***Suasana di rumah sangat hangat, terutama ketika beberapa hari ini Sarah menginap di sana. Sarah selalu tidur bersama Shopia, menyiapkan segala kebutuhan anak gadis itu, dan mengantarnya pergi ke sekolah.Shopia sangat bahagia; dia tidak pernah bermimpi bisa sebahagia ini. Sarah pulang lebih cepat hari ini. Sebenarnya, Shopia ingin pergi keluar bersama Sarah, tetapi dia merasa bersalah karena tahu bahwa Sarah tidak pernah benar-benar beristirahat saat ini."Bunda Sarah, tumben masih sore sudah pulang?" tanya Shopia dengan semangat."Iya, Bunda pulang duluan. Ini juga hari Minggu, bunda ingin bermain sepuasnya denganmu, sayang. Malam ini adalah malam terakhir bunda menginap di sini," jawab Sarah dengan lembut.Shopia kecewa, dia tidak ingin Sarah pergi dari rumah. "Bunda Sarah, tinggal di sini saja sama Shopia," rengeknya.Sarah tersenyum, dia tahu Shopia kecewa, dan dengan lembut dia berkata, "Sayang, suatu hari nanti Bunda akan tinggal di sini. Kamu harus bersabar, yang penting ad
***Sarah segera bergegas menuju apartemen Nisa setelah mendengar suara Nisa terdengar sakit Ketika di telepon. Namun, saat Sarah mencoba menelepon balik, sahabatnya tidak mengangkat.Sarah mulai panik, tidak biasanya Nisa sakit seperti ini. Ia terus mencoba menelepon, tapi Nisa tidak menjawab.Ketika Sarah tiba di depan apartemen Nisa, ia langsung memasukkan kata sandi yang sudah diingatnya dan memungkinkan Sarah masuk. Nsa memang membebaskan Sarah untuk masuk ke apartemennya.Pintu apartemen terbuka, dan Sarah mendengar suara aneh dari dalam kamar Nisa. Suara itu membuatnya terkejut.Ceklek.Sarah tercengang melihat apa yang terjadi di dalam kamar. Dua orang sedang melakukan sesuatu yang tidak semestinya. Sarah terpaku dan terdiam, tak percaya dengan apa yang dilihatnya."Sa... Sarah..." Nisa terbata-bata, terkejut melihat Sarah.Sarah tak bisa berkata-kata, hanya terdiam dengan mata terbelalak. Pikiran dan hatinya kosong, tidak pernah ia bayangkan akan melihat sesuatu seperti ini.
***Di Apartemen…Beberapa hari terakhir ini, Sarah terus saja merasa gelisah. Dia tak bisa berhenti memikirkan sahabatnya, Nisa. Meskipun mencoba untuk pura-pura tak peduli, ia merasa cemas memikirkan masa depan Nisa. Ia tahu kalau sahabatnya itu saat ini sudah memakai hatinya untuk seorang pria dan sialnya pria itu adalah Bastian, si playboy kadal!Sejenak, terlintas dalam pikirannya Sarah bahwa Nisa sudah dewasa dan tahu konsekuensinya. Sarah merasa tidak berhak terlalu ikut campur dalam kehidupan orang lain. Namun, sebagai sahabat, tugasnya adalah meluruskan jika ada yang salah. Kepala Sarah terasa berat memikirkannya.Kevin yang tadi melihat perempuan itu penasaran, Kevin sudah beberapa kali melihat tingkah Sarah yang aneh. Ada sesuatu yang tak beres pada gadis itu. Ia menghampiri Sarah yang sedang asyik memasak di dapur sambil melamun."Sayang, apa yang terjadi? Ada masalah?" tanya Kevin dengan lembut, menarik perhatian Sarah."Enggak apa-apa, mungkin aku hanya terlalu lelah. Bu
***Gerimis turun sejak pagi tadi, Sarah duduk di sebuah coffeeshop dekat jendela, sesekali pandangannya melayang keluar jendela, menikmati aktivitas di luar dan gerimis yang turun dengan perlahan. Saat gerimis, Sarah teringat pada saat Kevin diam-diam memperhatikannya, dan tatapan itu membuat hatinya berdebar-debar.Sarah tersenyum mengingat salah satu momen manis itu, memperkuat kerinduannya pada lelaki itu.Sarah terlarut dalam lamunan dan kenangan manis bersama Kevin."Apakah orang yang sedang jatuh cinta bisa sedikit lebih waras?" Zeline datang menghampirinya dengan wajah tertekuk.Sarah tersenyum, "Ada apa dengan wajah cantikmu, nona manis?" tanyanya.Zeline menghela nafas dengan kasar dan menggelengkan kepala dengan kesal. "Hari ini adalah hari sial dan menyebalkan bagiku.""Eitss... Tidak ada yang namanya hari sial, sayang," ujar Sarah.