang sangat dekat dengan dirinya.

"Kenapa tidak merayakannya seperti tahun lalu?" tanya Christian.

"Anakku yang memintanya, dan juga ini bagus untuk orang-orang luar yang belum mengetahui hubunganku dengan Sarah," jawab Kevin.

"Kamu takut hubunganmu dengan Sarah terbongkar karena ibu tirimu, atau takut akan pandangan negatif dari publik terhadap Sarah?" tanya Sebastian penasaran.

"A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dalam Pelukan Sang CEO   68. Berhenti di Kamu

    ***Sarah berjalan bersisian dengan Hansen menghadiri jamuan makan malam yang diadakan oleh petinggi salah satu partai. Awalnya, Sarah tidak tertarik saat lelaki itu memintanya untuk menemani pergi ke acara jamuan yang memang tidak pernah ia sukai. Namun, Hansen menjelaskan bahwa jamuan makan malam ini akan berdampak pada bisnis yang dijalani oleh Zeline. Mau tak mau, sebagai bagian dari perusahaan, Sarah harus ikut andil dalam membuat kemajuan untuk ke depannya.Saat Sarah memberi tahu Kevin bahwa ia akan pergi bersama Hansen, lelaki itu menyetujuinya meski ia tahu bahwa Kevin sedang menahan rasa cemburunya. Sarah menyadari bahwa hubungan di antara ia dan Kevin harus tertutup dulu dari publik untuk sementara waktu, sebelum Kevin berhasil merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya yang direbut dan dikuasai oleh ibu tirinya, Reva.Sarah berjalan dengan anggun, dress warna hitam miliknya menambah nilai kecantikannya. Malam ini, ia layaknya seorang yang memukau siapapun yang me

    Last Updated : 2024-05-06
  • Dalam Pelukan Sang CEO   69. Jujurlah dengan Perasaanmu

    ***Hari ini Zeline terus saja menghabiskan sepanjang hari di butik, menemani Sarah dan berinteraksi dengan beberapa pelanggan dengan riang. Suasana hatinya tampak membaik akhir-akhir ini.Zeline terus menebarkan senyum tanpa henti, selalu berbicara dengan nada yang penuh kegembiraan, dan hari ini, Perempuan itu memberi hadiah banyak pada para karyawan di butik miliknya.Sarah merasa ada sesuatu yang berbeda dari Zeline. Dia ingin tahu apa yang membuat Zeline begitu bahagia dan tampak berbeda hari ini."Ada apa denganmu hari ini?" tanya Sarah dengan rasa ingin tahu yang besar."Aku?" Zeline menjawab sambil tersenyum. "Aku sedang dalam proses memperbaiki hati dan menjemput kebahagiaanku di masa depan," lanjutnya dengan riang."Apakah kemarin hatimu masih dalam demonstrasi?" goda Sarah dengan nada bercanda.Zeline tertawa. "Kemarin aku masih dalam suasana pemberontakan dan dalam tahap tak percaya dengan cinta," ucap Zeline.Zeline kemudian tersenyum, ia memang terdengar berbeda, dan san

    Last Updated : 2024-05-07
  • Dalam Pelukan Sang CEO   . Pada Angin yang Menyentuhmu pun, Aku Cemburu

    ***BRAK!!!Kevin membanting pintu ruangannya dengan keras, terbakar amarah melihat pemberitaan yang tersebar di media cetak maupun elektronik. Semua headline news menulis tentang keintiman antara Hansen dan Sarah, yang semakin membuatnya cemburu dan marah adalah salah satu artikel yang menyatakan Hansen dan Sarah adalah pasangan yang ditakdirkan dari Surga. Dan hal yang membuatnya terbakar cemburu bagaimana Sarah dan Hansen tak sabar ditunggu media untuk segera melangsungkan pernikahan!Sarah hanya miliknya dan hanya akan jadi istrinya. Tidak ada pria yang bisa menjadi suaminya, hanya ia yang berhak!Kevin sangat cemburu melihat beberapa foto mereka yang menunjukkan keakraban mereka, bagaimana Hansen menggandeng Sarah dengan penuh kelembutan dan cara lelaki itu menatap Sarah seolah-olah memujanya.Hansen seperti menantangnya secara terbuka, dan Kevin menyadarinya. Lelaki itu sengaja menyinggungnya karena belum mengumumkan hubungannya dengan Sarah ke publik.“Kamu mau bermain denganku

