Home / Romansa / Dalam Pelukan Sang CEO / 118. Bolehkah Aku Khawatir?

Share

118. Bolehkah Aku Khawatir?

Author: ISMI
last update Last Updated: 2024-05-19 10:35:11

***

Handsome, penampilan kamu kali ini sangat berbeda. Sungguh, kamu sangat gagah. Aku sedikit tak rela kalau kamu semakin mempesona," ujar Nisa menatap Sean dengan genit.

Sean, seperti biasa, tak pernah merespon Nisa. Selalu saja menunjukkan ekspresi wajah datar.

"Sean, kamu akhirnya memakai baju yang aku belikan untukmu," seru Sarah merasa senang.

"Saya memakainya karena Nona Sarah yang memberinya," ucap Sean dengan bahasa formal.

"Kamu sangat keren dengan baju yang kupilihkan, dan kamu tampak jauh lebih muda. Mungkin gaya rambutmu saja bisa sedikit diubah biar kamu lebih muda lagi," saran Sarah.

"Jadi, kamu yang mengubah Handsome-ku ini?" tanya Nisa menatap Sarah penuh selidik.

Sarah mengangguk. "Aku cuma memberinya hadiah, dan ternyata dia sangat keren memakainya."

"Aku tak suka! Handsome-ku harus jadi diri sendiri saja. Aku suka dengan gaya bajumu yang kedodoran dan juga gaya rambut belah tengahmu," Nisa berusaha meyakinkan Sean.

"Sean masih jadi diri sendiri kok, aku cuma kasih
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dalam Pelukan Sang CEO   119. Tak Pernah Ingkar Janji

    ***Kevin memeriksa semua berkas perusahaannya. Dia dituduh menggelapkan pajak perusahaan, dan ada surat pemanggilan dari kantor pajak untuknya. Dalam surat itu, ia dituduh bertanggung jawab dan disinyalir merugikan negara hingga ratusan miliar. Kevin dituduh menyampaikan SPT tahunan yang tidak lengkap dan tidak benar. Ada yang tidak beres dan ada yang ingin memfitnahnya. Kali ini ia menyadari bahwa ia kecolongan.Tak lama, pintu diketuk dan Sean masuk ke ruangannya dengan memakai baju petugas cleaning service. Sean menyerahkan sebuah flashdisk ke Kevin."Ini semua data yang Tuan minta. Semua bukti palsu yang memfitnah Tuan tersimpan di sini, dan juga ada bukti kuat siapa dalang yang memfitnah Anda," Sean menuturkannya secara rinci."Apa semua bukti sanggahan sudah siap semuanya?" tanya Kevin."Belum, Tuan. Semuanya sudah di-handle oleh Mr. Bertrand, hacker andalan dari The Black Sun," jawab Sean."Kira-kira dia butuh berapa lama untuk mendapatkan semua datanya?" tanya Kevin lagi."Pa

    Last Updated : 2024-05-19
  • Dalam Pelukan Sang CEO   120. Kamu adalah Kekuatanku

    ***Akhirnya, Sarah bisa tidur nyenyak di apartemennya. Beberapa hari terakhir di rumah sakit terasa seperti penjara baginya. Makanan yang tak menggugah selera dan jarum infus yang menyebalkan. Belum lagi obat-obatan yang harus dikonsumsinya sangat banyak, padahal ia hanya mengalami luka memar.Hari ini, Sarah memutuskan untuk istirahat seharian. Sebenarnya, ia ingin masuk kerja besok, tetapi Zeline menolaknya dengan keras. Semua persediaan makanan pun banyak. Jika Sarah ingin makan apa pun, tinggal bilang ke Sean.Sean seperti asisten multifungsi yang selalu siap dua puluh empat jam untuknya.Ponsel wanita itu berdering. Ia mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.“Halo.”“Sayang, kamu sudah sampai, kan?” tanya Kevin.“Iya. Aku sedang istirahat sekarang,” balas Sarah.“Sayang, kamu hari ini jangan lihat apa pun di gadget dan jangan menonton televisi!” pinta Kevin.“Lah, kenapa?” tanya Sarah.“Kamu harus fokus untuk kesembuhanmu. Istirahat, ya!” kata Kevin.“Aku kan cuma

    Last Updated : 2024-05-19
  • Dalam Pelukan Sang CEO   121. Banyak Hal yang Kutakutkan