“Tapi bagiku ada kalau berhubungan dengannya,” balas Zeline."Siapa dia?" tanya Sarah."Aku bertemu dengan lelaki brengsek itu lagi, sungguh m
***Semenjak sore tadi, Sarah sudah berada di kediaman Kevin, ia menemani Shopia. Seperti biasa, ia pulang cepat karena ingin bersama Shopia. Zeline pun demikian, pulang lebih awal untuk menghabiskan akhir pekan bersama kedua gadis kesayangannya."Bun, nanti saat Papi pulang menginap di sini saja. Aneh kalau Bunda menginap di sini ketika Papinya tidak ada," protes Shopia.Sarah tertawa mendengar protes anak itu, lalu dengan santai berkata, "Ya, bagaimana, sayang. Mungkin Papinya Shopia membuat Bunda sedikit takut."Shopia terkejut mendengar alasan Sarah. "Apa Papi begitu buruk? Nanti pasti Shopia mau bilang pada Papi, kalau Papi nakal sama Bunda Sarah, Shopia yang akan melindungi Bunda," ucap Shopia dengan wajah lucu.Sarah kembali tertawa mendengar celoteh gadis kecil itu. "Jangan khawatir, Papinya Shopia tidak nakal, Bunda hanya bercanda saja."Shopia mendengus kesal dan memanyunkan bibirnya karena merasa dipermainkan oleh Sarah. Sarah terus menggelitik perut anak itu dengan gemas
***Aroma parfum maskulin membangunkan Sarah. Ketika dia membuka mata, dia menemukan sosok lelaki yang sangat dia rindukan tidur di sampingnya. Sarah baru menyadari bahwa dia tidur dengan kepala bersandar pada lengan Kevin. Dengan lembut, dia memandangi wajah Kevin yang sedang terpejam.Sarah membiarkan dirinya terpesona oleh setiap detail wajah lelaki itu. Dia memiliki aura yang kuat dan tentu saja sangat tampan. Untuk sesaat, Sarah tersenyum, takjub dengan segala hal tentang Kevin. Baginya, sangatlah beruntung dicintai oleh lelaki seperti itu, seorang pria yang hampir sempurna.Sarah tidak pernah membayangkan bahwa dia akan jatuh cinta pada seseorang yang jauh lebih baik dalam segala hal, padahal dari awal ia sangat membenci lelaki itu, bahkan Kevin tidak pernah dalam rencana hidupnya, bagaimana bisa saat ini ia terjerat dalam pelukan lelaki itu?"Kamu sangat tampan," gumam Sarah pelan, sambil mengelus pipi Kevin ketika matanya terbuka. Sarah sedikit terkejut, kemudian memutuskan un
***Setelah sekian lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing, ketiga sahabat ini, Kevin, Sebastian, dan Christian, akhirnya meluangkan sedikit waktunya untuk bertemu dan menikmati sore hari. Kevin sengaja meminta kedua sahabatnya untuk datang ke tempat biasa di mana mereka sering bertemu, ia mengundang kedua sahabatnya untuk menghadiri ulang tahun anaknya, Shopia.Ulang tahun anaknya kali ini tidak diadakan dengan pesta yang meriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Permintaan Shopia hanya ingin merayakan di villa bersama orang-orang terdekatnya saja, maka Kevin memutuskan hanya mengundang orang-orang yang sangat dekat dengan dirinya."Kenapa tidak merayakannya seperti tahun lalu?" tanya Christian."Anakku yang memintanya, dan juga ini bagus untuk orang-orang luar yang belum mengetahui hubunganku dengan Sarah," jawab Kevin."Kamu takut hubunganmu dengan Sarah terbongkar karena ibu tirimu, atau takut akan pandangan negatif dari publik terhadap Sarah?" tanya Sebastian penasaran."A
***Sarah berjalan bersisian dengan Hansen menghadiri jamuan makan malam yang diadakan oleh petinggi salah satu partai. Awalnya, Sarah tidak tertarik saat lelaki itu memintanya untuk menemani pergi ke acara jamuan yang memang tidak pernah ia sukai. Namun, Hansen menjelaskan bahwa jamuan makan malam ini akan berdampak pada bisnis yang dijalani oleh Zeline. Mau tak mau, sebagai bagian dari perusahaan, Sarah harus ikut andil dalam membuat kemajuan untuk ke depannya.Saat Sarah memberi tahu Kevin bahwa ia akan pergi bersama Hansen, lelaki itu menyetujuinya meski ia tahu bahwa Kevin sedang menahan rasa cemburunya. Sarah menyadari bahwa hubungan di antara ia dan Kevin harus tertutup dulu dari publik untuk sementara waktu, sebelum Kevin berhasil merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya yang direbut dan dikuasai oleh ibu tirinya, Reva.Sarah berjalan dengan anggun, dress warna hitam miliknya menambah nilai kecantikannya. Malam ini, ia layaknya seorang yang memukau siapapun yang me
***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena
***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu
***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai
***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo
***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar
***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da
***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah
***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean
***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In