***“Brengsek!" kesal Reva, makian Reva terdengar saat dia menerima sebuah dokumen yang baru saja dilihatnya. Ia merasa kesal karena lelaki itu begitu cerdas, sulit baginya untuk menipunya."Apa yang terjadi, Ma?" tanya Jasmine."Kevin. Sepertinya dia mengetahui rencana kita, dan kamu sama sekali tidak membantu! Kenapa kamu begitu bodoh dan tidak berguna!" ejek Reva.Jasmine tidak percaya bahwa mantan ibu mertuanya terus memanfaatkannya. Terkadang, dia merasa lelah dan ingin mengakhiri semuanya."Bagaimanapun, dia telah jatuh cinta pada wanita lain. Tidak mungkin aku mendekatinya lagi. Lagipula, Kevin bukanlah orang bodoh, dia itu sangat cerdas dan pintar membaca perlawanan musuhnya," kata Jasmine.Reva tercengang mendengar bahwa Kevin sudah memiliki kekasih dengan begitu cepat."Siapa wanita sial itu?" tanya Reva penasaran.Jasmine terdiam. Sebenarnya, dia tahu siapa wanita itu, tapi Kevin telah mengancamnya. Jika dia memberitahu Reva, hidupnya akan terancam. Jasmine tahu betapa keja
***Suasana di rumah sangat hangat, terutama ketika beberapa hari ini Sarah menginap di sana. Sarah selalu tidur bersama Shopia, menyiapkan segala kebutuhan anak gadis itu, dan mengantarnya pergi ke sekolah.Shopia sangat bahagia; dia tidak pernah bermimpi bisa sebahagia ini. Sarah pulang lebih cepat hari ini. Sebenarnya, Shopia ingin pergi keluar bersama Sarah, tetapi dia merasa bersalah karena tahu bahwa Sarah tidak pernah benar-benar beristirahat saat ini."Bunda Sarah, tumben masih sore sudah pulang?" tanya Shopia dengan semangat."Iya, Bunda pulang duluan. Ini juga hari Minggu, bunda ingin bermain sepuasnya denganmu, sayang. Malam ini adalah malam terakhir bunda menginap di sini," jawab Sarah dengan lembut.Shopia kecewa, dia tidak ingin Sarah pergi dari rumah. "Bunda Sarah, tinggal di sini saja sama Shopia," rengeknya.Sarah tersenyum, dia tahu Shopia kecewa, dan dengan lembut dia berkata, "Sayang, suatu hari nanti Bunda akan tinggal di sini. Kamu harus bersabar, yang penting ad
***Sarah segera bergegas menuju apartemen Nisa setelah mendengar suara Nisa terdengar sakit Ketika di telepon. Namun, saat Sarah mencoba menelepon balik, sahabatnya tidak mengangkat.Sarah mulai panik, tidak biasanya Nisa sakit seperti ini. Ia terus mencoba menelepon, tapi Nisa tidak menjawab.Ketika Sarah tiba di depan apartemen Nisa, ia langsung memasukkan kata sandi yang sudah diingatnya dan memungkinkan Sarah masuk. Nsa memang membebaskan Sarah untuk masuk ke apartemennya.Pintu apartemen terbuka, dan Sarah mendengar suara aneh dari dalam kamar Nisa. Suara itu membuatnya terkejut.Ceklek.Sarah tercengang melihat apa yang terjadi di dalam kamar. Dua orang sedang melakukan sesuatu yang tidak semestinya. Sarah terpaku dan terdiam, tak percaya dengan apa yang dilihatnya."Sa... Sarah..." Nisa terbata-bata, terkejut melihat Sarah.Sarah tak bisa berkata-kata, hanya terdiam dengan mata terbelalak. Pikiran dan hatinya kosong, tidak pernah ia bayangkan akan melihat sesuatu seperti ini.