    ***Reva dan Widodo sedang menikmati kemenangan mereka, sangat senang dengan pemberitaan media yang merusak citra Kevin. Widodo sudah tak sabar menanti proyek real estate di Singapura yang akan jatuh ke tangannya jika Kevin terbukti melakukan penggelapan pajak negara."Aku tak sabar duduk di kursi CEO," ucap Widodo."Sabar, jika hari ini Kevin terbukti menggelapkan pajak dan merugikan negara, maka jika nanti diadakan rapat dadakan oleh jajaran direksi, otomatis kamu yang akan menggantikannya," kata Reva penuh percaya diri."Akhirnya kita bisa menyingkirkan anak bawang itu dengan mudah," seru Widodo sangat senang."Sekalian kita menambah penderitaannya dengan membuat kekasihnya ikut hancur," Reva berseringai puas."Aku juga ingin mencicipi gadis itu, aku suka dengannya saat ia menjadi asisten anak bawang itu," seru Widodo."Ambil lah! Kalau perlu, aku akan membantumu agar kekasihnya itu bisa kamu dapatkan," Reva menawarkan."Kamu memang partner yang luar biasa! Aku beruntung bekerja sa

    Last Updated : 2024-05-20
  • Dalam Pelukan Sang CEO   122. Tidak Mau Menunggu Lagi

    ***Kevin terus tersenyum menatap Sarah yang sibuk menyiapkan sarapan untuknya. Pemandangan indah ini ingin segera ia wujudkan; ia harus mempercepatnya karena publik akhirnya sudah tahu siapa calon istrinya. Semalam mereka berdebat hingga larut malam ketika Kevin meminta tidur satu kamar dengan Sarah. Gadis itu menolaknya, meskipun Kevin tidak pernah melakukan hal yang tidak pantas meski berduaan di dalam kamar. Namun, Sarah tetap menolaknya dengan alasan bahwa siapa pun bisa khilaf. Itulah cara Sarah untuk menolaknya. Ia hanya ingin menguji wanita itu dan Sarah memang memegang prinsip yang sangat jarang ditemui di zaman modern seperti ini.Kevin tidak khawatir tentang hubungannya dengan Sarah, tapi ada satu hal yang ia takutkan: keraguan Sarah terhadapnya, terhadap hubungan mereka. Ia tidak ingin keraguan itu terus menghantui keberlangsungan hubungan mereka."Sayang," panggil Sarah dengan senyum manisnya. "Ayo, kita makan!" ajaknya.Kevin menghampiri Sarah dan duduk bersama."Aku mer

    Last Updated : 2024-05-20
  • Dalam Pelukan Sang CEO   123. Meminta Restu

    ***Kevin menatap Bastian dan Zeline yang duduk di depannya dengan curiga. Tatapan mereka berbeda, ada sesuatu yang berubah di antara keduanya.Berbeda dengan Sarah yang merasa senang dan gemas melihat mereka bersama. Ia bahagia kedua manusia yang saling memendam rasa itu akhirnya jujur satu sama lain."Terima kasih, kamu sudah menjawab pertanyaan wartawan yang seharusnya aku yang menjawab," ucap Sarah memecah keheningan."Aku atasanmu sekaligus calon adik iparmu, jadi aku harus pasang badan untukmu," kata Zeline tulus."Tapi aku sebal tadi, pertanyaan mereka sepertinya sudah dipesan," lanjut Zeline."Pasti ada orang di balik mereka! Kakak sudah menghancurkan mereka yang memfitnah Sarah kemarin," tambah Kevin."Benar! Pasti itu orang yang tak senang dan iri karena kamu muncul di publik sebagai kekasih Kakakku. Jangan khawatir. Selama ada aku dan Kak Kevin, semuanya akan baik-baik saja!" janji Zeline."Kalian tenang saja, aku tidak akan pernah peduli dengan cibiran mereka," kata Sarah

