Beranda / Romansa / Dalam Pelukan Sang CEO / 114. Pernyataan Cinta

Share

114. Pernyataan Cinta

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-18 16:47:22

***

Tubuh Zeline tiba-tiba bergetar hebat, wajahnya pucat dan keringat mengalir deras. Ia duduk di pojok ruang kerjanya sambil menutup telinganya, menangis sesenggukan dan diliputi rasa cemas karena petir yang menggelegar. Zeline mengidap astrapophobia, ketakutan ekstrim terhadap petir dan kilat. Fobia ini biasanya mereda seiring bertambahnya usia, tapi tidak untuk Zeline, apalagi sejak kecelakaan yang merenggut nyawa mamihnya di tengah hujan badai.

Bastian langsung masuk ke ruang kerja Zeline. Meski hampir sampai di kantornya, saat melihat hujan lebat disertai petir, ia memutuskan untuk kembali. Ia khawatir dengan fobia Zeline yang parah. Teleponnya yang tak dijawab Zeline semakin membuatnya gelisah.

Bastian menemukan Zeline meringkuk di pojok, menutup telinganya. Ia merengkuh tubuh Zeline, memeluknya erat. Zeline menatapnya nanar, air matanya terus mengalir.

"Jangan takut, ada Kakak di sini, semuanya akan baik-baik saja," bisik Bastian, menenangkan wanita itu dalam pelukannya.

Setel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Pelukan Sang CEO   115. Maafkan Aku

    ***Sudah hampir seminggu Kevin berada di Zurich, Swiss. Lelaki itu hanya sesekali menghubungi Sarah. Bahkan yang lebih sering memberi kabar adalah Sarah sendiri. Meski sangat sebal dengan sifat Kevin yang sulit diubah itu, Sarah sudah terbiasa. Alasan pria itu jarang menghubunginya hanya satu, pekerjaannya akan menjadi kacau jika sering berkomunikasi dengannya. Sungguh alasan yang aneh.Sarah sering protes, hanya meminta agar Kevin memberi kabar sekali saja sehari. Namun, Kevin selalu beralasan bahwa dia bisa gila karena tak sabar ingin segera bertemu dengannya. Lelaki itu memang unik; jika orang lain merasa semangat jika sering berkomunikasi saat berjauhan, Kevin malah sebaliknya. Pria yang aneh! Tapi Sarah selalu dibuat merindukannya tanpa henti!Sarah mengirim pesan lagi pada Kevin untuk kesebelas kalinya.To: Si kulkas beku[Kamu lelaki kulkas, lelaki kutub es yang ngeselin!! Setidaknya jika tak mau mendengar suaraku, kirimlah pesan padaku! Pesanku tak pernah kamu balas! Sudahlah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Dalam Pelukan Sang CEO   116. Melindunginya dengan Baik

    ***Sarah membuka matanya perlahan. Saat ia sadar, ia melihat sekelilingnya terasa asing. Seluruh tubuhnya masih terasa sakit dan lemas, wajahnya pun masih terasa perih. Ia melihat jarum infus tertancap di punggung tangan kirinya. Ia menyadari ada seorang lelaki yang sedang tertidur di sisi kanan ranjangnya. Sarah menyentuh wajah lelaki itu dengan lemah. Lelaki itu terbangun, mereka saling menatap. Wajah lelah dan penampilannya yang berantakan terlihat jelas. Lelaki itu tersenyum bahagia dan memeluk Sarah dengan erat."Terima kasih," bisiknya lembut dan mencium kening Sarah.Sarah menangis sesenggukan saat tiba-tiba mengingat kejadian itu. Kevin menatap penuh cinta dan menghapus air mata yang jatuh di wajah Sarah dengan lembut."Kamu baik-baik saja, dan aku tak akan pernah membiarkan siapapun menyakitimu lagi," ucap Kevin menenangkan."Maaf," Sarah hanya bisa mengatakan hal itu di sela isakan tangisnya. Sekali lagi, Kevin mencium puncak kepalanya, berharap sentuhan itu bisa menenangka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Dalam Pelukan Sang CEO   117. Kesalahanku