    Last Updated : 2024-05-07
  • Dalam Pelukan Sang CEO   71. Melepaskan Segalanya Demi Dia

    ***Reva tersenyum licik melihat foto-foto yang ada di tangannya, seolah-olah menemukan mainan baru. Akhirnya, ia menemukan titik lemah Kevin."Ternyata gadis ini adalah kesayangan Kevin. Aku bisa menggunakan gadis ini untuk menekan anak sombong itu, ternyata semudah ini mengetahui titik lemah dari pria sialan ini," ucap Reva sambil menatap satu per satu foto yang dipegangnya."Apakah kamu baru tahu bahwa gadis ini adalah kekasih baru Kevin?" tanya Reva dengan tatapan tajam."Aku baru tahu, Ibu juga tahu kalau Kevin pasti selalu menjaga dan melindungi orang-orang yang berada di sisinya." jawab Jasmine berbohong."Kamu yakin tidak berbohong padaku?" tanya Reva dengan nada tajam.Jasmine menjawab, "Apa gunanya aku berbohong pada ibuku? Selain itu, yang aku tahu, Kevin bersama Olivia dan aku tidak menyangka kalau kekasihnya bukan wanita itu.""Kamu benar-benar bodoh! Tidak berguna!" umpat Reva.Jasmine hanya bisa diam setiap kali Reva menghinanya seperti itu."Kamu harus sering mengunjun

    Last Updated : 2024-05-07
  • Dalam Pelukan Sang CEO   72. Berhentilah Merasa Tidak Pantas

    ***Suasana di villa milik Kevin pada Sabtu sore terasa berbeda; villa yang terletak di puncak Bogor digunakan untuk merayakan ulang tahun anaknya, Shopia. Tidak ada pesta mewah seperti tahun-tahun sebelumnya. Shopia hanya ingin merayakan hari ulang tahunnya dengan keluarga, permintaan yang sangat sederhana.Karena itu, Kevin hanya mengundang orang-orang terdekatnya. Cake ulang tahun sudah disiapkan, khususnya oleh Sarah. Perempuan itu sangat pandai dalam segala hal, dan Kevin merasa sangat beruntung."Ini sangat cantik! Apakah kamu yang membuatnya, Sarah?" tanya Zeline sambil menatap cake ulang tahun berwarna pink yang dihiasi dengan indah, sesuai dengan ukiran nama dan hiasan yang sering ia lihat di cake shop."Kenapa? Kamu tidak percaya bahwa aku yang membuatnya?" protes Sarah.Zeline tertawa, "Bukan tidak percaya, tapi aku tidak pernah membayangkan bahwa kamu bisa membuat cake seindah ini. Tingkat kesulitannya tinggi, lho.""Mudah kok jika kamu rajin dan sering berlatih," jawab Sa

    Last Updated : 2024-05-08
  • Dalam Pelukan Sang CEO   73. Butuh Teman Hidup

    ***Suasana malam begitu dingin, dengan anak-anak yang telah terlelap setelah bermain sepanjang siang. Di halaman belakang, hanya orang dewasa yang masih sibuk berbincang-bincang, belum ada yang memutuskan untuk tidur.Sarah akhirnya keluar dari kamar setelah Shopia tertidur, dan berjalan menuju dapur. Saat ia melewati ruang baca, ia melihat Zeline sedang menatap sesuatu dengan tatapan dingin. Sarah berencana untuk menghampirinya, tetapi niat itu sirna saat ia melihat raut wajah sedih gadis itu. Zeline pergi dengan langkah lunglai.Sarah penasaran dengan apa yang dilihat Zeline sehingga membuatnya begitu sedih. Dengan langkah perlahan, ia mendekati ruang baca. Pintu terbuka sedikit, dan saat melihat melalui celah itu, Sarah terkejut bukan main.Ia melihat adegan yang tidak pantas: dua orang yang tengah bermesraan, menyatukan tubuh mereka dengan penuh gairah. Desahan samar terdengar di antara mereka.Sarah menghela nafas dengan keras, menggelengkan kepala, dan memutuskan untuk tidak me

