***Sudah hampir seminggu Kevin berada di Zurich, Swiss. Lelaki itu hanya sesekali menghubungi Sarah. Bahkan yang lebih sering memberi kabar adalah Sarah sendiri. Meski sangat sebal dengan sifat Kevin yang sulit diubah itu, Sarah sudah terbiasa. Alasan pria itu jarang menghubunginya hanya satu, pekerjaannya akan menjadi kacau jika sering berkomunikasi dengannya. Sungguh alasan yang aneh.Sarah sering protes, hanya meminta agar Kevin memberi kabar sekali saja sehari. Namun, Kevin selalu beralasan bahwa dia bisa gila karena tak sabar ingin segera bertemu dengannya. Lelaki itu memang unik; jika orang lain merasa semangat jika sering berkomunikasi saat berjauhan, Kevin malah sebaliknya. Pria yang aneh! Tapi Sarah selalu dibuat merindukannya tanpa henti!Sarah mengirim pesan lagi pada Kevin untuk kesebelas kalinya.To: Si kulkas beku[Kamu lelaki kulkas, lelaki kutub es yang ngeselin!! Setidaknya jika tak mau mendengar suaraku, kirimlah pesan padaku! Pesanku tak pernah kamu balas! Sudahlah
***Sarah membuka matanya perlahan. Saat ia sadar, ia melihat sekelilingnya terasa asing. Seluruh tubuhnya masih terasa sakit dan lemas, wajahnya pun masih terasa perih. Ia melihat jarum infus tertancap di punggung tangan kirinya. Ia menyadari ada seorang lelaki yang sedang tertidur di sisi kanan ranjangnya. Sarah menyentuh wajah lelaki itu dengan lemah. Lelaki itu terbangun, mereka saling menatap. Wajah lelah dan penampilannya yang berantakan terlihat jelas. Lelaki itu tersenyum bahagia dan memeluk Sarah dengan erat."Terima kasih," bisiknya lembut dan mencium kening Sarah.Sarah menangis sesenggukan saat tiba-tiba mengingat kejadian itu. Kevin menatap penuh cinta dan menghapus air mata yang jatuh di wajah Sarah dengan lembut."Kamu baik-baik saja, dan aku tak akan pernah membiarkan siapapun menyakitimu lagi," ucap Kevin menenangkan."Maaf," Sarah hanya bisa mengatakan hal itu di sela isakan tangisnya. Sekali lagi, Kevin mencium puncak kepalanya, berharap sentuhan itu bisa menenangka
***Kevin menatap hangat ke arah wajah Sarah yang sedang tertidur pulas, hatinya sangat terluka saat melihat wajah Sarah yang dipenuhi luka lebam. Wajahnya penuh amarah ketika Sean memberi kabar bahwa Sarah tak sadarkan diri. Saat itu pula, ia langsung pulang ke Indonesia tanpa Richard dan Violet. Ia datang sendirian dan mempercayakan urusannya di Swiss pada manajernya, yang juga tangan kanannya.Ada yang membuka pintu kamar rawat VVIP yang digunakan Sarah. Kevin melihat ke arah pintu dan muncul wajah Zeline dan Bastian tersenyum ke arahnya. Lalu Zeline mendekat ke sisi ranjang karena ingin melihat Sarah yang sedang tertidur. Zeline kaget saat tahu wajah Sarah penuh lebam, membuatnya tak bisa menahan tangis."Kenapa bisa sampai begini, Kak?" tanya Zeline terbata-bata."Kumpulan para bedebah itu yang melakukannya," jawab Kevin."Mereka sudah ditangkap polisi?" tanya Bastian."Mereka sudah dibereskan tanpa bantuan polisi. Sean yang membereskannya," jawab Kevin dengan intonasi suara yang
***Handsome, penampilan kamu kali ini sangat berbeda. Sungguh, kamu sangat gagah. Aku sedikit tak rela kalau kamu semakin mempesona," ujar Nisa menatap Sean dengan genit.Sean, seperti biasa, tak pernah merespon Nisa. Selalu saja menunjukkan ekspresi wajah datar."Sean, kamu akhirnya memakai baju yang aku belikan untukmu," seru Sarah merasa senang."Saya memakainya karena Nona Sarah yang memberinya," ucap Sean dengan bahasa formal."Kamu sangat keren dengan baju yang kupilihkan, dan kamu tampak jauh lebih muda. Mungkin gaya rambutmu saja bisa sedikit diubah biar kamu lebih muda lagi," saran Sarah."Jadi, kamu yang mengubah Handsome-ku ini?" tanya Nisa menatap Sarah penuh selidik.Sarah mengangguk. "Aku cuma memberinya hadiah, dan ternyata dia sangat keren memakainya.""Aku tak suka! Handsome-ku harus jadi diri sendiri saja. Aku suka dengan gaya bajumu yang kedodoran dan juga gaya rambut belah tengahmu," Nisa berusaha meyakinkan Sean."Sean masih jadi diri sendiri kok, aku cuma kasih