    ***Kevin menatap hangat ke arah wajah Sarah yang sedang tertidur pulas, hatinya sangat terluka saat melihat wajah Sarah yang dipenuhi luka lebam. Wajahnya penuh amarah ketika Sean memberi kabar bahwa Sarah tak sadarkan diri. Saat itu pula, ia langsung pulang ke Indonesia tanpa Richard dan Violet. Ia datang sendirian dan mempercayakan urusannya di Swiss pada manajernya, yang juga tangan kanannya.Ada yang membuka pintu kamar rawat VVIP yang digunakan Sarah. Kevin melihat ke arah pintu dan muncul wajah Zeline dan Bastian tersenyum ke arahnya. Lalu Zeline mendekat ke sisi ranjang karena ingin melihat Sarah yang sedang tertidur. Zeline kaget saat tahu wajah Sarah penuh lebam, membuatnya tak bisa menahan tangis."Kenapa bisa sampai begini, Kak?" tanya Zeline terbata-bata."Kumpulan para bedebah itu yang melakukannya," jawab Kevin."Mereka sudah ditangkap polisi?" tanya Bastian."Mereka sudah dibereskan tanpa bantuan polisi. Sean yang membereskannya," jawab Kevin dengan intonasi suara yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Dalam Pelukan Sang CEO   118. Bolehkah Aku Khawatir?

    ***Handsome, penampilan kamu kali ini sangat berbeda. Sungguh, kamu sangat gagah. Aku sedikit tak rela kalau kamu semakin mempesona," ujar Nisa menatap Sean dengan genit.Sean, seperti biasa, tak pernah merespon Nisa. Selalu saja menunjukkan ekspresi wajah datar."Sean, kamu akhirnya memakai baju yang aku belikan untukmu," seru Sarah merasa senang."Saya memakainya karena Nona Sarah yang memberinya," ucap Sean dengan bahasa formal."Kamu sangat keren dengan baju yang kupilihkan, dan kamu tampak jauh lebih muda. Mungkin gaya rambutmu saja bisa sedikit diubah biar kamu lebih muda lagi," saran Sarah."Jadi, kamu yang mengubah Handsome-ku ini?" tanya Nisa menatap Sarah penuh selidik.Sarah mengangguk. "Aku cuma memberinya hadiah, dan ternyata dia sangat keren memakainya.""Aku tak suka! Handsome-ku harus jadi diri sendiri saja. Aku suka dengan gaya bajumu yang kedodoran dan juga gaya rambut belah tengahmu," Nisa berusaha meyakinkan Sean."Sean masih jadi diri sendiri kok, aku cuma kasih

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Dalam Pelukan Sang CEO   119. Tak Pernah Ingkar Janji

    ***Kevin memeriksa semua berkas perusahaannya. Dia dituduh menggelapkan pajak perusahaan, dan ada surat pemanggilan dari kantor pajak untuknya. Dalam surat itu, ia dituduh bertanggung jawab dan disinyalir merugikan negara hingga ratusan miliar. Kevin dituduh menyampaikan SPT tahunan yang tidak lengkap dan tidak benar. Ada yang tidak beres dan ada yang ingin memfitnahnya. Kali ini ia menyadari bahwa ia kecolongan.Tak lama, pintu diketuk dan Sean masuk ke ruangannya dengan memakai baju petugas cleaning service. Sean menyerahkan sebuah flashdisk ke Kevin."Ini semua data yang Tuan minta. Semua bukti palsu yang memfitnah Tuan tersimpan di sini, dan juga ada bukti kuat siapa dalang yang memfitnah Anda," Sean menuturkannya secara rinci."Apa semua bukti sanggahan sudah siap semuanya?" tanya Kevin."Belum, Tuan. Semuanya sudah di-handle oleh Mr. Bertrand, hacker andalan dari The Black Sun," jawab Sean."Kira-kira dia butuh berapa lama untuk mendapatkan semua datanya?" tanya Kevin lagi."Pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Dalam Pelukan Sang CEO   120. Kamu adalah Kekuatanku