    Last Updated : 2024-05-08
  • Dalam Pelukan Sang CEO   74. Menyentuh Hatimu, Bukan Tubuhmu

    ***Semua orang sudah siap untuk pulang ke rumah masing-masing. Kevin harus pergi ke Jepang lagi untuk urusan pekerjaannya. Dia menatap lembut dan mencium anaknya, Shopia, yang masih tertidur. Lalu, dia mencium kening Sarah."Nanti kamu diantar oleh Bastian, ya," kata Kevin.Sarah mengangguk meskipun masih merasa kesal dengan Bastian."Sayang, jangan terus marah padanya. Kemarin dia terus meracau dan frustasi, tidak mengerti mengapa kamu seperti memusuhi dia, dia walaupun begitu, dia sangat lembut dan sensitif hatinya," ujar Kevin sambil tertawa ringan."Semoga dia sadar, dia harusnya paham kenapa aku bersikap tidak ramah padanya," ucap Sarah kesal."Sayang, mereka sudah dewasa dan tahu tentang konsekuensi dari keputusan mereka, mereka juga pasti sudah tahu dampaknya," kata Kevin."Harusnya mereka tetap memegang adat ketimuran dan tidak melakukan hal-hal di luar batas," kata Sarah tegas."Kita tidak bisa mengendalikan mereka jika mereka menikmatinya," ujar Kevin."Apa kamu juga ingin

    Last Updated : 2024-05-08
  • Dalam Pelukan Sang CEO   75. Kamu adalah Duniaku

    ***Sarah terus merasa tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menghadapi kekerasan Hansen yang tidak juga menyerah mendekatinya. Lelaki itu tidak bergeming meskipun Sarah sudah dengan jelas menolaknya. Sarah sudah mencoba segala cara untuk membuat Hansen sadar bahwa ia tidak bisa membalas perasaan yang sering ditunjukkan oleh Hansen.Namun, Hansen tidak pernah mundur, meskipun ia tahu bahwa hati Sarah hanya untuk Kevin. Bahkan saat ini, Hansen sering datang ke butik dan mengajaknya bertemu klien dengan dalih bahwa ia adalah atasannya saat ini.Benar, Hansen memang atasannya saat ini. Lelaki itu adalah pemegang saham terbesar dari semua bisnis milik Zeline, dengan saham empat puluh persen. Zeline memiliki saham dua puluh persen, dan sisanya dimiliki oleh beberapa orang.Sarah tidak bisa menolak perintah Hansen karena pria itu adalah atasannya saat ini. Perempuan itu harus bersikap profesional dan menyingkirkan urusan pribadinya.Namun, bagaimana dengan Hansen? Lelaki itu tidak memanfaat

    Last Updated : 2024-05-08

Latest chapter

  • Dalam Pelukan Sang CEO   245. Kaulah Semestaku (TAMAT)

    ***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena

  • Dalam Pelukan Sang CEO   244. Menunggu Kehadiranmu di Dunia

    ***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu

  • Dalam Pelukan Sang CEO   243.Kebahagiaan yang Baru

    ***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai

  • Dalam Pelukan Sang CEO   242. Melepaskanmu

    ***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo

  • Dalam Pelukan Sang CEO   241. Lupakan Dia agar Kamu Bahagia

    ***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar

  • Dalam Pelukan Sang CEO   240. Bahagia Kembali Terbit

    ***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da

  • Dalam Pelukan Sang CEO   239. Pembuktian Cinta

    ***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah

  • Dalam Pelukan Sang CEO   238. Berkat yang Tuhan Kirim

    ***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean

  • Dalam Pelukan Sang CEO   237. Kau adalah Takdirku

    ***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In

DMCA.com Protection Status