***Kevin memeriksa semua berkas perusahaannya. Dia dituduh menggelapkan pajak perusahaan, dan ada surat pemanggilan dari kantor pajak untuknya. Dalam surat itu, ia dituduh bertanggung jawab dan disinyalir merugikan negara hingga ratusan miliar. Kevin dituduh menyampaikan SPT tahunan yang tidak lengkap dan tidak benar. Ada yang tidak beres dan ada yang ingin memfitnahnya. Kali ini ia menyadari bahwa ia kecolongan.Tak lama, pintu diketuk dan Sean masuk ke ruangannya dengan memakai baju petugas cleaning service. Sean menyerahkan sebuah flashdisk ke Kevin."Ini semua data yang Tuan minta. Semua bukti palsu yang memfitnah Tuan tersimpan di sini, dan juga ada bukti kuat siapa dalang yang memfitnah Anda," Sean menuturkannya secara rinci."Apa semua bukti sanggahan sudah siap semuanya?" tanya Kevin."Belum, Tuan. Semuanya sudah di-handle oleh Mr. Bertrand, hacker andalan dari The Black Sun," jawab Sean."Kira-kira dia butuh berapa lama untuk mendapatkan semua datanya?" tanya Kevin lagi."Pa
***Akhirnya, Sarah bisa tidur nyenyak di apartemennya. Beberapa hari terakhir di rumah sakit terasa seperti penjara baginya. Makanan yang tak menggugah selera dan jarum infus yang menyebalkan. Belum lagi obat-obatan yang harus dikonsumsinya sangat banyak, padahal ia hanya mengalami luka memar.Hari ini, Sarah memutuskan untuk istirahat seharian. Sebenarnya, ia ingin masuk kerja besok, tetapi Zeline menolaknya dengan keras. Semua persediaan makanan pun banyak. Jika Sarah ingin makan apa pun, tinggal bilang ke Sean.Sean seperti asisten multifungsi yang selalu siap dua puluh empat jam untuknya.Ponsel wanita itu berdering. Ia mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.“Halo.”“Sayang, kamu sudah sampai, kan?” tanya Kevin.“Iya. Aku sedang istirahat sekarang,” balas Sarah.“Sayang, kamu hari ini jangan lihat apa pun di gadget dan jangan menonton televisi!” pinta Kevin.“Lah, kenapa?” tanya Sarah.“Kamu harus fokus untuk kesembuhanmu. Istirahat, ya!” kata Kevin.“Aku kan cuma
***Reva dan Widodo sedang menikmati kemenangan mereka, sangat senang dengan pemberitaan media yang merusak citra Kevin. Widodo sudah tak sabar menanti proyek real estate di Singapura yang akan jatuh ke tangannya jika Kevin terbukti melakukan penggelapan pajak negara."Aku tak sabar duduk di kursi CEO," ucap Widodo."Sabar, jika hari ini Kevin terbukti menggelapkan pajak dan merugikan negara, maka jika nanti diadakan rapat dadakan oleh jajaran direksi, otomatis kamu yang akan menggantikannya," kata Reva penuh percaya diri."Akhirnya kita bisa menyingkirkan anak bawang itu dengan mudah," seru Widodo sangat senang."Sekalian kita menambah penderitaannya dengan membuat kekasihnya ikut hancur," Reva berseringai puas."Aku juga ingin mencicipi gadis itu, aku suka dengannya saat ia menjadi asisten anak bawang itu," seru Widodo."Ambil lah! Kalau perlu, aku akan membantumu agar kekasihnya itu bisa kamu dapatkan," Reva menawarkan."Kamu memang partner yang luar biasa! Aku beruntung bekerja sa
***Kevin terus tersenyum menatap Sarah yang sibuk menyiapkan sarapan untuknya. Pemandangan indah ini ingin segera ia wujudkan; ia harus mempercepatnya karena publik akhirnya sudah tahu siapa calon istrinya. Semalam mereka berdebat hingga larut malam ketika Kevin meminta tidur satu kamar dengan Sarah. Gadis itu menolaknya, meskipun Kevin tidak pernah melakukan hal yang tidak pantas meski berduaan di dalam kamar. Namun, Sarah tetap menolaknya dengan alasan bahwa siapa pun bisa khilaf. Itulah cara Sarah untuk menolaknya. Ia hanya ingin menguji wanita itu dan Sarah memang memegang prinsip yang sangat jarang ditemui di zaman modern seperti ini.Kevin tidak khawatir tentang hubungannya dengan Sarah, tapi ada satu hal yang ia takutkan: keraguan Sarah terhadapnya, terhadap hubungan mereka. Ia tidak ingin keraguan itu terus menghantui keberlangsungan hubungan mereka."Sayang," panggil Sarah dengan senyum manisnya. "Ayo, kita makan!" ajaknya.Kevin menghampiri Sarah dan duduk bersama."Aku mer