    ***Akhirnya, Sarah bisa tidur nyenyak di apartemennya. Beberapa hari terakhir di rumah sakit terasa seperti penjara baginya. Makanan yang tak menggugah selera dan jarum infus yang menyebalkan. Belum lagi obat-obatan yang harus dikonsumsinya sangat banyak, padahal ia hanya mengalami luka memar.Hari ini, Sarah memutuskan untuk istirahat seharian. Sebenarnya, ia ingin masuk kerja besok, tetapi Zeline menolaknya dengan keras. Semua persediaan makanan pun banyak. Jika Sarah ingin makan apa pun, tinggal bilang ke Sean.Sean seperti asisten multifungsi yang selalu siap dua puluh empat jam untuknya.Ponsel wanita itu berdering. Ia mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.“Halo.”“Sayang, kamu sudah sampai, kan?” tanya Kevin.“Iya. Aku sedang istirahat sekarang,” balas Sarah.“Sayang, kamu hari ini jangan lihat apa pun di gadget dan jangan menonton televisi!” pinta Kevin.“Lah, kenapa?” tanya Sarah.“Kamu harus fokus untuk kesembuhanmu. Istirahat, ya!” kata Kevin.“Aku kan cuma

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Dalam Pelukan Sang CEO   121. Banyak Hal yang Kutakutkan

    ***Reva dan Widodo sedang menikmati kemenangan mereka, sangat senang dengan pemberitaan media yang merusak citra Kevin. Widodo sudah tak sabar menanti proyek real estate di Singapura yang akan jatuh ke tangannya jika Kevin terbukti melakukan penggelapan pajak negara."Aku tak sabar duduk di kursi CEO," ucap Widodo."Sabar, jika hari ini Kevin terbukti menggelapkan pajak dan merugikan negara, maka jika nanti diadakan rapat dadakan oleh jajaran direksi, otomatis kamu yang akan menggantikannya," kata Reva penuh percaya diri."Akhirnya kita bisa menyingkirkan anak bawang itu dengan mudah," seru Widodo sangat senang."Sekalian kita menambah penderitaannya dengan membuat kekasihnya ikut hancur," Reva berseringai puas."Aku juga ingin mencicipi gadis itu, aku suka dengannya saat ia menjadi asisten anak bawang itu," seru Widodo."Ambil lah! Kalau perlu, aku akan membantumu agar kekasihnya itu bisa kamu dapatkan," Reva menawarkan."Kamu memang partner yang luar biasa! Aku beruntung bekerja sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Dalam Pelukan Sang CEO   122. Tidak Mau Menunggu Lagi

    ***Kevin terus tersenyum menatap Sarah yang sibuk menyiapkan sarapan untuknya. Pemandangan indah ini ingin segera ia wujudkan; ia harus mempercepatnya karena publik akhirnya sudah tahu siapa calon istrinya. Semalam mereka berdebat hingga larut malam ketika Kevin meminta tidur satu kamar dengan Sarah. Gadis itu menolaknya, meskipun Kevin tidak pernah melakukan hal yang tidak pantas meski berduaan di dalam kamar. Namun, Sarah tetap menolaknya dengan alasan bahwa siapa pun bisa khilaf. Itulah cara Sarah untuk menolaknya. Ia hanya ingin menguji wanita itu dan Sarah memang memegang prinsip yang sangat jarang ditemui di zaman modern seperti ini.Kevin tidak khawatir tentang hubungannya dengan Sarah, tapi ada satu hal yang ia takutkan: keraguan Sarah terhadapnya, terhadap hubungan mereka. Ia tidak ingin keraguan itu terus menghantui keberlangsungan hubungan mereka."Sayang," panggil Sarah dengan senyum manisnya. "Ayo, kita makan!" ajaknya.Kevin menghampiri Sarah dan duduk bersama."Aku mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20

Bab terbaru

  • Dalam Pelukan Sang CEO   245. Kaulah Semestaku (TAMAT)

    ***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena

  • Dalam Pelukan Sang CEO   244. Menunggu Kehadiranmu di Dunia

    ***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu

  • Dalam Pelukan Sang CEO   243.Kebahagiaan yang Baru

    ***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai

  • Dalam Pelukan Sang CEO   242. Melepaskanmu

    ***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo

  • Dalam Pelukan Sang CEO   241. Lupakan Dia agar Kamu Bahagia

    ***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar

  • Dalam Pelukan Sang CEO   240. Bahagia Kembali Terbit

    ***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da

  • Dalam Pelukan Sang CEO   239. Pembuktian Cinta

    ***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah

  • Dalam Pelukan Sang CEO   238. Berkat yang Tuhan Kirim

    ***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean

  • Dalam Pelukan Sang CEO   237. Kau adalah Takdirku

    ***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In

DMCA.com Protection Status