    Last Updated : 2024-05-20
  • Dalam Pelukan Sang CEO   124. Obsesi dan Cinta

    ***Hansen menatap layar televisi dengan tatapan nanar, senyum tersungging di bibirnya. Rasa sesak dan kecewa memenuhi hatinya beberapa hari ini. Di semua media, berita tentang Kevin dan Sarah mendominasi. Saat ini, ia melihat wajah Sarah yang begitu cantik di layar, menambah rasa rindunya yang semakin sulit dikendalikan.Hansen ingin menemui wanita itu, tapi ia tak bisa melakukannya dengan mudah seperti dulu. Publik sudah tahu identitas Sarah sebagai kekasih Kevin Hadiwajaya. Hansen tak ingin menyulitkan Sarah dan membuatnya mendapat komentar kebencian hanya karena egonya. Ia membiarkan televisi tetap menyala, memberitakan hubungan asmara antara Kevin dan Sarah. Bagi sebagian orang yang patah hati, mungkin lebih baik tidak melihat berita yang berkaitan dengan orang yang membuat hati kita terluka. Namun, Hansen memilih untuk tidak marah hanya karena sebuah berita.Hari ini, ia hampir lupa ada janji dengan Olivia, jika ia tidak membaca pesan dari wanita itu yang saat ini sedang menungg

    Last Updated : 2024-05-20
  • Dalam Pelukan Sang CEO   125. Aku Satu-satunya

    ***Rapat pemegang saham dengan jajaran para direksi telah mencapai kesepakatan, mereka memutuskan memecat Widodo sebagai wakil CEO setelah Widodo terbukti menggelapkan pajak dan melakukan manipulasi keuangan perusahaan. Para direksi memilih Richard untuk menggantikan posisi Widodo. Hal itu sesuai dengan perkiraan Kevin. Ia tersenyum puas, merasa ini adalah titik awal untuk menghancurkan Reva dan semua kelicikannya."Selamat, Richard. Akhirnya kamu menjadi wakil CEO," ucap Kevin memberi selamat."Ini berkat anda, Tuan," balas Richard."No! Jangan panggil Tuan. Panggil saja nama saja, kamu adalah salah satu tangan kanan saya yang paling saya percaya.""Tapi saya tak bisa memanggil anda dengan sebutan nama. Saya menghormati anda dan anda adalah panutan saya," sekali lagi Richard memuji Kevin.Kevin tertawa, lalu menepuk bahu Richard, bangga dengan kinerjanya. "Minggu depan, saya akan stay di Singapura. Saya hanya akan kembali ke Indonesia setiap weekend, jadi urusan di sini saya percaya

    Last Updated : 2024-05-20
  • Dalam Pelukan Sang CEO   126. Jarak itu Membuatku Takut

    ***Entah kenapa, hari ini Kevin tampak gelisah. Sarah bisa menangkap kegelisahan lelaki itu dari sikap dan obrolannya yang tidak fokus. Lelaki itu tampak seperti sedang memikirkan sesuatu."Ada yang ingin kamu bicarakan?" tanya Sarah akhirnya, tak sabar melihat kegelisahan di wajah Kevin."Kan kita ini lagi bicara," jawab Kevin dengan santai.Sarah menggeleng. Bukan itu yang ingin ia dengar dari Kevin. "Apa kamu mau bicara hal serius denganku? Dari tadi kamu tak fokus saat bicara, seperti ada sesuatu yang sedang kamu pikirkan.""Iya. Aku memang sedang memikirkanmu," ucap Kevin, mengulas senyum termanisnya."Jangan berbohong padaku!" kesal Sarah. Pipi Sarah mengembung, menunjukkan rasa sebalnya.Kevin menarik napas panjang, lalu ia menggenggam erat tangan Sarah dan berkata, "Ya, memang ada hal yang mengganjal pikiranku. Aku tahu pasti nanti kamu kecewa lagi," ucapnya pelan.Sarah menatap Kevin. "Hal apa?" tanyanya, menuntut penjelasan."Kalau akhir pekan depan aku tak jadi pergi denga

    Last Updated : 2024-05-21

Latest chapter

  • Dalam Pelukan Sang CEO   245. Kaulah Semestaku (TAMAT)

    ***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena

  • Dalam Pelukan Sang CEO   244. Menunggu Kehadiranmu di Dunia

    ***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu

  • Dalam Pelukan Sang CEO   243.Kebahagiaan yang Baru

    ***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai

  • Dalam Pelukan Sang CEO   242. Melepaskanmu

    ***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo

  • Dalam Pelukan Sang CEO   241. Lupakan Dia agar Kamu Bahagia

    ***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar

  • Dalam Pelukan Sang CEO   240. Bahagia Kembali Terbit

    ***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da

  • Dalam Pelukan Sang CEO   239. Pembuktian Cinta

    ***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah

  • Dalam Pelukan Sang CEO   238. Berkat yang Tuhan Kirim

    ***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean

  • Dalam Pelukan Sang CEO   237. Kau adalah Takdirku

    ***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In

DMCA.com Protection Status