***Di Apartemen…Beberapa hari terakhir ini, Sarah terus saja merasa gelisah. Dia tak bisa berhenti memikirkan sahabatnya, Nisa. Meskipun mencoba untuk pura-pura tak peduli, ia merasa cemas memikirkan masa depan Nisa. Ia tahu kalau sahabatnya itu saat ini sudah memakai hatinya untuk seorang pria dan sialnya pria itu adalah Bastian, si playboy kadal!Sejenak, terlintas dalam pikirannya Sarah bahwa Nisa sudah dewasa dan tahu konsekuensinya. Sarah merasa tidak berhak terlalu ikut campur dalam kehidupan orang lain. Namun, sebagai sahabat, tugasnya adalah meluruskan jika ada yang salah. Kepala Sarah terasa berat memikirkannya.Kevin yang tadi melihat perempuan itu penasaran, Kevin sudah beberapa kali melihat tingkah Sarah yang aneh. Ada sesuatu yang tak beres pada gadis itu. Ia menghampiri Sarah yang sedang asyik memasak di dapur sambil melamun."Sayang, apa yang terjadi? Ada masalah?" tanya Kevin dengan lembut, menarik perhatian Sarah."Enggak apa-apa, mungkin aku hanya terlalu lelah. Bu
***Gerimis turun sejak pagi tadi, Sarah duduk di sebuah coffeeshop dekat jendela, sesekali pandangannya melayang keluar jendela, menikmati aktivitas di luar dan gerimis yang turun dengan perlahan. Saat gerimis, Sarah teringat pada saat Kevin diam-diam memperhatikannya, dan tatapan itu membuat hatinya berdebar-debar.Sarah tersenyum mengingat salah satu momen manis itu, memperkuat kerinduannya pada lelaki itu.Sarah terlarut dalam lamunan dan kenangan manis bersama Kevin."Apakah orang yang sedang jatuh cinta bisa sedikit lebih waras?" Zeline datang menghampirinya dengan wajah tertekuk.Sarah tersenyum, "Ada apa dengan wajah cantikmu, nona manis?" tanyanya.Zeline menghela nafas dengan kasar dan menggelengkan kepala dengan kesal. "Hari ini adalah hari sial dan menyebalkan bagiku.""Eitss... Tidak ada yang namanya hari sial, sayang," ujar Sarah.“Tapi bagiku ada kalau berhubungan dengannya,” balas Zeline."Siapa dia?" tanya Sarah."Aku bertemu dengan lelaki brengsek itu lagi, sungguh m
***Semenjak sore tadi, Sarah sudah berada di kediaman Kevin, ia menemani Shopia. Seperti biasa, ia pulang cepat karena ingin bersama Shopia. Zeline pun demikian, pulang lebih awal untuk menghabiskan akhir pekan bersama kedua gadis kesayangannya."Bun, nanti saat Papi pulang menginap di sini saja. Aneh kalau Bunda menginap di sini ketika Papinya tidak ada," protes Shopia.Sarah tertawa mendengar protes anak itu, lalu dengan santai berkata, "Ya, bagaimana, sayang. Mungkin Papinya Shopia membuat Bunda sedikit takut."Shopia terkejut mendengar alasan Sarah. "Apa Papi begitu buruk? Nanti pasti Shopia mau bilang pada Papi, kalau Papi nakal sama Bunda Sarah, Shopia yang akan melindungi Bunda," ucap Shopia dengan wajah lucu.Sarah kembali tertawa mendengar celoteh gadis kecil itu. "Jangan khawatir, Papinya Shopia tidak nakal, Bunda hanya bercanda saja."Shopia mendengus kesal dan memanyunkan bibirnya karena merasa dipermainkan oleh Sarah. Sarah terus menggelitik perut anak itu dengan gemas
***Aroma parfum maskulin membangunkan Sarah. Ketika dia membuka mata, dia menemukan sosok lelaki yang sangat dia rindukan tidur di sampingnya. Sarah baru menyadari bahwa dia tidur dengan kepala bersandar pada lengan Kevin. Dengan lembut, dia memandangi wajah Kevin yang sedang terpejam.Sarah membiarkan dirinya terpesona oleh setiap detail wajah lelaki itu. Dia memiliki aura yang kuat dan tentu saja sangat tampan. Untuk sesaat, Sarah tersenyum, takjub dengan segala hal tentang Kevin. Baginya, sangatlah beruntung dicintai oleh lelaki seperti itu, seorang pria yang hampir sempurna.Sarah tidak pernah membayangkan bahwa dia akan jatuh cinta pada seseorang yang jauh lebih baik dalam segala hal, padahal dari awal ia sangat membenci lelaki itu, bahkan Kevin tidak pernah dalam rencana hidupnya, bagaimana bisa saat ini ia terjerat dalam pelukan lelaki itu?"Kamu sangat tampan," gumam Sarah pelan, sambil mengelus pipi Kevin ketika matanya terbuka. Sarah sedikit terkejut, kemudian memutuskan un
***Setelah sekian lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing, ketiga sahabat ini, Kevin, Sebastian, dan Christian, akhirnya meluangkan sedikit waktunya untuk bertemu dan menikmati sore hari. Kevin sengaja meminta kedua sahabatnya untuk datang ke tempat biasa di mana mereka sering bertemu, ia mengundang kedua sahabatnya untuk menghadiri ulang tahun anaknya, Shopia.Ulang tahun anaknya kali ini tidak diadakan dengan pesta yang meriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Permintaan Shopia hanya ingin merayakan di villa bersama orang-orang terdekatnya saja, maka Kevin memutuskan hanya mengundang orang-orang yang sangat dekat dengan dirinya."Kenapa tidak merayakannya seperti tahun lalu?" tanya Christian."Anakku yang memintanya, dan juga ini bagus untuk orang-orang luar yang belum mengetahui hubunganku dengan Sarah," jawab Kevin."Kamu takut hubunganmu dengan Sarah terbongkar karena ibu tirimu, atau takut akan pandangan negatif dari publik terhadap Sarah?" tanya Sebastian penasaran."A